Dosen Jaga :
Disusun Oleh :
Kelompok A2-4
Hari/Tanggal Praktikum :
UNIVERSITAS JEMBER
2020
i
Daftar Isi
BAB I . PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum.........................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................3
2.1 Dasar Teori...................................................................................................................................3
2.2 Evaluasi Produk Referen...............................................................................................................6
2.3 Studi Praformulasi Bahan Aktif...................................................................................................10
2.4 Alasan Pemilihan Bahan Aktif.....................................................................................................13
2.5 Studi Praformulasi Bahan Tambahan..........................................................................................14
BAB III. METODE...................................................................................................................................20
3.1 Alat dan Bahan...........................................................................................................................20
3.2 Susunan Formula dan Komposisi bahan yang Direncanakan......................................................21
3.3 Rancangan Spesifikasi Bahan......................................................................................................26
3.4 Cara Pembuatan.........................................................................................................................27
3.5 Prosedur Evaluasi Sediaan..........................................................................................................28
3.6 Rancangan Kemasan...................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................34
1
BAB I . PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang telah beredar berbagai macam produk
pembersih gigi (pasta gigi). Umumnya produk pasta gigi banyak mengandung flour sebagai
unsur yang digunakan untuk memperkuat gigi dan menjadikan gigi lebih putih tetapi unsur
ini dapat menyebabkan flourosis email pada kadar yang berlebihan serta tidak dapat
membunuh bakteri gigi secara efektif. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan bahan alami
sebagai bahan alternatif pembuatan pasta gigi yang mampu memperkuat gigi dan
membunuh bakteri gigi secara efektif. Penggunaan bahan alam memiliki kelebihan karena
efek terapeutiknya bersifat konstruktif, efek samping yang ditimbulkan juga sangat kecil
sehingga bahan alami relatif lebih aman daripada bahan kimiawi (Hembing, 1998).
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu terobosan baru untuk menghasilkan
produk pasta gigi berbahan alami sebagai produk yang sudah ada dengan tanpa mengurangi
kualitasnya.
Pasta gigi adalah produk oral yang digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa
makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi.
Pada masa lalu, penggunaan pasta gigi terbatas hanya sebagai kosmetik. Tetapi dalam
beberapa tahun terakhir ini, banyak dibuat pasta gigi yang mempunyai efek untuk
mengobati penyakit mulut dan mencegah karies gigi.1,2 Pasta gigi memiliki tujuh
2
persyaratan utama, yaitu mampu membersihkan gigi (menghilangkan sisa makanan, plak
dan noda), meninggalkan sensasi bersih dan segar pada mulut setelah berkumur, harga
terjangkau sehingga mudah didapat oleh berbagai kalangan, tidak boleh membahayakan
pengguna (aman dalam penggunaan), stabil selama penyimpanan, bahan abrasif yang
digunakan sesuai dengan enamel dan dentin dan telah teruji secara klinis.Formula pasta gigi
secara umum terdiri atas bahan abrasif, bahan pengikat (binders), surfaktan, humektan
(xilitol atau sorbitol), pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan zat tambahan lain
Pasta merupakan sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam
jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang
dibuat dengan gliserol,mucilage atau sabun (FI III) . Menurut FI edisi V , pasta adalah sediaan
semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukan untuk pemakaian
topikal. Untuk membuat pasta pada umumnya berbentuk setengah padat, oleh sebab itu
bahan tersebut dicairkan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan padat dalam
keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen.Pasta detificiae (pasta gigi)
merupakan campuran kental yang terdiri dari serbuk dan gliserin, yang digunakan untuk
pembersih gigi.
Pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal (Farmakope Indonesia IV). Macam-macam pasta
antara lain :
- Pasta berlemak
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% bahan padat
(serbuk). Sebagai bahan dasar salep digunakan Vaselin, Parafin cair. Bahan tidak berlemak
seperti gliserin, Mucilago atau sabun dan digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.
Pasta berlemak merupakan salep yang tebal, kaku, keras dan tidak meleleh pada suhu
badan. Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan pelepasaan cairan berair yang tidak
normal dari kulit. Karena jumlah lemaknya lebih sedikit dibandingkan serbuk padatnya, maka
supaya dapat lebih homogen lemak-lemak dapat dikerjakan dengan melelehkannya terlebih
dahulu baru kemudian dicampurkan. Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih
menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas
terhapad air ( FI V).
- Pasta Kering
4
Pasta kering merupakan suatu pasta yang tidak berlemak, mengandung kurang lebih
60%^ bahan padat (serbuk). Sering terjadi masalah dalam pembuatan pasta kering apabila
dicampur dengan bahan Ichthamolum atau Tumenol Ammonium. Bahan obat tersebut akan
membuat campuran pasta menjadi encer.
- Pasta pendingin
Pasta pendingin merupakan campuran serbuk dengan minyak lemak dan cairan mengandung
air, dan dikenal dengan Salep Tiga Dara
Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi, kemampuan menggosok,
penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan keamanan (Butler, 2000).
Konsistensi
Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. Konsistensi yang ideal dari pasta gigi
yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat mempertahankan
bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat diukur melalui densitas,
viskositas dan elastisitas.
Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat bervariasi. Pasta gigi
yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok yang cukup untuk dapat
dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda dan mengkilatkan permukaan gigi.
Penampilan
Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogen, mengkilat, bebas dari gelembung
udara dan memiliki warna yang menarik.
Pembentukan busa
Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan membersihkan sisa
makanan melalui proses gosok gigi.
Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan merupakan
karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah konsumen akan membeli
produk atau tidak
Kelebihan sediaan pasta adalah:
5
a. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan.
b. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga dapat meningkatkan
daya kerja lokal.
c. Konsentrasi lebih kental dari salep.
d. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan
dengan sediaan salep.
Kelemahan sediaan pasta adalah:
a. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya
tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
b. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis.
c. Dapat menyebabkan iritasi kulit.
Sediaan pasta dapat berupa pasta berlemak, pasta kering, pasta pendingin, dan pasta
dentifriciae. Pasta berminyak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat atau serbuk. Pasta ini cenderung dapat menyerap sekresi seperti serum dan memiliki
daya penertrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Pasta kering merupakan pasta
bebas lemak yang mengandung ±60% zat padat atau serbuk. Pasta pendingin merupakan
campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan salep tiga dara. Pasta
dentificiae (pasta gigi) merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan glycerinum yang
digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan dalam perlekatan pada selaput lendir
untuk memperoleh efek lokal.
2. Pasta Gigi
Pasta gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukan sebagai
pembersih gigi. Penggunaannya pada gigi diharuskan menggunakan bahan-bahan tidak akan
menimbulkan reaksi negative pada gigi seperti pengeroposan gigi,timbulnya plak atau gigi
berlubang akibat bakteri. Pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari campuran
bahan penggosok, bahan pembersih, dan bahan tambahan yang digunakan untuk membantu
membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa mulut (Widodo, 2013).
Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor dari permukaan gigi dengan
efek buruk yang kecil terhadap gigi. Timbulnya busa saat menggosok gigi membuat proses
6
pembersihan gigi menjadi lebih menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk
mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Mitsui, 1997).
Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi, biasanya
dengan sikat gigi. Salah satu tujuan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut adalah untuk
mencegah terbentuknya plak. Plak merupakan lapisan lengket yang melekat erat pada gigi
yang mengandung bakteri dan sisa makanan. Plak dapat dihilangkan dengan metode
mekanis ataupun kimia. Metode menghilangkan plak secara mekanis merupakan metode
yang efektif dalam mengendalikan plak. Metode tersebut antara lain salah satunya adalah
menggosok gigi.
Kandungan utama pasta gigi antara lain bahan abrasif, bahan penggosok, humectant,
fluoride, pemutih gigi, air, bahan pemberi rasa, bahan pemanis, bahan pengikat, dan bahan
pembuat busa. Pasta gigi Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor,
karena fluor akan bereaksi dengan enamel gigi dan membuat enamel lebih tahan terhadap
serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluoride apabila digunakan secara teratur akan
dapat mencegah kerusakan gigi. Beberapa pasta gigi juga mengandung bahan-bahan kimia
seperti formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu mengurangi sensitivitas
dari akar gigi yang terbuka akibat resesi gingiva (Admatyaka Irene, 2008).
Aturan pakai : Lakukan setiap pagi dan malam untuk hasil yang maksimal
Kemasan : 120 gram
2. Nama Produk : Siwak F Sensitive Free Fluoride
Pabrik :Miswak Utama
Komposisi : Daun Sirih (Piper betle), Calcium Carbonate, Aqua, Sorbitol,
Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Carboxymethylcellulose, Silica,
Flavor (Arome) Components, Clove (Eugenia Caryophyllus) oil,
Sodium Saccharin, Areca Catechu Seed Extract, Uncaria
Gambiar Extract, Titanium Dioxide, Methylparaben, Salvadora
Persica Powder, CI 42090, CI 19140.
Khasiat : untuk gigi lebih bersih dan kesat, mengatasi bakteri penyebab
penyakit (antibakteri), membantu menjaga kesehatan gigi dan
perawatan gusi serta menjaga kesegaran nafas lebih lama
Cara Penggunaan : Pasta sebesar setengah bulu sikat gigi
Aturan pakai : Gunakan pada pagi hari, 30 menit setelah makan, malam hari
sebelum tidur atau kapan saja dibutuhkan
Kemasan : 120 gram
3. Nama produk : Ciptadent herbal anti bakteri
Pabrik : Lion Japan
Komposisi :Calcium carbonate, water sorbitol, silica, sodium, lauryl
sulfate, propylene glycol, flovour, sodium,
carboxymethylcellulose, PEG-8, sodium monofluorophosphate
phellodendron amurense bark extract, sodium sasccharin,
caprylic/capric triglyceride, DMDM hydantoin, carrageenan,
clycerin, o-cymen-5-ol (ipmp), sodium fluoride, tocopheryl
acetate, retinyl palmitate, sodium ascorbyl phosphate, xylitol,
CI42090, acmellia sinensis extract, piper betle leaf oil.
Khasiat : Maxi herbal ciptadent pasta gigi anti bakteri melindungi
kesehatan gusi
Aturan pakai : Dewasa : untuk hasil terbaik, gunakan pasta gigi sepanjang
bulu sikat. Anak di bawah 6 tahun : gunakan pasta sebesar biji
jagung.
8
Karakteristik Karakteristik
No Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping
Fisik Kimia
1 Na2CO3 Digunakan -Terhirup debu - Pemerian -BM : 106,0
dalam pasta bahan dapat berbentuk g/mol
gigi untuk menyebabkan padat, serbuk, -Titik leleh
pemutih gigi, iritasi saluran atau Kristal 1563,8oF
pembentuk pernafasan dan serbuk, da (851oC)
busa, abrasi, membrane granul. -Berat Jenis
dan mukosa dengan Berwarna 2,532
sementara gejala batuk dan putih dan tidak -Densitas
menaikkan nafas pendek berbau. 2,54 g/cm3
pH di mulut (dyspenia), - Kelarutan 1:3 (Martindale
edema paru dalam air , Edisi 36 : Hal.
-tertelan dapat larut dalam air 2389)
menyebabkan panas 1: 1,8
iritasi saluran dan gliserol,
12
Alasan : Berupa serbuk putih yang tidak berbau dan tidak berasa sehingga
akan mudah dipadukan dengan bahan perasa dan pewarna lain. Selain itu,
CaCO relatif stabil dalam penyimpanannya..
2. Propilen Glikol
Pemerian : Propilen Glikol
Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, kloroform dan etanol 95%
larut dalam 1:6 bagian eter
pH : 25 mg/kgBB
Kegunaan : Pengawet, desisnfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen
stabilisasi, kosolven yang dapat larut air.
%konsentrasi : Bersifat higroskopis, stabil bila dicampurkan dengan etanol
95%, gliserin atau air
Alasan: Propilen glikol dipilih karena pelarut umum yang lebih baik dari pada
gliserin dan dapat melarutkan berbagai macam bahan seperti kortikosteroid,
fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D), sebagian besar alkaloid, dll.
3. Sakarin Na
Pemerian : Bubuk kristal putih, tidak berbau atau sedikit aromatik, berkilau.
Memiliki rasa yang sangat manis, dengan after taste (rasa pahit setelah
merasakan). After taste dapat ditutupi dengan mencampurkannya dengan
pemanis yang lain.
Kelarutan : Kelarutan dalam air (1:1,2), tidak larut dalam propan-2-ol,
kelarutan dalam propilen glikon (1:50) dan kelarutan dalam etanol (1:102)
Kegunaan : Pemanis
% konsentrasi : 0,04 – 0,25%
16
Alasan : karena Sakarin Na 300 kali lebih manis daripada sukrosa dan
harganya murah.
4. Sodium Lauril Sulfat (SLS)
5. CMC Na
17
Pemerian : Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih. Tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan rasa sedikit terbakar
Kelarutan : Kelarutan dalam air (1:400) , pada air 50°C (1:50), air 80°C
(1:30), kelarutan dalam propilen glikol (1:5), kelarutan dalam minyak kelapa
(1:200), praktis tidak larut dalam mineral oil, kelarutan dalam gliserin (1:60),
dalam eter (1:10), etanol 50 % (1:6), dalam etanol 95% (1:3), dan dalam
etanol (1:2)
pH : 4-8 (antimicrobial activity)
Kegunaan : Pengawet
% konsentrasi : 0,02 – 0,3%
18
Alasan : kombinasi Metil paraben (nipagin) dan Propil paraben (nipasol) dapat
mengatasi mikroba dan jamur (memperluas spektrum aktivitas antimikroba).
7. Propil Paraben (Nipasol)
8. Menthol
Pemberian : serbuk Kristal tidak berwarna dengan karakteristik
rasa dan bau yang kuat
Kelarutan : larut dalam aseton dan benzene, larut dalam gliserin,
praktis tidak larut dalam air
ADI : 0,4mg/kg BB
Inkompatibilitas : butilkloralhidrat, champor dan kloral hidrat
19
9. Terdapat perbedaan pasta gigi yang mengandung plak dan yang tidak menganung yaitu
pada pasta gigi yang mengandung plak tekstur pada sediaan terdapat granul-granul kecil
sehingga lebih kasar jika dibandingkan dengan pasta gigi yang tidak mengandung plak.
Pada pasta gigi yang mengandung plak memiliki busa yang sedikit.
20
• Mortir
• Stemper
• Beaker glass
• Batang pengaduk
• Timbangan analitik
• Gelas ukur
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Cawan porselen
Bahan
• CMC-Na
• Kalsium Karbonat
• Nipagin
• Propilenglikol
• Na lauril sulfat
• Na sakarin
• Menthol
• Nipasil
• Gliserin
• Aquadest
• Na-Bikarbonat
21
R/
Propilenglikol 15%
Na-Sakarin 0,2%
CMC-Na 1%
Nipagin 0,18%
Nipasol 0,02%
Menthol 0,4%
Gliserin 10%
Aquadest 30,5%
• Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan
No Bahan Fungsi Konsentrasi Jumlah 30 g Jumlah 90 g
Perhitungan Bahan
1. Kalsium Karbonat
2. Propilenglikol
3. Na-Sakarin
5. CMC-Na
6. Nipagin
7. Nipasol
23
8. Menthol
9. Gliserin
10. Aquadest
Formula 2
R/
Na-Sakarin 0,2%
CMC-Na 1%
Nipagin 0,18%
Nipasol 0,02%
Menthol 0,4%
Gliserin 10%
24
Aquadest 30,5%
Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan
No Bahan Fungsi Konsentrasi Jumlah 30 g Jumlah 90 g
Perhitungan Bahan
1. Natrium Bikarbonat
2. Kalsium Karbonat
3. Propilenglikol
4. Na-Sakarin
6. CMC-Na
7. Nipagin
8. Nipasol
9. Menthol
10. Gliserin
11. Aquadest
Ditaburkan CMC Na 0,6 g secara merata pada air panas sebanyak 10 ml kali berat
CMC Na (60 ml) (a)
Metil paraben 0,054 g dan propil paraben 0,006 g dilarutkan dalam gliserin 3 g dalam
cawan porselen diaduk homogen.
SLS 0,45 g dilarutkan dalam air 2,5 ml hingga larut. Lalu sakarin 0,06 g dilarutkan dalam
larutan SLS dan air
Campuran SLS dan sakarin dalam air tersebut dimasukkan dalam (a) lalu
ditambahkkan sedikit demi sedikit NaHCO 3 0,36 gram ke dalam campuran
tersebut.
Dilarutkan menthol 0,12 g hingga larut kemudian CaCO3 12 g dimasukkan sedikit demi
sedikit ke dalam campuran tersebut hingga homogen.
Campuran menthol dan CaCO3 tersebut dimasukkan ke dalam campuran (a) lalu
diaduk homogen hingga terbentuk pasta
Pasta gigi dimasukkan dalam wadah tube dan dimasukkan dalam kemasan
Formula 2
28
Metil paraben 0,054 g dan propil paraben 0,006 g dilarutkan dalam gliserin 3 g
dalam cawan porselen diaduk homogen, lalu ditambahkan NaHCO3 0,36 g ke (a)
SLS 0,45 g dilarutkan dalam air 2,5 ml hingga larut. Lalu sakarin 0,06 dilarutkan
dalam larutan SLS dan air
Campuran SLS dan sakarin dalam air tersebut dimasukkan dalam (a)
Dilarutkan menthol 0,12 g dengan alkohol 96% hingga larut kemudian CaCO3
9,15 g dimasukkan ke dalam campuran tersebut
Campuran menthol dan CaCO3 tersebut dimasukkan ke dalam campuran (a) lalu
diaduk homogen hingga terbentuk pasta
1. Uji organoleptis
- Rasa
- Bau
- Bentuk sediaan
2. Uji pH
Alat : Kertas
indikator pH Syarat:
6,5-7,5
29
3. Uji viskositas
Alat : VT – 03E
(Viskotester) Syarat:
200-400 cPas
Ditutup atas tabung dengan jari tangan, lalu dikocok sebanyak 25 kali
Lalu beban ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit, hingga pasta
tidak
dapat melebar lagi diameter sebarnya
31
Komposisi
Natrium bikarbonat, kalsium karbonat,
propilen glikol, Na Sakarin, sodium lauril sulfat,
CMC Na, nipagin, nipasol, menthol, gliserin.
kkom
PT.Lentera Farma.ind
Pasta gigi
NATRIDENT
Membersihkan plek gigi
Mulut terasa bersih dan segar BPOM No.Na182230472136
No. Bacth 1122098
Exp. Desember 2022
Komposisi
Natrium bikarbonat, kalsium karbonat,
propilen glikol, Na Sakarin, sodium lauril sulfat,
CMC Na, nipagin, nipasol, menthol, gliserin.
PT.Lentera Farma.ind
Pasta gigi
NATRIDENT
Membersihkan plek gigi
Mulut terasa bersih dan segar
Netto 30 gr
32
R
33
Alat :
1. Alat gelas
2. Timbangan analitik
3. Ph meter
4. Viscometer rion vt 04
5. Uji daya sebar
Secara keseluruhan bahan yang digunakan pada kelompok kami dengan formula yang ada pada video
praktikum terdapat kesamaan bahan antara lain Kalsium karbonat,CMC-Na, Na-sakarin, SLS,gliserin,dan
aquadest. Sedangkan perbedaan nya yaitu pada kelompok kami menggunakan pengawet (nipagin dan
nipasol) dan pada video menggunakan pengawet (Na benzoate), Zat aktif yang digunakan pada kelompok
kami yaitu Na-bikarbonat dan pada video menggunakan zat atif minyak cengkeh, dan Perasa yang
digunakan pada kelompok kami yaitu Menthol dan pada video menggunakan Pappermint
35
1. Tahap pencampuran
a. Cmc na dikembangkan dalam air panas 20x bobotnya
b. Na sakarin dan na benzoate dilarutkan dalam aquades
c. Na lauril sulfat (SLS) dimasukkan, aduk pelan sampai larut
d. Gliserin dimasukkan, aduk sampai homogen
e. Caco3 ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam cmc na yang telah mengembang,
digerus hingga homogen
f. Tambahkan campuran gliserin-na benzoate-na sakarin-SLS-aquadest aduk hingga
homogen
g. Jika sudah homogen, masukkan minyak peppermint dan minyak cengkeh, aduk hingga
homogeny
Perbedaan :
a. Pada cara kerja kelompok kami CMC-Na dikembangkan dalam air sebanyak 10x bobot
CMC-Na sedangkan pada video praktikum CMC-Na dikembangkan dalam air sebanyak 20x
bobot CMC-Na
b. Setelah pencampuran CMC-Na pada kelompok kami membuat campuran dari metil
paraben dan propil paraben yang dilarutkan dalam gliserin,sedangkan pada video
praktikum terlebih dahulu melakukan pencampuran Na sakarin dan Na-lauril sulfat yang
kemudian memasukkan gliserin
c. Bahan aktif yang digunakan pada kelompok kami (NaHCO 3) dicampurkan pada campuran
SLS dan sakarin sedangkan zat aktif pada video praktikum yaitu Minyak cengkeh
dicampurkan pada akhir prosedur
d. Pada video praktikum Caco3 ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam cmc na yang
telah mengembang kemudian digerus hingga homogeny, Sedangkan pada kelompok kami
bahan CaCo3 tidak dimasukkan langsung pada CMC na tetapi CaCo3 dicampurkan terlebih
dahulu dengan menthol dan yang kemudian dimasukkan dalam campuran CMC na
36
Perbedaan uji yang ada pada kelompok kami dengan video praktikum yaitu pada video
praktikum dilakukan uji dengan lengkap terdapat uji organoleptis,uji homogenitas,uji pH,uji
viskositas,Uji daya sebar,uji Moisture content dan uji tinggi busa. Sedangakan pada kelompok
kami terdapat uji yang kurang yaitu Uji homogenitas dan Uji Moisture content.
Uji homogenitas :Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahan bahan yang
digunakan dalam pembuatan sediaan pasta gigi telah tercampur secara merata dengan
baik atau belum. Homogenitas pasta gigi dilakukan dengan mengoleskan sediaan pasta
37
gigi pada plat kaca, uji ini sangatlah penting dalam pengujian sifat fisik suatu sediaan
untuk melihat apakah sediaan homogen atau tidak formulasi yang dibuat
Campuran Na sakrin dan Na benzoat Na lauril sulfat ( SLS) ditambahkan pada step
ditambah Na lauril sulfat ( SLS) terakhir
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Depkes RI . 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik.
Hembing, W.K. 1998. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid Keempat. Penerbit Pustaka
Kartini: Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Faktor risiko kesehatan gigi dan mulut. Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. 1–10.
Putt M,et all.2008. Enchacment Of Plaque Removal Efficacy by Tooth with baking soda
dentriftices : results of frue clinical studies. J clin dent : (9) : 6-7
Shiloaceli K, Taake K. 2005. Sodium Bicarbonate and Hidrogen Peroxide the Effect on the
Growth of Sterptococcus mutans. Jdendt Health : (79) : 2-6
Tjahja, Indirawati. 2007. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Ditinjau dari Faktor Individu
Pengunjung Puskesmas DKI Jakarta Tahun 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis: Jakarta.