Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMISAHAN KIMIA

(Destilasi)

Oleh : Itaur Rohmah

NIM : IST2103009

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ANNUQAYAH

2023-2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan

1. Memisahkan minyak kunyit menggunakan ekstraksi padat-cair teknik


maserasi
2. Mengamati pengaruh lama waktu maserasi terhadap rendemen minyak kunyit
yang dihasilkan
3. Pemisahan melalui teknik destilasi sederhana.
1.2. Latar belakang
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan
mentah obat, daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan
dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989). Maserasi adalah proses
pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi,
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan.
Sedangkan destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan
penguapan senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap
yang terbentuk. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat
cair, dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik
didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar teori


Maserasi istilah aslinya adalah macerace (bahasa Latin, artinya merendam) :
adalah proses ekstraksi analit dengan cara merendam sampel menggunakan pelarut
bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode
waktu tertentu. Maserasi adalah salah satu jenis metode ekstraksi dilakukan tanpa
pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin. Jadi pada metode ini, pelarut
dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan
teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun
tahan panas. Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan sifat
kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like), penyaringan zat aktif.
Pada umunya, maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan
derajat kehalusan yang cocok, dimasukkan ke dalam bejana kemudian dituangi
dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada
ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai sehingga
diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan di tempat sejuk,
terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan.
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan komponen dalam
campuran berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap. Pada proses
destilasi diawali dengan pemanasan campuran, diamana zat cair yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap tersebut bergerak menuju
kondensor sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus
menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada
dalam campuran homogen tersebut. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer.
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titih didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi destilasi digunakan untuk memurnikan air yang kotor atau membuat air
tawar dari air laut. Maserasi juga dapat dilakukan dengan pengadukan secara
sinambung (maserasi kinetik).
Kelebihan metode maserasi adalah efektif untuk senyawa yang tidak tahan
panas (terdekradasi karena panas), peralatan yang digunakan ralatif sederhana, murah,
dan mudah didapat. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu
waktu ekstraksi yang lama, membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak, dan
adanya kemungkinan bahwa senyawa tertentu tidak dapat diekstrak karena
kelarutannya yang rendah pada suhu ruang (Sarker, S. D.,et al, 2006).
Kelemahan dari maserasi adalah prosesnya membutuhkan wsi aktu yang
cukup lama.Ekstraksi secara menyeluruh juga dapat menghabiskan sejumlah besar
volume pelarut yang dapat berpotensi hilangnya metabolit. Beberapa senyawa juga
tidak terekstraksi secara efisien jika kurang terlarut pada suhu kamar (27˚C). Ekstraksi
secara maserasi dilakukan pada suhu kamar (27˚C),sehingga tidak menyebabkan
degradasi metabolit yang tidak tahan panas (Fadhilaturrahmi, 2015).
BAB III

METODOLOGI
3.1. Teknik Maserasi
A. Alat :
 Erlenmeyer
 Batang pengaduk
 Kertas saring
 Blender
B. Bahan :
 Etanol 96%
 Serbuk kunyit
C. Prosedur kerja
 Preparasi kunyit
1. Kunyit dibersihkan dan dikupas sampai kulit dasarnya, kemudian diiris
kecil-kecil.
2. Jemur irisan kunyit hingga menjadi warna kecoklatan.
3. Blender kunyit sampai menjadi serbuk.
 Isolasi minyak kunyit dengan teknik Maserasi
1. Timbang serbuk kunyit kering sebanyak 25 gr dan tempatkan dan
tempatkan dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 150 mL etanol 96% ke dalam erlenmeyer yang berisi
serbuk kunyit.
3. Simpan sampai 1 hari 1 malam.
4. Pisahkan serbuk dengan cairannya dengan cara menyaring,
selanjutnya pekatkan filtrat menggunakan vacum evavorasi.
5. Hitung rendemen minyak yang dihasilkan.
3.2. Teknik Destilasi
A. Alat :
 Seperangkat alat destilasi
 Termometer
 Heating mantel
 Batu didih atau padatan berpori
B. Bahan :
 Sampel hasil maserasi
C. Prosedur kerja
1. Susunlah peralatan sesuai dengan aturan.
2. Masukkan sampel yang ingin dimurnikan di labu alas bulat, kemudian
hidupkan mantel pemanas untuk memanaskan sampel.
3. Catat suhu, disaat destilat mulai menetes di labu penampung.
4. Bandingkan warna sampel (sebelum didestilasi) dengan destilat yang
tertampung pada labu penampung.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Data hasil pengamatan
 Pada teknik maserasi

Sampel Waktu maserasi Warna sebelum Warna setelah Jumlah


maserasi maserasi rendemen
Kunyit 1 hari 1 malam Orange keruh Merah hati 24%

 Pada teknik destilasi

Sampel Suhu mulai menetes Warna sebelum Warna setelah


destilasi destilasi
Kunyit ± 200˚C Merah hati Kuning cerah
bening

 Adapun hasil rendemen maserasi yaitu :


 Berat awal gelas beaker yaitu 61,5 gr
 Berat geals beaker dan sampel yaitu 98,2 gr
 Berat awal sampel yaitu 150 mL
 Berat gelas beaker berisi sampel – berat awal gelas beaker yaitu 36,7 mL

 Perhitungan rendemen maserasi :


Rendemen maserasi = berat akhir / berat awal × 100%
= 36,7 / 150 × 100%
= 0,24 × 100%
= 24%

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini metode yang digunakan untuk metabolit sekunder dengan
cara maserasi. Sampel yang digunakan adalah ekstrak kunyit. Kunyit atau kunir (Curcuma
Longa) adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia,
Australia bahkan Afrika. Manfaatnya seperti meningkatkan daya tahan tubuh karena
mengandung zat kurkumin yang bekerja untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati
radang, mengatasi perut kembung, mengurangi nyeri haid, obat alergi, dll.
Pertama, sampel ekstrak kunyit ditimbang sebanyak 25 gr dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. Kemudian ditambahkan etanol 96% sebanyak 150 mL dan aduk merata. Lalu
simpan minimal 1 hari 1 malam meskipun idealnya sampai ± 5 hari 5 malam. Tujuan
dilakukannya proses maserasi sampai 5 hari karena pada umumnya waktu yang digunakan
untuk maserasi adalah 5 hari, setelah waktu tersebut keseimbangan antara bahan yang
diekstraksi pada bagian dalam sel dengan luar sel telah tercapai (Voight, 1994). Setelah
waktu yang ditentukan, pisahkan serbuk dengan cairannya dengan cara menyaring dan
pekatkan sampel menggunakan filtrat hitung rendemen. Hasil rendemen maserasi yang
diperoleh adalah 24% yang menghasilkan warna merah hati setelah proses maserasi yang
warna sebelum maserasi adalah kuning keruh. Proses maserasi unutuk penympanan sampel
harus ditempatkan pada tempat yang gelap atau tidak langsung pada sinar matahari agar
mengurangi resiko terjadinya reaksi antara bahan di dalam chamber dengan matahari.
Selanjutnya, dilanjutkan pada proses destilasi. Pertama, peralatan harus disusun sesuai
aturan. Kemudian masukkan sampel hasil maserasi yang ingin dimurnikan pada labu alas
bulat dan hidupkan mantel pemanas. Lalu tunggu dan amati serta catat suhu saat destilat
mulai menetes di labu penampung. Terakhir bandingan warna sampel sebelum didestilasi
(sampel hasil maserasi) dengan destilat yang tertampung pada labu penampung. Maka
menghasilkan warna kuning cerah bening dengan temperatur suhu ±200˚C. Penghasilan
warna destilat ini tergantung suhu yang digunakan. Tujuan dari proses destilasi adalah untuk
memisahkan senyawa-senyawa dalam satu fasa yaitu cair-cair agar mendapatkan senyawa
murni berdasarkan perbedaan kecepatan dan relativitas volatilitas (kemudahan menguap)
sehingga mengubah fasa campuran senyawa cairan tersebut.
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Warna yang dihasilkan setelah maserasi adalah merah hati. Sedangkan warna yang
dihasilkan setelah destilasi adalah kuning cerah bening.
b. Adapun jumlah rendemen yang dihasilkan pada teknik maserasi adalah 24%, dengan
perincian :
 Berat awal gelas beaker yaitu 61,5 gr
 Berat geals beaker dan sampel yaitu 98,2 gr
 Berat awal sampel yaitu 150 mL
 Berat gelas beaker berisi sampel – berat awal gelas beaker yaitu 36,7 mL
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen kesehatan Republik
Indonesia.
Ansel, h. C. 1989. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi Edisi IV. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Sarker S.D., Latif Z., dan Gray A.I., 2006, Nar-ural products isolation. In: Sarker SD, Latif
Z, & Gray Al, editors. Natural Products Isolation. 2n ed. Totowa (New Jersey).
Humana Press Inc. 18: 6-10
Fadhilaturrahmi, S. 2015. Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Terong Lalap Ungu (Solanum melongena L).
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Voight, R. 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh Soedani,
N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
LAMPIRAN

Bahan Maserasi Ekstrak kunyit + Alkohol

Proses destilasi Destilat

Anda mungkin juga menyukai