Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
JAKARTA
MARET/2021
A. Prinsip Sterilisasi
Prinsip dari sterilisasi merupakan menghilangkan seluruh mikroorganisme yang dapat
mengkontaminasi bahan yang membahayakan kesehatan. Dalam hal ini tiap bahan
seutuhnya bebas dari mikroba yang ada pada bahan tersebut tanpa merusak tiap bahan akhir
1. Pastikan bahwa peralatan yang digunakan mampu berfungsi dan memenuhi parameter
yang dipersyaratkan.
2. Tunjukkan bahwa peralatan pengendali kritis dan instrumentasi mampu berfungsi
sesuai dengan parameter yang seharusnya bagi peralatan bersangkutan.
3. Lakukan siklus replikasi yang mewakili rentang operasional yang dipersyaratkan bagi
peralatan bersangkutan dan gunakan produk sebenarnya atau simulasi. Tunjukkan
bahwa proses telah dilaksanakan sesuai batasan protokol yang ditetapkan, dan akhirnya
kemungkinan mikroba yang masih hidup pada proses replikasi yang telah selesai tidak
lebih besar dari batasan yang ditetapkan.
4. Pantau proses yang divalidasi selama pekerjaan berjalan. Jika perlu, secara periodik
peralatan dikalibrasi dan dan disertifikasi ulang.
5. Lengkapkan protokol lengkap, dan dokumentasikan langkah diatas mulai nomor 1
hingga nomor 4.
B. Metode
- Sterilisasi uap
Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung
di suatu bejana yang disebut otoklaf, suatu siklus otoklaf yang ditetapkan dalam
farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121° kecuali
dinyatakan lain. Waktu sterilisasi minimum harus diukur dari saat semua bahan yang
akan disterilkan telah mencapai suhu yang dibutuhkan seluruhnya. Untuk menyediakan
informasi yang diperlukan, pemantau suhu harus dimasukkan ke dalam wadah
perwakilan, dengan pemantau suhu tambahan ditempatkan pada begian yang
berpotensi paling dingin dari ruang yang dimuat. Kondisi harus dalam ± 2 ° C dan ± 10
kPa (± 0,1 atm) dari nilai yang dibutuhkan. Tekanan, suhu dan waktu yang biasa
digunakan untuk sterilisasi antara lain sebgaai berikut
Tekanan 10 lb (115,5 ° C, atau 240 ° F) untuk 30 menit
Tekanan 15 lb (121,5 ° C, atau 250 ° F) untuk 20 menit
Tekanan 20 lb (126,5 ° C, atau 260 ° F) untuk 15 menit
Prinsip dasar kerja alat adalah udara di dalam bejana sterilisasi digantikan
dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau penutup
khusus. Untuk mengganti udara secara lebih efektif dari bejana sterilisasi dan dari
bahan yang disterilisasi, siklus sterilisasi dapat meliputi tahap evakuasi udara dan uap.
Rancangan atau pemilihan suatu siklus untuk produk atau komponenen tertentu
tergantung pada beberapa faktor, termasuk ketakstabilan panas bahan pengetahuan
tentang penetrasi panas ke dalam bahan, dan faktor lain yang tercantum dalam program
validasi. Konsep Fo dapat juga diterapkan untuk parameter siklus sterilisasi, Fo pada
suhu tertentu selain suhu 121°, adalah waktu (dalam menit) yang diperlukan untuk
mendapatkan kesetaraan letalitas seperti pada suhu 121º untuk waktu tertentu. Otoklaf
modern umumnya bekerja dengan sebuah sistem pengendali yang secara nyata lebih
responsif daripada katup reduksi jenis lama yang selama ini digunakan.
Strain bioindikator yang diusulkan untuk validasi proses sterilisasi ini adalah:
spora Bacillus stearothermophilus (misalnya ATCC 7953 atau CIP 52.81) yang nilai D-
nya (yaitu. Pengurangan 90% dari populasi mikroba) adalah 1,5-2 menit pada 121 ° C,
menggunakan sekitar 106 spora per indikator.
- Sterilisasi gas
Biasa digunakan untuk mensterilkan bahan yang tidak tahan terhadap suhu
panas pada proses sterilisasi uap atau panas kering. Bahan aktif yang umumnya
digunakan pada sterilisasi gas adalah etilen oksida dengan kualitas mensterilkan yang
dapat diterima. Keburukan dari bahan aktif ini antara lain sifatnya yang sangat mudah
terbakar, walaupun sudah dicampur dengan gas inert yang sesuai; bersifat mutagenik,
dan kemungkinan adanya residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida.
Proses sterilisasi pada umumnya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang
dirancang sama seperti otoklaf, tetapi dengan tambahan bagian khusus yang hanya
terdapat pada alat sterilisasi yang menggunakan gas. Fasilitas yang menggunakan
bahan sterilisasi seperti ini harus dirancang sedemikian rupa hingga mampu
mengeluarkan gas sesudah proses sterilisasi, mampu untuk memantau mikroba yang
masih hidup, dan mengurangi paparan gas yang sangat berbahaya terhadap petugas
yang menangani alat tersebut. Keterbatasan utama dari proses sterilisasi etilen oksida
adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke daerah yang
paling dalam dari produk yang disterilkan.
Indikator biologik dapat digunakan pada cara fraksi negatif untuk menetapkan
probabilitas tertinggi mikroba hidup untuk merancang suatu siklus sterilisasi etilen
oksida menggunakan produk yang diinokulasi atau produk simulasi yang diinokulasi.
- Sterilisasi dengan radiasi ion
Cara ini dapat digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi reaktifitas kimia rendah, residu rendah yang
dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan bahwa variabel yang dikendalikan
lebih sedikit. Kenyataanya sterilisasi radiasi adalah suatu kekhususan dalam dasar
pengendalian yang penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara
tepat. Radiasi gamma dan berkas elektron digunakan untuk mempengaruhi ionisasi
molekul dalam organisme. Mutasi dengan demikian terbentuk dalam DNA dan reaksi
ini mengubah replikasi.
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi radioaktif dari
radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis tersebut,
dosis radiasi yang dapat menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus
ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan
maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat di terima. Dosis radiasi harus dipantau
dengan dosimeter khusus selama seluruh proses. Dosimeter harus dikalibrasi terhadap
sumber standar pada saat diterima dari pemasok dan pada interval yang sesuai
setelahnya. Sistem radiasi harus ditinjau dan divalidasi setiap kali bahan sumber diubah
dan, dalam hal apapun, setidaknya setahun sekali.
Untuk iradiasi gamma, validasi prosedur meliputi penetapan kesesuaian bahan,
kesesuaian cara memasukkan produk dan penyelesaian penataan jumlah produk di
dalam wadah sterilisasi (termasuk identifikasi zona dosis minimum dan maksimum),
penetapan pengaturan waktu, dan petunjuk pemberian dosis sterilisasi yang diperlukan.
Untuk iradiasi berkas elekton, sebagai tambahan, perlu divalidasi pengendalian voltase,
arus listrik, kecepatan ban berjalan, dan dimensi pengamat berkas elektron.
Untuk sterilisasi radiasi gamma, harus dipilih dosis sterilisasi yang efektif dan
dapat ditoleransi tanpa menimbulkan kerusakan. Walaupun berdasarkan pengalaman
dipilih dosis 2,5 megarad ( Mrad ) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal,
diinginkan dan dapat diterima penggunakan dosis yang lebih rendah untuk peralatan,
bahan obat dan bentuk sediaan akhir. Dalam hal lain mungkin diperlukan dosis yang
lebih tinggi. Untuk validasi efikasi, terutama tingkat paparan yang rendah, penting
untuk menetapkan besar (jumlah dan atau derajat) resistensi radiasi alami dari populasi
mikroba produk.
1. Mengevaluasi fasilitas dan area kritis dengan benar untuk fungsi peralatan yang tepat,
kualitas udara dan kriteria teknis lainnya
2. Lakukan uji mikroba udara dan permukaan di area pengisian untuk mengetahui tingkat
kontaminasi mikroba latar belakang secara andal.
3. Pilih media pertumbuhan mikroba yang sensitif.
4. Pilih mikroorganisme tantangan yang paling tepat untuk validasi filtrasi aseptic
5. Mensterilkan media tumbuh dan semua peralatan filtrasi dengan metode sterilisasi
yang telah divalidasi sebelumnya.
6. Lakukan uji simulasi proses dengan menyaring volume media pertumbuhan mikroba
yang diinginkan yang mengandung mikroorganisme tantang konsentrasi yang diketahui
ke dalam sejumlah wadah yang telah disterilkan sebelumnya.
7. Inkubasi wadah yang telah diisi dengan benar kondisi dengan kontrol yang tepat
8. Tentukan persen tingkat kontaminasi menurut persamaan
9. Ulangi proses tersebut.
10. Jika persen tingkat kontaminasi tidak dapat diterima, misalnya> 0,1%, kaji semua hasil
uji lingkungan, catatan sterilisasi, dan data lain untuk menentukan tindakan apa yang
perlu diambil untuk mencapai tingkat kontaminasi persen kurang dari 0,1%.
Secara umum dapat diterima bahwa bahan steril yang dapat disuntikkan atau alat
tertentu yang harus steril, jika diproses dalam otoklaf, mencapai suatu probabilitas 10-6
mikroba yang bertahan hidup, yaitu suatu jaminan yang menyatakan bahwa terdapat
kemungkinan kurang dari 1 dalam 1 juta mikroba viabel dalam bahan atau sediaan yang telah
disterilkan. Terhadap bahan tahan panas, sering dlakukan sterilisasi melebihi waktu kritis yang
diperlukan untuk mencapai 10-6 mikroba yang bertahan hidup (lewat musnah). Pengembangan
siklus sterilisasi sangat tergantung pada diketahuinya beban mikroba produk, berdasarkan atas
pengujian mencangkup jangka waktu yang sesuai terhadap sejumlah tertentu bets produk yang
sebelum telah disterilkan.
Nilai D adalah adalah waktu (dalam menit) yang diperlukan untuk mengurangi populasi
mikroba sejumlah 90% atau 1 log siklus (1/10 bagian yang hidup) pada suhu tertentu. Dalam
sterilisasi uap dan sterilisasi etilen oksida, spora strain Bacillus stearothermophilus yang sesuai
biasanya digunakan karena ketahanannya pada mode sterilisasi ini. Dalam panas kering, spora
Bacillus subtilis biasa digunakan. Dengan radiasi pengion, spora strain Bacillus yang sesuai,
termasuk B. pumilus, B. stearothermophilus, dan B. subtilis, telah digunakan. Nilai D untuk
sediaan Bacillus stearothermophilus yang ditetapkan atau diverifikasi untuk kondisi ini harus
ditetapkan ulang jika suatu program validasi tertentu diganti. Penetapan kurva yang hidup
ataupun yang disebut dengan pendekatan siklus berfraksi dapat digunakan untuk menetapkan
nilai D indikator biologik yang diinginkan untuk prosedur sterilisasi tertentu. Pendekatan siklus
berfraksi dapat juga digunakan untuk mengevaluasi resistensi dari beban mikroba. Siklus
berfraksi dapat dikaji baik untuk pengurangan angka mikroba maupun untuk pencapaian fraksi
negatif. Angka ini dapat digunakan untuk menetapkan letalitas proses pada kondisi produksi
yang memenuhi syarat untuk menetapkan siklus sterilisasi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Ansel, H.C., Popovich, N.G., Allen, L.V., 2011, Pharmaceutical Dosage Form and Drug
delivery System Ninth Edition, London, New York
Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1987, The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy,3rd ed., Lea and Febiger, Philadelphia.