P3MD
BUKU SAKU
A. JALAN TANAH
Untuk lalu lintas kurang dari 50 kendaraan roda 4 / hari
B. JALAN PERKERASAN
Untuk lalu-lintas 50-100 kendaraan roda 4 / hari
3. JALAN DISTABILISASI
C. JALAN ASPAL
3. Membangun prasarana yang sederhana, agar dapat dikerjakan oleh masyarakat setempat
tanpa mendatangkan tenaga ahli atau peralatan dari luar.
4. Mencari harga yang relative murah,agar dapat membangun prasarana yang lebih banyak,
mengingat kebutuhan prasarana jauh diatas biaya yang tersedia.
KONSTRUKSI PERKERASAN
1. JALAN KERIKIL
Jalan kerikil atau di daerah P. Kalimantan menyebutnya adalah jalan laterit ini sangat mudah
dilaksanakan karena bahan material yang dipergunakan adalah hasil alam dan tidak dari hasil
pengolahan atau pabrikasi.
Kelemahan dari jalan kerikil ini adalah tidak mampu menahan beban yang berat sehingga
jalan ini hanya disarankan untuk kondisi-kondisi jalan darurat atau jalan tembus yang fungsi
utamanya adalah sebagai jalan pionir untuk membuka kawasan desa-desa terpencil.
b. Hamparkan campuran kerikil dengan ketebalan tiap lapis 15 cm. Bila tebal pondasi
antara 15-25 cm, maka pondasi harus dihamparkan dalam 2 lapis yang sama tebalnya.
c. Bila bahan bahu jalan sama dengan bahan pondasi, maka bahan tersebut harus
disebarkan lapis demi lapis untuk seluruh lebar perkerasan dan bahu.
e. Bahan pondasi (kerikil) yang telah dihamparkan harus dipadatkan/digilas lapis demi
lapis dalam keadaan lembab (tidak becek).
Penjelasan Tambahan :
1. Untuk menjaga kerusakan permukaan lapis pondasi perlu dipertimbangkan pemberian lapis
resap ikat (prime coat) dan atau ditutup dengan lapis penutup.
2. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia, maka pemadatan dapat dilakukan dengan alat
timbris manual. Pemadatan dengan timbris mencakup serentak selebar jalan (berbaris).
Untuk itu diperlukan sekitar 6-10 pekerja, disesuaikan dengan lebar jalan rencana.
2. JALAN TELFORD
Sketsa konstruksi jalan :
Jenis jalan ini dahulu sering dipakai oleh masyarakat desa untuk membikin jalan desa,
tetapi lambat laun saat ini jalan telford jarang dilakukan karena memerlukan biaya yang
tinggi kecuali bagi desa-desa yang dekat dengan gunung berapi tentunya akan mudah
memperoleh bahan material ini.
Dari segi kekuatan mungkin tercapai tetapi dari segi kenyamanan saat melintas diatasnya
sangat kurang karena memang permukaan dari jalan Telford ini tidak rata.
b. Batu Belah
Batu belah diperoleh dari batu besar yang dibelah-belah, sehingga mempunyai
ukuran 15-20 cm
c. Batu Tepi
Seperti batu belah yang mempunyai ukuran 25-30 cm
d. Batu Pengisi
Dipecah dari batu besar mempunyai permukaan belahan lebih dari 3 bidang
dengan ukuran 5-7 cm
a. Bersihkan tanah dasar dari segala macam tanaman dan kotoran, kalau tanah masih
gembur harus dipadatkan dalam keadaan lembab/tidak becek.
b. Batu tepi dipasang dengan dasar lebih rendah dari permukaan tanah dasar jalan.
c. Hamparkan pasir urug setebal 10-15 cm secara merata diatas permukaan tanah
dasar
d. Batu belah disusun satu persatu berdiri tegak dengan bagian yng lebar posisi
dibawah
Uraian Koef
No
1 Pekerja 0,75000
2 Mandor 0,02500
Uraian Koef
No
1 Sirtu 1,20000
2 Pekerja 1,75000
3 Mandor 0,17500
Uraian Koef
No.
1 Batu Pecah (5/7 + 3/5) 0,21000
2 Batu belah (10/15) 0,63000
3 Pasir Urug 0,21000
4 Pekerja 0,34727
5 Mandor 0,04961
NB : Untuk analisa penggunaan alat berat akan khusus dibahas tersendiri
3. JALAN ASPAL
Karena sifat dari aspal yang kenyal tidak kaku maka dari segi kenyamanan jalan ini sangat
terpenuhi, dari segi perawatanya juga mudah.
Bahan :
a. Pasir
Pasir harus bersih dari segala kotoran dan minyak serta dalam kondisi kering. Ukuran
pasir maksimum 0,5 cm.
b. Aspal
Aspal keras digunakan sebagai pengikat antara permukaan jalan dengan pasir yang
ditaburkan. Volume 1 drum aspal adalah 150 kg
a. Panaskan aspal yang ada dalam drum. Pemanasan tidak boleh terlalu panas karena
dapat menyebabkan kebakaran dan sifat kelengketan kelenturan aspal rusak.
b. Bersihkan permukaan pondasi jalan dari kotoran dan debu, dengan sapu lidi atau
sikat ijuk.
d. Hamparkan pasir bersih dan kering sewaktu aspal dipermukaan jalan masih dalam
kondisi panas. Hal ini akan membuat pelekatan yang baik antara aspal di
permukaan dengan pasir yang di hamparkan.
e. Lakukan pemadatan pasir dengan mesin gilas atau stamper atau timbris pada saat
aspal di permukaan masih panas, agar didapatkan kepadatan yang sebaik-bainya.
Bahan-bahan :
a. Batu Pokok ukuran 3-5 cm
d. Aspal
Cara kerja :
a. Siapkan batu poko, batu pengunci, batu penutup disepanjang jalan tepi jalan yang akan
diberi lapisan lapen
b. Bersihkan dan ratakan permukaan pondasi jalan dari kotoran dan debu, dengan
menggunakan sapu lidi atau sapu ijuk.
d. Padatkan batu pokok dengan mesin penggilas atau dengan alat manual seperti stamper
atau timbris.
e. Panaskan aspal yang ada di drum yang telah dibuka bagian badan atau tutupnya,
pemanasan ini tidak boleh terlalu panas karena akan menimbulkan kebakaran dan
hilangnya sifat lengket dan kelenturan aspal.
g. Hamparkan/sebarkan batu pengunci sebanyak 0,017 meter kubik setiap meter persegi
dan buat kemiringan melintang ± 3 %
j. Hamparkan/sebarkan batu penutup atau pasir sebanyak 0,01 meter kubik setiap meter
persegi dan buat kemiringan melintang ± 3 %
5. JALAN BETON
Saat ini jalan menggunakan perkerasan rigid (kaku) yang sering dibangun di desa-desa adalah
jalan beton. Banyak pertimbangan kenapa jalan ini sebagai pilihan masyarakat desa untuk
memakai jalan ini antara lain :
1. Kurang nyaman saat mengendarai kendaraan di atas jalan ini karena sifatnya yang
keras atau kaku (rigid).
2. Apabila terdapat di daerah yang lembab maka lumut yang tumbuh di permukaan
beton akan menjadikan permukaan jalan ini menjadi licin.
Bahan-bahan :
a. Pasir beton
b. Kerikil / Split / Batu pecah 2/3
c. Semen PC
d. Besi Warmesh
Cara Kerja :
a. Bersihkan permukaan tanah dari berbagai tanaman, akar-akaran dan kotoran. Kemudian
padatkan dengan cara manual atau mekanik/mesin.
b. Pasang begesting dari papan di kanan dan kiri jalan dan tentukan ketinggian papan
begesting sama dengan ketebalan rencana jalan beton
Papan Begesting
c. Pasang plastic diatas permukaan tanah, fungsi dari plastic ini adalah untuk mencegah
beton langsung kontak dengan tanah serta menghambat air semen untuk cepat terserap
kedalam tanah.
d. Pasang besi wermesh (bila memakai) dan pasang beton decking dibawah besi agar posisi
besi tidak di dasar beton.
f. Rawat selama beton mengeras dengan menyiram air di permukaan beton selama 21 hari,
hal ini dimaksudkan agar proses pengerasan beton menjadi sempurna. Dan kalau bias
pada siang hari ditutup dengan terpal setelah disiram agar memperoleh hasil yang
maksimal.
Bahan :
b. Aspal
a. Memanaskan agregat pasir diatas lembaran besi, hal ini dilakukan agar antara pasir
dengan aspal bisa melekat dengan seutuhnya. Pencampuran dan pemanasan dilakukan
dengan menggunakan pelat baja tipis yang ditaruh di atas drum oli kosong.
b. Proporsi bahan campuran yang benar di dalam campuran tersebut merupakan keharusan
untuk kualitas produk, dan sama pentingnya adalah bahwa bahan-bahan campuran
dipanaskan secara terpisah sebelum dicampur. Juga sangat penting bahwa suhu
pencampuran yang benar secara cermat dikontrol untuk menjamin campuran berkualitas
baik.
c. Sebelum menempatkan campuran aspal dasar jalan harus beri lapisan dasar guna untuk
memastikan daya lekat yang baik antara perkerasan dan base course melalui partikel debu
Buku Saku Kader Teknik Desa
Seri 01 : Jalan Perdesaan
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
P3MD
pengikat. Material lapisan dasar adalah aspal yang dipanasi yang dicampur dengan minyak
tanah dalam rasio 35-40%.
d. Campuran lapisan dasar tersebut harus disemprot untuk secara cermat mengontrol rasio
aplikasi. Setelah penyemprotan, jalan tersebut harus ditutup untuk lalu lintas untuk
memungkinkan lapisan dasar mengering dan berfungsi dengan benar.
e. Kemudian setelah mengering agregat latasir yang masih panas dihampar dipermukaan
pondasi secara merata.
f. Pemadatan
Setelah permukaan rata agar segera dilakukan pemadatan dengan menggunakan mesin
gilas dengan roda yang dibasahi air agar agregat pasir dan aspal tidak lengket di roda mesin
gilas. Pada pemadatan ini sangat disarankan menggunakan mesin gilas karena apabila
menggunakan alat manual (Stamper/Timbris) tidak akan tercapai kerapihan permukaan
dan kekuatannya.
Pada prinsipnya jalan titian dari kayu ini sangat identic dengan daerah di Indonesia yang
bertanah rawa dan gambut, pada musim kemarau permukaan tanah ini lunak dan apabila
musim penghujan selalu tergenang oleh air.
Secara umumnya jalan titian kayu ini sama dengan konstruksi jembatan kayu, tetapi
mempunyai lebar yang kecil antara 1 - 2 meter dan mempunyai panjang yang mencapai
ratusan meter. Bahan utama kayu yang berkualitas baik (Benuas dan Ulin) sekarang sudah
sulit ditemui tetapi pada daerah pedalaman Kalimantan masih sering dibangun tipe jalan
ini.
Kelemahan jalan ini adalah disamping kualitas kayu yang bagus sulit ditemui sehingga
tingkat kekuatan terutama papan lantai harus sering diperiksa juga berisik saat dilewati
kendaraan diatasnya. Dibeberapa daerah untuk lantainya ditambahkan beton agar lebih
nyaman dana awet penggunaanya.
DAFTAR PUSTAKA