Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

“TEMULAWAK INSTAN”

Dosen Pengampu: Ir. Suwati, M, M.A

OLEH:

KELOMPOK 1

1. SEPTIA NOVIANA FALENSIA HARIS/2020C1A006


2. PUTRI AYU RAHAYU/2020C1A004
3. HISBUL WATHAN/2020C1A001

PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
usaha yang berjudul “Temulawak Instan” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada rasulullah saw beserta keluarganya, semoga kita semua mendapatkan
syafa’atnya diakhirat kelak.
Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pada mata kuliah Management Agroindustri. Dalam penulisan proposal
ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun berkat kerja sama dan dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik.
Semoga proposal ini dapat berguna dan bermanfaat bagi diri kami sendiri dan semuua
pihak. Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun demi perbaikan pada tugas selanjutnya.

Mataram, 18 Oktober 2021

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Minuman Instan.......................................................................................................3
2.2 Temulawak..............................................................................................................3
2.3 Alat Dan Bahan.......................................................................................................5
2.4 Proses Pengolahan...................................................................................................6
BAB III HASIL PRODUKSI..............................................................................................7
3.1 Analisa Usaha..........................................................................................................7
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................8
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
4.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu jenis tanaman
obat dari famili Zingiberaceae dan merupakan penyusun hampir setiap jenis obat
tradisional yang dibuat di Indonesia. Hasil survei dalam industri obat tradisional
didapatkan bahwa pemanfaatan temulawak dipergunakan sebagai bahan baku 44 jenis
produk obat tradisional dan bahan kosmetik. Penggunaan temulawak mengalami
perkembangan, dimulai dari tersedianya obat tradisional, melalui obat herbal terstandar,
akhirnya menjadi fitofarmaka. Saat ini total serapan temulawak dalam industri obat
tradisional dan obat fitofarmaka diperkirakan mencapai 8.750 ton/tahun (Kemala et al,
2004). Selain penggunaannya sebagai bahan baku industri seperti minuman dan pewarna
alami, manfaat lain adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh, anti bakteri, anti
diabetik, anti hepatotoksik, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, diuretika, depresan
(Raharjo& Rostiana, 2003).
Temulawak merupakan salah satu jenis tanaman obat yang mempunyai prospek
cerah untuk dikembangkan di Indonesia. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
Republik Indonesia telah menentukan 9 tanaman unggulan salah satunya adalah tanaman
temulawak. Pengembangan temulawak di Indonesia masih mengalami peningkatan dan
penurunan sejak tahun 2008 – 2014, dalam produksi tanaman temulawak tahun 2008
(23.740.105 kg), tahun 2009 (36.826.340 kg), tahun 2010 (26.671.149 kg), tahun 2011
(24.105.870 kg), tahun 2012 (44.085.151 kg) dan tahun 2014 sebanyak (25.128.189 kg)
persentase produksi temulawak adalah 4,22% dari total produksi tanaman biofarmaka di
Indonesia (Promosiana & Atmojo, 2014).
Pemanfaatan temulawak terus meningkat, terutama untuk bahan sediaan obat,
jamu dan minuman segar (Hatmi & Febrianty, 2014). Bagian tanaman temulawak yang
memiliki khasiat dan paling banyak dimanfaatkan terdapat di dalam rimpang. Rimpang
temulawak dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh.
Komponen utama rimpang temulawak adalah kurkuminoid dan minyak atsiri
(Damayanti, 2008). Kurkuminoid adalah salah satu golongan senyawa fenolik yang
secara luas digunakan sebagai zat pewarna makanan, antioksidan alami, bumbu, rempah-
rempah, dan berguna dalam bidang pengobatan (Zahro dkk, 2009). Rimpang temulawak

1
dapat diolah menjadi berbagai jenis produk, antara lain menjadi simplisia, pati
temulawak, oleoresin, zat warna, minuman dan temulawak instan.
Sediaan temulawak dan miuman sehat bentuk instan kering mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan bentuk asli yang belum diolah atau bentuk cair yang telah
dijajakan ibu-ibu penjaja jamu selama ini. Keunggulan dari sediaan ini mempunyai daya
simpan yang lebih lama, penampilan yang lebih, baik, pemasaran yang lebih luas, dan
bobot pada saat penjualan lebih ringan, serta dapat dibuat dengan rasa yang bervariasi
dan enak, namun khasiat dan rasanya masih dapat dipertahankan. Hasil produksi ini
nantinya mempunyai nilai jual yang baik, dapat dipasarkan melalui kios dan toko-toko
keperluan sehari-hari, swalayan maupun melalui koperasi unit desa.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari proposal ini ialah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Agroindustri.
2. Menciptakan produk inovasi dari temulawak.
3. Meningkatkan nilai konsumsi temulawak dengan variasi berbeda dikalangan
masyarakat.
4. Meningkatkan nilai jual dari temulawak
5. Memperpanjang nilai simpan dari temulawak.
1.3 Manfaat
Memanfaatkan rempah asli indonesia yaitu temulawak dan memperpanjang nilai
simpan sehingga meningkatkan nilai ekonomi dari temulawak. Produk ini diharapkan
mampu menjadi peluang usaha bagi mahasiswa maupun masyarakat serta memudahkan
masyarakat untuk mengkonsumsi temulawak dengan variasi berbeda, tetapi kandungan
gizinya sama.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minuman Instan
Berdasarkan SNI No. 01-4320-1996, serbuk minuman tradisional adalah produk
bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang dibuat dari campuran gula dan
rempah dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain yang diizinkan. Minuman
bubuk instan mudah larut dalam air dingin atau panas. Pada prinsipnya konsentrat instan
dibuat dengan bantuan gula yang merupakan media tempat melekatnya bahan, yang
setelah kering akan terikat mengelilingi gula dan mengikuti bentuk dari gula tersebut
(Charalambous dan Inglett 1981 dalam Pronika 2006). Pada pembuatan minuman instan
ini terjadi kristalisasi, yaitu proses pemisahan dan alih massa dari fase cair menjadi kristal
padat murni. Komponen komponen yang dapat larut dalam larutan beralih melalui kondisi
yang disesuaikan menjadi larutan lewat jenuh sehingga terjadi pembentukan kristal,
umumnya terjadi melalui penurunan suhu atau pemekatan larutan (Earle 2000).
Dalam pengolahan minuman instan, rimpang diekstraksi dengan air sehingga
proses ekstraksi kurang maksimal karena komponen tersebut larut dalam pelarut organik,
misalnya etanol. Komponen yang terekstraksi dalam etanol dapat dipisahkan dari pelarut
etanol dengan pemanasan karena titik didih etanol sekitar 78,4o C atau lebih rendah dari
titik didih air. Dengan demikian, pengolahan minuman instan dengan proses kokristalisasi
ekstrak dengan pengikat sukrosa dapat dilakukan pada suhu di bawah 100o C, sehingga
kerusakan komponen antioksidan dapat dicegah (Setyowati dan Suryani 2013).
Dalam bentuk minuman instan, masa simpan temulawak lebih panjang
dibandingkan dengan bentuk segar. Kusuma (2015) melaporkan umur simpan minuman
instan temulawak dengan metode (Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dan
pendekatan Isotherm Sorpsi Lembab (ISL) untuk kemasan PP 0,03 mm; PP 0,05 m; dan
PE 0,03 mm berturut turut adalah 1197,4 hari, 1475,7 hari, dan 1013, 5 hari. Dari tiga
kemasan yang digunakan, kemasan terbaik adalah jenis PP 0,05 mm.
2.2 Temulawak
a. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah tanaman asli Indonesia
yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan dari berbagai penyakit. Temulawak dikenal
dengan nama Koneng Gede (Jawa Barat), temolabak (Jawa Tengah), temulawak
(Sumatera).

3
Sistematika temulawak yaitu (Hembing, 2010; Mangan, 2008; Soesilo, 1989cit
Bogor Agricultural, 2012):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Tanaman temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun
dengan batang semu dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman
ini terdiri atas beberapa anakan dan tiap anakan memiliki 2-9 helai daun. Daun
tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar, berwarna hijau tua dengan
semburat ungu kecoklatan di bagian tengah daun. Panjang daun sekitar 50–55 cm dan
lebar ±18 cm. Bunga temulawak biasanya muncul dari batang semunya setelah
tanaman cukup dewasa. Bunga berukuran pendek dan lebar, berwarna putih
kekuningan bercampur merah. Temulawak menghasilkan rimpang temulawak (umbi
akar) yang bentuknya bulat seperti telur (silinder dengan pusatnya berwarna kuning
tua dan kulitnya berwarna kuning muda). Jika rimpang dibelah akan beraroma khas
dan jika dimakan akan terasa pahit. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
adalah umbi akar atau rimpangnya (Mahendra, 2005; Mangan, 2008; Rukmana, 1995
cit Bogor Agricultural, 2012).
b. Kandungan Gizi Temulawak
Kandungan Nilai (%)
Air 13,98
Minyak Atsiri 3,81
Pati 41,45
Serat 12,62
Abu 4,62
Abu Tidak Larut Asam 0,56
Sari Dalam Alkohol 9,48
Sari Dalam Air 10,90
Kurkumin 2,29
Kandungan gizi/100g (Sumber: Said,2007)

4
c. Manfaat Temulawak Untuk Kesehatan
1) Mengatasi masalah sistem pencernaan
2) Mengatasi osteoarthritis
3) Mencegah serta membantu pengobatan kanker
4) Obat antiradang
5) Antibakteri daan antijamur
6) Obat jerawat
7) Menjaga kesehatan liver
8) Obat diuretik
9) Antispasmodik
2.3 Alat Dan Bahan
a. Alat
1) Timbangan
2) Pisau
3) Baskom
4) Gelas ukur
5) Blender
6) Kain saring
7) Kompor
8) Wajan
9) Ayakan
10) Sutil
b. Bahan
1) Temulawak
2) Air
3) Gula pasir
4) Sereh
5) Cengkeh
6) Kayu manis
7) Kemasan + label

5
2.4 Proses Pengolahan
1) Sortasi, yaitu memisahkan antara temulawak yang masih layak di produksi dengan
temulawak yang sudah tidak layak produksi.
2) Pencucian, yaitu membersihkan temulawak dari tanah maupun kotoran.
3) Pengupasan, yaitu membersihkan temulawak dari kulitnya setipis mungkin sehingga
tidak banyak daging temulawak yang terbuang.
4) Pemotongan, yaitu memperkecil ukuran temulawak dengan cara dipotong
menggunakan pisau agar mudah pada saat di blender.
5) Haluskan temulawak menggunakan blender dengan menambahkan air sedikit demi
sedikit, tidak lupa cengkeh dan kayu manis ditumbuk hingga halus
6) Penyaringan, yaitu temulawak yang sudah diblender kemudian di saring
menggunakan kain saring untuk diambil sarinya, lalu tambahkan cengkeh dan kayu
manis yang sudah ditumbuk pada sari temulawak, kemudian disaring kembali.
7) Tambahkan gula pada sari temulawak, kemudian aduk hingga terlarut semua.
8) Pemasakan/pemanasan, menggunakan wajan pada api kecil menuju sedang dan
diaduk secara terus meenerus untuk menghindari penggumpalan sampai adonan
tersebut mengental dan berbentuk serbuk/bubuk.
9) Pengayakan, serbuk yang dihasilkan dari proses pemanasan kemudian diayak hingga
memperoleh temulawak yang benar-benar halus. Untuk serbuk yang masih
menggumpal atau tidak lolos pada saat pengayakan dapat dihancurkan kembali
menggunakan blender.
10) Temulawak instan yang sudah diayak, dpat langsung dikemas dengan menggunakan
kemasan standing pouch yang sudah dilabeli.

6
BAB III
HASIL PRODUKSI
3.1 Analisa Usaha
 Biaya Variabel (TVC)
Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Total
Temulawak 5 Kg Rp.25.000 Rp.125.000
Gula Pasir 5 Kg Rp.12.500 Rp.62.500
Sereh 1 Ikat Rp.5000 Rp.5000
Cengkeh 5G Rp.500 Rp.2.500
Kayu Manis 5G Rp.500 Rp.2.500
Air 5 Liter Rp.3000 Rp.15.000
Standing Pouch 45 Pcs Rp.700 Rp.31.500
Label 45 Pcs Rp.300 Rp.13.500
Jumlah=Rp. 257.500

 Biaya Tetap (TFC)


TFC = Rp.15.000-,
 Hasil Produksi
= 45 pcs
 Harga Jual
= Rp. 15.000/pcs
 Total biaya (TC) = Biaya Variabel (TVC) + Biaya Tetap (TFC)
= Rp. 257.500 + Rp. 15.000
= Rp. 272.500-,
 Pendapatan (TRP) = Hasil produksi x Harga Jual
= 45 pcs x Rp. 15.000
=Rp. 675.000,-
 Keuntungan / Nilai Tambah = TRP – TC
= Rp. 540.000 – Rp. 272.500
= Rp. 402.500-,
 Distribusi Nilai Tambah:
a. Upah/Gaji karyawan : 25% x Rp. 402.500 = Rp.100.625
b. Bunga Modal : 25% X Rp.402.500 = Rp.100.625
c. Sewa Tanah :12,5% X Rp.402.500 = Rp.50.313
d. Penyusutan :12,5% X Rp.402.500 = Rp.50.313
e. Surplus Usaha : 25% X Rp.402.500 = Rp.100.625

7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang
telah diketahui mengandung senyawa-senyawa alami berkhasiat obat. Banyaknya
manfaat temulawak sebagai obat tersebut juga berpengaruh pada meningkatnya
permintaan rimpang temulawak untuk Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri
Kecil Obat Tradisional (IKOT). Selain itu, Temulawak berpeluang dikembangkan
sebagai pangan fungsional karena selain budi dayanya mudah, juga mempunyai manfaat
untuk kesehatan. Temulawak mengandung kurkumin, pati, dan minyak atsiri yang
dibutuhkan oleh tubuh. Dalam industri pangan, temulawak digunakan sebagai pewarna
alami untuk menggeser penggunaan pewarna berbahaya yang berdampak buruk bagi
kesehatan. Temulawak dapat dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan,
antara lain simplisia, tepung, pati, minuman instan, kue kering, manisan, mi, kerupuk,
stick, cake, dodol, dan permen jeli.
4.2 Saran
Untuk memperoleh keanekaragaman ketrampilan dan bentuk wirausaha bagi
mahasiswa maupun masyarkat, sebaiknya diadakan bimbingan dan pelatihan untuk
pembekalam ketrampilan secara rutin dengan bentuk produk yang berbeda, sehingga
diharapkan mahasiswa maupun masyarakat mempunyai ketrampilan yang beranekaragam
dan dapat berwirausaha dengan berbagai produk.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kemala S, Sudiarto, Pribadi ER, Yuhono JT, Yusron M, Mauludi L, Rahardjo M, Waskito B,
Nurhayati H (2004) Studi serapan, pasokan dan pemanfaatan tanaman obat di
Indonesia. Laporan Teknis Penelitian. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
187-247
Earle, R.L. 2000. Unit Operation in Food Processing. 2nd Edition or Letter. Pergamen Press,
New York.
Kusuma, N.W. 2015. Pendugaan Umur Simpan Minuman Instan Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT)
Pendekatan Isotherm Sorpsi Lembab (ISL). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Pronika, N. 2006. Formulasi Konsentrasi Instan dari Campuran Sari Lidah Buaya, Wortel dan
Markisa. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 74 hlm.
Rahardjo, M. 2010. Penerapan SOP budidaya untuk mendukung temulawak sebagai bahan
baku obat potensial. Perspektif 9(2): 78-93.
Said, A. 2007. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Penerbit Sinar Wadja Lestari, Jakarta. 61
hlm.
Zahro, L., B. Cahyono, dan R.B. Hastuti. 2009. Profil tampilan fisik dan kandungan
kurkuminoid dari simplisia temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) pada beberapa
metode pengeringan. Jurnal Sains & Matematika.
Promosiana, Atmojo. 2014. Statistik Produksi Hortikultura 2014. Direktorat Jenderal
Hortikultura, Kementerian Pertanian.
Hatmi, R. U. & Febrianty. (2014). Kandungan Kurkumin Rimpang Temulawak pada Tiga
Tingkat Umur Panen dan Sistem Pemupukan Berbeda. Prosiding Seminar Nasional
Pertanian Organik.
Damayanti R. (2008). Uji efek sediaan serbuk instan rimpang temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) sebagai tonikum terhadap mencit jantan. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Setyowati A., dan Suryani C. L. (2013). Peningkatan Kadar Kurkuminoid Dan Aktivitas
Antioksidan Minuman Instan Temulawak Dan Kunyit. Agritech, 33 (4).

9
10

Anda mungkin juga menyukai