ANALISIS PANGAN
“ANALISIS KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Analisis Pangan
Disusun Oleh:
Nama : Galih Sampurna
NIM : 4444200089
Kelas :4A
Kelompok : 3 (Tiga)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan karunia-Nya telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas menyusun laporan praktikum Analisis pangan yang diberi
judul “Analisis kadar vitamin c metode iodometri”. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan. Terselesaikannya
laporan ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, maka dari
itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Winda Nurtiana S.T.P., M.Si., Ibu Vega Yoesepa Pamela S.T.P.,
M.Si., dan Ibu Puji Wulandari S.TP., M.Sc., selaku dosen pembimbing
mata kuliah Analisis Pangan.
2. Kak Dhabit Dzikri Billah selaku asisten labolatorium yang telah
membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman IV A Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalah, untuk itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan
kakak asisten laboratorium mata kuliah Analisis Pangan, serta teman-teman
sekalian. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
Mahasisawa Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
2.1 Pengertian lemak ........................................................................................2
2.2 Analisis lemak metode soxhlet...................................................................2
2.3 Penentuan kadar lemak...............................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................4
3.3 Cara Kerja...................................................................................................4
BAB IV....................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................6
4.1 Hasil............................................................................................................6
4.2 pembahasan………………………………………………………..……...7
BAB V......................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
5.1 Simpulan.....................................................................................................9
5.2 Saran...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2 Karbohidrat memegang
peranan penting dalam
alam karena merupakan
3 sumber energi utama
bagi manusia dan
hewan. Sumber-sumber
karbohidrat
4 berasal dari padai-
padian atau serelia, umbi-
umbian, kacang-kacangan
kering dan
5 gula (Siregar, 2014).
Karbohidrat dapat
1
ditentukan kadarnya
menggunakan
6 banyak metode, salah
satunya memakai metode
luff schoorl. Oleh sebab
itu, maka
7 dilakukan penelitian
analisis karbohidrat
dengan menggunakan
metode luff
8 schoorl
9
10 Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering
melakukan aktivitas
yang
2
11 membutuhkan energi
cukup banyak. Energi
ini kita peroleh dari bahan
makanan
12 yang kita makan.
Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung
tiga kelompok
13 utama senyawa kimia
yaitu kerbohidrat, protein,
dan lemak.
Vitamin sangat
dibutuhkan oleh tubuh
manusia yang berfungsi
untuk
3
pengaturan dan berbaikan
tubuh manusia. sebab
vitamin tidak dihasilkan
dalam tubuh. Vitamin
pada umumnya dapat
dikelompokkan menjadi
dua
golongan yaitu vitamin
yang larut dalam lemak
yang meliputi vitamin A,
D,
E, dan K dan vitamin
yang larut dalam air
yang meliputi vitamin C
dan
vitamin B (Legowo, 2007
4
Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yang berfungsi untuk
pengaturan dan berbaikan tubuh manusia. sebab vitamin tidak dihasilkan
dalam tubuh. Vitamin pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi vitamin A, D,
E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang meliputi vitamin C dan
vitamin B (Legowo, 2007
Vitamin tidak dapat di produksi dalam tubuh dengan sendirinya,
melainkan didapatkan dalam bangan pangan seperti buah dan sayuran.
Vitamin terutama vitamin C sangat mudah rusak sehingga jumlah vitamin C
dalam tubuh jauh lebih sedikit sehingga dibutuhkan cara penggunaan dan
penanganan vitamin secara benar (Khomsan, 2010). Dalam mengolah bahan
pangan dengan benar, alangkah baiknya mengetahui kadar vitamin terutama
vitamin C dalam bahan pangan karena dianggap mempengaruhi sifat fisik
serta kimia secara keseluruhan sehingga dapat mempengaruhi mutu dari buah-
buahan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kadar vitamin C
yang lebih mendalam untuk mengetahui kandungan vitamin C dalam bahan
pangan tersebut (Widajanti, 2017)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak merupakan bahan
padat pada suhu ruang
disebabkan kandungannya
5
yang tinggi akan asam
lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap,
sehingga
mempunyai titik lebur
yang lebih tinggi,
sedangkan minyak
merupakan bahan cair
pada suhu ruang
disebabkan tingginya
kandungan asam lemak
yang tidak jenuh,
yang memiliki satu atau
lebih ikatan rangkap
diantara atom-atom
karbonnya,
6
sehingga mempunyai titik
lebur yang rendah
(Winarno, 1992)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak merupakan bahan
padat pada suhu ruang
disebabkan kandungannya
yang tinggi akan asam
lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap,
sehingga
mempunyai titik lebur
yang lebih tinggi,
7
sedangkan minyak
merupakan bahan cair
pada suhu ruang
disebabkan tingginya
kandungan asam lemak
yang tidak jenuh,
yang memiliki satu atau
lebih ikatan rangkap
diantara atom-atom
karbonnya,
sehingga mempunyai titik
lebur yang rendah
(Winarno, 1992)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu bahan pangan dengan metode
iodimetri.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vitamin C
vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa organik derivat
heksosa yang mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6,
titik cairnya 190-192 0C, bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam asetone
dan alcohol yang mempunyai berat molekul rendah, dengan logam akan
membentuk garam, mudah teroksidasi dalam keadaan larutan terutama pada
kondisi basa, katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat oksidase, sinar serta suhu
tinggi, peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam (pH rendah) dan
kondisi kristal kering terbentuk kristal warna putih, reduktor kuat,
rasanya
masam, mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat tetapi mudah
tereduksi menjadi asamaskorbat kembali dan tidak berbau (Thamrin, 2012).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat
pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan.
Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila
terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C
berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Vitamin C
memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis.
Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol (Khomsan,
2010).
2.2 Titrasi iodometri
Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan indikator
kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,01 N cukup intens sehingga
9
iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga
memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti
karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji
lebih
umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji
bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodine (setiartini 2014)
alam beberapa proses tak langsung banyak agen pengoksid yang kuat
dapat dianalisis dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi
iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksid yang
membutuhkan
larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, Natrium thiosulfat biasanya
digunakan sebagai titrannya (setiartini 2014)
2.3 Titrasi redoks
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan
reduksi.Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks
biasanyamenggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk
mengetahuikadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah
titrasi langsungyang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi
senyawa-senyawa yangmempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
dibanding iodium. Vitamin Cmempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
daripada iodium sehingga dapatdilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Pendeteksian titik akhir pada titrasiiodimetri ini adalah dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yangakan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk.,2007)
10
` BAB III
METODE PRAKTIKUM
11
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum
“Analisis kadar vitamin c metode iodometri” yaitu sebagai berikut:
ambahkan 5 ml H2SO4 2N
Catat volume I2
12
Hitung kadar vitamin C
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut ini tabel hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum yang berjudul “Analisis Viskositas Produk Pangan”.
Tabel 1. Hasil penimbangan labu kosong dan sample
Sampel V I2 N I2 Volume Faktor Massa Masa Kadar Rataan SD
(ml) Sampel Pengenceran Sampel (g) Sampel Vitamin
(ml) (mg) C (%)
Jeruk 2 0,0606 17 10 16,1101 16,110,1 0,662% 0,7347% 0,0048
6,7 0,0606 28 10 28,6297 28,629,7 1,248%
1,2 0,0606 10 10 21,7837 21,783,7 0,294%
Buavita 1,2 0,0606 15 10 15,0828 15,982,8 0,424% 0,399% 0,00108
1,4 0,0606 15 10 15,1281 15,128,1 0,493%
1,2 0,0606 15 6,66 15,2181 15,218,1 0,28%
1
4.2 pembahasan
pada praktikum ini adalah analisis kadar karbohidrat dan amilosa Kandungan amilosanya beras atau nasi dibagi menjadi 4
golongan yaitu beras dengan kadar amilosa tinggi 25-33%, beras dengan kadar amilosa sedang 20-25%, beras dengan kadar amilosa
rendah 9-20%, dan beras dengan kadar amilosa sangat rendah kurang dari 9%. Beras dengan kadar amilosa sedang mempunyai sifat
nasi yang pulen, tidak terlalu basah dan kering. Sedangkan beras berkadar amilosa tinggi mempunyai sifat nasi yang keras, kering dan
pera.
2
Beras ketan memiliki kadar amilosa yang sangat sedikit (1-2%),
sedangkan beras yang mengandung amilosa lebih dari 2 % disebut beras biasa
atau beras bukan keta
1
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa hasil daripada praktikum analisis kadar karbohidrat
dan amilosa kali
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu untuk praktikum selanjutnya diusahakan
yang dipraktikumkan dapat dijelaskan dengan lebih baik lagi agar praktikan dapat
benar-benar memahami materi praktikum dan dapat lebih lancar dalam membuat
laporan praktikum.
2
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro
Khomsan, Ali. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Poltekkes Kemenkes.
Widajanti, Laksmi dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Analisis Zat Gizi Edisi Ketiga.
Diponegoro
3
LAMPIRAN
- Kelas C
1. Jeruk
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 2 x 88,06 x 10
= x 100%
16110 , 1
= 0,662%
2. Buavita Jambu
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,2 x 88,06 x 10
= x 100%
15082,8
= 0,424%
- Kelas A
3. Jeruk
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 6,7 x 88,06 x 10
= x 100%
28629,7
= 1,248%
4. Buavita Jambu
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,4 x 88,06 x 10
= x 100%
15128,1
= 0,493%
- Kelas B
5. Jeruk
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,2 x 88,06 x 10
= x 100%
21783,7
= 0,294%
6. Buavita Jambu
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,2 x 88,06 x 6,66
= x 100%
15218,1
= 0,28%
Lampiran
Gambar 1. Gambar 2.
Gambar 3 . Gambar 4.