Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH KIMIA DASAR


TEKNIK DASAR PEMISAHAN SENYAWA KIMIA
(RENDEMEN EKSTRAK)

Disusun oleh Kelompok 6 :


Aulia Cahya Imanda – 20230302264
Desy Prastia – 20230302263
Fatimah Ariqah Afiyanti – 20230302138
Ida Fadhilah – 20230302052
Rizqia Syahra Winara –20230302161
Rizkia Viola – 20230302077
Siti Hardiyanti – 20230302146

Dosen Pengampu : Harna, S.Gz, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia


awal. Rendemen menggunakan satuan persen (%), semakin tinggi nilai rendemen yang
dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak(4). Rendemen
suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode
ekstraksi yang digunakan. Ekstraksi menggunakan pelarut terdiri dari cara dingin meliputi
maserasi, perkolasi dan cara panas meliputi refluks, soxhletasi, infus, dekok dan digesti.
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menarik kandungan senyawa
yang terdapat pada sampel yang pisahkan dengan menggunakan pelarut. Ekstrak yang
dihasilkan berupa sedimen kental dari senyawa aktif yang diperoleh. Metode ekstraksi
yang dipilih berdasarkan sifat fisik dan kimia suatu bahan atau sampel yang digunakan
agar senyawa yang diperoleh sesuai dengan yang dinginkan. Jenis ektraksi yang paling
sering digunakan
yaitu maserasi.
Maserasi merupakan salah satu cara ekstraksi yang dilakukan dengan merendam
sampel yang telah berbentuk bubuk dengan menggunakan pelarut tertentu pada suhu
ruang untuk menarik senyawa yang terdapat pada suatu sampel. Maserasi
seringdigunakan dalam proses ektraksi karena memiliki kelebihan diantaranya tidak
menggunakan suhu tinggi sehingga aman untuk berbagai jenis senyawa yang tidak tahan
dengan panas, dapat menarik banyak senyawa.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami penyaringan simplisia teh bubuk
dengan cara maserasi dan untuk mengetahui perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol
terhadap rendemen ekstrak secara maserasi.
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Desember 2023 di Laboratorium


Kimia, Lab Kimia 2, Gedung Holic Raus, Universitas Esa Unggul Jakarta pukul
14.40- 16.20 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Bahan : 1. Teh Bubuk
2. Etanol 96%

Alat : 1. Gelas Ukur


2. Erlenmayer
3. Kertas Penyaring
4. Sonicator
5. Neraca Analitik
Alat :

No Nama Gambar Fungsi


.
1. Gelas Ukur Untuk mengukur volume cairan. Alat ini
memiliki bentuk silinder dan setiap garis
penanda yang ada pada gelas ukur
mewakili jumlah cairan yang telah
terukur.

2. Erlenmayer Untuk memasukkan suatu cairan ke


dalam suatu tempat yang mulutnya
sempit seperti botol, labu ukur, buret dan
sebagainya. Selain itu corong juga
digunakan untuk menyaring.

3. Kertas Penyaring Untuk menyaring bahan kimia atau


sampel yang akan diuji

4. Sonicator Untuk menghasilkan gelombang suara


ultrasonik. Gelombang suara ini
digunakan untuk mengganggu atau
menghancurkan sel atau partikel dalam
sampel, sehingga berguna dalam proses
ekstraksi.
5. Neraca Analitik Untuk mengukur massa kecil dalam
rentang sub-miligram. Piringan pengukur
neraca analitik berada dalam kotak
transparan berpintu sehingga tidak
berdebu dan angin di dalam ruangan
tidak mempengaruhi operasional
penimbangan.
Bahan :
No. Nama Gambar Fungsi
1. Teh Bubuk Teh memiliki zat yang mampu
membantu anda untuk
meningkatkan kekebalan tubuh. Zat
tersebut adalah vitamin C yang
sangat aktif untuk membantu
meningkatkan sistem imun tubuh
anda. Hal ini membantu anda untuk
bisa terhindar dari berbagai
penyakit. Teh juga banyak di pakai
sebagai obat untuk mengobati sakit
kepala.
2. Etanol 96% Etanol banyak digunakan sebagai
pelarut berbagai bahan-bahan kimia
yang ditujukan untuk konsumsi dan
kegunaan manusia. Contohnya
adalah pada parfum, perasa,
pewarna makanan, dan obat-obatan.
Dalam kimia, etanol adalah pelarut
yang penting sekaligus sebagai stok
umpan untuk sintesis senyawa kimia
lainnya.
2.3 Cara Kerja

FLOWCHART
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Parameter Sampel
(Maserasi etanol 96%)

Berat Botol 91.8542 gr

Berat Simplisia 5.00070 gr

Lama Pengadukan 6 menit

Lama di Sonicator 10 menit

Kondisi Fitrat

Bentuk Cair

Bau Ada Bau

Warna Hijau Lumut


3.2 Pembahasan
Komponen yang terdapat dalam simplisia bubuk teh dianalisis golongan
senyawanya dengan tes uji warna menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik
untuk golongan senyawa alkaloid, saponin, steroid atau triterpenoid flavonoid,
polifenol, tanin dan antrakinon. Sampel berupa simplisia daun bubuk teh sebanyak ±5
gram yang sudahkering. Dalam penelitian ini menggunakan pelarut etanol 96%,
pemilihan pelarut yang akan dipakai harus diperhatikan sifat kandungan kimia
(metabolit sekunder) yang akan diekstraksi. Sifat yang penting adalah sifat kepolaran,
dapat dilihat dari gugur polar senyawa tertentu. Selain itu, etanol juga memiliki
kemampuan menyari dengan polaritas yang lebar mulai dari senyawa non polar
sampai dengan polar.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi adalah maserasi. Metode maserasi dipilih
karena metode ini adalah metode yang sederhana sehingga mudah untuk dilakukan.
Maserasi merupakan proses pembuatan ekstrak simplisia yang menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokkan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Proses
maserasi pada simplisia teh hijau dilakukan dengan merendamnya dalam pelarut
selama 10 menit. Setelah 10 menit kemudian dilakukan penyaringan untuk
memperoleh filtratnya. Alasan menggunakan pelarut etanol 96% yaitu untuk
menghasilkan ekstrak yang kental (murni) sehingga mempermudah untuk proses
identifikasi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan proses ekstrasi dengan metode maserasi untuk
mengekstraksi zat-zat berkhasiat dari teh bubuk, yang melibatkan beberapa pengocokan pada
temperatur ruangan dan pemanasan dengan sonicator. Simplisia teh bubuk yang dilarutkan
dengan larutan etanol 96% berubah menjadi cair dan menghasilkan warna hijau terang. Pada
pengujian ini hasil ekstrak daun teh hijau dengan metode maserasi menggunakan pelarut
etanol 96% didapatkan hasil perubahan warna menjadi hijau terang, Hasil akhirnya
memperoleh filtrat ± 50 ml berwarna hijau lumut setelah proses penyaringan.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, untuk menghasilkan produk ekstrak bubuk teh terbaik
disarankan menggunakan suhu awal penyeduhan 50oC dengan lama penyeduhan 15 menit.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variasi suhu awal penyeduhan yang lebih
tinggi, lama penyeduhan yang lebih lama dan metode ekstraksi lain yang lebih ideal dalam
ekstraksi bubuk teh.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai