Anda di halaman 1dari 40

i

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

“ PEMBUATAN SEDIAAN PASTA GIGI”

Dosen Jaga :

Apt.,Eka Deddy Irawan, S.Si.,M.Sc.

Disusun Oleh :

Kelompok A2-4

Charang Sukma Mulyana (182210101140)

Ratih Nova Aryati (182210101143)

Yoga Aris Setiawan ( 182210101161)

M.Haykal Abdi Hidayatullah (182210101163)

Hari/Tanggal Praktikum :

Rabu /17 November 2020

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2020
i

Daftar Isi
BAB I . PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum.........................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................3
2.1 Dasar Teori...................................................................................................................................3
2.2 Evaluasi Produk Referen...............................................................................................................6
2.3 Studi Praformulasi Bahan Aktif...................................................................................................10
2.4 Alasan Pemilihan Bahan Aktif.....................................................................................................13
2.5 Studi Praformulasi Bahan Tambahan..........................................................................................14
BAB III. METODE...................................................................................................................................20
3.1 Alat dan Bahan...........................................................................................................................20
3.2 Susunan Formula dan Komposisi bahan yang Direncanakan......................................................21
3.3 Rancangan Spesifikasi Bahan......................................................................................................26
3.4 Cara Pembuatan.........................................................................................................................27
3.5 Prosedur Evaluasi Sediaan..........................................................................................................28
3.6 Rancangan Kemasan...................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................34
1

BAB I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, persentase
penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%.
Dari penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, persentase penduduk
yang menerima perawatan gigi meningkat dari 29,7% tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun
2013. Masalah umum yang paling rentan diderita masyarakat luas adalah karies gigi.Bakteri
yang paling umum menyebabkan kerusakan gigi adalah Streptococcus mutans kemudian
diikuti dengan Lactobacillus casein dan Streptococcus sanguis . Kesehatan mulut merupakan
suatu hal penting bagi manusia terutama dalam pergaulan sehari-hari. Masalah kesehatan
mulut yang sering dihadapi adalah keluhan sakit gigi yang disebabkan karies gigi dan
penyakit jaringan pendukung gigi. Penyakit ini akan menimbulkan plak pada permukaan gigi
sehingga gigi berlubang. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak
menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. (Tjahja, 2007).

Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang telah beredar berbagai macam produk
pembersih gigi (pasta gigi). Umumnya produk pasta gigi banyak mengandung flour sebagai
unsur yang digunakan untuk memperkuat gigi dan menjadikan gigi lebih putih tetapi unsur
ini dapat menyebabkan flourosis email pada kadar yang berlebihan serta tidak dapat
membunuh bakteri gigi secara efektif. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan bahan alami
sebagai bahan alternatif pembuatan pasta gigi yang mampu memperkuat gigi dan
membunuh bakteri gigi secara efektif. Penggunaan bahan alam memiliki kelebihan karena
efek terapeutiknya bersifat konstruktif, efek samping yang ditimbulkan juga sangat kecil
sehingga bahan alami relatif lebih aman daripada bahan kimiawi (Hembing, 1998).
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu terobosan baru untuk menghasilkan
produk pasta gigi berbahan alami sebagai produk yang sudah ada dengan tanpa mengurangi
kualitasnya.

Pasta gigi adalah produk oral yang digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa
makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi.
Pada masa lalu, penggunaan pasta gigi terbatas hanya sebagai kosmetik. Tetapi dalam
beberapa tahun terakhir ini, banyak dibuat pasta gigi yang mempunyai efek untuk
mengobati penyakit mulut dan mencegah karies gigi.1,2 Pasta gigi memiliki tujuh
2

persyaratan utama, yaitu mampu membersihkan gigi (menghilangkan sisa makanan, plak
dan noda), meninggalkan sensasi bersih dan segar pada mulut setelah berkumur, harga
terjangkau sehingga mudah didapat oleh berbagai kalangan, tidak boleh membahayakan
pengguna (aman dalam penggunaan), stabil selama penyimpanan, bahan abrasif yang
digunakan sesuai dengan enamel dan dentin dan telah teruji secara klinis.Formula pasta gigi
secara umum terdiri atas bahan abrasif, bahan pengikat (binders), surfaktan, humektan
(xilitol atau sorbitol), pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan zat tambahan lain

1.2 Rumusan Masalah


• Bagaimana cara mengetahui rancangan formula dalam pembuatan sediaan kosmetik
pasta gigi?
• Bagaimana cara memahami proses pembuatan sediaan kosmetik pasta gigi?
• Bagaimana cara memahami evaluasi sediaan kosmetik pasta gigi?

1.3 Tujuan Praktikum


• Mahasiswa Mengetahui rancangan formula dalam pembuatan sediaan kosmetik
pasta gigi.
• Mahasiswa Memahami proses pembuatan sediaan kosmetik pasta gigi.
• Mahasiswa Memahami evaluasi sediaan kosmetik pasta gigi
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


1. Sediaan Pasta

Pasta merupakan sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam
jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang
dibuat dengan gliserol,mucilage atau sabun (FI III) . Menurut FI edisi V , pasta adalah sediaan
semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukan untuk pemakaian
topikal. Untuk membuat pasta pada umumnya berbentuk setengah padat, oleh sebab itu
bahan tersebut dicairkan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan padat dalam
keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen.Pasta detificiae (pasta gigi)
merupakan campuran kental yang terdiri dari serbuk dan gliserin, yang digunakan untuk
pembersih gigi.

Pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal (Farmakope Indonesia IV). Macam-macam pasta
antara lain :

- Pasta berlemak

Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% bahan padat
(serbuk). Sebagai bahan dasar salep digunakan Vaselin, Parafin cair. Bahan tidak berlemak
seperti gliserin, Mucilago atau sabun dan digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.
Pasta berlemak merupakan salep yang tebal, kaku, keras dan tidak meleleh pada suhu
badan. Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan pelepasaan cairan berair yang tidak
normal dari kulit. Karena jumlah lemaknya lebih sedikit dibandingkan serbuk padatnya, maka
supaya dapat lebih homogen lemak-lemak dapat dikerjakan dengan melelehkannya terlebih
dahulu baru kemudian dicampurkan. Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih
menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas
terhapad air ( FI V).

- Pasta Kering
4

Pasta kering merupakan suatu pasta yang tidak berlemak, mengandung kurang lebih
60%^ bahan padat (serbuk). Sering terjadi masalah dalam pembuatan pasta kering apabila
dicampur dengan bahan Ichthamolum atau Tumenol Ammonium. Bahan obat tersebut akan
membuat campuran pasta menjadi encer.

- Pasta pendingin

Pasta pendingin merupakan campuran serbuk dengan minyak lemak dan cairan mengandung
air, dan dikenal dengan Salep Tiga Dara

Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi, kemampuan menggosok,
penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan keamanan (Butler, 2000).

 Konsistensi
Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. Konsistensi yang ideal dari pasta gigi
yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat mempertahankan
bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat diukur melalui densitas,
viskositas dan elastisitas.
 Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat bervariasi. Pasta gigi
yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok yang cukup untuk dapat
dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda dan mengkilatkan permukaan gigi.
 Penampilan
Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogen, mengkilat, bebas dari gelembung
udara dan memiliki warna yang menarik.
 Pembentukan busa
Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan membersihkan sisa
makanan melalui proses gosok gigi.
 Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan merupakan
karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah konsumen akan membeli
produk atau tidak
Kelebihan sediaan pasta adalah:
5

a. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan.
b. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga dapat meningkatkan
daya kerja lokal.
c. Konsentrasi lebih kental dari salep.
d. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan
dengan sediaan salep.
Kelemahan sediaan pasta adalah:
a. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya
tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
b. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis.
c. Dapat menyebabkan iritasi kulit.

Sediaan pasta dapat berupa pasta berlemak, pasta kering, pasta pendingin, dan pasta
dentifriciae. Pasta berminyak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat atau serbuk. Pasta ini cenderung dapat menyerap sekresi seperti serum dan memiliki
daya penertrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Pasta kering merupakan pasta
bebas lemak yang mengandung ±60% zat padat atau serbuk. Pasta pendingin merupakan
campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan salep tiga dara. Pasta
dentificiae (pasta gigi) merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan glycerinum yang
digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan dalam perlekatan pada selaput lendir
untuk memperoleh efek lokal.

2. Pasta Gigi

Pasta gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukan sebagai
pembersih gigi. Penggunaannya pada gigi diharuskan menggunakan bahan-bahan tidak akan
menimbulkan reaksi negative pada gigi seperti pengeroposan gigi,timbulnya plak atau gigi
berlubang akibat bakteri. Pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari campuran
bahan penggosok, bahan pembersih, dan bahan tambahan yang digunakan untuk membantu
membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa mulut (Widodo, 2013).
Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor dari permukaan gigi dengan
efek buruk yang kecil terhadap gigi. Timbulnya busa saat menggosok gigi membuat proses
6

pembersihan gigi menjadi lebih menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk
mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Mitsui, 1997).

Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi, biasanya
dengan sikat gigi. Salah satu tujuan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut adalah untuk
mencegah terbentuknya plak. Plak merupakan lapisan lengket yang melekat erat pada gigi
yang mengandung bakteri dan sisa makanan. Plak dapat dihilangkan dengan metode
mekanis ataupun kimia. Metode menghilangkan plak secara mekanis merupakan metode
yang efektif dalam mengendalikan plak. Metode tersebut antara lain salah satunya adalah
menggosok gigi.

Kandungan utama pasta gigi antara lain bahan abrasif, bahan penggosok, humectant,
fluoride, pemutih gigi, air, bahan pemberi rasa, bahan pemanis, bahan pengikat, dan bahan
pembuat busa. Pasta gigi Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor,
karena fluor akan bereaksi dengan enamel gigi dan membuat enamel lebih tahan terhadap
serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluoride apabila digunakan secara teratur akan
dapat mencegah kerusakan gigi. Beberapa pasta gigi juga mengandung bahan-bahan kimia
seperti formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu mengurangi sensitivitas
dari akar gigi yang terbuka akibat resesi gingiva (Admatyaka Irene, 2008).

2.2 Evaluasi Produk Referen


1. Nama Produk : Pasta Gigi Herbal Cengkeh HNI
Pabrik : HNI Pioneer
Komposisi : Sorbitol, Calcium Carbonate, Aqua, Hydrated Silica, Glycerin,
Sodium Lauroyl Sarcosinate, Propylene Glycol, Xanthan Gum,
Flavour Lemon, Flavour Mint, Peppermint Oil, Piper Betle
Extract, Eugenia Caryophyllus Bud Oil, Sodium Saccharin,
Menthol, Sodium Benzoate
Khasiat : Membantu membersihkan gigi serta menjaga gigi dan rongga
mulut tetap sehat
Cara Penggunaan : Aplikasikan pasta gigi secukup nya pada sikat gigi. Gosok gigi
hingga bersih, kemudian kumur– kumur dengan air bersih.
7

Aturan pakai : Lakukan setiap pagi dan malam untuk hasil yang maksimal
Kemasan : 120 gram
2. Nama Produk : Siwak F Sensitive Free Fluoride
Pabrik :Miswak Utama
Komposisi : Daun Sirih (Piper betle), Calcium Carbonate, Aqua, Sorbitol,
Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Carboxymethylcellulose, Silica,
Flavor (Arome) Components, Clove (Eugenia Caryophyllus) oil,
Sodium Saccharin, Areca Catechu Seed Extract, Uncaria
Gambiar Extract, Titanium Dioxide, Methylparaben, Salvadora
Persica Powder, CI 42090, CI 19140.
Khasiat : untuk gigi lebih bersih dan kesat, mengatasi bakteri penyebab
penyakit (antibakteri), membantu menjaga kesehatan gigi dan
perawatan gusi serta menjaga kesegaran nafas lebih lama
Cara Penggunaan : Pasta sebesar setengah bulu sikat gigi
Aturan pakai : Gunakan pada pagi hari, 30 menit setelah makan, malam hari
sebelum tidur atau kapan saja dibutuhkan
Kemasan : 120 gram
3. Nama produk : Ciptadent herbal anti bakteri
Pabrik : Lion Japan
Komposisi :Calcium carbonate, water sorbitol, silica, sodium, lauryl
sulfate, propylene glycol, flovour, sodium,
carboxymethylcellulose, PEG-8, sodium monofluorophosphate
phellodendron amurense bark extract, sodium sasccharin,
caprylic/capric triglyceride, DMDM hydantoin, carrageenan,
clycerin, o-cymen-5-ol (ipmp), sodium fluoride, tocopheryl
acetate, retinyl palmitate, sodium ascorbyl phosphate, xylitol,
CI42090, acmellia sinensis extract, piper betle leaf oil.
Khasiat : Maxi herbal ciptadent pasta gigi anti bakteri melindungi
kesehatan gusi
Aturan pakai : Dewasa : untuk hasil terbaik, gunakan pasta gigi sepanjang
bulu sikat. Anak di bawah 6 tahun : gunakan pasta sebesar biji
jagung.
8

Kemasan : 190 gram


4. Nama Produk : Pepsodent Herbal Daun Sirih dan Jeruk Nipis
Pabrik : Pepsodent
Komposisi : Calcium Carbonate, Water, Sorbitol, Hydrated Silica, Sodium
Lauryl Sulfate, Flavor, Sodium Monofluorophosphate,
Cocamidopropyl Betaine, Cellulose Gum, Potassium Citrate,
Sodium Silicate, Sodium Chloride, Sodium Saccharin, DMDM
Hydantoin, Citrus Aurantifolia Fruit Extract, Glycerin, Piper
Betle Leaf Oil, CI 47005, CI 74260.
Khasiat :Mengandung Daun Sirih yang dikenal sebagai anti bakterial
alami agar gigi dan mulut tetap sehat. Garam dikenal sebagai
bahan alami yang bermanfaat bagi mulut. Jeruk Nipis dikenal
dapat membantu memberikan rasa segar. Mencegah gejala
panas dalam di mulut.
Aturan pakai : Dewasa : untuk hasil terbaik, gunakan pasta gigi sepanjang
bulu sikat. Anak di bawah 6 tahun : gunakan pasta sebesar biji
jagung.
Kemasan : 120 gram
5. Nama Produk : Sensatia Botanicals Charcoal Mint Toothpaste
Pabrik : Sensatia Botanicals
Komposisi : Calcium Carbonate, Water, Vegetable Glycerin, Sodium
Lauroyl Sarcosinate, Calcium Glycerophosphate, Charcoal
(Coconut Husk) Powder, Terminalia Ferdinandiana Fruit
Extract, Xanthan Gum, Spearmint Oil, Mentha Arvensis
(Peppermint) Leaf Oil, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Extract,
Maris Sal (Sea Salt), Citrus Limon Fruit Extract, Gaultheria
Procumbens (Wintergreen) Leaf Oil, Limonene, Citrus Medica
Limonum Oil, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil.
Occurs naturally in essential oils.
Khasiat :Menyegarkan, memutihkan gigi secara alami, dapat
mengurangi tanda-tanda perubahan warna gigi dan
membantu menjaga kesehatan mulut dengan cara
9

menyeimbangkan bakteri alami dalam mulut, menyehatkan


gusi, menguatkan enamel gigi, dan mencegah penyakit
periodontal.
Aturan pakai : Untuk hasil maksimal, gunakan produk sepanjang bulu sikat
dan sikat gigi selama 2 menit, 2 kali sehari
Kemasan : 120 gram
6. Nama Produk : Sensodyne Multi Action
Kandungan : Sodiumm Flouride 0,221%,Pottasium intrate 5 %
Indikasi : Membantu meredakan rasa ngilu akibat gigi sensitive,dan
mampu memberikan perlindungan pada gigi sensitive dan berlubang,sekaligus mampu
membersihkan plak pada gigi
Dosis : 2x sehari secara teratur dan tidak lebih dari 3x sehari
Kemasan : Tube 100 gram
7. Nama Produk : Sasha Herbal Toothpaste Antibacterial
Pabrik : Kino
Komposisi : Sorbitol, aqua, Piper betle leaf extract, silica, flavon, sodium
lauryl sulfat, PEG-8, sodium monofluorophosphate, sodium
carboxymethylcellulose, propilen glycol, titanium dioxide,
sodium benzoat, calsium glycerophosphate, sucralose, Piper
betle (leaf) powder, Salydora persica bark/root extract,
maltodextrin, sodium chloride, sodium glicolate, Salvodora
persica (stem)
Khasiat : Memberikan perlindungan ganda dengan membuat gigi
tampak putih alami dan merawat kekuatan gigi. Gigi Putih
bersih dan kuat
Aturan pakai : Anak dibawah 6 tahun gunakan sebanyak biji jagung. Dewasa
sepanjang bulu sikat
Saran Penggunaan : Jangan dimakan, setelah pemakaian kumur dan buang
Kemasan : 65 gram
10

2.3 Studi Praformulasi Bahan Aktif


 Bahan Aktif Formulasi 1

No Bahan Efek Utama Efek Samping Karakteristik Fisik Karakteristik Kimia


1 Kalsium Abrasive -Sembelit - Kelarutan - Rumus Molekul =
Karbonat (Gordon, - Perut Praktis tidak larut CaCO3
Norman, kembung akibat dalam air; kelarutan - BM = 100,09
1985) pelepasan CO2. dalam air meningkat (FI IV, 1995 : 159
- Pada dosis dengan adanya - pH keasaman /
tinggi atau sedikit garam Alkalinitas = 9,0 (10%
pengunaan amonium atau b/v dispersi air)
jangka lama karbondioksida; - Titik leleh 8250C
menyebabkan adanya alkali (HPE6th Ed. : 86).
hiperekskresi hidroksida
lambung. menurunkan
(Martindale, kelarutan; tidak larut
36th Ed. : 1714) dalam etanol; larut
dalam asam asetat
1N, dalam asam
klorida 3N dan
dalam asam nitrat
2N dengan
membentuk
gelembung gas.
-Pemerian
Serbuk, hablur
mikro, putih; tidak
berbau; tidak
berasa; stabil
diudara.
(FI IV, 1995 : 159)
2 Natrium Abrasive -Mempengaruhi - Kelarutan - Rumus Molekul =
Bikarbon (Gordon, keseimbangan Praktis tidak larut NaHCO3
11

at Norman, elektrolit tubuh dalam etanol (95%) - BM = 84,01


1985) akibat CO2 yang dan eter; 1:11 dalam - pH keasaman/
terbentuk. air; 1:4 dalam air alkalinitas = 8,3.
- Memicu 1000C; 1:10 dalam - Titik leleh 2700C
terbentuknya air 250C; 1:12 dalam dengan dekomposisi
metabolit air 180C. (HPE6th Ed. : 630).
alkalosis -Pemerian
Hablur, putih, tidak
berbau, rasa sedikit
basa, struktur kristal
prisma monoklinik.
(HPE6th Ed. : 630 -
631).

 Bahan Aktif Formula 2

Karakteristik Karakteristik
No Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping
Fisik Kimia
1 Na2CO3 Digunakan -Terhirup debu - Pemerian -BM : 106,0
dalam pasta bahan dapat berbentuk g/mol
gigi untuk menyebabkan padat, serbuk, -Titik leleh
pemutih gigi, iritasi saluran atau Kristal 1563,8oF
pembentuk pernafasan dan serbuk, da (851oC)
busa, abrasi, membrane granul. -Berat Jenis
dan mukosa dengan Berwarna 2,532
sementara gejala batuk dan putih dan tidak -Densitas
menaikkan nafas pendek berbau. 2,54 g/cm3
pH di mulut (dyspenia), - Kelarutan 1:3 (Martindale
edema paru dalam air , Edisi 36 : Hal.
-tertelan dapat larut dalam air 2389)
menyebabkan panas 1: 1,8
iritasi saluran dan gliserol,
12

pencernaan larut sebagian


yang dalam air
menimbulkan dinin, tidak
gejala mual , larut dalam
muntah, diare, aseton dan
rasa haus, nyeri alcohol
pada bagian (Martindale
abdominal Edisi 36 : Hal.
tergantung 2389)
konsentrasi dan
jumlah yang
tertelan, juga
berpengaruh
pada sistem
kardiovaskuler

Digunakan Iritasi kulit, Pemerian : pH : 6,5-8,0


untuk alergi, iritasi Serbuk putih BM : 143,9
mencegah gastrointestinal, sampai sedikit g/mol
Sodium Karies gigi reaksi abu-abu, tidak Titik Lebur :
2 Monofluoro (Martindale hipersensitivitas berbau, larut 625oC (1,157
phosphate Edisi 36 : Hal. dalam air oF; 898 K)
1965) (Martindale (USDA)
Edisi 36 : Hal.
1965)
3 NaHCO3 Digunakan - Jika tertelan Pemerian : pH yang baru
untuk dapat Bubuk kristal disiapkan 5%
mencegah menyebabkan putih atau larutan
karies gigi, iritasi saluran hampir putih. dalam air
menaikkan pencernaan Kelarutan : tidak lebih
pH di mulut, yang Larut dalam air dari 8,6.
digunakan menimbulkan (1:12); praktis BM : 84,01
13

sebagai obat gejala mual , tidak larut g/mol


antasid, dan muntah, dalam alkohol. Kepadatan: 2
menurunkan kembung Ketika ,2 g/cm³
kadar asam tergantung dipanaskan Titik
urat konsentrasi keadaan lebur : 50°C
dan jumlah kering atau Titik
yang tertelan dalam larutan, didih : 851°C
- Peningkatan secara (USDA)
kadar natrium bertahap
- Alergi berubah
- Alkalosis menjadi
metabolit natrium
maupun karbonat
respiratorik (Martindale
- Hipoaleksia Edisi 36 : Hal.
1973)

2.4 Alasan Pemilihan Bahan Aktif


 Bahan Aktif Formula 1
Pemilihan bahan : Kalsium Karbonat
Alasan : Bahan kalsium karbonat memiliki sifat abrasive yang menghilangkan
plak dan dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel-partikel makanan yang
menempel pada gigi. Dibandingkan dengan Natrium bikarbonat dan Alu-munium
hidroksida, Kalsium karbonat lebih aman digunakan.Ditinjau dari efek samping yang
ditimbulkan, aluminium hidroksida berpotensi mengakibatkan osteomalacia
(berkurangnya mineral tulang). Natrium bikarbonat tidak dipilih karena tulang lebih
membutuhkan unsur Ca pada Kalsium karbonat untuk memberikan kekuatan pada
gigi. Natrium karbonat juga dapat memepengaruhi keseimbangan elektrolit dalam
tubuh.Kalsium karbonat memiliki efek samping yang dapat diminimalisir, sehingga
dapat pembuatan pasta gigi dipilih kalsium karbonat sebagai bahan abrasive.
 Bahan Aktif Formula 2
14

Pemilihan bahan : Natrium Bikarbonat


Alasan : Bahan aktif yang dgunakan pada praktikum ini yaitu natrium
bikarbonat. Natrium bikarbonat biasa disebut dengan baking soda yang mana
memiliki sifat larut air, murah, serta mudah didapat. Bahan ini dipercaya lebih efektif
dalam membersihkan plak dari pasta gigi lain. Hal ini dikarenakan struktur kristal
baking soda yang bersifat besar dan lembut, sehingga efektif dalam melepaskan
lapisan lengket plak dari permukaan gigi dan tidak terlalu merusak permukaan gigi.
Natrium bikarbonat merupakan salah satu bahan yang dapat mencegah karies selain
fluor, karena memiliki sifat alkali atau menetralkan asam, sehingga dapat
menetralkan asam yang diproduksi oleh bakteri plak. Bahan ini juga dapat
menetralkan kondisi lingkungan asam bakteri rongga mulut yang mana rongga mulut
memiliki pH kritis yakni 4,5 sampai 5,5. Ketika pH rongga mulut berada pada pH kritis
maka email akan mengalami proses demineralisasi yang akan menyebabkan
terjadinya karies. Natrium bikarbonat yang memiliki sifat menetralkan akan
meningkatkan pH rongga mulut hingga mendekati pH netral menyebabkan matriks
email gigi akan terhindar dari demineralisasi bakteri plak (Putt M, et all, 2008). Faktor
lain yang menyebabkan efek antibakteri natrium bikarbonat adalah kemampuannya
mengubah tekanan osmotik. Sifat hipertonik bahan ini menyebabkan komponen
hipotonik sel bakteri akan kehilangan air, sehingga menyebabkan dehidrasi dan dapat
membunuh sel bakteri. Selain itu baking soda juga mampu merusak struktur matriks
bakteri dan juga merusak ikatan antara bakteri dan permukaan gigi (Silhacek K, 2005)

2.5 Studi Praformulasi Bahan Tambahan


1. Kalsium Karbonat
 Pemerian : Bubuk putih tidak berbau dan tidak berasa atau kristal
 Kelarutan : Tidak larut dalam etanol (95%) dan air. Kelarutan dalam air
dapat ditingkatkan dengan adanya garam amonia atau karbondioksida.
Adanya alkali hidroksida dapat menurunkan kelarutan.
 pH :9
 Kegunaan : Digunakan sebagai basis untuk sediaan pasta gigi
 % konsentrasi : 50% (dalam sediaan)
15

 Alasan : Berupa serbuk putih yang tidak berbau dan tidak berasa sehingga
akan mudah dipadukan dengan bahan perasa dan pewarna lain. Selain itu,
CaCO relatif stabil dalam penyimpanannya..
2. Propilen Glikol
 Pemerian : Propilen Glikol
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, kloroform dan etanol 95%
larut dalam 1:6 bagian eter
 pH : 25 mg/kgBB
 Kegunaan : Pengawet, desisnfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen
stabilisasi, kosolven yang dapat larut air.
 %konsentrasi : Bersifat higroskopis, stabil bila dicampurkan dengan etanol
95%, gliserin atau air
 Alasan: Propilen glikol dipilih karena pelarut umum yang lebih baik dari pada
gliserin dan dapat melarutkan berbagai macam bahan seperti kortikosteroid,
fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D), sebagian besar alkaloid, dll.
3. Sakarin Na







Pemerian : Bubuk kristal putih, tidak berbau atau sedikit aromatik, berkilau.
Memiliki rasa yang sangat manis, dengan after taste (rasa pahit setelah
merasakan). After taste dapat ditutupi dengan mencampurkannya dengan
pemanis yang lain.
 Kelarutan : Kelarutan dalam air (1:1,2), tidak larut dalam propan-2-ol,
kelarutan dalam propilen glikon (1:50) dan kelarutan dalam etanol (1:102)
 Kegunaan : Pemanis
 % konsentrasi : 0,04 – 0,25%
16

 Alasan : karena Sakarin Na 300 kali lebih manis daripada sukrosa dan
harganya murah.
4. Sodium Lauril Sulfat (SLS)

 Pemerian : Putih atau krim sampai kristal berwarna kuning pucat,


serpihan, atau bubuk yang memiliki rasa halus, rasa sabun, rasa pahit, dan
bau smaar zat-zat berlemak.
 Kelarutan : Bebas larut dalam air, memberikan larutan
opalescent ; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
 pH : 7-9,5
 Kegunaan : Wetting agent/zat pembasah dalam sediaan pasta gigi
 % konsentrasi : 1-2%
 Stabilitas : pH 2,5 atau bawah, mengalami hidrolisis menjadi lauril
alkohol dan sodium bisulfat
 Inkompatibilitas : Bereaksi dengan surfaktan kationik, menyebabkan
hilangnya aktivitas bahkan dalam konsentrasi terlalu rendah untuk
menyebabkan pengendapan. Sodium lauril sulfat tidak kompatibel dengan
garam dari polivalen ion logam, seperti aluminium, timah, seng, dan endapan
dengan garam kalium.
 Alasan : SLS sebagai surfaktan adalah dapat digunakan dalam kondisi asam
maupun basa. Dapat digunakan pula sebagai foaming agent.

5. CMC Na
17

 Pemerian : Putih sampai hampir putih, tidak berbau, tidak berbau,


butiran granular, higroskopis setelah pengeringan
 Kelarutan : Mudah terdispersi daam air membentuk larutan koloidal,
tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam pelarut organik lain.
 Kegunaan : Gelling forming agent
 % konsentrasi : 3-6%
 Alasan : karena dapat membentuk larutan kental yang dapat mensuspensikan
bahan obat terutama untuk sediaan topikal.
6. Metil Paraben (Nipagin)

 Pemerian : Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih. Tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan rasa sedikit terbakar
 Kelarutan : Kelarutan dalam air (1:400) , pada air 50°C (1:50), air 80°C
(1:30), kelarutan dalam propilen glikol (1:5), kelarutan dalam minyak kelapa
(1:200), praktis tidak larut dalam mineral oil, kelarutan dalam gliserin (1:60),
dalam eter (1:10), etanol 50 % (1:6), dalam etanol 95% (1:3), dan dalam
etanol (1:2)
 pH : 4-8 (antimicrobial activity)
 Kegunaan : Pengawet
 % konsentrasi : 0,02 – 0,3%
18

 Alasan : kombinasi Metil paraben (nipagin) dan Propil paraben (nipasol) dapat
mengatasi mikroba dan jamur (memperluas spektrum aktivitas antimikroba).
7. Propil Paraben (Nipasol)

 Pemerian : Serbuk kristal, berwarna putih, tidak berasa, dan tidak


berbau.
 Kelarutan : Larut daam aseton, eter, kelarutan dalam etanol
(1:1,1), kelarutan dalam gliserin (1:250), kelarutan dalam mineral oil (1:3330),
kelarutan propilen glikol (1:3,9), kelarutan dalam propilen 50% (1:110),
kelarutan dalam air 15°C (1:4350). Air 80 °C (1:255)
 pH : 3-6
 Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba dari propil paraben menurun
atau berkurang dengan adanya surfaktan non-ionik.
 Kegunaan : Pengawet
 % konsentrasi : 0,02 %
 Alasan : kombinasi Metil paraben (nipagin) dan Propil paraben
(nipasol) dapat mengatasi mikroba dan jamur (memperluas spektrum
aktivitas antimikroba).

8. Menthol
 Pemberian : serbuk Kristal tidak berwarna dengan karakteristik
rasa dan bau yang kuat
 Kelarutan : larut dalam aseton dan benzene, larut dalam gliserin,
praktis tidak larut dalam air
 ADI : 0,4mg/kg BB
 Inkompatibilitas : butilkloralhidrat, champor dan kloral hidrat
19

 Stabilitas : stabil dalam suhu 25°C dalam wadah tertutup


 Kegunaan : sebagai flavor (perasa)
 Alasan : dapat memberikan sensasi dingin dan segar

9. Terdapat perbedaan pasta gigi yang mengandung plak dan yang tidak menganung yaitu
pada pasta gigi yang mengandung plak tekstur pada sediaan terdapat granul-granul kecil
sehingga lebih kasar jika dibandingkan dengan pasta gigi yang tidak mengandung plak.
Pada pasta gigi yang mengandung plak memiliki busa yang sedikit.
20

BAB III. METODE

3.1 Alat dan Bahan


Alat

• Mortir

• Stemper

• Beaker glass

• Batang pengaduk

• Timbangan analitik

• Gelas ukur

• Tabung reaksi

• Pipet tetes

• Cawan porselen

Bahan

• CMC-Na

• Kalsium Karbonat

• Nipagin

• Propilenglikol

• Na lauril sulfat

• Na sakarin

• Menthol

• Nipasil

• Gliserin

• Aquadest

• Na-Bikarbonat
21

3.2 Susunan Formula dan Komposisi bahan yang Direncanakan


 Formula 1

R/

Kalsium Karbonat 40%

Propilenglikol 15%

Na-Sakarin 0,2%

Sodium lauril sulfat


1,5%

CMC-Na 1%

Nipagin 0,18%

Nipasol 0,02%

Menthol 0,4%

Gliserin 10%

Aquadest 30,5%
• Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan
No Bahan Fungsi Konsentrasi Jumlah 30 g Jumlah 90 g

1. Kalsium Karbonat Basis pasta, 40% 12 g 36 g


abrasif
2. Propilenglikol Humektan, 15% 4,5 g 13,5 g
Pelarut
3. Na-Sakarin Pemanis 0,2% 0,06 g 0,18 g

4. Sodium lauril Wetting agent, 1,5% O,45 g 1,35 g


Sulfat Pemberi busa
5. CMC-Na Pengikat 1% 0,3 g 0,9 g

6. Nipagin Pengawet 0,18% 0,054 g 0,162 g

7. Nipasol Pengawet 0,02% 0,006 g 0,018 g


22

8. Menthol Perasa (Flavour) 0,4% 0,12 g 0,36 g

9. Gliserin Pelarut 10% 3g 9g

10. Aquadest Pelarut 30,5% 9,15 g 27,45 g

Perhitungan Bahan

1. Kalsium Karbonat

Untuk 30 gram : 40/100 x 30 = 12 gram

Untuk 90 gram : 40/100 x 90 = 36 gram

2. Propilenglikol

Untuk 30 gram : 15/100 x 30 = 4,5 gram

Untuk 90 gram : 15/100 x 90 = 13,5 gram

3. Na-Sakarin

Untuk 30 gram : 0,2/100 x 30 = 0,06 gram

Untuk 90 gram : 0,2/100 x 90 = 0,18 gram

4. Sodium Lauril Sulfat


Untuk 30 gram :1,5/100 x 30 = 0,45 gram
Untuk 90 gram :1,5/100 x 90 = 1,35 gram

5. CMC-Na

Untuk 30 gram : 1/100 x 30 = 0,3 gram

Untuk 90 gram : 1/100 x 90 = 0,9 gram

6. Nipagin

Untuk 30 gram :0,18/100 x 30 = 0,054 gram

Untuk 90 gram :0,18/100 x 90 = 0,162 gram

7. Nipasol
23

Untuk 30 gram : 0,02/100 x 30 = 0,006 gram

Untuk 90 gram : 0,02/100 x 90 = 0,018 gram

8. Menthol

Untuk 30 gram : 0,4/100 x 30 = 0,12 gram

Untuk 90 gram : 0,4/100 x 90 = 0,36 gram

9. Gliserin

Untuk 30 gram : 10/100 x 30 = 3 gram

Untuk 90 gram : 10/100 x 90 = 9 gram

10. Aquadest

Untuk 30 gram : 30,5/100 x 30 = 9,15 gram = 9,15 ml

Untuk 50 gram : 30,5/100 x 90 = 27,45 gram = 27,45 ml

 Formula 2

R/

Natrium Bikarbonat 1,2%

Kalsium Karbonat 40%


Propilenglikol 15%

Na-Sakarin 0,2%

Sodium lauril sulfat


1,5%

CMC-Na 1%

Nipagin 0,18%

Nipasol 0,02%

Menthol 0,4%

Gliserin 10%
24

Aquadest 30,5%
Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan
No Bahan Fungsi Konsentrasi Jumlah 30 g Jumlah 90 g

1. Na-Bikarbonat Bahan aktif 1,2 0,36 g 1,08 g

2. Kalsium Karbonat Basis pasta, 40% 12 g 36 g


abrasif
3. Propilenglikol Humektan, 15% 4,5 g 13,5 g
Pelarut
4. Na-Sakarin Pemanis 0,2% 0,06 g 0,18 g

5. Sodium lauril Wetting agent, 1,5% O,45 g 1,35 g


Sulfat Pemberi busa
6. CMC-Na Pengikat 1% 0,3 g 0,9 g

7. Nipagin Pengawet 0,18% 0,054 g 0,162 g

8. Nipasol Pengawet 0,02% 0,006 g 0,018 g

9. Menthol Perasa (Flavour) 0,4% 0,12 g 0,36 g

10. Gliserin Pelarut 10% 3g 9g

11. Aquadest Pelarut 30,5% 9,15 g 27,45 g

Perhitungan Bahan

1. Natrium Bikarbonat

Untuk 30 gram : 1,2/100 x 30 = 0,36 gram

Untuk 90 gram : 1,2/100 x 90 = 1,08 gram

2. Kalsium Karbonat

Untuk 30 gram : 40/100 x 30 = 12 gram

Untuk 90 gram : 40/100 x 90 = 36 gram


25

3. Propilenglikol

Untuk 30 gram : 15/100 x 30 = 4,5 gram

Untuk 90 gram : 15/100 x 90 = 13,5 gram

4. Na-Sakarin

Untuk 30 gram : 0,2/100 x 30 = 0,06 gram

Untuk 90 gram : 0,2/100 x 90 = 0,18 gram

5. Sodium Lauril Sulfat


Untuk 30 gram :1,5/100 x 30 = 0,45 gram
Untuk 90 gram :1,5/100 x 90 = 1,35 gram

6. CMC-Na

Untuk 30 gram : 1/100 x 30 = 0,3 gram

Untuk 90 gram : 1/100 x 90 = 0,9 gram

7. Nipagin

Untuk 30 gram :0,18/100 x 30 = 0,054 gram

Untuk 90 gram :0,18/100 x 90 = 0,162 gram

8. Nipasol

Untuk 30 gram : 0,02/100 x 30 = 0,006 gram

Untuk 90 gram : 0,02/100 x 90 = 0,018 gram

9. Menthol

Untuk 30 gram : 0,4/100 x 30 = 0,12 gram

Untuk 90 gram : 0,4/100 x 90 = 0,36 gram

10. Gliserin

Untuk 30 gram : 10/100 x 30 = 3 gram

Untuk 90 gram : 10/100 x 90 = 9 gram

11. Aquadest

Untuk 30 gram : 30,5/100 x 30 = 9,15 gram = 9,15 ml


26

Untuk 50 gram : 30,5/100 x 90 = 27,45 gram = 27,45 ml

3.3 Rancangan Spesifikasi Bahan


 Formula 1

Bentuk Sediaan Pasta


Warna Putih
Bau Menthol
Tempat Penyimpanan Tube
pH 4,5-10,5
Isi Kemasan 30 g

3.4 Cara Pembuatan


 Formula 1
27

Bahan yang diperlukan ditimbang sesuai dengan formula

Ditaburkan CMC Na 0,6 g secara merata pada air panas sebanyak 10 ml kali berat
CMC Na (60 ml) (a)

Metil paraben 0,054 g dan propil paraben 0,006 g dilarutkan dalam gliserin 3 g dalam
cawan porselen diaduk homogen.

SLS 0,45 g dilarutkan dalam air 2,5 ml hingga larut. Lalu sakarin 0,06 g dilarutkan dalam
larutan SLS dan air

Campuran SLS dan sakarin dalam air tersebut dimasukkan dalam (a) lalu
ditambahkkan sedikit demi sedikit NaHCO 3 0,36 gram ke dalam campuran
tersebut.
Dilarutkan menthol 0,12 g hingga larut kemudian CaCO3 12 g dimasukkan sedikit demi
sedikit ke dalam campuran tersebut hingga homogen.

Campuran menthol dan CaCO3 tersebut dimasukkan ke dalam campuran (a) lalu
diaduk homogen hingga terbentuk pasta

Pasta gigi dimasukkan dalam wadah tube dan dimasukkan dalam kemasan

 Formula 2
28

Bahan yang diperlukan ditimbang sesuai dengan


formula
Ditaburkan CMC Na 0,3 g secara merata pada air panas sebanyak 10 ml kali berat
CMC Na (30 ml) (a)

Metil paraben 0,054 g dan propil paraben 0,006 g dilarutkan dalam gliserin 3 g
dalam cawan porselen diaduk homogen, lalu ditambahkan NaHCO3 0,36 g ke (a)

SLS 0,45 g dilarutkan dalam air 2,5 ml hingga larut. Lalu sakarin 0,06 dilarutkan
dalam larutan SLS dan air

Campuran SLS dan sakarin dalam air tersebut dimasukkan dalam (a)

Dilarutkan menthol 0,12 g dengan alkohol 96% hingga larut kemudian CaCO3
9,15 g dimasukkan ke dalam campuran tersebut

Campuran menthol dan CaCO3 tersebut dimasukkan ke dalam campuran (a) lalu
diaduk homogen hingga terbentuk pasta

Pasta gigi dimasukkan dalam wadah tube dan dimasukkan dalam


kemasan

3.5 Prosedur Evaluasi Sediaan

1. Uji organoleptis

Uji ini dilakukan dengan melakukan pengamatan sediaan pasta secara


kualitatif yang meliputi:
- Warna

- Rasa

- Bau

- Bentuk sediaan

2. Uji pH

Alat : Kertas
indikator pH Syarat:
6,5-7,5
29

Diambil beberapa ml sediaan pasta dalam beaker


glass

Dicelupkan kertas indikator pH ke dalam larutan


pasta

Kertas dikeluarkan, dicocokkan perubahan warna kertas dengan standar


ukuran beberapa pH pada kemasan indikator pH

3. Uji viskositas

Alat : VT – 03E
(Viskotester) Syarat:
200-400 cPas

Memasukkan sampel ke dalam beaker


glass

Dipilih spindel yang cocok

Dimasukkan spindel dalam sediaan


pasta

Dinyalakan viskotester hingga menunjukkan viskositas


tertentu
30

4. Uji Busa . Alat : Tabung reaksi

Dilarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air

Dituang 5 ml larutan ke dalam tabung reaksi

Ditutup atas tabung dengan jari tangan, lalu dikocok sebanyak 25 kali

Diamati busa yang terjadi selama 30 menit untuk melihat kestabilan


busanya, lalu diukur tinggi busa dengan penggaris.

5. Uji daya Sebar

Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala, lalu


diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu diamkan.

Lalu beban ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit, hingga pasta
tidak
dapat melebar lagi diameter sebarnya
31

3.6 Rancangan Kemasan

Komposisi
Natrium bikarbonat, kalsium karbonat,
propilen glikol, Na Sakarin, sodium lauril sulfat,
CMC Na, nipagin, nipasol, menthol, gliserin.
kkom
PT.Lentera Farma.ind

Pasta gigi
NATRIDENT
Membersihkan plek gigi
Mulut terasa bersih dan segar BPOM No.Na182230472136
No. Bacth 1122098
Exp. Desember 2022

Komposisi
Natrium bikarbonat, kalsium karbonat,
propilen glikol, Na Sakarin, sodium lauril sulfat,
CMC Na, nipagin, nipasol, menthol, gliserin.

PT.Lentera Farma.ind

Pasta gigi
NATRIDENT
Membersihkan plek gigi
Mulut terasa bersih dan segar

Netto 30 gr
32

R
33

Perbandingan pada video dengan Formula 1

No Bahan Fungsi Bahan Fungsi

1. Na-Bikarbonat Bahan aktif Kalsium Basis pasta,


karbonat abrasif
2. Kalsium Karbonat Basis pasta, abrasif CMC-Na Gelling agent

3. Propilenglikol Humektan, Pelarut Gliserin Humectan

4. Na-Sakarin Pemanis Na lauril sulfat Surfactant

5. Sodium lauril Sulfat Wetting agent, Na saccharing Pemanis


Pemberi busa
6. CMC-Na Pengikat Na benzoate Pengawet

7. Nipagin Pengawet Minyak cengkeh Zat aktif

8. Nipasol Pengawet Pappermint Flavoring agent

9. Menthol Perasa (Flavour) Aquadest pembawa

10. Gliserin Pelarut

11. Aquadest Pelarut

Alat :

1. Alat gelas
2. Timbangan analitik
3. Ph meter
4. Viscometer rion vt 04
5. Uji daya sebar

Perbandingan video praktikum dengan formula 2


34

No Bahan Fungsi Bahan Fungsi

1. Kalsium Karbonat Basis pasta, abrasif Kalsium Basis pasta,


karbonat abrasif
2. Propilenglikol Humektan, Pelarut CMC-Na Pengikat

3. Na-Sakarin Pemanis Gliserin Humectan

4. Sodium lauril Sulfat Wetting agent, Na lauril sulfat Surfactant


Pemberi busa
5. CMC-Na Pengikat Na saccharing Pemanis

6. Nipagin Pengawet Na benzoate Pengawet

7. Nipasol Pengawet Minyak cengkeh Zat aktif

8. Menthol Perasa (Flavour) Pappermint Flavoring agent

9. Gliserin Pelarut Aquadest pembawa

10. Aquadest Pelarut

Secara keseluruhan bahan yang digunakan pada kelompok kami dengan formula yang ada pada video
praktikum terdapat kesamaan bahan antara lain Kalsium karbonat,CMC-Na, Na-sakarin, SLS,gliserin,dan
aquadest. Sedangkan perbedaan nya yaitu pada kelompok kami menggunakan pengawet (nipagin dan
nipasol) dan pada video menggunakan pengawet (Na benzoate), Zat aktif yang digunakan pada kelompok
kami yaitu Na-bikarbonat dan pada video menggunakan zat atif minyak cengkeh, dan Perasa yang
digunakan pada kelompok kami yaitu Menthol dan pada video menggunakan Pappermint
35

1. Tahap pencampuran
a. Cmc na dikembangkan dalam air panas 20x bobotnya
b. Na sakarin dan na benzoate dilarutkan dalam aquades
c. Na lauril sulfat (SLS) dimasukkan, aduk pelan sampai larut
d. Gliserin dimasukkan, aduk sampai homogen
e. Caco3 ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam cmc na yang telah mengembang,
digerus hingga homogen
f. Tambahkan campuran gliserin-na benzoate-na sakarin-SLS-aquadest aduk hingga
homogen
g. Jika sudah homogen, masukkan minyak peppermint dan minyak cengkeh, aduk hingga
homogeny

Perbedaan :

a. Pada cara kerja kelompok kami CMC-Na dikembangkan dalam air sebanyak 10x bobot
CMC-Na sedangkan pada video praktikum CMC-Na dikembangkan dalam air sebanyak 20x
bobot CMC-Na
b. Setelah pencampuran CMC-Na pada kelompok kami membuat campuran dari metil
paraben dan propil paraben yang dilarutkan dalam gliserin,sedangkan pada video
praktikum terlebih dahulu melakukan pencampuran Na sakarin dan Na-lauril sulfat yang
kemudian memasukkan gliserin
c. Bahan aktif yang digunakan pada kelompok kami (NaHCO 3) dicampurkan pada campuran
SLS dan sakarin sedangkan zat aktif pada video praktikum yaitu Minyak cengkeh
dicampurkan pada akhir prosedur
d. Pada video praktikum Caco3 ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam cmc na yang
telah mengembang kemudian digerus hingga homogeny, Sedangkan pada kelompok kami
bahan CaCo3 tidak dimasukkan langsung pada CMC na tetapi CaCo3 dicampurkan terlebih
dahulu dengan menthol dan yang kemudian dimasukkan dalam campuran CMC na
36

e. Pada video praktiku penambahan campuran gliserin-na benzoate-na sakarin-SLS-aquadest


dilakukan sesudah campuran CMC-Na dengan CaCO 3 , sedangkan pada kelompok kami
penambhan gliserin,na sakarin dan SLS dilakukan pada awal pembuatan.

 Hasil pembuatan skala kecil pada video praktikum:


 Warna putih
 Homogen
 Aroma cengkeh dan peppermint segar
 Tesktur berbusa (bulky)  solusinya SLS ditambahkan di akhir saja, aduk perlahan

 Pembuatan skala besar pada video praktikum


1. Pengembangan cmc na
2. Penambahan na sakarin, na benzoate, langsung ke mortir (tanpa dilarutkan gliserin-aquadest)
3. Tambahkan caco3 sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen
4. Jika sudah homogen, masukkan minyak peppermint dan minyak cengkeh
5. Tambahkan gliserin dan sisa aquadest, gerus homogen. Sls ditambahkan di akhir, gerus perlahan
agar tidak berbusa
 Evaluasi pasta gigi
 Organoleptis
 Uji homogenitas
 Ph  ph pasta gigi : 8
 Viskositas  viskositas 320 dPas (spindle 2)
 Daya sebar  4 cm
 Moisture content  10 gram pasta gigi dimasukkan ke alat uji, ditunggu sampai ada bunyi 
%MC = 13,10
 Uji tinggi busa  v1 : 65 ml, v2 : 20 ml
 Uji tinggi busa (foaming power)
- Sampel 5 gram ditambahkan 10 ml aquadest di beker glas ditutup gelas arloji 30 menit
- Diaduk dengan batang pengaduk sampai homogen
- Dipindah ke gelas ukur 250 ml, pastikan tidak ada busa dan gumpalan, sisa yang tertinggal dibilas
dengan 5-6 ml aquadest lalu di add kan sampai 50 ml dengan aquadest, lalu diukur suhunya
sampai 30℃ sambal diaduk dengan batang pengaduk
- Gelas ukur ditutup dan dikocok 12x. lalu didiamkan 5 menit
- Dan diukur volume busa dan volume airnya

Perbedaan uji yang ada pada kelompok kami dengan video praktikum yaitu pada video
praktikum dilakukan uji dengan lengkap terdapat uji organoleptis,uji homogenitas,uji pH,uji
viskositas,Uji daya sebar,uji Moisture content dan uji tinggi busa. Sedangakan pada kelompok
kami terdapat uji yang kurang yaitu Uji homogenitas dan Uji Moisture content.
 Uji homogenitas :Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahan bahan yang
digunakan dalam pembuatan sediaan pasta gigi telah tercampur secara merata dengan
baik atau belum. Homogenitas pasta gigi dilakukan dengan mengoleskan sediaan pasta
37

gigi pada plat kaca, uji ini sangatlah penting dalam pengujian sifat fisik suatu sediaan
untuk melihat apakah sediaan homogen atau tidak formulasi yang dibuat

Perbedaan pembuatan skala kecil dan besar

Skala kecil Skala besar

Na sakrin dan Na benzoat di larutkan dalam Na sakarin, Na benzoat langsung ke mortir


aquades (tanpa dilarutkan gliserin-aquadest)

gliserin-aquadest ditambahkan saat


campuran homogen mengandung Na sakarin,
Na benzoat minyak peppermint dan minyak
cengkeh

Campuran Na sakrin dan Na benzoat Na lauril sulfat ( SLS) ditambahkan pada step
ditambah Na lauril sulfat ( SLS) terakhir

Urutan campuran Na sakrin-Na benzoat- Urutan campuran Na sakarin-Na benzoat


aquadest-gliseril-Na lauril sulfat ( SLS)-minyak -minyak peppermint-minyak cengkeh- gliseril-
peppermint-minyak cengkeh aquadest- SLS
38

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Anonymous. Whitening toothpaste. J Am Dent Assoc 2001; 132 ; 1146-1147

Depkes RI . 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik.

Depkes RI . 2020. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik.

Hembing, W.K. 1998. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid Keempat. Penerbit Pustaka
Kartini: Jakarta

Handbook of pharmaceutical exipients 6th

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Faktor risiko kesehatan gigi dan mulut. Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. 1–10.

Putt M,et all.2008. Enchacment Of Plaque Removal Efficacy by Tooth with baking soda
dentriftices : results of frue clinical studies. J clin dent : (9) : 6-7

Rowe,R.C.,P,J.Sheskey, dan S.C.Owen.2006. Handbook Of Pharmaceutical Excipient 5th Edition.


London- chicago : Pharmaceutical Press.

Shiloaceli K, Taake K. 2005. Sodium Bicarbonate and Hidrogen Peroxide the Effect on the
Growth of Sterptococcus mutans. Jdendt Health : (79) : 2-6

Tjahja, Indirawati. 2007. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Ditinjau dari Faktor Individu
Pengunjung Puskesmas DKI Jakarta Tahun 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai