Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM (Piperis nigri fructus)

ISLAMIC TECHNOPRENEUR UNIVERSITY

Disusun Oleh :

Nama Nurlaili Salimah


NIM 190106038
Kelas B 2019
Kelompok 1

Dosen Pengampu :

Bella Riyana, M.Si

Nurul Ambardhani, M.Si

PROGAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2022
I. TUJUAN
I.1. Melakukan isolasi dari Lada Hitam (Piperis nigri fructus).
I.2. Mengidentifikasi isolat yang diperoleh dari ekstrak.
I.3. Menganalisis kualitatif menggunakan metode kromatografi lapis tipis.

II. PRINSIP PERCOBAAN


Metode ekstraksi soxhletasi merupakan salah satu metode untuk menghasilkan
inhibitor organik dari bahan alam. Ekstraksi dengan soxhletasi memberikan
keuntungan dibandingkan dengan proses lainnya, karena pada proses ekstraksi
soxhletasi serbuk akan selalu terbasahi oleh cairan penyari yang jernih dan
berlangsung kontinyu, sehingga ekstraksi akan efektif. Selain itu, proses
pemanasan antara pelarut dan bahan organik selama proses ekstraksi dapat
memperbaiki kualitas ekstrak yang dihasilkan.
Metode ekstraksi soxhletasi adalah metode ekstrasi dengan prinsip pemanasan
dan perendaman sampel. Hal ini menyebabkan terjadinya pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel. Dengan
demikian, metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam
pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin
udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan
terkumpul kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet
maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan
ekstrak yang baik. Prinsip ekstraksi soxhletasi didasari hukum like dissolve like
yaitu senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan senyawa non polar akan
larut dalam pelarut non polar (Shui-Phing Ou, 2015).
Rekristalisasi adalah Teknik pemurniaan suatu zat yang padat dari
pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah
perbedaan kelaritan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya.
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis yaitu pemisahan senyawa multi komponen
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, dimana suatu analit bergerak melintasi
lapisan fase diam di bawah pengaruh fase gerak, yang bergerak melalui fase diam.
Semakin polar senyawa fase gerak, semakin besar partisi ke dalam fase diam gel
silika, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan fase gerak untuk bergerak
menyusuri plat sehingga semakin pendek jarak tempuh senyawa tersebut menaiki
plat dalam waktu tertentu (Tomkins, 1994).

III. TEORI DASAR


Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi
yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Secara garis besar, proses
pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar yaitu : 1. Penambahan
sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan sampel, biasanya melalui
proses difusi. 2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut
membentuk fase ekstrak. 3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel (Jones, 1978).
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat
tertentu, terutama kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda. Pada umumnya ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang
didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan yang akan diekstrak
biasanya berupa bahan kering yang telah dihancurkan, biasanya berbentuk bubuk
atau simplisia (Jones, 1978).
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang
terdapat pada bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti senyawa antimikroba dan
antioksidan yang terdapat pada tumbuhan pada umumnya diekstrak dengan
pelarut. Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu ekstraksi
padat cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang
dipisahkan terdapat dalam campuran yang berupa cairan, sedangkan ekstraksi
padat-cair adalah suatu metode pemisahan senyawa dari campuran yang berupa
padatan (Cunniff, 1995).
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben
inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering
digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT,
di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori
kromatografi planar, selain kromatografi kertas. Kromatografi juga merupakan
analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun
cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa- senyawa yang
sifatnya hidrofobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan
dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk
kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh darikromatografi kolom,
identifikasi senyawa secara kromatografi, danisolasi senyawa murni skala kecil
(Tomkins, 1994). Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang
dilapisidengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina)maupun
selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam. Fasa gerak yang
digunakan dalam KLT sering disebut denganeluen. Pemilihan eluen didasarkan
pada polaritas senyawa danbiasanya merupakan campuran beberapa cairan yang
berbedapolaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLTdipilih
dengan cara trial and error. Kepolaran eluen sangatberpengaruh terhadap Rf
(faktor retensi) yang diperoleh (Lipsy, 2010).

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan yakni Beaker glass, cawan porselein, chamber, corong
buchner, corong kaca, cutter, cutting mat, eksikator, ember, gelas ukur, heating
mantle, klem dan statif, KLT, kondensor, labu bulat, neraca analitik, penjepit
kayu, pinset, pipet tetes, pompa vakum, rotary evaporator, selang, spatel, spatula,
timbah.
Bahan yang digunakan yakni Alumunium foil, etanol 96%, etil asetat, kertas
saring, kertas perkamen, KOH-etanolik 10%, lada hitam (Piper nignum), toluene,
etil asetat, Plastik wrap, silika gel GF 254..

V. RANGKAIAN ALAT
V.1. Soxhletasi

V.2. Kromatografi lapis tipis


VI. HASIL PENGAMATAN
No Zat Perlakuan Hasil
ISOLASI
1 Lada hitam Ditimbang 30 gram
2 Lada hitam Dibungkus dengan Tertutup secara
kertas saring rapat membentuk
seperti teh celup
3 Etanol 96% (250 mL) + Dimasukkan dalam
batu didih labu bulat
4 Alat soxhletasi Dirangkai Rangkaian alat
soxhletasi siap
digunakan
5 Lada hitam (sudah Dimasukkan ke dalam Lada hitam berada
terbungkus kertas saring) timbal di dalam timbal
6 Etanol Dipanaskan Menguap sampai
masuk ke pipa F,
memasuki timbal
dan membasahi
sampel, melewati
sifon, setelah
larutan dalam sifon
penuh maka akan
menetes, dan
terjadi siklus.
7 Filtrat Dimasukkan ke dalam
beaker glass
8 Filtrat Dievaporasi dengan Filtrat mengental
suhu 40oC
9 Endapan filtrat Ditambahkan dengan (foto)
KOH etanolik 10%
10 Endapan filtrat setelah Disaring dengan Isolat
ditambah KOH etanolik menggunakan kertas
saring
10 Isolat Dimasukkan ke dalam Terbentuk kristal
lemari dingin
PEMURNIAN
1 Kertas saring Dibentuk Sesuai dengan
menyesuaikan dengan ukuran corong
corong buncher buncher
2 Kertas saring (sudah Ditimbang 0,219 gram
dipotong)
3 Kertas saring (sudah Dibasahi dengan Kertas saring
ditimbang) etanol basah
4 Pipa vakum Dinyalakan Siap digunakan
5 Etanol Ditunggu sampai Etanol menetes
menetes pada labu
buncher
6 Filtrat Disaring dan ditunggu Ekstrak timbul
sampai kristal timbul
7 Ekstrak timbul Dibasahi dengan Ekstrak basah
etanol dingin
8 Ekstrak basah dan kertas ditunggu sampai Kertas dan ekstrak
saring kertas saring kering kering
9 Ekstrak dan kertas saring Diambil dari labu Ekstrak terletak
(sudah kering) buncher dan disimpan diatas kertas arloji
pada kaca arloji
10 Ekstrak Dimasukkan kedalam Air terpisahkan
desikator dari ekstrak
(ekstrak kering)
11 Kristal Ditimbang 0,5697 gram
12 Kristal Dioven pada suhu (Foto)
44oC selama 42 menit
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
1 Kristal lada hitam Dilarutkan dalam Siap dianalisis
etanol dengan KLT
2 Fase diam = silika gel Dipotong Tinggi silica gel 5
cm dan lebarnya
1,5 cm dengan tepi
bawah dan tepi
atasnya 0,5 cm
3 Fase gerak = Toluen : etil Dibuat eluen dalam Chumber jenuh
asetat (1 : 1) chumber
4 Sampel Ditotolkan pada plat Terdapat titik totol
KLT pada plat
5 Plat KLT (terdapat totolan) Dimasukkan ke dalam Terdapat noda
chumber sampai eluen hasil penotolan
naik hingga batas atas
6 Plat KLT (setelah dielusi) Didiamkan hingga Plat dapat
plat kering diidentifikasi KLT
7 Plat KLT (sduah kering) Diidentifikasi Noda berpendar di
menggunakan sinar sinar uv 254 nm
UV 254 nm dan 365 dan juga 365 nm
nm dan terdapat 2
totolan
8 Noda 1 Diukur jarak noda 1 cm
9 Noda 2 Diukur jarak noda 2,4 cm

VII. PERHITUNGAN
VII.1. Rendemen
Diketahui : Massa sampel = 30 gram
Massa kertas saring kosong = 0,219 gram
Massa kertas saring + ekstrak = 0,569 gram
Berat ekstrak = (bobot akhir-bobot awal)
= 0,569 gr – 0,219 gr
= 0,35 gr
Ditanyakan : Rendemen?
Berat ekstrak
% Rendemen = x 100 %
Berat simplisia
0,35
= x 100 %
30 gram
= 1,066 %

VII.2. Nilai Rf
Diketahui : Jarak tempuh pelarut = 4 cm
Jarak tempuh sampel = 1 cm
Ditanyakan : Nilai Rf?
a. Nilai Rf noda 1
jarak tempuh oleh sampel
Rf =
jarak tempuh oleh pelarut
1
=
4
= 0,25 cm
b. Nilai Rf noda 2
jarak tempuh oleh sampel
Rf =
jarak tempuh oleh pelarut
2,4
=
4
= 0,625 cm

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum isolasi piperin dari Piperin nigri fructus digunakansampel
sebanyak 30 gram. Sampel diekstraksi dengan penyari soxhlet karenamerupakan
salah satu metode yang cocok untuk mengekstraksi alkaloid(Harbone, 1996).
Prinsip ekstraksi dengan penyari soxhlet adalah senyawatahan pemanasan. Piperin
merupakan senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin yang digunakan untuk
ekstraksi berupa serbuk halus, tujuannyasupaya didapat sari dengan kadar yang
optimal karena jika suatu sampelukuran partikelnya diperkecil maka partikel
mudah terbasahi oleh solvent

Anda mungkin juga menyukai