Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

PERCOBAAN I DAN II
ISOLASI PIPERIN DARI Piperis nigri ATAU Piperis albi FRUCTUS DAN
IDENTIFIKASI DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Kelompok IV (Lignan) Golongan IB :


Kiki Faysh Fauzi

G1F013032

Ananda Dwi Rahayu

G1F013034

Syaeful Eko Prayitno

G1F013036

Murti Setiati

G1F013038

Tanggal Praktikum

: Kamis, 16 April 2015

Asisten

: Agung, Alin

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015

PERCOBAAN I DAN II
ISOLASI PIPERIN DARI Piperis nigri ATAU Piperis albi FRUCTUS DAN
IDENTIFIKASI DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri atau
Piperis albi Fructus beserta analisi kualitatif hasil isolasi dengan metode
kromatografi lapis tipis.

I;

PENDAHULUAN
P. nigrum (lada) menghasilkan lada hitam dan lada putih. Lada hitam yaitu
buah lada yang belum masak dikeringkan bersama kulitnya hingga kulit keriput
dan berwarna hitam. Lada putih yang berasal dari buah lada yang masak yang
setelah diberssihkan dari kulitnya lalu dikeringkan, hingga berwarna putih
(Tjitrosoepomo, 2000).
Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,
mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh
dengan memetik biji masak merah, diremas perlahan-lahan dan direndam dalam
air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari
(Septiatin, 2008).
Piperin (1-piperilpiperidin) (C17H19O3N) merupakan alkaloid dengan inti
piperidin. Piperin dapat mengalami foto-isomerisasi oleh sinar membentuk isomer
isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans), chavisin (cis-cis), dan piperin (transtrans) (Anwar, 1994). Kandungan piperin dapat merangsang cairan lambung dan
air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan
peredaran darah. Piperin termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa
amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam mineral kuat.
Piperin bila dihidrolisis dengan KOH-etanolik berlebihan dan dalam keadaan
panas menyebabkan terhidrolisis dan membentuk kalium piperinat dan piperidin.
Efek Farmakologi Secara umum yaitu, Analgesik dan narkotik (morfin,
codein), Stimulan SSP (striknin, brusin), Midriatik (atropin), Miotik (fisostigmin,
pilokarpin), Meningkatkan tekanan darah (efedrin), Menurunkan tekanan darah
(reserpin) (Tyler et al.,1988).
Identifikasi piperin dapat dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis
yang merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan fase diam dan fase
gerak. Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran
kecil dengan diameter partikel 10-30 m. Penjerap yang paling serin digunakan
adalah silika dan serbuk selulosa. Sedangkan fase paling sederhana ialah
campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat
mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal
(Gandjar, 2007).

II;

III;

ALAT DAN BAHAN


III.1;
Proses Ekstraksi

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :


seperangkat penyari (Soxhlet dengan volume eksraktor 100mL), heating
mantle, glass wool, kertas saring, batang pengaduk, cawan porselin, corong,
penangas air, oven, almari pendingin, mikroskop, eksikator yang dilengkapi
kapur tohor. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :
serbuk buah Piper nigrum (lada hitam) atau Piper album (lada putih), etanol
96% (teknis), KOH-etanolik 10%.
III.2;
Proses identifikasi dengan KLT
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain; chamber
LT, pipa kapiler, pinset, alat penyemprot, oven, lampu UV 254 dan UV366
nm. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain; silika gel
GF254, klorofrom, etil asetat, reagen anisaldehida asam sulfat, piperin
standar.
IV;

CARA KERJA
IV.1;
Proses Ekstraksi Piperin
Bubuk Piper nigrum
- Ditimbang sebanyak 30 gr
- Dibungkus menggunakan kertas saring dan dijahit rapat bagian
atas dan bawahnya.
- Dirangkai alat dengan memasang labu alas bulat pada heating
mantle dan alat penyari Sokhlet dipasang di atas labu alas bulat.
- Dimasukkan Piper nigrum yang telah dijahit ke dalam alat
penyari Sokhlet.
- Ditambahkan etanol 96% pada bagian bawah alat Sokhlet.
- Ditambahkan batu didih, penyarian dilakukan selama 2 jam
dengan kecepatan 6-8 kali sirkulasi per jam.
Sari
- Didinginkan
- Dipisahkan dari bagian yang tidak larut menggunakan kertas

saring
- Sari hasil penyaringan.
- Disisihkan 2ml dalam flakon.
- Ditutup.

Sisa Sari
- Diuapkan diatas penangas air sampai konsisten kental.
- Ditambahkan 10 ml KOH-eanolik 10% sambil diaduk hingga
timbul endapan.
- Sari dan endapan.
- Dipisahkan sarinya dengan menggunkan glass-wool
Sari Jernih
- Didiamkan dalam lemari pendingin sampai pempentukan kristal
optimal.

Kristal
- Dicuci dengan etanol 96% (dingin).
- Dikeringkan dalam oven pada suhu 40C selama 30-45 menit.
- Disimpan dalam eksikator yang dilengkapi kapur tohor.
Kristal
IV.2;

Proses KLT
Lempeng KLT
- Diaktifkan dalam oven pada suhu 50C selama 10 menit.
Kertas Saring
- Dimasukkan dalam chamber.
- Ditunggu sampai eluen naik sampai batas tutup bejana/ chamber
Cuplikan
- Diambil menggunakan pipa kapiler.
- Ditotolkan pada lempeng KLT sampai cukup tebal.
Lempeng KLT
- Dimasukkan ke dalam chamber jenuh dengan fase gerak
menggunakan pinset dan chamber ditutup.
- Ditunggu dan dilihat fase gerak mencapai batas pengembangan
(8cm) pada lempeng silika gel GF 254.
- Diambil dan dianginkan.
- Diamati warna bercak yang muncul pada sianar tampak
(Visibel), sinar UV 254 dan UV 366.
- Disemprot pereaksi anisaldehid asam sulfat dan dipanaskan
110C selama 10 menit.
Hasil
Dihitung nilai Rf bercak.
Diidentifikasi dan dibandingkan dengan pustaka.

Kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu isolasi piperin dari Piperis nigri atau Piperis
albi yang merupakan lada hitam dan lada putih dengan menggunakan metode
sokletasi. Selain itu, tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan analisis
kualitatif dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Sokletasi merupakan kombinasi dari metode maserasi dan perlokasi yang
merupakan. Prinsip Soxhletasi ialah penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi

V;

kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat
sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekulmolekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam
simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh
cairanakan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi
sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak
tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Anonim, 2008).
Metode yang digunakan untuk memperoleh senyawa piperin dari lada putih
adalah metode ekstraksi soxhlet (metode berkesinambungan). Metode soxhlet ini
dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan
sari yang dialirkan melalui siphon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju
ekstraksi, waktu yang digunakan pun lebih cepat. Kerugian metode ini ialah
pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk
ekstraksi senyawa yang tahan panas. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan
pelarut etanol 96%. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman
Piperis nigri yaitu etanol 96% akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam etanol 96% di
luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di
dalam dan di luar sel (Sarker, 2007).
Pertama-tama serbuk buah lada hitam ditimbang sebanyak 30 gram,
kemudian diletakkan di atas kertas saring lalu dijahit rapat skeliling kertas saring,
hingga serbuk tidak tumpah dan sisa benang 20 cm. Kemudian kertas saring
yang telah berisi simplisia tersebut dimasukkan ke dalam alat penyari Soxhlet
(bagian Timbel atau pipa berbentuk f) dan ditambahkan etanol 96 % sebanyak
200 ml. Etanol 96 % berfungsi sebagai pelarut karena memiliki kisaran polaritas
yang luas dan etanol juga lebih murni jika dibandingkan dengan etanol 30 % dan
70%. Selain itu juga karena etanol 96% akan lebih mudah menguap bila
dibandingkan dengan etanol 30% dan 70% (Mamik, 2011).
Setelah itu dilakukan pemasangan pendingin bolanya dengan
memperhitungkan aliran air yang masuk dan keluar. Penyarian dilakukan selama
dua jam dengan kecepatan 6-8 sirkulasi/jam. Sebelumnya jangan lupa untuk
menambahkan batu didih ke dalam labu alas bulat, fungsi penambahan batu didih
yaitu untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh
bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Ada beberapa kasus, air
tidak mendidih pada suhu 100C, sehingga ketika pada saat mendidih, terjadi
letupan atau ledakan. Jadi fungsi batu didih adalah agar larutan tersebut dapat
mendidih dan menguap pada suhu yang seharusnya (Vivy, 2008).
Proses yang terjadi selama soxhletasi adalah pelarut etanol dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan didinginkan menggunakan
kondensor, pelarut yang dalam fase uap tadi berubah menjadi fase cair
(kondensasi) sehingga jatuh berupa cairan ke sampel (lada putih) untuk
melarutkan zat aktif di dalam sampel lada hitam. Jika pelarut yang jatuh pada
bagian alat soxhlet yang terdapat sampel lada hitam telah penuh (telah melewati
sifon), dan sifon tersebut telah penuh maka pelarut dan bahan yang terkandung
dalam sampel (piperin) akan jatuh kedalam labu alas bulat karena adanya tekanan

yang diberikan larutan. Proses ini dinamakan satu kali siklus ekstraksi dan
demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang (Mamik,
2011).
Proses penyarian yang kami lakukan selama 1 jam dengan sirkulasi
sebanyak 8 sirkulasi per jam. Seharusnya sirkulasi sampai sari berwarna bening,
ini menunjukkan bahwa simplisia yang digunakan sudah terekstrak dengan
sempurna. Tetapi dalam percobaan kali ini tidak dilakukan, karena adanya
keterbatasan waktu. Waktu yang lebih lama penyarian, akan membuat alat soxhlet
lebih panas sehingga lebih cepat penguapan, maka dapat dikatakan bahwa
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk sirkulasi semakin cepat.Proses pada
alat soxhlet ini mengalami 8 siklus yang kontinyu menghasilkan larutan lada putih
yang berwarna coklat.
Setelah ekstraksi selesai, lalu didinginkan dan setalah dingin barulah
ekstraknya disaring agar senyawa pengotor yang ada di dalam ekstrak hilang.
Pendinginan ini bertujuan untuk menghentikan reaksi. Selanjutnya ekstrak jernih
diambil sebanyak 2 ml dan dimasukkan kedalam flakon dan dimasukkan ke dalam
desikator, sedangkan sisanya dipekatkan dengan cara diuapkan di atas penangas
air sampai kering atau konsistensi kental. Penguapan ini bertujuan untuk
memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutnya, yakni etanol. Ekstrak kental ini
yang digunakan untuk mengisolasi piperin dengan metode rekristalisasi.
Sedangkan ekstrak yang disisihkan (2 ml) tadi juga akan digunakan untuk
mengidentifikasi piperin dengan metode KLT (Wiryowidagdo, 2007).
Estrak kental yang sudah diperoleh ditambah dengan KOH-etanolik 10%
sebanyak 10 ml dan diaduk hingga terbentuk endapan. Fungsi dari KOH-etanolik
10% adalah untuk mengendapkan resin. Sedangkan pengadukan untuk
membentuk kristal. KOH-etanolik 10% digunakan disini berfungsi untuk
membantu dalam pembentukan kristal. Setelah mengendap, dipisahkan sari dari
bagian yang tak larut melalui kertas saring. Penyaringan ini bertujuan untuk
menyaring pengotornya. Kemudian sari jernih yang di dapat ditampung dengan
cawan porselin dan ditimbang lalu didiamkan di almari pendingin selama 1
minggu sampai memperoleh kristal. Didiamkan selama 1 minggu, agar kristal
yang didapatkan tebentuk dengan sempurna (Mamik, 2011).
Kertas saring yang berisi endapan kristal dikeringkan dalam almari
pengering pada suhu 40C selama 30-45 menit. Setelah dikeringkan lalu
ditimbang dan direndam dalam etanol secukupnya, lalu diaduk-aduk sampai tidak
ada perubahan warna pada etanol atau kertas saring menjadi putih kembali. Filtrat
yang didapat dipisahkan lalu diuapkan sampai kering, kemudian ditutup
menggunakan alumunium foil lalu disimpan di deksikator. Selanjutnya akan di
identifikasi dengan KLT pada percobaan 2. Eksikator sifatnya vakum, tujuannya
agar uap air yang berada diluar eksikator tidak dapat masuk ke dalam eksikator.
Dibagian bawah di dalam eksikator terdapar zat yang dapat mengabsorpsi uap air
(biasanya asam sulfat pekat atau silica gel). Zat di dalam eksikator dapat tetap
kering karena uap air didalam zat diadsorpsi oleh silica gelatau asam sulfat pekat
tersebut (Alam, 2007).
Rekristalisasi ini didasarkan pada prinsip perbedaan dalam kelarutan pada
suatu pelarut tertentu dan suhu tertentu. Pada suhu kamar, senyawa piperin dalam
bentuk kristalnya yang memang bersifat polar akan dapat melarut dalam etanol
yang juga bersifat polar. Ketika ditambahkan etanol sebagai pelarut, maka piperin

yang ada akan melarut dalam filtratnya, sedangkan zat pengotor seperti piperin
yang bersifat nonpolar atau kurang polar tidak larut dalam etanol akan tertinggal
di dalam residunya (Alam, 2007).
Berdasarkan percobaan dapat diperoleh massa kristal yang didapat sebesar
0,223 gram dan dari hasil perhitungan diperoleh persentase rendemen sebesar
0,7767 %. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa piperin
yang terkandung dalam lada putih sebanyak 5-92% (Lisnawati, 2004). Dilihat dari
warna kristal yang dihasilkan, yaitu berwarna kuning kecoklatan, agak berbeda
dengan literature yang menyatakan bahwa kristal piperin merupakan kristal
berwarna kuning (Laurina, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kristal yang
diperoleh di percobaan masih belum murni. Kristal yang dihasilkan masih sangat
rendah atau tidak murni 100%. Hal ini dapat disebabkan karena proses
rekristalisasi yang masih kurang sempurna atau ketika mensoxhlet waktunya
lama, sehingga piperin yang dalam sampel lada hitam tidak dapat diekstrak
seluruhnya, tetapi hanya terekstrak sebagian sehingga persentase rendemen kristal
yang diperoleh sangat kecil.
Pada prinsipnya pengerjaan KLT meliputi tahap-tahap pembuatan pelat,
penotolan pada pelat, pemilihan adsorben, pemilihan pelarut, pemilihan sistem
pengembang yang cocok, pengamatan lokasi bercak pada kromatogram, deteksi
dan identifikasi (Kusmardiyani dan Nawawi, 1992).
Dalam praktikum KLT ini fase diam yang digunakan adalah silika gel
GF254 yang bersifat polar dan fase geraknya yaitu pelarut campuran (Klorofrom :
Etil asetat dengan perbandingan 75 : 25) yang bersifat non polar. Fase diam silika
gel GF254 yang mana G adalah Gypsum (pengikat) biasanya pengikat yang
digunakan adalah kalsium sulfat, F adalah senyawa flor yang dapat berfluoresensi
dan 254 adalah panjang gelombang yang digunakan yaitu 254 nm. Jadi arti GF254
adalah penjerap silika gel dengan pengikat kalsium sulfat dengan ditambahkan
indikator senyawa flor yang dapat berflouresensi jika dideteksi pada sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang 254 nm. Indikator flouresensi adalah
senyawa yang memancarkan sinar tampak jika disinari dengan sinar ultraviolet
(Gritter, 1991).
KESIMPULAN
Isolasi piperin dari Piperis nigri atau Piperis albi Fructus dapat dilakukan
dengan metode soxhletasi dengan menggunakan etanol sebagai pelarut penyari.
Hasil isolasi yang didapatkan dari 30 gram Piperis albi yaitu sebesar 0,223 gram
dengan rendemen 0,7767%. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur
yang dapat disebabkan karena kurang sempurnanya proses soxhletasi (warna
penyari pada sirkulasi terakhir belum berwarna bening).

VI;

VII; DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Gritter, R. J., Bobbit, J. M., dan Schwarting, A. E., 1991, Pengantar
Kromatografi. Edisi 2, terjemahan Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB,
Bandung.

Kusmardiyani, S. dan Nawawi, A., 1992, Kimia Bahan Alam, Pusat Antar
Universitas Bidang Ilmu Hayati, Jakarta.
Laurina, D., 2008, Isolasi Piperin dari Lada Hitam dan Sintesis Asam Piperat serta
Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri Escherichia coli, Skripsi Program
Studi Kimia, Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang, Malang.
Lisnawati, 2004, Isolasi dan Karakterisasi Piperin dan Lada Hitam, Skripsi
Sarjana, FKIP UNLAM, Banjarmasin.
Mamik, P. R., 2011, Petunjuk Praktikum Kimia Produk Alam, USB, Surakarta.
Sarker, Satyajit, D., dan Nahar, L., 2007, Chemistry for Pharmacy Students
General, Organic, and Natural Product Chemistry, John Wiley & Sons Ltd.,
: Chicester, West Sussex.
Septiatin, E., 2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan
Tanaman Liar, CV. Yrama Widya, Bandung.
Tjitrosoepomo, G., 2000, Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Tyler, V. E., Lynn, R. B., dan Robbers, J. E., 1988, Pharmacognosy, Lea &
Febiger, Philadelphia.
Wiryowidagdo, S., 2007, Kimia dan Farmakologi Bahan Alam Edisi 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
VIII; LAMPIRAN 1 JAWABAN PERTANYAAN

P1 :
1; Hitung rendemen hasil percobaan!

Jawab :
Berat yang didapat
0,233 gram
Rendemen=
x 100 =
x 100 =0,7767
Berat awal
30 gram
2; Lakukan pengamatan hasil yang diperoleh secara organoleptik
(warna, bau, rasa) dan mikroskopik (bentuk kristal)!
Jawab :
Warna : kuning kecoklatan, kristal jarum berwarna putih bening
Mikroskopik :
3; Serahkan kristal yang diperoleh kepada petugas Laboratorium!

P2 :
1; Jelaskan prinsip kerja ekstraksi lada hitam untuk mendapatkan

piperin!
Jawab :
Prinsip kerja ekstraksi dengan menggunakan alat sokhletasi
yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat
sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila

penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan


sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu
pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik
yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat
yang tidak diinginkan
2; Sebutkan kelebihan dan kelemahan metode Sokhletasi untuk
ekstraksi bahan alam!
Jawab :
Kelebihan sokletasi : Sampel diekstraksi dengan sempurna
karena dilakukan berulang ulang; jumlah pelarut yang digunakan
sedikit; proses sokletasi berlangsung cepat; jumlah sampel yang
diperlukan sedikit; pelarut organik dapat mengambil senyawa
organik berulang kali.
Kelemahan sokletasi : Tidak baik dipakai untuk
mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi
penguraian; harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen
lainnya; pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah,
sehingga mudah menguap.
3; Apa fungsi penambahan KOH-etanolik dalam percobaan ini?
Jawab :
Fungsi dari KOH-etanolik adalah untuk mengendapkan resin.
4; Bagaiman kemungkinannya bila penambahan KOH-etanolik disertai
dengan pemanasan, tulis reaksi kimianya!
Jawab :
Penambahan KOH-etanolik digunakan untuk memisahkan
piperin dan resin. Piperin bila dihidrolisis dengan KOH-etanolik
yang berlebihan dan dalam keadaan panas menyebabkan piperin
terhidrolisis dan membentuk kalium piperinat dan piperidin.
5; Apa kelebihan metode identifikasi secara kromatografi lapis tipis

(KLT)?
Jawab :
Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan
analisis; identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan
pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar
ultraviolet; dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending),
menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi; dapat untuk
memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang
dengan metode kertas tidak bisa; ketepatan penentuan kadar akan
lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan
bercak yang tidak bergerak; hanya membutuhkan sedikit pelarut;
waktu analisis yang singkat (15-60 menit); investasi yang kecil untuk
perlengkapan (Biaya yang dibutuhkan ringan); preparasi sample
yang mudah; kemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh
komponen sekunder tidak mungkin; kebutuhan ruangan minimum.

IX;

LAMPIRAN 2 JURNAL PRAKTIKUM

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

I; Biodata Praktikan
a; Golongan / Kelompok : IB / 4 (Lignan)
b; Anggota
1; Kiki Faysh Fauzi / G1F013032
2; Ananda Dwi Rahayu / G1F013034
3; Syaeful Eko Prayitno / G1F013036
4; Murti Setiati / G1F013038
II; Acara Praktikum
No.

Judul Laporan Praktikum

Tanggal

Tanggal

Paraf

(Pelaksanaan (Penyerahan (Asisten)


Praktikum)

Laporan)

1.

ISOLASI PIPERIN DARI Piperis nigri


ATAU Piperis albi FRUCTUS DAN
IDENTIFIKASI

DENGAN

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


2.

ISOLASI GLIKOSIDA DARI Manihot


utilissima

FOLIUM

IDENTIFIKASI

DAN
DENGAN

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


3.

ISOLASI
IDENTIFIKASI

KAFEIN
ALKALOID

DAN
DARI

Camellia sinensis FOLIUM

Purwokerto,
Mengetahui,
Dosen Pendamping Praktikum

Harwoko, M.Sc., Apt.


NIP. 19840705 200812 1 001

Anda mungkin juga menyukai