PRAKTIKUM
ISOLASI CAPSAICIN
KELOMPOK 1
Haryani (I2E018009)
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS MATARAM
2018/2019
ISOLASI CAPSAICIN DARI CABAI RAWIT
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengisolasi senyawa capsaicin dari cabai rawit dengan metode maserasi
DASAR TEORI
Proses isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan senyawa bahan alam dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Capsaicin merupakan komponen aktif dari cabai
(chili peppers) yang termasuk ke dalam genus Capsicum. Capsaicin menyebabkan rasa
terbakar atau pedas dan diproduksi sebagai metabolit sekunder oleh cabai yang dapat
menyerang fungi. Capsaicin merupakan bahan kimia nabati yang berasal dari alam.
Bahan ini digunakan oleh cabai untuk sistem pertahanan dirinya agar tidak dimakan
oleh pemangsa seperti hewan. Apabila cabai dimakan, senyawa-senyawa capsaicinoids
berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa
pedas. Kemudian reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan bahwa
sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut
jantung, meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepaskan hormon endorfin.
Capsaicin dan dihidrocapsaicin merupakan capsaicinoid paling banyak dengan
jumlah 90% dari total capsaicinoid dalam cabai. Capsaicin ( trans-8-metil-N-vanilil-6-
nonenamida) adalah sebuah kristalin, lipofilik, tidak berwarna dan tidak mudah
menguap (volatile) dengan rumus molekul C18H27NO3. Berat molekul dari capsaicin
adalah 305,40 g/mol dan merupakan suatu lemak, alkohol juga larut dalam minyak.
Pertama kali dikrisalisasikan pada tahun 1876 oleh Tresh, dan struktur molekul
diselesaikan oleh Nelson dan Dawson pada tahun 1919 (Nelson et al, 1923).
Gambar 2 .Senyawa Capsaicin dimana A adalah cincin aromatic, B adalah ikatan
amida dan C adalah rantai hidrofobik
Untuk dapat memperoleh capsaicin dari cabai dilakukan dengan cara maserasi.
Maserasi merupakan cara penyaringan yang sederhana. Metode dari maserasi ini yaitu
merendam simplisia atau sampel dengan suatu pelarut tertentu selama 24 jam dengan
temperatur kamar yang tak terkena cahaya. Keuntungan penarikan suatu senyawa dari
sampel dengan cara maserasi yaitu dapat dilakukan modifikasi : digesti,maserasi dengan
bahan pengaduk, remaserasi, dan maserasi melingkar.
b. BAHAN
1. Aquades
2. Cabai rawait
3. Etanol 96%
4. Dietil eter
5. Kloroform
6. KLT
7. Tissue
8. Kertas label
9. Air keran
10. Es batu
11. Aluminium foil
12. Plastic bening
LANGKAH KERJA
filtrat Residu
3,7
Rf = = 0,48
7,6
PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi senyawa capsaicin dari cabai rawit
dengan metode maserasi. Tanaman cabai (Capsicum annum L) berasal dari dunia
tropika dan subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan
terus menyebar ke Amerika Latin. Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin,
vitamin (A, C), zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan
lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium,
fosfor, dan niasin. Capsaicin menyebabkan rasa terbakar atau pedas dan diproduksi
sebagai metabolit sekunder. Capsaicin mempunyai nilai ekonomis yang tinggi pada
bidang farmasi. Semakin tinggi kadar capsaicin maka semakin baik kualitasnya sebagai
sediaan farmasi. Capsaicin mempunyai potensi yang tinggi dalam bidang farmasi
sebagai anti kanker, anti artritis dan analgesik di samping turut mempunyai nilai
komersil dalam industri makanan.
Setelah didapatkan ekstrak cabai yang cair maka dilanjutkan dengan evaporasi
atau dikipas (diangin- anginkan) yang berfungsi untuk menguapkan sehingga akan
terpisah antara pelarut etanol yang digunakan dengan ekstrak cabai kental yang
diperoleh. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Proses
penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada permukaan ekstrak .
Dari hasil percobaan tersebut didapatkan ekstrak kental cabai. Namun pada percobaan
ini dilakukan penyaringan kembali untuk dapat memisahkan pelarut etanol dengan
ekstrak kental cabai atau bisa disebut dengan oleorosin.
KESIMPULAN
Achmad, S.A., (2004), Kuliah Umum Purnabakti Empat Puluh Tahun dalam Kimia
Organik Bahan Alam Tumbuh – Tumbuhan Tropika Indonesia,Relokasi dan
Prospek, ITB, Bandung.
Adijuwana, Nur M.A. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologi. Bogor: Pusat
Antar Universitas IPB.
Harborne, J.B. (2006). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan (alih bahasa: Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro). Bandung :
Penerbit ITB.
Harpenas, A dan R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul (Cabai Besar, Cabai
Keriting, Cabai Rawit, dan Paprika). Penebar Swadaya, Jakarta, 108 hlm.
Nelson, E.K.; Dawson, L.E. The constitution of capsaicin, the pungent principle of
Capsicum. III. J. Am. Chem. Soc. 1923, 45, 2179-2181.
Skoog DA, West DU, Holler FJ, Crouch SR. 2004. Fundamentals of Analytical
Chemistry. Ed. ke-8. Belmont: Thomson Learning.
LAMPIRAN GAMBAR
Proses maserasi
Proses Penyaringan
Proses KLT
Hasil KLT