Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

ISOLASI PIPERIN DARI Piperis nigri ATAU Piperis albi FRUCTUS DAN
IDENTIFIKASI SECAEA KLT

Disusun oleh :

Nabilla Sekar Trisnawati 20484006

Amara Dwi Kartika 20484007

Alifah Faridatun Ulya 20484018

Esti Lestari 20484019

Defi Shintyawati 20484020

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA


YOGYAKARTA
2021
1. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapa memahami prinsip dan


melakukan isolasi Piperin dari piperis nigri Fructus atau Piperis albi Fructus
beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode krematografi lapis tipis.

2. DASAR TEORI

Soxhletasi merupakan proses yang digunakanuntuk menghasilkan ekstrak


cair yang akan dilanjut ke proses penguapan. (Purgiyanti, 2014). metode
soxhletasi merupakan metode ekstraksi menggunakan Soxhlet dengan pelarut cair
(Etanol, Alkohol, n-Hexane, dll) soxhletasi digunakan untuk mengisolasi minyak
lemak.(Triesty & Mahfud, 2017). Ekstraksi soxhlet merupakan metode pemisahan
dengan pemindahan substansi dari fase material ke dalam fase lainnya dan kedua
fase yang tidak saling melarutkan. Ekstraksi soxhlet ini salah satu metode yang
paling umum digunakan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam
tumbuhan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan zat yang akan dipisahkan.
(Purgiyanti, 2014).

Piperin merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk


garam dengan asam mineral kuat. Piperin dapat dihidrolisis dengan KOH-etanolik
yang menghasilkan kalium piperinat dan piperidin. Sehingga pada proses isolasi,
pemberian KOH- etanolik tidak boleh berlebihan dan harus dalam keadaan panas.
Tumbuhan jenis piper juga mengandung minyak atsiri berwarna kuning, berbau
aromatis, senyawa berasa pedas (kavisin), amilum, resin, protein. Senyawa amida
(piperin) berupa kristal yang berbentuk jarum, berwarna kuning, tidak berbau,
tidak berasa, rasanya lama-kelamaan pedas, larut dalam etanol, asam cuka,
benzen, dan kloroform. (Amalina, 2008)

Sistematika tanaman kedudukan tanaman merica hitam (Piper nigrum L.)


dalam taksonomi menurut jurnal (Amalina, 2008) adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper nigrum L.


Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan alat analisa yang cukup
sederhana karena dapat menentukan jumlah komponen yang ada pada suatu
bahan, bahkan dapat pula mengidentifikasi komponen-komponen tersebut. Pada
dasarnya kromatograf lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer Chromatography)
sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara melakukannya.
Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahnya, yakni digunakannya lapisan
tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium atau plastik
sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada proses pemisahan
berlaku sebagai fasa diam. Fasa diam KLT terbuat dari serbukhalus dengan
ukuran 5 sampai 50 m. Serbuk halus ini dapat berupa suatu adsorben, suatu
penukar ion, suatu pengayak molekul atau dapat merupakan penyangga yang
dilapisi suatu cairan. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silica
gel, aluminium dan serbuk selulosa. Partikel silica gel mengandung gugus
hidroksil di permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul-molekul polar. (Anaphalis, 2010)

3. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
 Seperangkat alat soxhlet
 Kompor dengan pemanas air
 Corong besar
 Erlenmeyer 250 ml
 Cawan porselen
 Flakon
 Perangkat KLT
b) Bahan
 Serbuk buah Piper nigrum
 Etanol 96%
 KOH-etanolik 10 % b/v
 Silika gel GF 254
 Diklometan : etilasetat
 Anisaldehid-asam sulfat
 Piperin baku
 Glass wool

4. CARA KERJA

Ditimbang 30 gr serbuk merica


Dimasukkan kertas saring yang telah dijahit

Masukkan ke dalam alat penyari soxhlet

Ditambahkan etanol 96% paling sedikit 2 sirkulasi

Dilakukan penyarian selama 2 jam kecepatan 6-8 sirkulasi perjam

Pisahkan sari dan disaring

Sisihkan 3 ml di flakon (Sari 1)

Sisanya dipekatkan dengan pemanasan dan ditunggu dingin

Ditambahkan 10 ml KOH-etanolitik 10% diaduk-aduk, didiamkan sampai


terbentuk endapan

Endapan disaring melalui glass wool

Sari jernih disimpan di almari es sampai terbentuk Kristal (1 Minggu)

Kristal dipisahkan dengan disaring (kertas saring telah ditara), ditetesi


etanol 96% dingin, dan dikeringkan suhu 40o C. Hitung rendemen kristal

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip kerja soxhletasi adalah uap cairan penyari yang dipanaskan akan
naik ke atas melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh
kondensor, kemudian cairan akan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk
simplisia sehingga pada cairan akan kembali ke labu.(Purgiyanti, 2014)

Keuntungan dari soxhletasi yaitu menggunakan pelarut yang lebih sedikit


karena pelarut tersebut akan dipakai untuk mengulang ekstraksi dan uap panas
tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping. Namun ada juga
kelemahan dari soxhletasi antara lain, tidak dapat digunakan pada bahan yang
mempunyai tekstur yang keras, selain itu pengerjaannya rumit dan agak lama,
karena harus diuapkan di rotavapor untuk memperoleh ekstrak yang kental.
Sehingga metode konvensional ini kurang efektif untuk mengekstrak minyak
atsiri. (Triesty & Mahfud, 2017)

Fungsi bahan serbuk piper nigrum sebagai simplisia yang akan diekstrak
dengan metode soxhletasi dan diuji KLT. Etanol 96% sebagai pelarut pada
pengekstrakan metode soxhletasi. KOH etanolik, digunakan untuk mengendapkan
resin. Silika gel GF 254 sebagai fase gerak dalam proses uji KLT. Diklormetan
dan etil asetat sebagai fase diam pada proses uji KLT. Anisaldrhid asam sulfat
sebagai pelarut bercak proses uji KLT. Piperin baku sebagai pembanding

Langkah kerja soxhletasi yang pertama yaitu menimbang 30 gram serbuk


Piper nigri atau Piperis abri Fructus, kemudian masukkan ke dalam kertas saring
yang sudah dijahit, setelah itu masukkan ke dalam alat penyaring soxhlet. Lalu
mengambil etanol 96% kurang lebih 2x sirkulasi. 1 sirkulasi adalah mengalirnya
uap pelarut ke atas mengenai simplisia dan mengalir ke kondensor kemudian
turun ke labu. Selanjutnya dilakukan penyarian selama 2 jam dengan kecepatan 6-
8 sirkulasi perjam. Kemudian sari dipisahkan dengan cara disaring menggunakan
kertas saring, setelah itu menyisihkan 3 ml sari di flakon dan sisanya di pekatkan
dengan pemanasan dan di tunggu hingga dingin. Setelah dingin kemudian di
tambahkan dengan KOH-etanolik sebanyak 10 ml, diaduk kemudian di diamkan
sampai terbentuk endapan. Endapan di saring dengan menggunakan kertas saring
lalu sari jernih disimpan di lemari es selama 1 minggu hingga terbentuk kristal.
Kemudian kristal dipisahkan dengan kertas saring yang sudah ditara dengan bobot
0,5432 gram. Sisa endapan yang ada dalam erlenmeyer ditetesi dengan etanol
96% dingin dan disaring kembali. Kertas saring yang terdapat kristal keringkan
pada suhu 40o C hingga kering, kemudian masukkan dalam eksikator. Setelah itu,
kertas saring di timbang dan di peroleh bobot kristal + kertas saring sebanyak
0,7757 gram. Sehingga di peroleh bobot Kristal sebanyak 0,2325 gram. Untuk
menghitung rendemen kristal dengan Rumus : Bobot Kristal dibagi bobot
simplisia awal dikali 100%

bobot kristal
Rendemen Kristal ¿ ×100 %
bobot simplisia awal

0,2325 gram
¿ × 100 %
30 gram

= 0,775% = 0,78%
NB : cara kerja KLT

Untuk membuat fase gerak diklomertan dan etil asetat

6. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai