krim pemutih merupakan sediaan kosmetika yang sangat populer dimana banyak
wanita Indonesia yang berlomba-lomba untuk memakai krim pemutih. Sehingga
konsumen harus berhati-hati dalam memilih krim pemutih. Biasanya krim pemutih tidak
lepas dari zat pengawet seperti nipagin dan nipasol. Zat pengawet tersebut berguna
untuk menjaga kestabilan suatu sediaan kosmetika dan memiliki efek alergi pada kulit.
Menu
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
BAHAN PENGAWET
Bahan Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam
jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat
bersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba
sehingga kosmetika menjadi stabil .
NIPAGIN NIPASOL
Aktivitas Antimikroba
Nipagin dan Nipasol
Nipagin dan nipasol digunakan sebagai pengawet antibakteri dan
antifungi. Mereka mempunyai keuntungan yaitu mereka aktif pada pH 4 sampai 8
walaupun mereka umumnya aktif pada larutan asam, tetapi mempunyai aktivitas
antimikroba baik dalam suasana asam maupun basa. Kelarutan dalam air
tergantung pada panjang rantai alkil. Semakin panjang rantai alkil, kelarutannya
akan berkurang.
Sifat umum krim adalah mudah melekat pada permukaan tempat pemakaian
dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim
juga dapat memberikan efek mengkilap, berminyak, melembabkan, dan mudah
tersebar merata
Spektrofotometri UV-VIS
Prinsip Kerja
Spektrofotometri UV-VIS adalah interaksi yang terjadi
antara energi yang berupa sinar monokromatis dari
sumber sinar dengan materi yang berupa molekul
Cara Kerja
Sinar dari sumber radiasi diteruskan menuji
monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan
terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi.
Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian
secara berulang-ulang, sinyal listrik dari detektor diproses,
diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya
perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah
terprogram.
BAB III
DATA
PERCOBAAN
Prosedur Asli
1. Larutan Uji
Sejumlah cuplikan setara dengan 10 mg metil paraben ditimbang seksama, dimasukkan
kedalam gelas piala 25 ml, ditambah 5 ml etanol 96%, diaduk. Dituangkan kedalam labu
tentukur diencerkan dengan etanol 96% hingga tanda, dikocok dan disaring (A).
2. Baku
Sejumlah lebih kurang 10 mg metil paraben BPFI ditimbang seksama, dimasukkan
kedalam labu tentukur 10 ml, ditambah etanol 96% hingga tanda, dikocok (B).
3. Cara Pemisahan
Larutan A dan B ditotolkan secara terpisah dan dilakukan KLT sebagai berikut :
Fase Diam : Silika gel GF 254, tebal 0,25 mm.
Fase Gerak : Toluen – Asam Asetat Glasial (80 : 20)
Penjenuhan : Dengan kertas saring
Volume Penotolan : Larutan A dan B masing-masing 50 μl.
Jarak Rambat : 15 cm
Penampak Bercak : Cahaya UV 254 nm.
Prosedur Asli
4. Cara Penetapan ●
Bercak A dan B yang memiliki harga Rf sama, ditandai dan dikerok. Hasil kerokan
bercak A dan B dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan etanol
96% hingga garis tanda, dikocok dan disaring. Dibuat larutan blanko. Larutan bercak A
dan B masing-masing diukur pada panjang gelombang serapan maks ± 257 nm.
Kadar nipagin dan nipasol dalam krim pemutih adalah :
Ket :
Au : Serapan larutan uji (Larutan bercak A)
Ab : Serapan larutan baku (Larutan bercak B)
Bu : Bobot cuplikan yang ditimbang
Bb : Bobot baku
FPu : Faktor pengencer larutan uji
FPb : Faktor pengencer larutan baku
LANGKAH KERJA
LANGKAH KERJA
(B)
Data Sampel
Data Organoleptik Sampel
Data Penimbangan Sampel