ABSTRAK
1
anterior. Perubahan warna pada gigi Dentistry di Amerika Serikat (AS),
dapat disebabkan oleh pewarnaan karbon aktif sudah banyak digunakan
superficial bersumber dari makanan untuk berbagai hal, terutama untuk
seperti teh, kopi dan anggur merah, menyerap kotoran atau racun. Pori-
atau bahan kimia seperti klorheksidin pori yang terbentuk pada karbon
di dalam obat kumur. Perubahan aktif ini akan mengikat kotoran-
warna pada gigi juga dapat kotoran pada permukaan gigi.
disebabkan oleh kondisi patologis Karena itu, membersihkan zat-zat
gigi pada masa perkembangan awal kekuningan pada gigi akan jadi lebih
atau faktor lingkungan, misalnya mudah. Suatu pasta gigi biasanya
pewarnaan karena tetrasiklin, karies mengandung bahan abrasif, surface
gigi dan nekrosis pulpa. Selain active agent, humektan, bahan
faktor-faktor tersebut, penuaan juga pengikat, dan bahan perasa. Bahan
dapat menyebabkan perubahan sintetik yang sering digunakan
warna pada gigi. Cara sederhana dalam pasta gigi pada umumnya
untuk mencegah terjadinya plak atau mengandung bahan kimia toksik
memutihkan gigi adalah dengan yang dapat menimbulkan masalah
menggosok gigi menggunakan pasta kesehatan, seperti fluorida, triklosan
gigi. dan natrium lauril sulfat. Tetapi saat
Pasta gigi didefinisikan ini banyak beredar pasta gigi yang
sebagai suatu bahan semi-aqueous mengandung bahan pemutih alami
yang digunakan bersama-sama sikat salah satunya adalah pasta gigi yang
gigi untuk membersihkan seluruh mengandung Virgin Coconut Oil
permukaan gigi serta memberi rasa (VCO).
nyaman pada rongga mulut. VCO merupakan minyak
Penambahan aroma akan kelapa murni yang dihasilkan dari
memberikan rasa nyaman dan buah kelapa tua segar, bukan terbuat
menyegarkan pada rongga mulut. dari kopra seperti minyak kelapa
Menurut drg. Mark Wolf, yang banyak dikenal. VCO yang
seorang pakar kesehatan gigi dari beraroma gurih dan lembut memiliki
New York University College of nilai komersial lebih tinggi karena
2
memiliki banyak manfaat dan b. Variabel Terikat pada
khasiat, yaitu selain digunakan untuk penelitian kali ini adalah
bahan baku industry pangan dan sediaan pasta gigi
kosmetik untuk perawatan tubuh c. Variabel Terkontrol Pada
(hand body lotion), VCO juga penelitian kali ini variabel
dapat bermanfaat dalam sediaan terkontrolnya adalah suhu,
pasta gigi. Hal tersebut didukung volume VCO, ketelitian dan
dengan penelitian sebelumnya bahwa pengamatan.
VCO dapat memberikan daya 2. Formulasi
hambat terhadap pertumbuhan Tabel 1. Formulasi Pasta gigi
bakteri enterococcus faecalis dalam Komposisi F%
rongga mulut. VCO 10
Metode Penelitian Kalsium karbonat 44
Sorbitol 18
Alat dan Bahan Penelitian
Gliserin 10
Alat Neraca Analitik, Gelas Ukur, Na. CMC 1
Mortir dan stemper, Sudip, Pipet Saccharin 0,2
tetes, Kertas tissue, Kertas pH Na. Benzoat 0,1
Indikator, pH meter, Objek Glass. Na. Lauryl Sulfat 1
Bahan Kelapa , Buah nanas, Larutan Menthol 0,3
sorbitol 70%, Kalsium karbonat, Aquadest Add 100
Sorbitol, Gliserol, Natrium CMC, 3. Cara Kerja
Saccharin, Natrium benzoate, 1. Mortir dipanaskan dengan
Natrium laurilsulfat, Menthol, Etanol air panas, setelah mortir
95%, Aquades. panas, keluarkan air dari
mortar lalu keringkan.
1. Variabel
2. Natrium CMC ditaburkan di
a. Variabel bebas pada
atas air panas dalam mortir
penelitian ini adalah
(sebanyak 20 x bobot CMC)
konsentrasi VCO.
diamkan selama ±15 menit,
3
gerus sampai homogen 4. Evaluasi Sediaan
(massa 1). 1. Organoleptis
3. Kalsium karbonat digerus, Evaluasi yang dilakukan yaitu
tambahkan VCO, kemudian dengan melakukan
4
6. Uji Viskositas disaring menggunakan kertas
Sampel 100 gram dimasukkan saring.
kedalam gelas beaker 250 mL, Pembuatan Santan Dan Krim
kemudian viskositasnya diukur
Santan Kelapa.
dengan viskometer
Krim santan yang
menggunakan spindel dan
digunakan pada praktikum ini
kecepatan yang sesuai.
diperoleh dari daging buah
HASIL DAN PEMBAHASAN
kelapa. Pembuatan santan dari
1. Hasil Penyiapan Bahan
buah kelapa diawali dengan
Ekstrak Nanas
pemotongan daging menjadi 2
Penelitian ini diawali
bagian dan dilakuakan proses
dengan pembuatan ekstrak nanas
pemarutan dengan parutan
atau ekstrak kasar enzim
mesin. Pemarutan disini
bromelin dari buah nanas. Buah
dimaksudkan untuk memperluas
nanas yang digunakan dalam
permukaan dan merusak dinding
penelitian ini berasal dari pasar
sel, sehingga minyak dalam
dengan kriteria daging buah
daging kelapa keluar.
kuning segar , berdiameter 7,5
Selanjutnya hasil parutan
cm dan kulit luarnya masih
diletakan dibaskom besar dan
terlihat masih hijau. Bromelin
dilakukan penambahan air
kasar diekstrak dari 2 buah
sekitar 2 liter untuk 2 buah
nanas yang tidak terlalu muda
kelapa. Penambahan
dan tidak terlalu tua untuk
mengunakan air dikarenakan
menghasilkan cairan buah nanas
tingkat kelarutannya akan lebih
dengan cara diblender
mudah. Fungsi penambahan air
(menghancurkan) daging buah
adalah mengeluarkan komponen
untuk mendapatkan sari buah
senyawa dalam daging kelapa.
nanas. Bonggol yang ada pada
Kemudian daging kelapa yang
daging buah diikutkan dalam
sudah bercampur dengan air
proses pemarutan. Kemudian
diperas. Tujuannya untuk
mengeluarkan seluruh
5
komponen-komponen pada fase minyak yang tidak saling
daging kelapa, terutama minyak bercampur, karena distabilkan
yang terdapat dalam butiran oleh suatu emulgator. Emulgator
daging buah kelapa yang sudah adalah zat yang berfungsi untuk
halus. Semakin lama peremasan memperkuat emulsi, dalam hal
akan menghasilkan krim yang ini sebagai emulgatornya adalah
lebih banyak. Kemudian santan protein. Keduafase tersebut
yang didapat dalam praktikum diikat oleh molekul protein yang
ini disaring menggunakan kertas mengandung rantai hidrokarbon
saring agar santan dengan ampas dengan ujung polar. Bagian
tidak bercampur. Selanjutnya karbon dari protein bersifat
santan kelapa yang diperoleh hidrofobik yang larut dalam
didiamkan selama 5 jam sampai minyak dan ion bersifat
terpisah menjadi dua fase yaitu hidrofilik yang larut dalam fase
fase krim yang jernih dibagian air karena asam amino larut
bawah (air) dan fase krim yang dalam air, gugus karboksilat
berwarna putih susu dibagian akan melepaskan ion H+,
atas (minyak). Air berada sedangkan gugus amina akan
dibagian bawah dikarenakan menerima ion H+. Asam amino
berat jenis krim lebih besar dari dapat membentuk ion yang
pada krim sehingga posisi krim bermuatan positif dan juga
berada paling atas (Sukartin, bermuatan negatif atau ion
2005). amfoter. Minyak dapat keluar
Pembuatan Virgin Coconut Oil dari sistem emulsi bila ikatan
(VCO) emulsi tersebut dirusak.
Santan kelapa merupakan Metode yang digunakan
cairan yang berwarna putih susu untuk merusak sistem emulsi
yang diperoleh dari pemerasan adalah metode enzimatis.
daging kelapa. Santan Terbentuknya minyak
merupakan emulsi yang terdiri merupakan terhidrolisisnya
dari duafase, yaitu fase air dan ikatan peptida padakrim santan
6
oleh enzim. Jika ikatan peptida minyak dapat terpisahdari sistem
tersebut terhidrolisis dan putus, emulsi.
maka minyak dapat keluar dari Proses pembuatan VCO
sistem emulsi. Praktikum ini juga dipengaruhi oleh
diawali dengan pengambilan konsentrasi ekstrak kasar enzim
krim santan kemudian ditaruh bromelin. Fungsi yang paling
dalam toples bening untuk penting dari protein adalah
mempermudah mengamati aktivitas enzim. Enzim
pembuatan VCO. Kemudian mengendalikan dan
ditambahkan dengan buah nanas mengkatalisasikan aktivitas
dan konsentrasi ekstrak kasar kimia dari suatu sel hidup.
enzim bromelin. Proses Banyak faktor yang
selanjutnya difermentasi selama mempengaruhi laju reaksi suatu
24 jam untuk memperoleh tiga enzim, salah satu yang paling
lapisan dari campuran penting adalah konsentrasi
krimsantan dan enzim bromelin substrat suatu enzim.
yaitu air (bawah), protein Penentuan kualitas VCO
(tengah) dan minyak (atas). Penentuan Kadar Air
Minyak berada di fase paling Pengukuran kadar air
atas dikarenakan memilliki masa pada 0.5 gram yaitu 3,40%, hal
jenis lebih rendah dibandingkan ini menunjukan bahwa kadar air
air. Protein merupakan suatu yang terkandung dalam VCO
emulgator pada krim santan atau terlalu tinggi karena range untuk
terdegradasi melalui proses kadar air dalam VCO adalah
hidrolisis dengan bantuan enzim <0.2 %. Kadar air yang tinggi
bromelin yang merupakan enzim dikarenakan bercampurnya air
hidrolase pada substrat protein. pada saat pembuatan dan tidaak
Pemecahan protein bisa dipisahkan dengan metode
menyebabkan sistem emulsi pemisahan biasa.
menjadi tidak stabil sehingga
7
Gambar 1. Hasil VCO Pengujian Organoleptis
Uji organoleptis
dilakukan secara visual meliputi
warna, bau, homogenitas dan
tekstur dari pasta gigi. Hasil uji
Evaluasi Sediaan Pasta Gigi sifat fisik organoleptis pasta
Pengujian sifat fisik dan gigi. Menunjukkan peningkatan
stabilitas pasta gigi meliputi konsentrasi sorbitol tidak
organoleptis, pH, viskositas dan mempengaruhi warna, bau dan
daya lekat. Pengujian pada homogenitas tetapi
waktu 48 jam berfungsi untuk mempengaruhi tekstur pasta
melihat profil sifat fisik pasta gigi. Berdasarkan hasil uji sifat
gigi. Pengukuran dilakukan 48 fisik organoleptis dapat di
jam sesudah proses pembuatan simpulkan :
karena pasta gigi masih
Uji Hasil
dipengaruhi oleh gaya mekanik Bau Nanas
dari pengadukan saat proses Warna Putih
Bentuk Pasta
pembuatan pasta gigi.
kental
Pengukuran pada waktu 48 jam Tekstur Lembut
sesudah proses pembuatan Pada hasil uji
memberikan hasil pengukuran kestabilan fisik organoleptis
yang memiliki keterulangan dan pasta gigi tidak terjadi
reprodusibilitas yang baik. perubahan organoleptis. Pasta
Pengukuran secara periodik gigi memiliki warna putih , bau
selama 4 minggu berfungsi khas nanas, homogen dan
untuk melihat kestabilan fisik tekstur yang tidak berbeda
pasta gigi. Pengujian sifat dan dalam 48 jam sesudah proses
kestabilan fisik pasta gigi yang pembuatan pasta gigi.
dilakukan meliputi organoleptis,
pH, viskositas dan daya lekat
(Grag, 2002). Gambar.2 sediaan pasta gigi
8
penggosokan pada gigi menjadi
sulit. Hasil uji sifat fisik
viskositas sediaan pasta gigi
menunjukkan viskositas sediaan
pasta gigi sebesar 98,8 mpas.
Pengujian pH
Pengujian Daya Sebar
Nilai pH saliva didalm
Hasil pengamatan uji daya
mulut adala 4,5 – 10,5 SNI
sebar pada pasta gigi sebesar 6,8
(1995). Pasta gigi memiliki pH
cm. hal ini menunjukan hasil uji
terlalu asam dapat mengiritasi
daya sebar sesuai dengan
mulut (Elfiyani et.al., 2015). Uji
literature 5 – 7 cm (dave, 2014).
pH dilakukan dengan
Pengujian Tinggi Busa
menggunakan kertas pH. Hasil
Hasil pengamatan uji
uji sifat fisik pH pasta gigi
tinggi busa pada pasta gigi
adalah 6. Hasil yang diperoleh
diambil 2 gram pasta gigi
sesuai dengan persyaratandalam
dilarutkan dalam 2 ml akuades.
SNI (1995).
Kemudian dikocok dan diamati
Gambar.3 Uji pH
tinggi busa. Hasil yang
didapatkan tinggi busa 2 ml
selama 10 menit.
Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas
Pengujianviskositas
bertujuan untuk melihat
Tujuan pengujian
seberapa homogenitas bahan-
viskositas untuk mengetahui
bahan yang tercampur dalam
kekentalan pasta gigi. Viskositas
sediaan pasta gigi. Hasil yang
yang semakin tinggi
didapatkan pasta gigi homogen.
menggambarkan sediaan yang
semakin kental dan sebaliknya.
Sediaan yang kental
menyebabkan proses SIMPULAN
9
Berdasarkan hasil uji VCO Nair MA, Shankarapillasi R,
didapatkan kadar air yang terlalu Chouhan V. 2009. The Dental
tinggi yaitu 3,40%, dan untuk uji Anxienty Level Associated With
fisik sediaan pada uji pH, daya sebar, Surgical Extraction Tooth.
tinggi busa, dan homogenitas International Journal Of Dental
memenuhi persyaratan SNI. Tetapi Clinics. 1: 20-23.
pada uji viskositas kadar yang
Sukartin, KJ., dan Sittanggang, M.
didapat terlalu tinggi yaitu 98,8
2005. Gempur Penyakit Dengan
mpas.
VCO. Penebar Swadaya, Jakarta.
SARAN Hal.7-6.
10