Anda di halaman 1dari 18

PENYUSUNAN DESAIN DAN RAB

Penyusunan desain Dan RAB yaitu :

a. Pembuatan rencana Pelaksanaan Kegiatan / Desain dan RAB


TPU bersama KPMD/K dan FT melakukan survai dan pengukuran lokasi dan survai harga
material. Bila TPU dan KPMD/K sudah mampu, selanjutnya berdasarkan hasil survai
dibuatkan desain, gambar teknis (usulan prasarana) atau rencana pelaksanaan kegiatan dan
RAB nya. Proses pembuatan desain dan RAB dengan tetap mengacu kepada sertifikasi teknis
sehingga terjamin mutu kegiatanya.

b. Pemeriksaan desain dan RAB


Setiap desain dan RAB yang telah selesai dibuat oleh tim desa harus diperiksa oleh FT.
Sedangkan desain dan RAB yang pembuatanya difasilitasi oleh FT harus diperiksa oleh
KMT.

Khusus untuk kegiatan prasarana termasuk rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
pengadaan bahan yang diajukan harus memenuhi beberapa kriteriateknis termasuk aspek
lingkungan sebagai berikut :

a. Komponen RAB yang menyertakan dana swadaya dilampiri dengan surat pernyataan
kesanggupan memberikan swadaya senilai yang tercantum dalam RAB
b. Setiap kegiatan yang dilakukan dimungkinkan adanya sumbangan lahan atau aset lain
dari masyarakat. Sumbangan ini dapat bersifat sukarela demi kepentingan umum dan
dapat pula sumbangan bersifat konpensasi. Oleh sebab itu masyarakat wajib diberi
penjelasan yang lengkap, tepat dengan persyaratanya, serta prosesnya didokumentasikan
dengan baik.
c. Apabila diberikan konpensasi maka prosesnya mengikuti ketentuan yang berlaku dan
layak sesuai kondisi setempat. Biaya konpensasi tersebut tidak boleh dialokasikan dari
dana BLM tetapi berasal dari sumber lain yang tidak mengikat.
d. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan maka proses pemberian konpensasi harus sudah
diselesaikan.
e. Rencana pemeliharaan harus sudah dibuat mencakup tugas tim pemelihara, persiapan
pelatihan dan identifikasi sumber dana yang akan digunakan.
f. Setiap pelaksanaan kegiatan harus meminimalkan pengaruh buruk sosial ekonomi
masyarakat sekitar

Revisi desain dan RAB adalah perubahan oleh FT/KMT setelah melakukan pemeriksaan
berkaitan dengan kebutuhan teknis semata, perubahan ini terkait dengan dimensi, spesifikasi,
perlengkapan (misal: proyek jalan ditambah gorong gorong, drainasi dll), harga dan
volume.revisi dalam kaitan ini masih dalam satu jenis proyek ( misal : jembatan tetap
jembatan )

c. Sosialisasi desain dan RAB


Sosialisasi desain dan RAB di desa bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat
terutama kelompok pengusul tentang Pokok pokok rencana yang telah disusun sesuai kaidah
teknis dan sesuai dengan standar lingkungan . Sosialisasi dilakukan dalam musyawarah desa
yang difasilitasi oleh TPU dibantu FK dan FT. Desain dan RAB ini juga harus ditempelkan
pada papan papan informasi yang telah disediakan.
PERAN KPMD/T DALAM PEMBUATAN DESAIN DAN RAB

A. Alat pembuatan desain dan RAB


Pembuatan desain dan RAB dilakukan setelah MAD II setelah calon desa yang mendapatkan
Progam PNPM MP disusun menurut rangking. Proses desain dan RAB dimulai dari desa
rangking pertama setelah nilai RAB didapat dilanjutkan dengan rangking kedua, ketiga dan
seterusnya hingga dana yang dialokasikan ke kecamatan habis.
Langkah langkah pembuatan desain dan RAB :
1. Survay
 Mengumpulkan informasi mengenai situasi dan kondisi lokasi calon prasarana
 Mengumpulkan informasi tentang apa yang akan dilayani
 Mempersiapkan peralatan
 Mempersiapkan personil
 Memilih detail lokasi
 Melakukan pengukurab dan investigasi
 Mengumpulkan informasi mengenai harga bahan, alat serta upah tenaga kerja
2. Desain
 Memilih konstruksi yang cocok yaitu kuat awet mudah dipelihara serta sederhana
sehingga dapat dipelihara oleh orang desa.
 Sesuai dengan batasan dan aturan dalam PNPM MP
 Menghitung konstruksi
 Membuat gambar
3. Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
 Menghitung volume pekerjaan
 Menganalisa kebutuhan upah bahan dan alat
 Menghitung RAB berdasarkan analisa kebutuhan upah, bahan dan alat serta hasil survai
harga

B. Tugas KPMD dalam pembuatan desain dan RAB


1. Survay
 Memberikan informasi kepada FK tentang situasi dan kondisi lokasi calon prasarana
 Mengumpulkan informasi tentang calon pemakai prasarana
 Membantu TPKmempersiapkan peralatan survai
 Membantu TPK mempersiapkan personil untuk survai
 Membantu FK melakukan pengukuran
 Bersama TPK dan masyarakat melakukan survai harga bahan alat dan upah tenaga kerja.

2. Desain
 Belajar dari FK cara mendesain melalui OJT
 Membantu FK dalam pembuatan desain dan gambar
 Membantu FK menjelaskan konstruksi yang dipilih dan hasil desain kepada TPK dan
masyarakat

3. Rencana Anggaran Biaya


 Belajar dari FK cara mendesain RAB.
 Membantu FK dalam mendesain RAB.
 Membantu FK menjelaskan hasil RAB.
 Menginfentarisasi tenaga kerja, bahan dan alat.
PRASARANA JALAN

FUNGSI JALAN
 Meningkatkan hubungan kegiatan ekonomi
 Mempercepat akses

KRITERIA JALAN
1. Bermanfaat bagi masyarakat banyak
2. Kualitas Jalan :
 Bahan memenuhi syarat
 Trial lapangan
 Sertifikasi Pekerjaan
3. Dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat
4. Tidak mengganggu lingkungan
5. Perhatikan jenis pemakai lalu lintas dan perkiraan tingkat
kepadatanya

Desain dibuat lengkap meliputi :


 Penampang melintang tipikal
 Alinyemen horisontal
 Alinyemen vertikal / penampang memanjang
 Landai maksimum
 Jarak Pandangan

JENIS-JENIS JALAN YANG UMUM :


1. Jalan dengan konstruksi Telfort
2. Jalan dengan konstruksi Telasah
3. Jalan dengan konstruksi Sirtu
4. Jalan dengan konstruksi Rabat beton
5. Jalan dengan konstruksi Aspal hanya diijinkan pada daerah jalan
yang telah mantap dan tanjakan pada jalan baru lebih besar dari 12
%, maksimum 150 meter.

JENIS JENIS JALAN YANG KHUSUS :


Untuk daerah rawa, sungai dan daerah khusus lainya akan dibahas oleh
Fas Teknik Kab dan FK berasarkan kondisi setempat

PERKERASAN JALAN
Cara pemilihan konstruksi perkerasan jalan :

Konstruksi Penggunaan Keuntungan Kerugian


Perkerasan

Telfort - Pada daerah datar dan - Konstrusi kuat - Tidak semua desa
pegunungan - Mudah perbaikanya mudah untuk
- Tanah yang lunak dan mendapatkan batu
keras belah

Telasah Pada tanjakan tajam Permukaan lebih baik - Sulit diaspal


dari pada konstruksi - Perlu tenaga ahli
telford khusus

Sirtu - Pada tanah datar Mudah pelaksanaanya - harus digilas


- Daerah pantai - mudah tererosi

Rabat beton - Tanah labil - Awet - Mahal


- mudah pecah dan lembek - Mudah perbaikanya
- pada tanjakan
- Singkapan batu

Aspal Tanjakan lebih dari 12 %, Permukaan lebih baik - Mahal


maksimum 150 m (tiap - Perawatan susah
tanjakan)
TAHAPAN PEMBUATAN JALAN
( Pada jalan yang sudah ada )

Contoh 1. Perkerasan telfort

 Pembuatan / pembukaan badan jalan


- Pembersihan lapangan
- Penentuan As jalan
- Pengukuran lebar perkerasan
- Pemasangan patok dan batu pinggir
- Pembuatan punggung sapi
- Pemadatan badan jalan
 Penghamparan lapisan bawah / pasir urug setebal 5 cm
 Pembuatan perkerasan jalan ( batu tepi dipasang lebih dulu
dilanjutkan batu yang ditengah dipasang berdiri dan dipasang batu
pengunci di atasnya)
 Penghamparan lapisan penutup / Sirtu setebal 5 cm
 Pemadatan lapisan penutup perkerasan dengan stum 6 – 8 ton

Contoh 2. Pengaspalan

 Pembersihan rumput dan akar tanaman.


 Pematokan dan pengukuran bagian jalan yang akan di aspal
(lebar 2.5 m) dengan meteran dan tali tambang.
 Penghamparan batu pecah 3/5 diratakan kemudian digilas
dengan stum sampai padat.
 Penghamparan sebagian batu pecah 2/3 pada bagian yang masih
rusak atau berlubang, kemudian digilas dengan stum sampai
padat.
 Penghamparan aspal panas (cair) sampai merata dengan gayung.
 Penghamparan sebagian batu pecah 2/3, diratakan kemudian
digilas dengan stum sampai padat.
 Penghamparan sebagian batu pecah ½, diratakan kemudian
digilas dengan stum sampai padat.
 Penghamparan aspal panas (cair) sampai merata dengan gayung.
 Penghamparan batu Skreeneng, diratakan kemudian digilas
dengan stum sampai padat.

BANGUNAN PELENGKAP JALAN

 Saluran samping
 Gorong-gorong
 Pembuatan saluran samping
 Perlindungan tebing
PRASARANA AIR BERSIH

BAB I. LATAR BELAKANG

I.1. DEFINISI AIR BERSIH


Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, masak,
mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial bagi kehidupan
sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih bila
memenuhi syarat sebagai berikut:
 Jernih/tidak berwarna.
 Tidak berbau.
 Tidak berasa.

I.2. KRITERIA AIR


 Air bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air besih yang
berlaku
 Air baku adalah air yang yang memenuhi ketentuan baku mutu air baku
yang dapat diolah menjadi air minum
 Air minum adalah Air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum
yang berlaku

I.3. TUJUAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH


 Meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama untuk masyarakat
miskin.
 Meningkatkan dan memberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan
sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.
 Meningkatkan efisiensi waktu dan effektifitas pemanfaatan air bersih

BAB II. JENIS DAN CARA PENGOLAHAN AIR

II.1. BEBERAPA JENIS SUMBER AIR BERSIH YANG DAPAT


DIMANFAATKAN
A. Air Permukaan
Adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai, saluran irigasi, danau,
dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air permukaan :
a. Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana
b. Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL)
c. Pengelolaan air permukaan non gravitasi
B. Mata Air
Adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke permukaan tanah
sebagai akibat dari
a. Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
b. Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran
Gravitasi Kontak
Ada (2) alternatif sistem pengolahan mata iar untuk air bersih, yaitu :
a. Mata air gravitasi dan kran umum
b. Mata air non gravitasi dan hidran umum

Tabel.1. EVALUASI KUALITAS AIR


PARAMETER MASALAH PENGOLAHAN KESIMPULAN
KUALITAS
Bau Bau Tanah Kemungkinan Mungkin bisa
dengan saringan dipakai namun
karbon aktif perlu pengolahan
percobaan dulu.
Bau Besi Aerasi + saringan Bisa dipakai
pasir lambat dengan pengolahan
Bau sulfur Kemungkinan Kalau bau sekali
aerasi tidak bisa dipakai
kalau bau sedikit
bisa dipakai
dengan pengolahan
Bau lain Tergantung jenis Tidak bisa dipakai
bau kecuali percobaan
pengolahan
berhasil
Rasa Rasa asin / Tidak mungkin Tergantung kadar
payau CI dan pendapat
masyarakat.
Rasa Besi Aerasi + saringan Bisa dipakai
pasir lambat dengan pengolahan
Rasa tanah Kemungkinan Mungkin bisa
tanpa kekeruhan dengan saringan dipakai
karbon aktif perlu pengolahan
percobaan dulu
Coklat bersama Sama dengan Sama dengan
kekeruhan kekeruhan
Rasa lain Tergantung jenis Tidak bisa dipakai
rasa kecuali percobaan
pengolahan
berhasil
Kekeruhan Kekeruhan Saringhan pasir Bisa dipakai
sedang lambat dengan pengolahan
Kekeruhan tinggi Dengan Bisa dipakai
pembubuhan dengan pengolahan
Sambungan Tabel. 1.
PARAMETER MASALAH PENGOLAHAN KESIMPULAN
KUALITAS
Kekeruhan Coklat dari Dengan Pengolahan agak
lumpur pembubuhan mahal
PAC
Putih Dengan Bisa dipakai
pembubuhan dengan pengolahan
PAC dulu
Agak kuning Dengan Mungkin bisa
sesudah air pembubuhan dipakai perlu
sebentar di PAC pengolahan
ember Aerasi + sistem pecobaan dulu
saringan pasir

Warna Coklat tanpa Kemungkinan Mungkin dipakai


kekeruhan dengan saringan perlu pengolahan
karbon aktif pecobaan dulu
Coklat bersama Sama dengan Sama dengan
dengan kekeruhan kekeruhan
kekeruhan
Putih Mungkin dengan Tidak bisa dipakai
pembubuhan kecuali percobaan
dengan PAC pengolahan
berhasil
Lain Tergantung jenis Tidak bisa dipakai
warna keculai percobaan
pengolahan
berhasil

C. Air Tanah
Adalah sumber air dalam tanah yang tersimpan dalam lapisan aktifer yang
dibedakan menjadi :
a. Air tanah dangkal; kedalaman muka air tanah kurang dari 20 meter
b. Air tanah dalam; kedalaman muka air tanah lebih besar dari 20 meter
Ada tiga sisitem pengolahan air tanah :
a. Sumur Gali
b. Sumur Pompa Tangan Dangkal (SPT Dangkal)
c. Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT Dalam)
D. Air Hujan
Adalah sumber air baku khususnya bagi daerah yang kesulitan
mendapatkan sumber air :
Ada dua alternatif sisitem pengolahan air hujan :
a. Penampungan Air Hujan (PAH) Individu; volume sekitar 500 liter (0.5 m 3)
– 1000 liter (1 m3).
b. Penampungan Air Hujan (PAH) Komunal; volume sekitar 30 m 3.
Parameter Air yang dibutuhkan
Kebutuhan air standar untuk tiap jiwa membutuhkan 30 - 60 liter / hari atau
tiap seribu orang / jiwa di desa membutuhkan debit air 0.35 s/d 1 liter / detik.
Untuk bahan yang berbau, berasa, kekeruhan dan berwarna diperlukan pengolahan air.
Pada umumnya air yang berasal dari air permukaan berwarna keruh, sehingga perlu
diolah

II.2. Pengolahan dan Penyaluran


A. Cara pengolahan :
1. Saringan (saringan pasir lambat, saringan karbon aktif)
Pengolahan air jenis ini dapat dilakukan bila kualitas air mempunyai
kondisi :
 Air yang kondisinya bermasalah dengan bau tanah dan bau besi.
 Air dengan kondisi rasa tanah dan besi.
 Air dengan kondisi terlalu banyak kapur.
2. Bahan Kimia atau koagulasi
Pengolahan air dengan bahan kimia tergolong lebih sulit dan penentuan
pengolahannya harus dilakukan percobaan dan menguji tingkat keasaman
air terlebih dahulu untuk penentuan bahan koagulan yang harus
digunakan.
Contoh pengolahan air dengan koagulan yaitu bila air mengandung
mangaan atau ferrum (besi) yang biasanya ditandai dengan
 berwarna kuning setelah ditampung
 kotoran mengumpal dan tidak mudah larut dalam air
B. Penyaluran air dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Secara Gravitasi
 Saluran Perpipaan
 Saluran terbuka (talang air, dll)
2. Secara mekanis
 Dengan Pompa
- Tenaga mekanis (listrik atau diesel)
- Hidran
C. Pohon Famili untuk Pengolahan Air Baku

Air Baku

Air Bersih Air Kotor Test keasaman air/ph

Bangunan Proses
Bangunan Netralisasi
Penampung
Perlindung (test ph air)

Aerasi
(Oksidasi)
Pengendapan &
Pengurasan
Koagulasi-
Saringan flokulasi-
Pasir sedimentasi
Lambat

Instalasi air Penerima Manfaat


bersih

BAB III. TAHAP PERENCANAAN

III.1. Data perencanaan air bersih berisi antara lain :


1. Data umum desa serta peta desa
2. Kondisi kualitas (Kuantitas, Kualitas, dan Kontinuitas) sarana air bersih
yang ada dan dipergunakan saat ini.
3. Sumber dari air bersih yang ada dilengkapi dengan perkiraan debit,
ukuran dan kondisi elevasi serta jarak ke desa.
4. Pemilihan penggunaan teknologi prasarana yang diinginkan berdasarkan
kondisi teknik dan kemampuan masyarakat.

5. Melihat alternatif penempatan bak pelepas tekan atau bak distribusi serta
bentuk dan ukurannya.
6. Kesiapan masyarakat untuk menerima prasarana tersebut.
7. Gambar sketsa jarak, perkiraan ketinggian dan rencana lokasi prasarana
dan daerah pelayanan.

III.2. Kriteria Perencanaan


1. Prasarana yang dibangun adalah sistem pembangunan yang sederhana
2. Memenuhi persyaratan dan perencanaan teknis yang ada.
3. Memanfaatkan bahan dan sarana setempat / yang tersedia di desa.

BAB IV. BAGIAN – BAGIAN CONTOH SARANA AIR BERSIH

IV.1. BAK PENAMPUNG


1. Bak penampung berfungsi sebagai penampung / penyimpanan air untuk
mengatasi problem naik turunnya kebutuhan air dan kecilnya sumber air,
juga dapat memperbaiki mutu air melalui pengendapan, bak ini dapat pula
berfungsi sebagai pelepas tekan.
2. Semua sudut dinding dibuat lengkung untuk memudahkan pembersihan.
3. Pipa keluaran (Outlet) ke pipa transmisi harus dipasang kira-kira 5 – 20
cm diatas lantai bak dan harus memakai saringan.
4. Pipa / lubang peluap harus dipasang sedikit lebih tinggi daripada pipa
masukan. Pipa peluap sekaligus bisa berfungsi sebagai lubang hawa, dan
harus berdiameter cukup besar untuk melayani aliran maksimum yang
sudah diperhitungkan. (minimal 50 mm)
5. Atap / plafon bak harus mempunyai kemiringan yang cukup, sehingga air
hujan tergenang diatasnya dan harus mempunyai lubang (Manhole) yang
besarnya cukup untuk dimasuki orang ke dalam bak.

Gambar 1. Penampungan Air Bersih

IV.2. BAK PENANGKAP AIR


A. MATA AIR
 Bak penangkap air berfungsi sebagai perlindungan air
 Direncakan sederhana ekonomis dan bebas dari pencemaran.
 Disarankan menggunakan beton campuran 1pc : 2ps : 3 kr karena bersifat
kedap air.
 Tinggi maksimal bangunan didasarkan pada tinggi muka air maksimum
ditambah ruang / tinggi bebas minimal 50 cm.
 Bak penangkap air di lengkapi dengan pipa pengumpul air.

B. AIR PERMUKAAN
 Bak penangkap air ditempatkan pada lokasi yang bebas dari penggerusan
aliran air.
 Direncanakan sederhana, ekonomis dan bebas dari pencemaran
 Disarankan menggunakan konstruksi beton campuran 1pc : 2ps : 3 kr
karena bersifat kedap air.
 Tinggi maksimal bangunan didasarkan pada tinggi muka air maksimum
ditambah ruang / tinggi bebas minimal 50 cm.
 Dilengkapi dengan saringan kasar dan halus.

IV.3. BAK PELEPAS TEKAN


Adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan
hidrostatis didalam pipa menjadi nol dan ditempatkan bilamana selisih tinggi (∆H)
sebagai berikut.
- 80 meter untuk jenis pipa besi (galvanis iron)
- 65 meter untuk jenis pipa PVC (Poly Vinyl Carbonat)
Berikut merupakan contoh bak pelepas tekan pada sarana dan prasarana
perdesaan.

Gambar. 2. Contoh Bak Pelepas Tekan


IV.4. BAK PEMBAGI
Suatu bangunan yang berfungsi juga sebagai bak pelepas tekan dan
ditempatkan lebih tinggi dari hidran umum yang disuplaynya untuk memudahkan
pelayanan jaringan, kontrol, perbaikan dan pemeliharaan.

Gambar. 3. Contoh Bak Pembagi

IV.5. PIPA TRANSMISI


Suatu jaringan yang berfungsi membawa air baku dari sumber ke lokasi
pengolahan dan atau dari bangunan pengumpul ke titik awal jaringan distribusi.

Gambar. 4. Pipa Transmisi

IV.6. PIPA DISTRIBUSI


Suatu jaringan perpipaan yang berfungsi mengalirkan air bersih dari titik akhir
pipa transmisi menuju daerah pelayanan.
Gambar. 5. Pipa Distribusi

IV.7. JEMBATAN PIPA


Konstruksi jembatan pipa yang biasa digunakan untuk air bersih dapat
memberikan beda ketinggian yang kecil, yang dapat mengurangi tekanan yang
terjadi didalam pipa. Hal ini diharapkan umur konstruksi jaringan pipa akan
semakin tinggi. Dari rumus hazzen – william bila I besar maka debit air yang
tersupply akan semakin besar.
Jenis konstruksi untuk jembatan pipa :
1. Tiang rangka beton pasangan batu kali
2. Tiang beton cover pasangan bata
3. Konstruksi tiang beton
4. Konstruksi tiang kayu
Berikut salah satu contoh konstruksi jembatan pipa.

Gambar Konstruksi Jembatan Pipa

IV.8. BANGUNAN PELENGKAP UNTUK BEBERAPA JENIS AIR BERSIH


1. Pada Air Permukaan.
- Bangunan Penangkap Air Permukaan
- Pengolahan air dengan Instalasi Pengolahan Air Sederhana
- Saringan Pasir Lambat (SPL) dan Bahan Kimia
- Perpipaan
- Penyaluran air secara gravitasi
- Pompa air
- Bak penampung air
2. Pada Mata Air
- Bangunan Perlindungan mata air
- Bangunan Penangkap mata air
- Perpipaan
- Penyaluran air secara gravitasi
- Pompa air
- Bak penampung air
3. Air Tanah
- Sumur Gali
- Sumur pompa tangan
- Pompa air
- Perpipaan
- Bak penampung air
4. Air Hujan
- Bangunan Penampungan Air Hujan (PAH)
- Pompa air
- Perpipaan
- Bak penampung air

IV.9. ALTERNATIF SARANA AIR BERSIH

Tabel. 2. ALTERNATIF SARANA AIR


SUMBER AIR KONDISI ALTERNATIF SARANA
Air Tanah Dangkal Sumur Gali (SGL)
Sumur Pompa tangan (SPT)
Air Tanah Dalam Sumur Gali (SGL)
Air Tanah Sumur Pompa tangan (SPT)
Air Tanah Bebas Sumur Gali (SGL)
Sumur Pompa tangan

Aquifer Sumur Pompa tangan (SPT)


Air Tanah
Aquifer Tertekan Sumur Pompa tangan (SPT)

Penangkap Air Permukaan


(PAP)
Instalasi Pengelolaan Air
Air Permukaan Sederhana (IPAS)
Saringan Kasar Naik Turun –
saringan pasir lambat (SKNT-
SPL)
Perpipaan
Aliran Artetis Terpusat  Perlindungan Mata Air
Aliran Artetis Tersebar (PMA)
Aliran Air Vertikal  Bangunan Penangkap
Mata Air Aliran Air Kontak Mata Air (Broncaptering)
 Perpipaan
Air Hujan  Penampungan Air Hujan

BAB V. TAHAP PELAKSANAAN

Pelaksanaan pembangunan Sarana Air Bersih sebagai berikut :


1. Pembarsihan lokal dan pengukuran.
2. Persipan material
3. Pekerjaan konstruksi instalasi
4. Pembersihan dan pemulihan lokasi

BAB VI. TAHAP OPERASI DAN PEMELIHARAAN

VI.1. Operasi dan Pemeliharaan


Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan harus dilaksanakan,
 Dengan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat
 Dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan

VI.2. Pelatihan dan Penyuluhan


Dalam tahap ini perlu pelatihan dan penyuluhan yang bertujuan :
 Menjaga kelangsungan dari prasarana yang dibangun (kontinuitas)
 Agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
pemeliharaan prasarana yang telah dibangun,
 Dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan masyarakat tentang
prasarana yang dibangun.

VI.3. PEMELIHARAAN
Agar Prasarana Air Bersih dapat berfungsi dengan baik, maka pelengkap
Prasarana air bersih harus dipelihara. Contoh-contoh cara pemeliharaan yang
dilakukan antara lain :
 Pembersihan sumber air dari kotoran yang masuk dari luar
 Pemeriksaan jaringan pipa air bersih dari kebocoran
 Pembersihan bak penampung, bak penangkap air, bak pelepas tekan dan
bak pembagi dari lumut atau kotoran-kotoran air lainnya.
 Perbaikan kran-kran yang bocor
 Pemeliharaan alat bantu penyaluran air (pompa)

Anda mungkin juga menyukai