Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Purifikasi Bioproduk 2023

EKSTRAKSI SENYAWA CAPSAICIN DARI CABAI MERAH KERITING


MENGGUNAKAN METODE SOXHLETASI
Rena Pitri Amelia (200105012)
Program Studi Bioteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammdiyah Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 752, Cipadung Kidul, Panyileukan, Kota Bandung
Email : renaameliabusiness@gmail.com

I. PENDAHULUAN Saat ini cabai sudah banyak diolah menjadi


bahan ekstrak yang dapat digunakan sebagai
Cabai popular di seluruh dunia dan sering
perasa dalam makanan, industri, dan
digunakan sebagai zat aditif pada makanan
pengobatan. Untuk menjadi ekstrak dapat
untuk memberikan rasa pedas1 . Salah satu
digunakan metode soxhletasi. Ekstraksi
jenis cabai yang ada di dunia adalah cabai
Soxhlet merupakan salah satu teknik paling
merah keriting. Cabai merah keriting
popular untuk ekstraksi analit dari bahan
(Capsicum annuum L.) merupakan tanaman
padat4 . Ekstraksi Soxhlet memiliki prinsip
perdu dari famili terong-terongan, tanaman
pemisahan atau pemurnian zat berdasarkan
ini termasuk ke dalam keluarga tanaman
perbedaan kepolaran secara berulang pada
Solanaceae, dan tersebar di Asia termasuk
alat Soxhlet5 . Untuk mengetahui keberadaan
Indonesia. Selain menjadi bumbu, cabai
capsaicin pada cabai, digunakan metode
dapat digunakan dalam pengobatan berbagai
kromatografi lapis tipis (KLT). KLT memiliki
penyakit. Buah dari cabai memiliki senyawa
prinsip pemisahan atau pemurnian zat padat
yang memberi rasa pedas, yaitu
berdasarkan perbedaan kepolaran dan
capsaicinoids dengan komponen utamanya
migrasi5 .
adalah capsaicin (8methyl-N-vanillyl-6-
nonenamide). Capsaicin dan senyawa Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi
terkaitnya dapat digunakan dalam senyawa capcaisin dari cabai merah keriting
pengobatan, untuk meredakan nyeri dan dengan cara ekstraksi Soxhlet dan
2,3,
mengobati radang sendi . mengidentifikasi atau menguji kemurnian
capcaisin dengan cara KLT.

Modul Ekstraksi Senyawa Capsaicin dari Tanaman Cabai Menggunakan Metode Soxhletasi
Praktikum Purifikasi Bioproduk 2023

II. METODE

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini


adalah Soxhlet set, perangkat destilasi, batu
didih, neraca analitik, penangas air, pipet
tetes, kertas saring, dan bejana KLT.

Bahan
Gambar 1. Susunan alat Soxhlet5 .
Bahan-bahan yang digunakan dalam
Setelah larutan ekstrak dingin, ekstrak cabai
penelitian ini adalah cabai keriting kering, air
dipekatkan dengan destilasi. Pelarut dan
panas, etanol 95%, kapas, dan plat KLT.
sampel akan dipisahkan sesuai titik didihnya.
III. LANGKAH KERJA Pelarut disimpan dan esktrak pekat diambil
untuk proses KLT.
Ekstraksi Capsaicin dari Cabai Keriting

Kromatografi Lapis Tipis


Sebanyak 20 gram cabai keriting kering yang
sudah halus disiapkan. Bola kapas Plat KLT disiapkan dengan ukuran 2×8 cm.
dimasukkan ke dalam thimble. Kemudian, Batas atas dan bawah ditandai 0,5 cm dari
cabai keriting kering dimasukkan ke dalam ujung plat dengan pensil. Sampel hasil
thimble di atas bola kapas. Sampel pada ekstraksi sebelumnya ditotolkan di atas plat
thimble ditutup bola kapas yang KLT tepat di atas tanda batas bawah sampai
ditambahkan. Dipastikan tinggi sampel tidak nodanya cukup tebal. Elusi KLT dilakukan
melebihi tinggi siphon. Sebanyak 250 mL dengan eluen toluen-kloroform-etanol
etanol 95% dimasukkan ke dalam labu (2:1:1). Elusi dilakukan sampai batas atas
Soxhlet. Alat Soxhlet dipasang sesuai pada plat, kemudian dikeluarkan dan dikeringkan
Gambar 1. Kemudian pemanas dinyalakan di udara. Setelah plat kering, plat tersebut
hingga pelarut bewarna pekat. Proses disinari dengan sinar UV. Kemudian hitung
soxhletasi dihentikan, ekstraknya Rf-nya.
didinginkan.

Modul Ekstraksi Senyawa Capsaicin dari Tanaman Cabai Menggunakan Metode Soxhletasi
Praktikum Purifikasi Bioproduk 2023

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN capsaicin yang non polar, kemampuan dan
interaksi pelarut terhadap matriks dari
Ekstraksi Capsaicin dari Cabai Merah Keriting
sampel, dan konstanta dielektriknya, etanol
Bahan utama yang digunakan dalam dapat dijadikan sebagai pelarut untuk
penelitian ini adalah cabai merah keriting. ekstraksi capsaicin dari cabai9 . Labu
Sampel yang digunakan berupa bubuk cabai dipanaskan dalam penangas air. Etanol
untuk tujuan memperluas bidang kontak memiliki titik didih ±80°C, suhu dijaga tetap
antara sampel dan pelarutnya saat proses berada dalam kisaran titik didih pelarut agar
ekstraksi. Ukuran sampel yang kecil tidak terjadi perbedaan tekanan yang tinggi
berpengaruh terhadap jumlah senyawa yang di luar dan di dalam Soxhlet yang dapat
akan terekstrak. Permukaan kontak dengan menyebabkan terjadinya ledakan.
pelarutnya semakin besar jika ukuran
Uap pelarut mencapai silinder melalui tabung
sampelnya semakin kecil, sehingga senyawa
saluran masuk dan mengalir ke atas menuju
yang kepolarannya sama dengan pelarutnya
kondensor. Pelarut yang terkondensasi
akan terekstrak lebih optimal6 .
bersentuhan dengan bahan organik mentah
Ekstraksi senyawa capsaicin dari cabai dan melarutkannya. Segera setelah larutan
dilakukan melalui metode soxhletasi. mencapai ujung atas tabung siphon. Dengan
Awalnya bola kapas dan cabai bubuk cara ini, pasokan uap pelarut yang terus
disimpan di dalam silinder kaca bernama menerus dipertahankan di dalam silinder,
thimble. Thimble dilengkapi dengan tabung dan senyawa organik terlarut mengalir
siphon dan tabung saluran masuk. Kemudian kembali ke dalam labu. Terakhir, pemanasan
kondensor air dipasang ke bagian atas dihentikan dan ekstrak yang dihasilkan
thimble. Soxhlet set yang telah dirakit didinginkan7 .
dipasangkan dengan labu Soxhlet di
bawahnya yang berisi pelarut7 . Capsaicin
memiliki gugus polar terhadap hidrogen yang
berikatan dengan air, sehingga capsaicin
bersifat nonpolar dan tidak dapat larut di
Gambar 2. Ekstrak hasil Soxhletasi.
dalam air8 . Berdasarkan sifat senyawa

Modul Ekstraksi Senyawa Capsaicin dari Tanaman Cabai Menggunakan Metode Soxhletasi
Praktikum Purifikasi Bioproduk 2023

Hasil soxhletasi berupa ekstrak dipekatkan eluen toluen-kloroform-etanol (2:1:1). Fase


dengan proses destilasi. Destilasi bekerja gerak dijenuhkan. Toluen-kloroform-etanol
berdasarkan perbedaan titik didih, bersifat non polar dan digunakan karena
komponen yang memiliki titik didih yang dapat mengelusi pelarut. Fase gerak ini dapat
lebih rendah akan keluar terlebih dahulu memisahkan spot antara komponen sampel
Etanol dengan titik didih ±80°C akan keluar dan kafein dengan baik.
terlebih dahulu dan ditampung, sementara
Hasil yang diperoleh pada tahap identifikasi
ekstrak pekat tetap berada di dalam labu
dengan KLT pada bejana adalah adanya spot
destilasi. Proses destilasi dilakukan dengan
berwarna jingga kemerahan dengan nilai Rf
menambahkan batu didih dengan tujuan
yang diperoleh adalah 0,82.
untuk meratakan panas agar homogen pada
seluruh larutan dan batu didih dapat Berdasarkan nilai Rf yang didapat, dapat
mempertahankan suhu sehingga terhindar diketahui sampel memiliki nilai Rf yang

dari titik lewat didih. Dapat terjadi overheat berada pada rentang nilai Rf yang baik, yaitu

pada bagian tertentu hingga terjadi letupan 0,2-0,815 . Hal ini berarti capsaicin pada
atau ledakan jika batu didih tidak sampel merupakan capsaicin murni tanpa zat

ditambahkan10 . Dihasilkan ekstrak berwarna lain.

merah yang diidentifikasi sebagai capsaicin


dan diuji Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Gambar 3. Hasil KLT senyawa capsaicin dari


Gambar 2. Ekstrak capsaicin dari cabai merah cabai merah keriting.
keriting.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) V. KESIMPULAN


Capsaicin dari cabai merah keriting
Plat KLT sebagai fase diam dielusi dalam satu
dapat diisolasi dengan metode ekstraksi
bejana, yaitu bejana yang berisi fase gerak

Modul Ekstraksi Senyawa Capsaicin dari Tanaman Cabai Menggunakan Metode Soxhletasi
Praktikum Purifikasi Bioproduk 2023

Soxhlet yang menghasilkan ekstrak capsaicin dengan KLT, diperoleh nilai Rf


berwarna merah dan dapat dilakukan 0,82.
identifikasi atau pengujian kemurnian

VI. DAFTAR PUSTAKA


1. Watanabe T, Kawada T, Yamamoto M, Iwai K. Capsaicin, a pungent principle of hot red pepper,
evokes catecholamine secretion from the adrenal medulla of anesthetized rats. Biochem.
Biophys. Res. Commun. 1987;142:259–264.
2. Govindarajan V, Rajalakshmi D, Chand N, Salzer UJ. Capsicum - production, technology,
chemistry, and quality. Part IV. Evaluation of quality. Crit. Rev. Food Sci. Nutr. 1987;25:185–
282.
3. Caruntu C, Negrei C, Ilie GM, Caruntu A, Ioana BA, Ioan BIB, Boda D, Albu A, Brăni SD. Capsaicin,
a hot topic in skin pharmacology and physiology. FARMACIA. 2015;63:487–491.
4. Zygler A, Siominska M, Namiesnik. ‘Theory of extraction techniques’ in Comprehensive
sampling and sample preparation. Netherlands: Elsevier; 2012.
5. Hernahadini N. 2023. Modul praktikum purifikasi produk. Universitas Muhammadiyah
Bandung: Program Studi Bioteknologi; 2023.
6. Maulida R, Guntarti A. Pengaruh ukuran partikel beras hitam (Oryza sativa L.) terhadap
rendemen ekstrak dan kandungan total antosianin. Pharma Ciana. 2015; 5(1): 9-12.
7. Aryal, D. Soxhlet Extraction: Principle, Extraction procedure, and Apparatus [web page on the
internet]. 2022 [cited 2023 Jan 22]. Available form: https://chemistnotes.com/organic/soxhlet-
extraction-principle-extraction-procedure-and-apparatus/.
8. Cairns, D. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta, Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
9. Handoko LP, Variyana Y, Mahfud. Studi efektivitas ekstraksi (Capsaicin) dari cabai (Capsicum)
dengan metode MASE (Microwave Assisted Soxhlet Extraction). Jurnal Teknik ITS. 2017; 6(2).
10. Sulfiani, Fadillah. The lenght effect of fermentation on alcohol level of arak (ballo’) at Binamu
subdistrict of Jeneponto regency. Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS). 2021; 8(2): 121-129.

Modul Ekstraksi Senyawa Capsaicin dari Tanaman Cabai Menggunakan Metode Soxhletasi

Anda mungkin juga menyukai