Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

Tentang

PENGUJIAN LEMAK

DI SUSUN OLEH:

NAMA : GITA ROVIDA

NIM : 2019C1018

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk melengkapi praktikum
sebelumnya.

Mataram,3 Desember 2019

Mengetahui
Co’ass Praktikan

((NABILA AGUSTINA) (GITA ROVIDA)


NIM : 316120048 NIM : 318120008

Mengetahui Dosen Pengampu

Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II

(SYIRRIL IHROMI, M.P) (DINA SOES PUTRI


M.Si)
NIDN:0828108201 NIDN:082303801
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikankesehatan,berkah karunianya,serta lindungan kepada saya
sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan laporan hasil Praktikum
Biokimia Umumdengan tema “PengujianLemak” dengan sebaik-baiknya
dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Tapi saya sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan,makadari itu dengan kerendahan hati saya meminta maaf,dan
dengan ini juga saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga laporan hasil praktikum ini menjadi sempurna.

Dan akhirnya kurang dan lebihnya laporan ini saya menyampaikan mohon
maaf yang sebesar-besarnya,sekian dan terima kasih.

Mataram,3 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………….……………...................………….
………......1
HALAMAN PENGESAHAN……………….………………......................
……………..…2

KATA PENGANTAR................................................................................3

DAFTAR ISI.............................................................................................4

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................5

1.1 Latar Belakang........................................................................................6

1.2 Tujuan Praktikum....................................................................................7


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

BAB III

PRAKTIKUM……………………….....…..................………………………..9

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum……………………;…..................…………..10

3.2 Bahan dan Alat Praktikum…………………………....................…………...11


3.3 Cara Kerja..............................................................................................12
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN…….......................13

4.1 Hasil Pengamatan………..………………………………….................……..14


4.2 Pembahasan …………………...……………………………...................…...15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................16

5.1 Kesimpulan ………………………………………………..................…..…..17


5.2 Saram………………………………..………………………...................……18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lemak adalah senyawa ester nonpolar yang tidak larut dalam air, yang
dihasilkan oleh tanaman dan hewan. Lemak yang dihasilkan dari tanaman disebut
lemak nabati, sedangkan yang dari hewan disebut lemak hewani. Lemak dan
minyak terutama disusun oleh atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O),
tetapi mengandung jumlah hidrogen lebih banyak dan oksigen lebih sedikit
dibandingkan karbohidrat. Lemak termasuk dalam bagian kelompok lipid, yaitu
kelompok lipid sederhana yang disusun oleh dua kelompok utama yaitu asam
lemak dan gliserin. Lipida memiliki fungsi sebagai komponen struktural membran,
sebagai sumber energi, sebagai lapisan pelindung, dan sebagai vitamin, serta
hormon. Lipida kompleks dibagi menjadi triasil gliserol, fosfolipida, sfingolipida,
serta lilin. Lipida pada umumnya tidak dapat larut dalam air, tetapi dapat larut
dalam pelarut nonpolar, seperti: kloroform, eter, dan benzena. Asam lemak dapat
digolongkan berdasarkan berat molekul dan derajat ketidakjenuhan yang akan
berpengaruh terhadap sifat kelarutan asam lemak dalam air, kemampuan asam
lemak untuk menguap dalam larutan garam-garamnya dalam alkohol dan air. Oleh
karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat lemak.

1.2 TujuanPratikum
 Percobaan Sifat Kelarutan Lemak
Mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak
 Percobaan Uji ketidak jenuhan lemak
Mengetahui tingkat ketidak jenuhan berbagai jenis lemak
 Percobaan Sifat Penyambunan lemak
Mengetahui sifat penyambunan lemak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak


dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat
mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk
padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O2) dengan jumlah atom lebih
banyak, misalnya stearin (C57H10O6). Sifat-sifat lemak antara lain mengapung
pada permukaan air, tidak larut dalam air, mencair pada suhu tertentu, dan
dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Manfaat lemak dalam tubuh adalah
sebagai sumber energi, melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus
dan dapat memperlama masa kenyang (Surbakti, 2010).

Berdasarkan kerangka dasarnya, lipida atau lemak dibedakan menjadi


lipida kompleks dan lipida sederhana. Golongan pertama dapat dihidrolisi
sedangkan golongan kedua tidak dapat dihidrolisi. Lipida kompleks dibagi
menjadi triasil gliseron, fosfolipida, sfingolipida, dan lilin. Asam lemak yang
terdapat di alam dapat dikelompokkan berdasakan jumlah atom C, taraf
kejenuhan, dan tingkat esensialitasnya.asam lemak yang tergolong dalam
asam lemak esensial antara lain adalah asam linoleatdan linolenat. Asam
lemak tidak jenuh yang banyak terdapat di alam adalah asam lemak beratom
C16. Ikatan ganda (rangkap) kalau hanya sebuah terdapat pada atom nomor
9, bilamana terdapat lebih dari satu, maka ikatan atom C rangkap berikutnya
terjadi dengan antara tiga buah atom C (Martoharsono, 2012).

Lemak terdiri atas trigliserida campuran yang merupakan ester dari


gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak dapat diperoleh
dari hewan maupun tumbuhan. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan,
kacang-kacangan, akar tanaman, dan sayuran. Trigliserida dapat berwujud
padat atau cair tergantung pada komposisi asam lemak penyusunnya.
Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sejumlah
asam tidak lemak jenuh, sedangkan lemak hewani pada umumnya berbentuk
padat pada suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak jenuh.
Lemak termasuk dalam salah satu gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh.
Lemak adalah senyawa trigliserida atau triagliserol atau berarti triester dari
gliserol dan memilikienergi yang paling besar dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein (Anam, 2013).
Lipid dapt dikelompokkan menjadi lipid sederhana (simple lipid),
lipid komposit (composite lipid), spingolipid, dan lipid turunan (derived
lipid). Lipid sederhana adalah lipid yang mengandung dua jenis komponen
penyusun, yaitu ester gliserin (ester asam lemak dan gliserin), ester kolesterol
(ester kolesterol dan gliserin), wax (ester asam lemak dan alkohol), dan
keramid (ester amid dan asam lemak). Lipid komposit adalah lipid yang
mengandung lebih dari tiga komponen penyusun (gliserin, asam lemak, dan
asam fosfat). Spingolipid adalah turunan dari keramid. Lipid turunan adalah
struktur lipid hasil hidrolisis dari kelompok lipid. Dalam struktur lemak dan
minyak, molekul gliserin mengikat tiga rantai asam lemak dan membentuk
senyawa ester yang bersifat non-polar. Panjang struktur molekul lemak
tergantung pada jenis asam lemak yang terikat pada gliserin (Kusnandar,
2010).
Bilangan iodin menyatakan derajat ketidakjenuhan asam
lemakpenyusun minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium
dan membentuk senyawa yang jenuh. Banyaknya iodium yang diikat
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap dimana asam lemak tidak jenuh
mempu mengikat iodium dan membentuk senyawa jenuh. Iodium akan
mengadisi ikatan asam lemak tidak jenuh maupun dalam bentuk ester.
Bilangan iodium tergantung pada jumlah asam lemaktidak jenuh dalam
lemak. Semakin banyak jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak maka
semakin tinggi pula bilangan iodium yang dikandung oleh minyak tersebut
(Khotimah, 2013)
BAB III
METODELOGI PELAKSAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari/Tanggal : Jumat, 18 Desember 2020
Waktu : 13.00 WITA - Selesai
Tempat Praktukum : Laboratorium Kimia, Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram
3.1.2 Bahan dan Alat Praktikum:

1.Percobaan Sifat Kelarutan Lemak

 Bahan –bahan
- Minyak nabati
- Minyak hewani
- Kloroform
- Benzena
- Etanol
- NaOH 0,05 M
- HCl 0,05 M
 Alat –alat
- Tabung reaksi
- Pipet ukur
2.Percobaan Uji ketidak jenuhan lemak
 Bahan –bahan
- Minyakn abati
- Minyak hewani
- Campuran kloroform dan Etanol (1:1)
- Larutan asam asetat 1M
- Larutan Kl 10%
 Alat –alat
- Tabung reaksi
- Pipet ukur
3.Percobaan Sifat Penyambunan lemak
 Bahan –bahan
- Minyak nabati
- Larutan sabun 1%
- Larutan deterjen 1%
- Larutan CaCl2 0,5 %
- Larutan MgCl2 0,5%
- Larutan FeCl3 0,5%
 Alat –alat
- Gelas piala
- Pipet ukur
- Pengaduk gelas
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Percobaan Sifat Kelarutan Lemak
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi dan beri label nomor
2. Dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi 2 ml pelarut,
yaitu:kloroform( tabung no 1),Benzena (tabung no.2),Etanol (tabung no.3),
NaOH 0,05M (tabung no..4),danHCl 0,05M (tabung no.5).
3. Ditambahkankedalamsetiaptabungreaksi 2 ml minyaknabati
4. Goyang goyangkan agar tercampur rata dan amati kelarutan minyak
tersebut.
5. Ulangi prosedur 1 sampai 4 untuk minyak hewani.

3.2.2 Percobaan Uji ketidak jenuhan lemak


1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan isi kan masing masing tabung reaksi
dengan 1ml campuran kloroform dan etanol.
2. Tabung reaksi no 1 ditambahkan 2 tetes aquades ,tabung no.2dengan 2 tetes
minyak nabati dan tabung no.3 dengan 2 tetes minyak hewani.
3. Ditambahkan kedalam masing –masing tabung dengan 2 ml asam asetat 1M
dan 1 tetes larutan Kl 10% dan goyangkan agar tercampur rata
4. Biarkan pada suhu kamar selama 5 menit dan amati perubahan warna iodine
setiap tabung serta banding kan dengan warna larutan pada tabung no. 1

3.2.3 Percobaan Sifat Penyambunan lemak


1. Siapkan 8 buah gelas piala dan beri label kode nomor 1-8
2. Masukan larutan sabun 1% sebanyak 2ml kedalam masing-masing gelas
piala dari no.1 sampai 4 dan larutan detergen 1% kedalam masing-masing
gelas piala dari no 5 sampai 8.
3. Ditambahkan 5 ml larutan CaCl2 0,5% kedalam tabung no.1 dan 5 lalu
diaduk rata.
4. Ditambahkan 5 ml larutan MgCl2 0,5% kedalam tabung no.2 dan 6 lalu
diaduk rata.
5. Ditambahkan 5 ml larutanFeCl 0,5% kedalam tabung no.3 dan 7 lalu
diaduk rata.
6. Ditambahkan 10 tetes minyak nabati kedalam tabung no.4 dan 8 lalu diaduk
rata.
7. Amati dan bandingkan sifat penyambunan dari larutan didalam gelas piala.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Percobaan Sifat Kelarutan Lemak

Tabel 4.1 Pengaruh jenis pelarut terhadap kelarutan lemak

JenisPela Jenis lemak


rut Minyak nabati Minyak hewani
Klorofom Tidak tercampur Tidak larut
rata/Tidak Larut
Benzene Tercampur rata/Larut Tercampur rata/larut
Etanol Tidak larut Tidak larut
NaOH Tercampur sedikit Tidak larut
0,05 M
HCl 0,05 Tidak larut Tidak larut
M

4.1.2 Percobaan uji tingkat ketidak jenuhan lemak


Tabel 4.2 hasil uji ketidak jenuhan dua jenis minyak
Sampel Warna Iodin
Minyak hewani Bening dan agak keruh
Minyak nabati Bening dan agak keruh
Aquades Bening,putih keruh,dan endapan

4.1.3 percobaan tingkat ketidak jenuhan lemak


Tabel 4.3 Hasil uji ketidak jenuhan dua jenis minyak

Larutan uji Sabun Detergen


CaCI2 0,5% Jenuh Tidak Jenuh
MgCI2 0,5% Tidak Jenuh Jenuh
FeCI3 0,5% Tidak jenuh Jenuh
Minyak Nabati Tidak jenuh jenuh

BAB V
PEMBAHASAN
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair
dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut
lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O2) dengan jumlah atom lebih banyak, misalnya stearin
(C57H10O6). Sifat-sifat lemak antara lain mengapung pada permukaan air, tidak larut
dalam air, mencair pada suhu tertentu, dan dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan
K. Manfaat lemak dalam tubuh adalah sebagai sumber energi, melarutkan vitamin
sehingga dapat diserap oleh usus dan dapat memperlama masa kenyang (Surbakti,
2010).
Uji sifat kelarutan lemak dapat dilihat secara langsung ataupun
disaring terlebih dahulu dengan menggunakan kertas saring, setelah itu pelarut
diusapkan dan dilihat ada atau tidaknya residu yang tertinggal. Uji kelarutan dapat
digunakan untuk mengetahui sifat kepolaran pelarut. Lemak atau lipid tidak dapat
larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun lemak dapat larut dalam pelarut non-
polar (Sumardjo, 2008). Berdasarkan percobaan sifat kelarutan lemak yang telah
dilakukan, minyak nabati tidak dapat larut dalam pelarut aquades, namun minyak
nabati larut dalam pelarut kloroform dan etanol. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur. Menurut Putri (2008), bahwa pelarut etanol tidak dapat larut dalam lemak
atau minyak, hal ini disebabkan karena etanol bersifat polar sedangkan minyak
bersifat non-polar. Menurut pendapat Priadi (2009), hampir semua jenis lipid, yaitu
lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air (aquaedes), namun
dapat larut dalam pelarut non-polar seperti kloroform, eter, dan benzena. Lipid
bersifat nonpolar oleh karena itu lipid hanya dapat larut dalam pelarut nonpolar.
Perbedaan hasil pengamatan dengan literatur bisa disebabkan karena kesalahan
praktikan yang kurang teliti dalam mengamati kelarutan lemak atau karena
kesalahan dalam mengikuti prosedur kerja.
Uji ketidakjenuhan lemak dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketidakjenuhan dalam suatu lemak. Menurut Kusnandar (2010), pereaksi iodium
akan mengoksidasi asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada molekulnya
menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi
menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh telah mereduksi pereaksi iodium.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa perubahan warna minyak baru
setelah ditambah iodium menjadi berwarna bening agak pink. Pada minyak bekas,
setelah ditambahkan iodium warnanya menjadi pink sedangkan pada aquades
setelah ditambahkan iodium warnanya menjadi pink. Menurut Anggraini (2012),
fungsi penambahan asam asetat kloroform adalah agar minyak dapat larut dengan
sempurna, karena kloroform bersifat nonpolar. Berdasarkan literatur, banyaknya
jumlah iodium yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan
tidak jenuh seingga asam lemak jenuh akan membutuhkan tetesan iodium yang
lebih banyak daripada jumlah iod yang diteteskan pada asam lemak tidak jenuh.
Jadi, semakin banyak tetesan menunjukkan minyak tersebut semakin jenuh.
Uji penyabunan lemak dilakukan untuk mengetahui sifat penyabunan dua
jenis garam asam lemak. Menurut Yulianto (2011), apabila ester bereaksi dengan
basa akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu
gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun memiliki bagian yang bersifat
hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian karboksil menuju air dan
buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R-) akan menjauhi air dan
membelah molekul atau kotoran menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air
mudah membentuk emulsi. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan CaCl2 0,5%
yang dicampurkan dengan sabun akan menghasilkan sedikit busa, sedangkan yang
dicampurkan deterjen akan menghasilkan banyak busa. Pada larutan MgCl 0,5%
yang dicampurkan sabun akan menghasilkan banyak busa dan yang dicampurkan
dengan deterjen terdapat sedikit busa. Pada larutan FeCl3 0,5% yang dicampurkan
sabun diperoleh sedikit busa dan pada larutan FeCl3 yang dicampurkan dengan
deterjen diperoleh busa yang sangat banyak. Pada minyak nabati yang dicampurkan
dengan sabun diperoleh sangat banyak busa dan yang dicampurkan dengan sabun
diperoleh busa yang sangat banyak dan pada aquadesyang dicampurkan dengan
deterjen diperoleh busa yang banyak. Berdasarkan literatur, maka dapat dikatakan
minyak nabati memiliki sifat kesadahan karena setelah ditambahkan larutan sabun.
BAB VI

PENUTUP
5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut:
1. Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol
organik yang disebut gliserol atau gliserin.
2. Lemak atau lipid ada yang bersifat non polar dan polar.
3. Minyak nabati dapat larut dalam pelarut kloroform dan etanol, namun tidak
dapat larut dalam aquades.
4. Minyak baru yang ditambahkan iodium warnanya menjadi bening agak pink,
minyak bekas yang ditambahkan iodium warnanya menjadi pink sedangkan
aquades warnanya menjadi benin pink.
5. Minyak nabati memiliki sifat kesadahan karena setelah ditambahkan larutan
sabun dan deterjen terbentuk busa yang banyak.

5.2 Saran

Semoga dipraktikum kedepannya lagi semuanya berjalan lancar dan


tidak ada kesalahan dalam mempraktikan dilaboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Martoharsono, 2012, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR

BIOKOMIA. Jakarta: Universitas Indonesia.

Windiaryani, Sistiana. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi :

Faseenden, Ralp J., 2009. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Handito, Dody, Yasa, S Wayan, Alamsyah, Ahmad, 2013. Petujuk

Anda mungkin juga menyukai