b. peringatan keras;
Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik lingkungan
yang dipersyaratkan
Kondisi “operasional” dan “nonoperasional” hendaklah ditetapkan untuk tiap ruang bersih
Keadaan “non-perasional” adalah kondisi di mana fasilitas telah terpasang dan beroperasi,
lengkap dengan peralatan produksi tetapi tidak ada personel.
Kondisi “operasional” adalah kondisi di mana fasilitas dalam keadaan berjalan sesuai modus
pengoperasian yang ditetapkan dengan sejumlah tertentu personel yang sedang bekerja.
PADA PEMBUATAN PRODUK STERIL DIBEDAKAN 4 KELAS
KEBERSIHAN:
Kelas A:
Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan vial
terbuka, penyambungan secara aseptis.
Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang unit aliran udara laminar (laminar air flow) di
tempat kerja.
Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54
m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih terbuka.
Kelas B
Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk
zona Kelas A.
Kelas C dan D
Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko lebih rendah.
JUMLAH MAKSIMUM PARTIKULAT UDARA YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK
TIAP KELAS KEBERSIHAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT (CPOB : 2018)
REKOMENDASI SISTEM TATA UDARA UNTUK KELAS KEBERSIHAN
BATAS MIKROBA YANG DISARANKAN UNTUK PEMANTAUAN AREA
BERSIH SELAMA KEGIATAN BERLANGSUNG
TEKNOLOGI ISOLATOR
Penggunaan teknologi isolator dimaksudkan untuk memperkecil intervensi manusia pada area
proses yang mungkin dapat mengakibatkan penurunan risiko kontaminasi mikroba, dari
lingkungan, secara signifikan terhadap produk yang dibuat secara aseptis.
Isolator dan lingkungan sekitarnya hendaklah didesain sedemikian rupa sehingga mutu udara
yang dipersyaratkan untuk zona tersebut dapat dicapai.
Transfer bahan ke dalam dan ke luar unit merupakan sumber kontaminasi yang paling potensial.
Secara umum, area di dalam isolator merupakan zona lokal untuk melakukan manipulasi yang
berisiko tinggi, meskipun laminar air flow bisa tidak ada di area kerja ini.
BANGUNAN - FASILITAS
Penyiapan komponen dan sebagian besar produk, yang memungkinkan untuk disaring dan
disterilisasi → minimal kelas D.
Bila ada risiko terhadap produk yang di luar kebiasaan yaitu karena kontaminasi mikroba, misal,
produk yang secara aktif mendukung pertumbuhan mikroba → minimal kelas C
Pengisian produk yang akan disterilisasi akhir → minimal Kelas C.
Bila ada risiko terhadap produk yang di luar kebiasaan yaitu karena kontaminasi dari lingkungan,
misal karena kegiatan pengisian berjalan lambat atau wadah berleher-lebar atau terpaksa
terpapar lebih dari beberapa detik sebelum ditutup, pengisian produk → di zona Kelas A dengan
latar belakang minimal Kelas C.
Pembuatan dan pengisian salep, krim, suspensi dan emulsi → Kelas C sebelum disterilisasi
akhir.
PEMBUATAN SECARA ASEPTIS
Penanganan bahan awal dan komponen steril, kecuali pada proses selanjutnya untuk disterilisasi
atau disaring dengan menggunakan filter mikroba → Kelas A dengan latar belakang Kelas B
Proses pembuatan larutan yang akan disterilisasi secara filtrasi → Kelas C,
Bila tidak dilakukan filtrasi, penyiapan bahan dan produk → Kelas A dengan latar belakang Kelas B.
Penanganan dan pengisian produk yang dibuat secara aseptis → Kelas A dengan latar belakang
Kelas B
Pembuatan dan pengisian salep, krim, suspensi dan emulsi → Kelas A dengan latar belakang
Kelas B, apabila produk terpapar dan tidak akan disaring.
PERSONALIA
Air yang dipakai untuk membuat produk steril termasuk penyimpanan dan sistem distribusinya
hendaklah selalu dikendalikan untuk menjamin bahwa spesifikasi yang sesuai dicapai tiap
pengoperasian.
Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi melalui cara penyulingan
Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi, disimpan dan didistribusikan dengan cara yang
dapat mencegah pertumbuhan mikroba, misal disirkulasi dengan konstan pada suhu di atas
70°C (hot loop system).
Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah disimpan dalam wadah yang bersih, steril, nonreaktif,
nonabsorptif, nonaditif dan terlindung dari kontaminasi.
Sumber air, peralatan pengolahan air dan air hasil pengolahan hendaklah dipantau secara teratur
terhadap kontaminasi kimiawi, biologis dan, bila perlu, terhadap cemaran endotoksin untuk
menjamin agar air memenuhi spesifikasi yang sesuai.
PENGOLAHAN
Hendaklah dilakukan tindakan pencegahan untuk
mengurangi kontaminasi pada seluruh tahap pengolahan
termasuk tahap sebelum proses sterilisasi
Validasi proses aseptis hendaklah mencakup uji simulasi
proses menggunakan media pertumbuhan (media fill).
Uji simulasi proses sebagai validasi awal hendaklah
dilakukan dengan tiga uji simulasi berturut-turut yang
berhasil per shift, dan diulangi dengan interval yang
ditetapkan dan bila ada perubahan signifikan pada sistem
tata udara, peralatan, proses dan jumlah shift.
Biasanya uji simulasi proses dilakukan dua kali setahun
untuk tiap shift dan proses
PENGOLAHAN
Bioburden adalah jumlah bakteri/kuman yang
hidup di permukaan suatu benda sebelum
disterilkan
Pahami dan kendalikan kontribusi bioburden
berbagai bahan awal dan bahan pengemas serta
proses pembuatan sebelum sterilisasi.
Bioburden harus dipantau sebelum proses
sterilisasi.
Batas bioburden harus ditetapkan untuk
memantau efektifitas metode sterilisasi
Untuk semua sediaan cair, terutama larutan infus
volume besar, harus dilewatkan melalui filter
mikroba dan dipasang sedekat mungkin sebelum
proses pengisian
SUMBER PUSTAKA
BPOM, 2018, Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No 34 tahun 2018 tentang Cara Pembuatan Obat
Yang Baik.
Bambang Priyambodo, 2020, CPOB Produksi Steril, https://priyambodo1971.wordpress.com