Anda di halaman 1dari 13

Panel Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Membangkitkan listrik sendiri di rumah? Itu dimungkinkan dengan pemasangan panel surya /
solar cell, panel surya - solar cell mengubah sinar matahari menjadi listrik. Listrik tersebut

disimpan di dalam aki, aki menghidupkan lampu.


Dalam penggunaan panel surya / solar cell untuk membangkitkan listrik di rumah, ada beberapa
hal yang perlu kita pertimbangkan karena karakteristik dari panel surya / solar cell:

Panel surya / solar cell memerlukan sinar matahari. Tempatkan panel surya / solar cell
pada posisi dimana tidak terhalangi oleh objek sepanjang pagi sampai sore.

Panel surya - solar cell menghasilkan listrik arus searah DC.

Untuk efisiensi yang lebih tinggi, gunakan lampu DC seperti lampu LED.

Instalasi kabel baru khusus untuk arus searah DC untuk perangkat berikut ini misalnya:
lampu penerangan berbasis LED (Light Emiting Diode), kamera CCTV, wifi (wireless
fideliity), dll.

Kalau kita membuat rumah baru, disarankan untuk menggunakan PLN dan panel surya / solar
cell. Panel surya / solar cell digunakan untuk
sebagian penerangan (dalam hal ini
menggunakan arus searah DC) dan PLN untuk
perangkat arus bolak balik AC seperti: Air
Conditioning, Lemari Es, sebagian penerangan
dll.
Bila listrik DC yang tersimpan dalam aki ingin
digunakan menyalakan perangkat AC: pompa
air, kulkas, dsbnya maka diperlukan inverter
yang dapat mengubah listrik DC menjadi AC.
Sesuaikan kebutuhan daya yang dibutuhkan
dengan panel sel surya, inverter, aki.

Lampu LED sebagai


Penerangan Rumah

Saat ini sudah ada lampu hemat energi yang menggunakan DC seperti lampu LED. Bandingkan
lampu LED 3 Watt setara dengan Lampu AC 15 Watt.
Kekurangannya adalah:
* Instalasi kabel baru untuk lampu LED.
* Biaya pengadaan lampu yang lebih mahal.
Keuntungannya adalah:
* Penggunaan energi yang kecil
* Keandalan lampu LED 10 x lampu standard biasa
* Penggunaan kabel listrik 2 inti.

Voltage
Watt
Lifetime
Harga

Lampu AC
220 VAC
15 Watt
6,000 jam
+ Rp. 25,000

Lampu LED
12 VDC
3 Watt
50,000 jam
+ Rp. 250,000

Panel Surya / Solar Cell untuk Listrik AC


Bila kita berkeinginan untuk menggunakan energi sel surya untuk peralatan rumah lainnya, ikuti
contoh perhitungan berikut ini.
Bila kita membutuhkan daya listrik Alternating Current sebesar 2000W selama 10 jam per hari (
20KWh/hari ) maka dibutuhkan 24 panel sel surya dgn kapasitas masing-masing 210WP dan 30
aki @12V 100Ah. Ini berdasarkan perhitungan energi surya dari jam 7 pagi s/d jam 5 sore ( 10
jam ) dan asumsi konversi energi minimal 4 jam sehari.
Energi surya Jumlah panel sel surya Kapasitas panel sel surya Perhitungan Hasil
4 jam
24 panel
210 Watt
4 x 24 x 210 20.160 Watt hour
Dasar perhitungan jumlah aki adalah 2 x 3 x kebutuhan listriknya.
Adanya faktor pengali 3 untuk mengantisipasi bila hujan/mendung terus-menerus selama 3 hari
berturut-turut. Sedangkan faktor pengali 2 disebabkan battery tidak boleh lebih dari 50%
kehilangan kapasitasnya bila ingin battery-nya tahan lama, terutama untuk battery kering seperti
type gel dan AGM. Dengan kata lain diusahakan agar DOD ( Depth of Discharge ) tidak
melampaui 50% karena sangat mempengaruhi life time dari battery itu sendiri.
Jumlah Aki
100

Voltage
12 Volt

Ampere
100 Ampere hour

Perhitungan
100 x 12 x 100

Hasil
120.000 Watt hour

VIVAnews - Amerika Serikat resmi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga matahari terbesar.
Copper Mountain Solar Project, pembangkit listrik itu, mulai dikerjakan sejak sekitar setahun
lalu. Kini proyek pembangunannya telah selesai.
Seperti dikutip dari Earth Techling, 4 April 2011, Copper Mountain Solar Project berada di dekat
instalasi sel surya El Dorado Solar milik Sempra Generation yang lebih dulu dibangun, dan
mampu memasok daya sebesar 10 Megawatt.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari terbesar itu dimulai sejak Januari 2010.
Sebanyak 350 pekerja telah memasang 775 ribu panel surya yang secara total memakan ruangan
seluas 1,54 kilometer persegi di kawasan gurun pasir Nevada.
Setelah selesai dibangun, ia mampu menghasilkan energi terbarukan sebesar 48 Megawatt, dan
mampu memasok listrik hingga 14 ribu rumah di California. Saat ini, energi baik dari
pembangkit El Dorado dan Copper Mountain telah dijual ke Pacific Gas & Electric (PG&E)
untuk masa kontrak selama 20 tahun.
Meski memegang predikat proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar, dalam waktu dekat
proyek ini akan tampak seperti pembangkit listrik skala kecil. Soalnya, Amerika Serikat tengah
membangun pembangkit listrik serupa di kawasan Phoenix, Arizona yang rencananya akan
rampung akhir 2011.
Untuk tahap pertama, Mesquite Solar Complex, pembangkit listrik tenaga surya baru itu, akan
menyediakan listrik sebesar 150 megawatt. Langkah berikutnya adalah meningkatkan kapasitas
produksinya hingga mampu menghasilkan output total sebesar 700 megawatt.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya


1. PENDAHULUAN

Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon
hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan
bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya.
Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan
bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga
air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren
produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar nonfosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya.
Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan
dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika
Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan
program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negaranegara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat
diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya
atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat
komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend
teknologi yang ada.
2. KONSEP KERJA SISTEM PLTS
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari
sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok
daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi
listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang
berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih
dan ramah lingkungan.
Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan
bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang
dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat
merusak ekosistem planet bumi kita.

Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya,
rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance
free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam
hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering
digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi
listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian
elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki
dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka
kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses
pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan
tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik.
Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila
tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki
itu.
Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya
rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler
itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya
dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket
lengkap
itu
jelas
lebih
murah
dibandingkan
dengan
bila
merakit
sendiri.
Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal
bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan
matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu
berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik
yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan
selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik
yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler
optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari
sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.
Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031.
Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat
lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk
menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu,
kontroler macam ini cukup mahal.

KOMPONEN KOMPONEN DARI PLTS3.


1. Solar ModuleDalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat komponen utama PLTS yaitu
solar module. Setelah menjelaskannya, maka dilanjutkan dengan trend kedepan teknologi yang
berkaitan dengan solar module.
3.2 Apa itu solar cell?
Sebelum membahas sistim pembangkit listrik tenaga surya, pertama-tama akan dijelaskan secara
singkat komponen penting dalam sistim ini yang berfungsi sebagai perubah energi cahaya
matahari menjadi energi listrik. Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang
disebut solar cell yang besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini mengkonversikan
energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan komponen vital yang
umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. multicrystalline silicon adalah bahan yang paling
banyak dipakai dalam industri solar cell. Multicrystalline dan monocrystalline silicon
menghasilkan efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada amorphous silicon. Sedangkan
amorphus silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik
diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap penelitian.Sebagai
salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu prosentasi perubahan energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari solar cell yang sekarang diproduksi sangat
bervariasi. Monocrystalline silicon mempunyai efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon
mempunyai efisiensi 10~13 %. Amorphous silicon mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan
penemuan metode-metode baru sekarang efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai
16.0 % sedangkan monocrystalline dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu
konferensi pada September 2000, perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan
memproduksi solar cell yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang
terbesar yang pernah dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka
beberapa solar cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut
module. Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module
ini.Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil
(rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam pemanfaatannya
beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk
menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi.
Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp yang bernomor seri NE-J130A
yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1m2 untuk menghasilkan listrik sebesar
3.00 kW. Besarnya kapasitas PLTS yang ingin dipasang menambah luas area pemasangan.Untuk
lebih jelasnya, hirarki module dapat dilihat pada Gb. 3.1. Hirarki module (cell-module-array)

3.3 Teknologi Module


Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa trend berhubungan dengan teknologi module.
3.3.1. Building-integrated module
Selain dari pencarian bahan-bahan baru untuk meningkatkan efisiensi module yang nantinya
akan meningkatkan tenaga listrik dengan luas yang sama, maka trend sekarang adalah
memberikan nilai tambah module itu dengan menjadikan module sebagai bagian dari bangunan
yang menambah keindahan bangunan tersebut dan menambah kenyamanan orang-orang yang
tinggal di dalamnya.Disamping akan mengurangi biaya karena tidak diperlukan lagi biaya untuk
pemasangan atap. Dari segi module sebagai komponen pembangkit listrik tidak ada perubahan
dalam performansi yang dituntut. Tetapi dari segi module sebagai bahan bangunan maka
diperlukan syarat-syarat tambahan, seperti syarat kekuatan, daya tahan terhadap hujan, angin,
petir dan gangguan luar lainnya. Selain itu bagi para arsitektur syarat keindahan arsitektur juga
diperlukan. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh module yang dipakai juga sebagai

bahan atap bangunan.

Gb. 3.2. Housing roof-integrated module (sumber : JPEA)


3.3.2. AC module
Seperti yang telah diterangkan diatas module adalah komponen yang merubah energi cahaya
matahari menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan adalah DC. Untuk dapat dimanfaatkan
lebih banyak lagi biasanya listrik DC ini dirubah menjadi AC. Untuk diubah maka listrik DC dari
beberapa module digabungkan dan dikonversikan menjadi AC dengan alat yang disebut power
conditioner. Karena menggabungkan listrik dari beberapa module maka sistim pengkabelannnya
menjadi rumit dan kapasitas yang dibutuhkan dari power conditionernya pun menjadi
besar.Untuk mengatasi persoalan ini, maka sekarang dikembangkan apa yang disebut AC
module. Yaitu module yang langsung menghasilkan listrik AC. Secara prinsip tidak ada
perubahaan yang terjadi, tetapi secara teknologi diperlukan power conditioner berskala kecil
yang dapat dipasang di belakang module.Contoh power conditioner yang sekarang banyak
dipasarkan .

Gb. 3.3. Power Conditioner JH40EK


Gb. 3.3. adalah produk dari Sharp yang dapat dihubungkan dengan 8~9 lembar module. Berat
dari alat ini adalah sebesar 25 kg.Dua trend diatas adalah lebih pada pemberian nilai tambah
module agar pemanfaatannya lebih luas lagi. Disamping dua hal tadi untuk mendukung

perkembangan agar makin memasyarakatnya Pembangkit listrik tenaga surya maka dicari
metode-metode baru untuk menurunkan biaya per watt listrik yang dihasilkan.
Gb. 3.4. Contoh biaya produksi (sumber :

PVTEC)
Seperti terlihat dalam Gb. 3.4. bahwa biaya material tidak megalami penurunan yang berarti
walaupun jumlah produksinya makin bertambah. 3.4. Macam-macam Komponen Modul
Surya3.4.1. Macam-macam ModulMacam macam Modul ini ada beberapa, diantaranya ada
yang dipasang secara Individual ataupun secara umum.
Dipasang secara individual (Desentralisasi= Satu rumah satu paket pembangkit).
Karenanya cocok untuk program listrik rumah pedesaan (terpencil), dimana rumah satu dengan
lainnya berjauhan (akan sangat mahal jika listrik disalurkan melalui jaringan kabel).

Ekono
mis: 2
modul
5 lampu

Sedikit
Pemelihar
aan: 1
modul 3
lampu

Sedikit
Pemelihar
aan: 2
modul 5
lampu

Manfaat:
- Tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), hanya menggunakan sinar matahari yang

gratis, sehingga dapat dimanfaatkan didaerah terpencil.


- Dipasang secara individual (satu rumah satu system) sehingga jika rumah berjauhan sekalipun
tidak memerlukan jaringan kabel distribusi, dan gangguan pada satu system tidak mengganggu
system lainnya.
Berikut salah satu jenis modul yang sudah ada

dipasaran
Penggu
naan:
Catu daya Telekomunikasi, telemetry, system instrumentasi & signals, lampu bidan
desa/camping light dll.
.3.4.2.
CONTROLLERController/Charge Regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery/accu (apabila
battery/accu sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan ke battery/accu dan
sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban (apabila listrik dalam battery/accu tinggal 20-30%,
maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

Versi standard umumnya dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melindungi battery/accu


dengan proteksi-proteksi berikut:
.
a. LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2 V, maka untuk
sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan battery sudah melewati 12V, setelah
di charge oleh modul surya, maka beban akan otomatis dapat dinyalakan lagi
(reconnect).
.
b. HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul surya jika battery/accu sudah
penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke battery jika voltage battery kembali
turun.
.
c. Short circuit protection, menggunakan electronic fuse(sikring) sehingga tidak memerlukan
fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi system PLTS apabila terjadi arus hubung singkat
baik di modul surya maupun pada beban. Apabila terjadi short circuit maka jalur ke beban akan
dimatikan sementara, dalam beberapa detik akan otomatis menyambung kembali.
d. Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-).
e. Reverse Current, melindungi agar listrik dari battery/accu tidak mengalir ke modul surya
pada
malam
hari.
.

f. PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat battery tidak
disambungkan
ke
controller.
.
g. Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).
4. SISTIM KELISTRIKAN PLTS
Dalam bagian ini akan dibahas tentang sistim kelistrikan tenaga surya. Sebelumnya akan
dijelaskan beberapa istilah yang muncul disini. Pertama adalah power conditioner. Power
conditioner telah dijelaskan secara sangat singkat diatas, disini akan diterangkan sedikit lebih
detail.Inti dari alat ini adalah inverter. Yaitu komponen listrik yang berfungsi sebagai perubah
listrik DC menjadi listrik AC. Power conditioner selain berfungsi untuk menghasilkan listrik AC
yang bersih juga mengkontrol agar tegangan keluarannya berada dalam batas tegangan yang
diperbolehkan. Beberapa fungsi lain power conditioner dapat disimpulkan sebagai
berikut :sebagai switch yang mengontrol dimulainya dan dihentikannya kerja sistim.
4.4.1. Mendeteksi islandingIslanding adalah kondisi ketika terjadi pemutusan aliran listrik pada
jaringan distribusi yang dimiliki oleh perusahaan listrik sedangkan PLTS tetap bekerja. Hal ini
terjadi misalnya apabila timbul kerusakan pada jaringan distribusi listrik. Bila ini terjadi akan
membahayakan pekerja yang akan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada. Disini power
conditioner berfungsi untuk mendeteksi terjadinya islanding dan dengan segera menghentikan
kerja PLTS.
4.4.2. Pengontrol maksimum tenaga listrik
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh solar panel tergantung pada suhu udara dan kuatnya cahaya.
Pada suatu nilai suhu dan kuatnya cahaya, hubungan antara tenaga, tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan oleh solar panel.Disini fungsi dari power conditioner adalah bagaimana
mengontrol agar tenaga listrik yang diproduksi menjadi maksimum. Hal ini disebut dengan
istilah MPPT (Maximum Power Point Tracking).
5. Pembagian sistem PLTS Secara garis besar sistim kelistrikan tenaga surya dapat dibagi
menjadi :
5.1.Sistim Terintegrasi
Sistim ini dapat diterangkan secara visual pada Gb.3.5. Seperti terlihat pada gambar ini, listrik
yang dihasilkan oleh array dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu dialirkan
ke AC load. AC load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau kantor. Yang
menjadi ciri utama dari sistim ini adalah dihubungkannya AC load ke jaringan distribusi listrik
yang dimiliki oleh perusahaan listrik. Jadi apabila listrik yang dihasilkan oleh solar panel cukup
banyak -melebihi yang dibutuhkan oleh AC load- maka listrik tersebut dapat dialirkan ke
jaringan distribusi yang ada. Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit
kurang dari kebutuhan ac load- maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang dihasilkan

perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju secara peraturan telah

memungkinkan.
Gb. 3.6 Contoh Sistim di Rumah (sumber : Sharp Co.Ltd)Keterangan :
1. adalah solar panel; 2 adalah power conditioner ;3 adalah alat pendistribusi listrik ;4 adalah alat
pengukur banyaknya listrik yang dijual atau dibeli.
Keuntungan dari sistim ini adalah tidak diperlukan lagi battery. Biaya battery dapat dikurangi.
Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang solar panel, mereka akan mendapatkan
keuntungan dengan penjualan listrik. Persoalan yang dihadapi sekarang adalah soal teknis.
Karena terhubungi dengan sistim distribusi, maka masalah keselamatan menjadi perhatian yang
utama.Dan salah satu dari pemecahannya adalah membuat power conditioner yang mampu
mendeteksi apabila terjadi kecelakaan dan mampu mengkontrol tegangan apabila terjadi
perubahan tegangan di AC load dan beberapa soal teknis yang lain.
5.2. Sistim Independensi
Selain sistim terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistim independensi yang
merupakan sistim yang selama ini banyak dipakai. Seperti terlihat dalam gambar di bawah ini
sistim independensi dapat dibagi lagi yaitu yang dihubungkan dengan DC load dan yang
dihubungkan dengan AC load.
Contoh dari sistim yang dihubungkan dengan dc load adalah pembangkit listrik untuk peralatan
komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang di pegunungan. Sedangkan yang
dihubungakan dengan AC load adalah sistim pembangkit listrik untuk pulau-pulau yang
terpencil.Dalam sistim ini, battery memainkan peranan yang sangat vital. Bila ada kelebihan
listrik yang dihasilkan, misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di battery. Dan pada malam
hari listrik yang disimpan ini dialirkan ke load.

Sistim seperti ini banyak dipakai di negara-negara berkembang seperti contoh pada Gb.
3.8., Gb. 3.8 adalah sebuah contoh proyek di Mongol. Yaitu proyek pemasangan pembangkit
listrik untuk keperluan rumah sakit dan lampu penerangan. Dalam gambar ini terlihat PLTS
dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga angin. Kapasitas terpasang PLTS adalah 3.4
kW sedangkan dari tenaga angin 1.8 kW

Gb. 3.8
5.3. PLTS dilihat dari Perspektif Gender
Target Konsumen PLTS: Masyarakat didaerah yang belum Dilayani Listrik PLN.
Umumnya rumah terpencil, pendapatan rendah, kondisi infrastruktur minim, penerangan dengan
Lampu minyak tanah.Target dari PLTS :

Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat:

Memberikan penerangan (lampu), dg kualitas lebih baik, sehingga jam belajar dan
beraktifitas lebih panjang;

Membukakan akses pada informasi (radio, TV, internet);

Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian (surya untuk pompa air);

Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu dilakukan
oleh Koperasi Wanita/Nelayan/Tani/Desa), LSM;

Menciptakan Lapangan Kerja di desa (penjualan dan service center memerlukan banyak
tenaga lokal);

Menciptakan Tenaga Teknisi di desa.

Anda mungkin juga menyukai