Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN AGROINDUSTRI

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI DODOL


RASA BUAH

DISUSUN OLEH:

NAMA : HALIZATUL ADHA

NIM : 2020C1A003

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


MATARAM, 2021

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang
karena atas berkat dan rahmat-Nya maka penulis diberikan kekuatan dan
ketabahan hati dalam peroses penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah
memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.

Penulis menydari dalam makalah ini masih jauh daari kata sempurna,
karena mungkin masih terdapat kekeliruan dalam penulisan maupun pembahasan
materi. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati bersedia menerima kritik
yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga penulisan
makalah ini bermanfaat dan khsusnya agar dapat menambah wawasan untuk para
pembaca.

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah


dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Namun penulis
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR ISI

Halaman Judul .....


Kata Pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cara Pembuatan Dodol Rasa Buah
2.2 Agroindustri
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Teori Pemasaran
3.2 Teori Strategi Pemasaran
3.3 Analisis SWOT
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan hayati
yang sangat beragam. Kondisi agroklimat di wilayah indonesia sangat sesuai
untuk pengambangan komoditas tropis dan sebagian sub tropis pada ketinggian
antara nol sampai ribuan meter di atas permukaan laut. Komoditas pertanian
(mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan
perikanan) dengan keragaman dan keunikanya yang bernilai tinggi serta di
perkuat oleh kekuatan kultural yang sangat beragam berpeluang besar menjadi
andalan perekonomian nasional.

Komponen pengelohan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan dari


berbagai pengalaman yang menunjukan bahwa pengolahan hasil yang baik yang
dilakukan oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian
yang diproses. Salah satu tujuan dari pengelolaan hasil pertanian adalah
meningkatkan kualitas hasil pertanian tersebut. Permasalahan dalam
pembangunan agribisnis dan agroindustri adalah lemahnya keterkaitan antar
subsistem di dalam agribisnis, yaitu distribusi dan penyedian Pakto produksi,
proses produksi pertanian, serta pengolahan maupun pemasaranya (Soekartawi,
2000).

Menurut (Kotler dkk, 2008) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
dengan individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran
produkproduk yang bernilai. Pemasaran bagi pelanggan memiliki arti penting atas
informasi penyampaian nilai dan hubungan yang baik dengan perusahaaan
pelanggan akan menetahui berbagai informasi dan referensi mengenai suatu
produk maupun perusahaan melalui komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Selanjutnya pelanggan mendapat nilai yang disampaikan dalam mengkonsumsi
suatu produksi perusahaan tersebut. Selain itu, pelanggan akan merasa lebih
mengenal dan lebih percaya pada perusahaan yang menjalin hubungan baik
dengan pelanggan. Pemasaran masa kini yang terus berusaha menjalin hubungan
baik dengan pelanggannya akan sangat memperhatikan keluhan yang disampaikan
pelanggannya dan menanggapi dengan adil dan sopan agar hubungan baik yang di
jalin tetap terjaga.
Banyak sekali contoh yang menunjukkan pada kita adanya perusahaan
agroindustri yang mulanya berkembang pesat, namun akhirnya tutup karena
berbagai alasan, apakah disebabkan karena kesalahan manajemen, kekurangan
bahan baku atau kurangnya konsumen yang membeli produk agroindustri
tersebut. Lantas timbul pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi ? Upaya-upaya
apa yang sekiranya dapat dilakukan agar penampilan masa depan agroindustri
dapat di tingkatkan salah satu jawabannya adalah membuat strategi pemasaran
(McGinity,1997).

Dodol adalah salah satu makanan khas atau makanan tradisional yang berasal dari
daerah Indonesia. Dodol adalah makanan yang terbuat dari tepung ketan dan
ditambah dengan gula merah. Sekarang ini berbagai tambahan rasa bisa
ditambahkan pada pembuatan dodol sehingga rasa dodol tidak hanya satu jenis
saja namun sekarang ini justru semakin banyak dan bervariasi.

Tabel 1. Harga dodol rasa buah di Desa Bengkel kecamatan perbaungan


kabupaten Serdang bedagai

Harga Dodol Tahun


(Rp/Kg)
30.000 2012
30.000 2013
40.000 2014
45.000 2015
50.000 2016
Sumber :

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai


2017.

Pada Tabel 1, Harga jual dari dodol dapat di kategorikan tinggi sehingga para
pelaku usaha tertarik untuk membuka agroindustri dodol rasa buah selain itu dapat
juga meningkatkan tingkat perekonomian maupun sosial masyarkat. Selain harga,
dodol juga memiliki rasa yang khas dan banyak disukai oleh pembeli. Peluang
menjalankan usaha jajanan tradisional dengan menyajikan menu dodol rasa buah
memang sangat menguntungkan sekali untuk di jalani. Jajanan tradisional dodol
rasa buah juga bisa menjadi salah satu pilihan jajanan yang di pasarkan dalam
menjalankan usaha peluang yang menjanjikan bisa dilihat dari banyak masyarakat
yang menyukai olahan dodol rasa buah. Prospek dalam menjalankan usaha dodol
rasa buah bisa dikatakan sangat cemerlang jika dibandingkan dengan usaha
jajanan lainya. Usaha jajanan tradisional yang menyajikan menu dodol rasa buah
memang sangat cocok jika dikembangkan. Untuk masalah yang dihadapi oleh
pengusaha dodol rasa buah dalam bahan baku pembuatan dodol biasanya langkah
kemudian pembuatan dodol itu sulit atau rumit dan memerlukan keahlian khusus
untuk menciptakan cita rasa yang khas. Selain itu dodol merupakan produk
pertanian yang sangat mudah rusak.

Tabel 2. Jumlah produksi dan industri dodol rasa buah di Desa Bengkel
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun Jumlah Produksi (Kg) Jumlah Industri (Unit)


2012 47750 30
2013 51680 36
2014 44960 24
2015 49760 26
2016 47600 20
Sumber:

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai 2017

Pada Tabel 2, jumlah produksi dan jumlah industri dodol rasa buah dapat
dikategorikan fluktuatif setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena untuk
memproduksi dodol rasa buah tergantung terhadap musim/ produksi buah-buahan
sebagai bahan baku pembuatan dodol rasa buah. Selain itu, dalam pembuatan
dodol rasa buah memerlukan biaya yang cukup tinggi yang mengakibatkan
keuntungan yang didapat pengusaha dodol tidak terlalu banyak. Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Analisis Strategi Pemasaran agroindustri Dodol Rasa Buah di Desa Bengkel,
Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka rumusan pemasalahan :


yang dapat antara lain :

1. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam


pemasaran agroindustri dodol rasa buah di Desa Bengkel, Kecamatan
Perbaungan, Kabupaten Seradang Bedagai.
2. Bagaimana strategi pemasaran agroindustri dodol rasa buah di Desa
Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Seradang Bedagai.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisis kekuatan, peluang, dan ancaman dalam pemasaran


agroindustri dodol rasa buah di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Untuk menentukan strategi pemasaran agroindustri dodol rasa buah di
Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cara Pembuatan Dodol Rasa Buah


Bahan-bahan yang digunakan untuk dodol rasa buah adalah tepung ketan,
tepung beras, kelapa, gula merah, gual pasir, garam, perasa buah yang
diinginkan, daun pisang secukupnya, dan kemasan. Dalam proses
pembuatan dodol rasa buah alatalat yang digunakan yaitu perasan santan,
perasan pulut/ketan, parutan kelapa, parang, pisau, kuali, dan sendok
pengaduk.
Cara membuat dodol rasa buah yaitu didihkan santan kental, gula merah,
gula pasir, dan garam. Kemudian larutkan tepung dengan santan encer
hingga rata, lalu tuangkan sedikit demi sedikit kedalam didihan santan
kental, aduk terus hingga mengental kemudian tambahkan rasa buah yang
diinginkan dan diaduk sampai tata. Alasi loyang dengan daun pisang,
tuang adonan lalu ratakan, dan dinginkan pada suhu ruanagan. Potong-
potong sesuai ukuran kemasan yang diinginkan. Kemudian bungkus dodol
rasa buah ke dalam kemasan.

2.2 Agroindustri

Menurut Austin, J.E (1984), agroindustri berperan sangat besar dalam


perindustrian suatu negara atas empat hal yaitu sebagai berikut.
1. Agroindustri merupakan cara penting dalam mengubah bahan baku
(bahan mentah) pertanian menjadi produk barang yang siap pakai
untuk dapat dikonsumsikan sehingga mempunyai nilai tambah relatif
besar.
2. Peranan agroindustri seringkali sangat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan sektor industri dibanyak negara berkembang. Hal
tersebut dimungkinkan karena agroindustri yang merupakan proses
transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri adalah masih
berbasis pada produk pertanian lokal, dimana sektor pertanian adalah
sektor potensial yang memiliki keunggulan kemampuan komparatif di
negara-negara berkembang.
3. Hasil agroindustri umumnya merupakan ekspor terbesar dari suatu
negara berkembang, dan merupakan sektor andalan karena sebagian
masyarakatnya masih terikat dengan sektor pertanian.
4. Agroindustri secara langsung berkaitan dengan sistem penyediaan
makan untuk memenuhi energi suatu bangsa, sehingga sangat penting
untuk mengimbangi jumlah penduduk yang biasanya meningkat cepat
di negaranegara berkembang. Dengan kata lain, agroindustri masih
sangat diperlukan oleh negara-negara berkembang karena berperan
strategis dalam mendukung ketahanan pangan. Agroindustri juga
masih dikembangkan di negara maju seperti di Amerika, Australia dan
Jepang. Pembangunan agroindustri dihadapkan pada bagai tantangan,
baik tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar
negeri. Beberapa permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar
negeri.
Beberapa permasalahan agroindustri khususnya permasalahan di dalam
negeri antara lain:
1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam
usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan
kontinu.
2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih
berkonsentrasi pada agroindustri di perkotaan.
3. Kurang konsistennya kebijakan terhadap agroindustri.
4. Kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalau pun ada
prosedurnya ketat (Soekartawi, 2000).
Tujuan pembangunan agroindustri di Indonesia terkait erat, atau
merupakan bagian dari tujuan utama pembangunan ekonomi bangsa
yaitu, “untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para
petani yang merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia”.
Pembangunan ekonomi itu sendiri sangat berkaitan dengan
pembangunan industri , yang idealnya adalah industri, yang berbasis
produk dalam negeri yang terutama adalah hasil pertanian. Beberapa
negara maju yang telah sukses meningkatkan kesejahteraan rakyatnya
seperti Amerika dan Jepang. Pembangunannya melalui pembangunan
industri yang berbasis sektor pertanian (Nasution, 2002).
Peranan sektor industri dalam kegiatan pembangunan semakin penting.
Pemerintah terus berusaha menyeimbangkan peranan sektor industri
terhadap sektor pertanian, untuk menciptakan struktur ekonomi yang
seimbang dimana terdapat kemampuan industri maju yang di dukung
oleh pertanian yang tangguh. Berdasarkan kenyataan di atas, maka
industri yang mengelolah hasil-hasil pertanian di Indonesia memang
strategis (Soekartawi, 2000).

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Teori Pemasaran

Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan


manusia dan sosial. Suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya. Menangani proses pertukaran ini
membutuhkan banyak kerja dan keterampilan, manajemen pemasaran terjadi
ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensi berpikir tentang
cara-cara mencapai untuk mencapai respons yang di inginkan pihak lain.
Sedangkan manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, mengantarkan, dan mengomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2015).

Perencanaan pemasaran adalah sebuah sub-fungsi dari perencanaan perusahaan


perencanaan. Perencanaan kegiatan pemasaran haruslah sesuai dengan sasaran
yang menyeluruh dari perusahaan. Untuk mencapai orientasi perusahaan dalam
meraih pasarnya, maka pemasaran haruslah mempelajari dan menafsirkan
kebutuhan konsumen dan kemudian menuntun perusahaan-perusahaan untuk
melayani kebutuhan tersebut. Secara kasar, rencana pemasaran dapat dianggap
sebagai rencana pertempuran suatu perusahaan (Rewoldt, 1991).

Sistem pemasaran pertanian merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga


pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar
aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir. Begitu
pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh
kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik dari
tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas
(Gumbira,2001).

3.2 Teori Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer
pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan
perusahaan yang merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan
strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan mengenai pemakaian
faktor-faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan. Disini keputusan-keputusan diambil mengenai cara dan
besarnya pemakaian masing-masing faktor strategi pemasaran yang dapat
dikendalikan dan bagaimana faktor-faktor ini digabungkan bersama ke dalam
suatu total strategi. Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran
haruslah mengambil keputusaan mengenai bagaimana ia akan menggunakan
alatalat pemasaran yang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Ada dua tipe faktor yang dihadapi manajer pemasaran dalam strategi
perencanaan pemasaran yaitu, faktor yang dapat dikendalikan (controllable) dan
faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) (Rewoldt, 1991).

1. Faktor Lingkungan (Tidak Dapat Dikendalikan)

Banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan yang mempengaruhi strategi


pemasaran, yaitu :

A. Permintaan

Permintaan adalah hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen.Permintaan


dibatasi oleh kekuatan-kekuatan pokok seperti penghasilan (income).Permintaan
juga bisa terpendam (latent) dan eksistensinya tidak diketahui. Strategi pemasaran
dapat digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi
permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa-jasa dengan cara
yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam itu.

B. Persaingan

Keadaan persaingan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan dan antisipasi


tindakan pembalasan dari pihak saingan, tentu akan mempengaruhi perencanaan
strategi pemasaran. Perencanaan strategi pemasaran itu haruslah
memperhitungkan sifat dan luasnya saingan, baik sekarang maupun di masa
depan, dalam menentukan rangkaian tindakan optimal yang akan diambil.

C. Struktur Distribusi

Untuk mendistribusikan sesuatu produk, suatu perusahaan mungkin mendirikan


jaringan penjualannya sendiri, tetapi cara ini sangat mahal dan seringkali tidak
sesuai untuk perusahaan-perusahaan yang lain. Strategi pemasaran haruslah
memperhitungkan hal-hal seperti ada atau tidak adanya saluran distribusi yang
sesuai, kesanggupan perusahaan untuk memasuki saluran tersebut, persaingan
yang akan dihadapi produk tersebut, serta kebutuhan saluran tersebut terhadap
fungsi-fungsi pemasaran.

D. Hukum Pemasaran

Hambatan (constraints) terhadap kebebasan bertindak dari penjualan akan


memaksanya untuk mendapatkan jalan lain untuk memaksimumkan labanya.
Salah satu kemungkinan adalah menawarkan model yang berbeda-beda dari
produknya, yang masing-masing dengan ciri-ciri yang ditujukan untuk menarik
segmen pasar yang berbeda-beda pula dan untuk kebijaksanaan harga yang
berbeda untuk masing-masing model.

E. Biaya Non Pemasaran

Dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya-biaya non-pemasaran seperti


biaya produksi dan umum (overhead), juga menimbulkan keterbatasan pada
strategi yang direncanakan. Kenaikan biaya produksi atau biaya overhead untuk
suatu produk, mungkin akan memaksa diadakannya perubahan dalam strategi
pemasaran, kemungkinan mengarah pada pengurangan penekanan pada harga dan
lebih banyak penekanan pada faktor-faktor lain dalam pemasaran (marketing
mix).

2. Faktor-Faktor Strategi Pemasaran (Dapat Dikendalikan)

Dalam merumuskan strategi pemasaran, penjual mengatur faktor-faktor yang


dikuasainya sedemikian rupa sehingga mencapai pendekatan strategi yang
optimum untuk sasaran pemasarannya. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan
adalah sebagai berikut :

A. Produk

Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer
pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang paling efektif baginya.
Produk dapat diubah dengan berbagai cara untuk meningkatkan tercapainya
sasaran pemasaran. Produk dapat diubah kualitasnya, ukurannya, bentuknya,
warnanya, variasinya dan lain-lain.
B. Distribusi

Para perencana strategi pemasaran mempunyai banyak pilihan bagi kebijaksanaan


distribusinya. Misalnya seperti memilih daerah dimana akan memasarkan produk,
memutuskan berapa jumlah penyalur yang dibutuhkan masing-masing pasar dan
banyak masalah lain yang harus diputuskan dalam hal faktor distribusi.

C. Harga

Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalah faktor yang dapat dikendalikan
dalam batas-batas tertentu.Diskon dapat digunakan untuk membedakan harga
berdasarkan kualitas yang dibeli atau untuk mencapai harga yang berbeda untuk
kelas perdagangan yang berbeda pula.Pilihan harga yang tersedia dalam
perencanaan strategi pemasaran dibatasi oleh faktor biaya.

D. Promosi

Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam


berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan sebagai
metode utama untuk komunikasi dengan konsumen atau halnya sebagai pelengkap
untuk bentuk komunikasi yang lain. Promosi penjualan pun merupakan suatu
faktor bagi strategi promosi yang bentuknya beraneka ragam dan dapat digunakan
dalam berbagai jumlah.

3.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknees) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1997).

Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh, yaitu :

1. Analisis Internal

Analisis internal adalah analisis yang berasal dari dalam perusahaan untuk
memasarkan suatu produk yang dihasilkan dan dapat dikontrol (kualitas &
kuantitas produk) oleh perusahaan tersebut. Analisis internal terdiri dari modal,
produksi, produk, tenaga kerja, harga, promosi dan transportasi.

A. Analisis Kekuatan (Strenght)

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para


pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.

B. Analisis Kelemahan (Weaknesses)

Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai


keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya
serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh
suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan
prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang
tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat
perolehan keuntungan yang kurang memadai.

2. Analisis Eksternal

Analisis yang berasal dari luar perusahaan untuk memasarkan suatu produk yang
dihasilkan dan dapat dikontrol oleh perusahaan tersebut. Analisis eksternal terdiri
dari bahan baku, pasar, perusahaan pesaing, daya beli masyarkat, musim, selera,
aosial, teknologi,dan pemerintah.

A. Analisis Peluang (Opportunity)

Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari


perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan
beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan.
Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah
suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan.

B. Analisis Ancaman (Threats)

Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu


kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan.
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang.Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi
ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun
di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan
dikenal dengan melakukan analisis SWOT (Kotler, 2000).

Dalam analisis SWOT, umumnya masalah kekuatan atau keunggulan dan


kelemahan adalah masalah internal, sementara masalah peluang dan ancaman
adalah masalah eksternal.Masalah eksternal umumnya sulit dikuasai dan bahkan
masuk ke dalam kategori variabel yang tidak terkontrol (Soekartawi, 2000).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Agroindustri Dodol Rasa


Buah

Faktor-faktor Parameter
Faktor internal a. Ukuran
A. Kekuatan dodol rasa
buat
b. Variasi
c. Warna
B. Kelemahan d. Letak
e. Harga
f. Ketahanan produk
g. Kenyamanan produk
h. Jumlah
I. Promosi
Faktor Eksternal a. Permintaan
A. Peluang dodol rasa
buah
b. Daya beli
masyarakat
c. Selera
konsumen
d. Kebijakan
pemerintah
e. Biaya
retribusi

B. Ancaman f. Pesaing
g. Jumlah Distribusi
h. Infrastruktur
I. Musiman

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kekuatan dalam pemasaran agroindustri dodol rasa buah yaitu ukuran yang
sesuai pasar, warna dodol yang bervariasi, variasi rasa yang beragam, letak pasar
yang strategis, harga dodol yang terjangkau, dan kenyamanan produksi yang
baik.Kelemahan dalam pemasaran dodol rasa buah yaitu ketahanan dodol yang
kurang baik, jumlah produksi yang sedikit, dan promosi dodol yang sangat tidak
luas. Peluang dalam pemasaran dodol rasa buah yaitu permintaan dodol rasa buah
yang stabil, daya beli masyarakat yang baik, selera masyarakat yang baik,
kebijakan pemerintah yang mendukung, dan rendahnya biaya retribusi. Ancaman
dalam pemasaran dodol rasa buah yaitu jumlah pesaing yang mempengaruhi,
jumlah saluran distribusi yang sedikit, infrastruktur yang tidak baik, musim yang
tidak mendukung, dan biaya produksi yang tinggi.

2. Strategi yang tepat untuk mengembangkan pemasaran agroindustri dodol rasa


buah di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai
berada di kuadran I atau strategi agresif yaitu perusahaan menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang yang ada. Diantaranya ; Meningkatkan permintaan
dodol rasa buah dengan memanfaatkan letak pasar yang strategis yaitu kerjasama
dengan angkutan umum maupun bus pariwisata sebagai tempat persinggahan bus,
juga membagikan brosur-brosur mengenai produk dodol rasa buah kepada para
penumpang agar lebih tertarik terhadap produk dodol rasa buah dan
memaksimalkan ukuran, warna, variasi dan harga dodol rasa buah. Memanfaatkan
kebijakan pemerintah yang mendukung pemasaran dodol rasa buah seperti
mensosialisasikan melalui media cetak dan elektronik untuk meningkatkan
permintaan pada pasar yang strategis .

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Pengusaha

Pengusaha harus mengetahui kondisi usaha mereka baik kekuatan, kelemahan,


peluang serta ancaman untuk melakukan kegiatan pemasaran. Pengusaha
iharapkan mampu memanfaatkan kondisi tersebut untuk tercapainya keberhasilan
pemasaran yang di inginkan.

5.2.2 Saran Untuk Pemerintah

Pemerintah diharuskan memperhatikan dan lebih mendukung usaha agroindustri


dodol rasa buah diantaranya:meningkatkan ketahanan dari produk dodol rasa
buah, membantumempromosikan produk dodol rasa buah,akan di bukanya jalan
tol artinya sebagian besar kendaraan tidak melewati pasar bengkel di harapkan
pemerintah tanggap dalam mengatasi hal ini agar pengusaha dodol dapat bertahan
dan jadi keuntungan tersendiri bagi usaha dodol rasa buah.

5.2.3 Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk meneliti lebih lanjut bagaimana


meningkatkan ketahanan dodol rasa buah agar mampu bertahan dan bersaing lebih
lama di pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Austin, J.E. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.New York: McGraw-Hill


Book Company.

Binarko, W. 2015. Strategi Peamasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng. Medan:


Universitas Sumatera Utara

Ernisolia, P.M. 2014. Strategi Pemasaran Agroindustri Pancake Durian di Kota


Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Gumbira, E. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta Penerbit : Ghalia Indonesia.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran.Jakarta:Erlangga.

Kotler, P. Dan Kevin L.K. 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Nasution, 2002. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rangkuti, D.U. 2015. Strategi Pemasaran Agroindustri Nata De Coco di Kota
Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:


Gramedia Pustaka Umum.

Rewoldt, S.H. 1991. Perencanaan dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarma, M. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian. Bogor: FP-IPB.

Soekartawi, 2000. Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai