Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS PANGAN
“ANALISIS KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Analisis Pangan

Disusun Oleh:
Nama : Galih Sampurna
NIM : 4444200089
Kelas :4A
Kelompok : 3 (Tiga)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan karunia-Nya telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas menyusun laporan praktikum Analisis pangan yang diberi
judul “Analisis kadar vitamin c metode iodometri”. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan. Terselesaikannya
laporan ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, maka dari
itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Winda Nurtiana S.T.P., M.Si., Ibu Vega Yoesepa Pamela S.T.P.,
M.Si., dan Ibu Puji Wulandari S.TP., M.Sc., selaku dosen pembimbing
mata kuliah Analisis Pangan.
2. Kak Dhabit Dzikri Billah selaku asisten labolatorium yang telah
membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman IV A Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalah, untuk itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan
kakak asisten laboratorium mata kuliah Analisis Pangan, serta teman-teman
sekalian. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
Mahasisawa Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Serang, mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
2.1 Pengertian lemak ........................................................................................2
2.2 Analisis lemak metode soxhlet...................................................................2
2.3 Penentuan kadar lemak...............................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................4
3.3 Cara Kerja...................................................................................................4
BAB IV....................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................6
4.1 Hasil............................................................................................................6
4.2 pembahasan………………………………………………………..……...7
BAB V......................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
5.1 Simpulan.....................................................................................................9
5.2 Saran...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil penimbangan labu kosong dan sample…………………………….6


Tabel 2.Hail penimbangan labu dan lemak setelah ekstraksi……………………..6
Table 3. Tabung kadar lemak ……………………………………………………..6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2 Karbohidrat memegang
peranan penting dalam
alam karena merupakan
3 sumber energi utama
bagi manusia dan
hewan. Sumber-sumber
karbohidrat
4 berasal dari padai-
padian atau serelia, umbi-
umbian, kacang-kacangan
kering dan
5 gula (Siregar, 2014).
Karbohidrat dapat

1
ditentukan kadarnya
menggunakan
6 banyak metode, salah
satunya memakai metode
luff schoorl. Oleh sebab
itu, maka
7 dilakukan penelitian
analisis karbohidrat
dengan menggunakan
metode luff
8 schoorl
9
10 Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering
melakukan aktivitas
yang
2
11 membutuhkan energi
cukup banyak. Energi
ini kita peroleh dari bahan
makanan
12 yang kita makan.
Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung
tiga kelompok
13 utama senyawa kimia
yaitu kerbohidrat, protein,
dan lemak.
Vitamin sangat
dibutuhkan oleh tubuh
manusia yang berfungsi
untuk

3
pengaturan dan berbaikan
tubuh manusia. sebab
vitamin tidak dihasilkan
dalam tubuh. Vitamin
pada umumnya dapat
dikelompokkan menjadi
dua
golongan yaitu vitamin
yang larut dalam lemak
yang meliputi vitamin A,
D,
E, dan K dan vitamin
yang larut dalam air
yang meliputi vitamin C
dan
vitamin B (Legowo, 2007
4
Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yang berfungsi untuk
pengaturan dan berbaikan tubuh manusia. sebab vitamin tidak dihasilkan
dalam tubuh. Vitamin pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi vitamin A, D,
E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang meliputi vitamin C dan
vitamin B (Legowo, 2007
Vitamin tidak dapat di produksi dalam tubuh dengan sendirinya,
melainkan didapatkan dalam bangan pangan seperti buah dan sayuran.
Vitamin terutama vitamin C sangat mudah rusak sehingga jumlah vitamin C
dalam tubuh jauh lebih sedikit sehingga dibutuhkan cara penggunaan dan
penanganan vitamin secara benar (Khomsan, 2010). Dalam mengolah bahan
pangan dengan benar, alangkah baiknya mengetahui kadar vitamin terutama
vitamin C dalam bahan pangan karena dianggap mempengaruhi sifat fisik
serta kimia secara keseluruhan sehingga dapat mempengaruhi mutu dari buah-
buahan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kadar vitamin C
yang lebih mendalam untuk mengetahui kandungan vitamin C dalam bahan
pangan tersebut (Widajanti, 2017)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak merupakan bahan
padat pada suhu ruang
disebabkan kandungannya

5
yang tinggi akan asam
lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap,
sehingga
mempunyai titik lebur
yang lebih tinggi,
sedangkan minyak
merupakan bahan cair
pada suhu ruang
disebabkan tingginya
kandungan asam lemak
yang tidak jenuh,
yang memiliki satu atau
lebih ikatan rangkap
diantara atom-atom
karbonnya,
6
sehingga mempunyai titik
lebur yang rendah
(Winarno, 1992)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak merupakan bahan
padat pada suhu ruang
disebabkan kandungannya
yang tinggi akan asam
lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap,
sehingga
mempunyai titik lebur
yang lebih tinggi,

7
sedangkan minyak
merupakan bahan cair
pada suhu ruang
disebabkan tingginya
kandungan asam lemak
yang tidak jenuh,
yang memiliki satu atau
lebih ikatan rangkap
diantara atom-atom
karbonnya,
sehingga mempunyai titik
lebur yang rendah
(Winarno, 1992)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu bahan pangan dengan metode
iodimetri.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitamin C
vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa organik derivat
heksosa yang mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6,
titik cairnya 190-192 0C, bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam asetone
dan alcohol yang mempunyai berat molekul rendah, dengan logam akan
membentuk garam, mudah teroksidasi dalam keadaan larutan terutama pada
kondisi basa, katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat oksidase, sinar serta suhu
tinggi, peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam (pH rendah) dan
kondisi kristal kering terbentuk kristal warna putih, reduktor kuat,
rasanya
masam, mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat tetapi mudah
tereduksi menjadi asamaskorbat kembali dan tidak berbau (Thamrin, 2012).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat
pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan.
Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila
terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C
berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Vitamin C
memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis.
Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol (Khomsan,
2010).
2.2 Titrasi iodometri
Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan indikator
kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,01 N cukup intens sehingga

9
iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga
memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti
karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji
lebih
umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji
bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodine (setiartini 2014)
alam beberapa proses tak langsung banyak agen pengoksid yang kuat
dapat dianalisis dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi
iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksid yang
membutuhkan
larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, Natrium thiosulfat biasanya
digunakan sebagai titrannya (setiartini 2014)
2.3 Titrasi redoks
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan
reduksi.Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks
biasanyamenggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk
mengetahuikadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah
titrasi langsungyang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi
senyawa-senyawa yangmempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
dibanding iodium. Vitamin Cmempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
daripada iodium sehingga dapatdilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Pendeteksian titik akhir pada titrasiiodimetri ini adalah dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yangakan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk.,2007)

10
` BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu praktikum Analisis Pangan dengan judul “Analisis kadar
vitamin C metode iodium” pada hari Senin tanggal `18 april 2022 pukul 07.30
WIB dan dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum “ANALISIS KADAR
VITAMIN C METODE IODIMETRI” yaitu Buret, Pipet ukur 10 ml, Labu ukur
100 ml,Corong Buchner,. Corong ,Mortar,Kertas saring,Gelas kimia,Gelas
ukur ,Erlenmeyer, Klem dan statif,Spatula dan Neraca analitis sedangkan bahan
yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Larutan I2 0,01 N,Larutan amilum
1%, Aquades, H2SO4 2N dan Berbagai sampel

11
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum
“Analisis kadar vitamin c metode iodometri” yaitu sebagai berikut:

Lakukan preparasi sampel (jika menggunakan


buah maka buah diperas dengan beaker glass dan
disaring dengan corong Buchner kemudian
ditimbang, jika menggunakan sampel non buah
langsung masuk penimbangan sebanyak 5-20 ml)

Encerkan sampel kedalam labu ukur 100 ml


dengan aquades dan kocok

Dipipet 25 ml sampel kemudian masukan


kedalam Erlenmeyer

ambahkan 5 ml H2SO4 2N

Tambahkan 0,5 ml amilum 1%

Titrasi dengan larutan I2 0,01 N


sampai terbentuk warna biru

Catat volume I2

12
Hitung kadar vitamin C

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut ini tabel hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum yang berjudul “Analisis Viskositas Produk Pangan”.
Tabel 1. Hasil penimbangan labu kosong dan sample
Sampel V I2 N I2 Volume Faktor Massa Masa Kadar Rataan SD
(ml) Sampel Pengenceran Sampel (g) Sampel Vitamin
(ml) (mg) C (%)
Jeruk 2 0,0606 17 10 16,1101 16,110,1 0,662% 0,7347% 0,0048
6,7 0,0606 28 10 28,6297 28,629,7 1,248%
1,2 0,0606 10 10 21,7837 21,783,7 0,294%
Buavita 1,2 0,0606 15 10 15,0828 15,982,8 0,424% 0,399% 0,00108
1,4 0,0606 15 10 15,1281 15,128,1 0,493%
1,2 0,0606 15 6,66 15,2181 15,218,1 0,28%

1
4.2 pembahasan
pada praktikum ini adalah analisis kadar karbohidrat dan amilosa Kandungan amilosanya beras atau nasi dibagi menjadi 4
golongan yaitu beras dengan kadar amilosa tinggi 25-33%, beras dengan kadar amilosa sedang 20-25%, beras dengan kadar amilosa
rendah 9-20%, dan beras dengan kadar amilosa sangat rendah kurang dari 9%. Beras dengan kadar amilosa sedang mempunyai sifat
nasi yang pulen, tidak terlalu basah dan kering. Sedangkan beras berkadar amilosa tinggi mempunyai sifat nasi yang keras, kering dan
pera.

2
Beras ketan memiliki kadar amilosa yang sangat sedikit (1-2%),
sedangkan beras yang mengandung amilosa lebih dari 2 % disebut beras biasa
atau beras bukan keta

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau


zatzat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa
tersebut. Suatu kharbohidrat tergolong aldehida ( CHO ), jika oksigen
karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton
( C = O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal
(Wibawa, 2017) Kandungan karbohidratnya sebagian besar adalah pati, dan
dianggap bebas dari serat kasar. Hal ini karena dalam proses pembuatan pati
semua ampasnya dibuang. Kandungan protein dan lemak juga mempengaruhi
sifat-sifat
fungsional pati. Kandungan protein pada penelitian ini cukup rendah.
Adanya protein terutama pada serealia menjadi penyebab terbentuknya buih.
Komponen lemak terikat pada amilosa dalam bentuk kompleks amilosa-lipid.
Adanya komponen lemak tersebut cenderung menghambat pembengkakan
dan kelarutan dalam serealia (Erika, 2010).

1
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa hasil daripada praktikum analisis kadar karbohidrat
dan amilosa kali
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu untuk praktikum selanjutnya diusahakan
yang dipraktikumkan dapat dijelaskan dengan lebih baik lagi agar praktikan dapat
benar-benar memahami materi praktikum dan dapat lebih lancar dalam membuat
laporan praktikum.

2
DAFTAR PUSTAKA

setiartini, Y. 2014. Kimia Analitik 2 : Iodometri. Jakarta.


Legowo, Anang Mohamad. 2007. Analisis Pangan. Semarang: Universitas

Diponegoro

Khomsan, Ali. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis ,


PustakaPelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)

Thamrin, Husni, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Padang:

Poltekkes Kemenkes.

Widajanti, Laksmi dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Analisis Zat Gizi Edisi Ketiga.

Semarang: Laboratarium Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas

Diponegoro

3
LAMPIRAN

- Kelas C
1. Jeruk
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 2 x 88,06 x 10
= x 100%
16110 , 1
= 0,662%

2. Buavita Jambu
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,2 x 88,06 x 10
= x 100%
15082,8
= 0,424%

- Kelas A
3. Jeruk
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 6,7 x 88,06 x 10
= x 100%
28629,7
= 1,248%

4. Buavita Jambu
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,4 x 88,06 x 10
= x 100%
15128,1
= 0,493%

- Kelas B
5. Jeruk
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,2 x 88,06 x 10
= x 100%
21783,7
= 0,294%

6. Buavita Jambu
N I 2 x V I 2 x BE Asam Askorbat x FP
Kadar vit c = x 100 %
massa sampel (mg )
0,0606 x 1,2 x 88,06 x 6,66
= x 100%
15218,1
= 0,28%
Lampiran

Gambar 1. Gambar 2.

Gambar 3 . Gambar 4.

Anda mungkin juga menyukai