Oleh Kelompok 7 :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesikan
karena usaha dan kerjasama penulis serta kemahakuasaan-Nya.
Makalah ini berjudul “PROSES PEMBUATAN CUKA APEL” yang merupakan salah
satu hal yang wajib kita ketahui. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas jurusan
biokimia pangan serta menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam mempelajari
mata kuliah ini, khususnya mengetahui manfaat dari cuka apel, seperti yang sedang kita amati
pada waktu ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Ibuk Dra. Iryani, M.S
yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan lebih luas tentang
Pengetahuan yang sedang pemakalah rangkum.
Penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami akan menerima
kritik dan saran dari semua pihak yang akan membantu penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa serta dapat menambah ilmu
tentang biokimia pangan
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………. I
Daftar isi………………………………………………………………………………….II
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang……………………………………………………………………… 1
B. Tujuan…………………………………………………………………….. 1
C. Manfaat…………………………………………………………………… 1
D. Rumusan masalah
BAB IV penutup 11
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
1
B. Kritik dan saran
Daftar pustaka……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era modern ini banyak bermunculan produk-produk baru yang diciptakan oleh
manusia untuk melengkapi kebutuhan manusia yang selalu berkembang (Kardayanto 2006).
Kemajuan teknologi tersebut juga terjadi dalam hal produk makanan, yaitu adanya
perkembangan bioteknologi. Semakin banyak bahan dasar yang ditemukan, maka semakin
banyak pula jenis makanan atau campuran dengan rasa tertentu yang dapat diciptakan, seperti
halnya cairan cuka untuk menambahkan rasa asam dalam makanan. Secara khusus di
Indonesia, dapat dimengerti bahwa konsumsi cuka dalam makanan masyarakatnya sehari-
hari sudah tidak asing lagi.
Cuka biasanya ditambahkan dalam semangkuk bakso, digunakan untuk membuat acar,
atau pun dibuat sebagai pelengkap hidangan pempek (cuka pempek) (Partana 2008). Perlu
diketahui bahwa pada awalnya cuka bukanlah digunakan untuk menambahkan rasa asam
pada makanan (Institut Teknologi Sepuluh November n.d.).
Cuka ditemukan pada abad ke-3 sebelum masehi dengan tujuan untuk memberi warna
pada logam. Namun, seiring berjalannya waktu, pada tahun 1847, ahli kimia yang berasal
dari Jerman, Hermann Kolb mensintesis asam asetat dari zat anorganik yaitu zat yang berasal
dari sumber daya alam mineral non-makhluk hidup.
Pada tahun 1910, asam asetat dapat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh
dari distilasi kayu, yang saat ini lebih dikenal sebagai cuka industri (FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia n.d.). Sejak itu, cuka lebih mudah didapatkan dan sering digunakan
sebagai bahan tambahan makanan yang dikonsumsi. Namun, sebuah surat kabar mengatakan
bahwa cuka industri merupakan salah satu cairan yang dapatdigunakan untuk membersihkan
noda atau kerak yang terdapat pada keramik kamar mandi (Wardhani 2014). Tidak sekedar
itu saja, sekarang sudah banyak sumber yang mengatakan bahwa cuka merupakan pembersih
yang efektif, seperti di situs vinegarworkswonders.com (2010) dan vinegartips.com (2014).
Memahami bahwa cuka industri merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai alat
kebersihan rumah tangga, secara logis, dampaknya jika dikonsumsi oleh tubuh manusia
tidaklah baik. Meskipun demikian, saat ini belum ada banyak penelitian yang dilakukan
untuk meneliti apakah benar bahwa cuka industri berbahaya bagi tubuh manusia jika
dikonsumsi. Belum ada bukti nyata yang serius akan bahaya yang ditimbulkan oleh cuka
industri sehingga bahaya cuka industri belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Terlepas dari bahaya atau tidaknya cuka industri bagi tubuh manusia, perlu diketahui
bahwa cuka industri hanya sekedar memberi rasa asam, bukan sebagai penambah vitamin
dan mineral yang signifikan. Hal ini disebabkan kandungannya semata-mata hanya air dan
asam asetat murni, yang berisi kandungan mineral yang sangat sedikit dengan ketiadaan
vitamin di dalamnya (USDA n.d.).
Adapun alternatif bagi cuka industri yang dapat dipertimbangkan, yakni cuka buah,
dikatakan memiliki vitamin dan mineral yang utuh dari buah yang menjadi bahannya,
sekaligus memberi rasa asam dari asam asetat yang juga dimiliki oleh cuka industri. Maka,
dengan adanya alternatif bagi cuka industri, peneliti tertarik untuk meneliti kandungan cuka
buah, manfaatnya bagi tubuh manusia, dan cara pembuatan cuka buah dengan memanfaatkan
bahan-bahan dasar yang mudah ditemukan di kalangan masyarakat. Dengan demikian, maka
peneliti dapat membuktikan bahwa cuka buah dapat menjadi alternatif bagi cuka industri.
B. Tujuan
Tujuan khusus :
untuk memenuhi tugas matakuliah Biokimia Pangan.
Tujuan umum :
1. Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah apel dari proses fermentasi.
2. Mengetahui suatu proses fermentasi.
3. Mengetahui manfaat dari cuka apel.
C. Manfaat
1. Agar memberikan pandangan kepada pembaca tentang pembuatan fermentasi cuka apel.
2. Mengetahui khasiat dan manfaat penting dari cuka apel yang sangat berperan bagi
kesehatan tubuh kita, baik itu untuk kelancaran pencernaan maupun sebagai obat
berbagai penyakit.
D. Rumusan masalah
1. Apa itu Bioteknologi ?
2. Apa itu fermentasi ?
3. Bagaimana Sejarah tentang cuka apel
4. Bagaimana proses pembuatan asam cuka dari buah apel dari proses fermentasi ?
5. Manfaat apa saja yang terkandung dalam cuka apel ?
BAB II
TEORI DASAR
A. Pengertian fermentasi
Pada organisme tingkat tinggi, fermentasi terjadi apabila dalam proses respirasi tidak
tersedia oksigen. Fermentasi terdiri tas dua tahap, yaitu tahap glikolisis dan pembentukan
NAD+. Pada proses tersebut, asam pirufat hasil glikolisis tidak di ubah menjadi asetil Co-A.
Namun senyawa tersebut akan di reduksi menjadi senyawa lain dengan bantuan NADH.
Ada perbedaan antara fermentasi dengan respirasi anaerob. Fermentasi tidak melibatkan
mitokondria, sedangankan respirasi anaerob melibatkan mitokondria. Dalam fermentasi, dari
satu molekul glukosa akan di hasilkan 2 ATP. Fermentasi dapat dibedakan menjadi dua
macam berikut :
1. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat terjadi pada sel-sel otot. Proses tersebut mengunakan
bahan baku berupa asam piruvat ( hasil dari glikolisis). Hasil dari proses tersebut berupa
asam laktat dan ATP. Timbunan asam laktat yang berlebuhan dapat mengakibatkan otot
terasa nyeri dan lelah. Berikut adalah reaksi fermentasi dari asam laktat :
Glukosa → 2 Asam piruvat → 2 fosfoenol piruvat → 2 asam laktat
↓
Glikolisis
2. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol dapat terjadi pada khamir dan yeast (saccharomyces sp). Pada
proses tersebut menggunakan bahan baku berupa asam piruvat. Hasil dari proses tersebut
berupa etanol, CO2, dan ATP.
Berikut adalah reaksi fermentasi alkohol :
Glukosa → 2 asam piruvat → 2 asetaldehid → 2 etanol
↓
Glikolisis
Sistematikanya yaitu
1. Kingdom :fungi
2. Filum :ascomycota
3. Subfilum :saccharomycotia
4. Kelas :saccharomycetes
5. Ordo :saccharomycetales
6. Famili :saccharomycetaceae
7. Genus :saccharomyces
8. Spesies :S. cereyisiae
B. Proses pembuatan asam cuka dari buah apel melalui proses fermentasi
Cara membuat Cuka apel adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan buah apel yang masak dan tidak busuk, dicuci bersih, jangan dikupas kulitnya,
direbus dan ditambah air sebanyak 500 ml sampai mendidih agar buah apel tidak terjadi
pencoklatan pada saat diblender, didinginkan.
2. Buah apel yang sudah direbus, dipotong kecil – kecil, diblender bersama dengan air
rebusan buah apel, Kemudian disaring dengan kain saring untuk mendapatkan sari buah
(filtrat).
3. Diatur pH dari filtrat menjadi ± 4,5. Bila pH < 4 ditambahkan NaHCO3 dan bila > 5
ditambahkan asam sitrat.
4. Larutan sari buah apel ditambahkan gula pasir sebanyak ± 10% (100 gr per liter),dan
ditambah air sebanyak 500 ml, dipasteurisasikan pada suhu 70 – 80 ºC selama 15 menit
(dihitung mulai dari setengah mendidih), lalu didinginkan dengan cara diangin-anginkan
sampai suhunya turun, diaddkan ke dalam labu ukur 500 ml dihomogenkan, Kemudian
dimasukan dalam botol fermentasi, Ditambahkan ragi roti (Saccharomyces cereviseae)
sebanyak 0,5 gr untuk 500 ml sari buah apel.
5. Botol fermentasi disumbat dengan karet / gabus yang diberi lubang kecil untuk
memasukkan pipa plastik yang berbentuk “U” serta rapatkan lubang gabus tadi dengan
lilin dan ujung pipa dan ujung pipa dimasukkan ke dalam air dimasukkan ke dalam air.
6. Dibiarkan pada suhu ruangan ± 14 hari. Fermentasi berlangsung bila timbul gas CO2
yang terlihat dalam air berupa gelembung udara. Fermentasi akan berlangsung terus
sampai gula dalam sari buah habis.
7. Selama peragian, botol penampung diisi air untuk menghalangi masuknya udara dari luar.
8. Apabila fermentasi telah selesai, larutan sari buah yang telah difermentasi disaring
dengan menggunakan corong yang dilapisi kapas bersih.
9. Supaya ragi dapat tumbuh dan bekerja dengan baik dapat ditambahkan amonium
phosphat [ (NH4)3 PO4] 0,25 gram/liter.
10. Untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme (bakteri atau kapang)
yang tidak dikehendaki dapat ditambahkan kalsium metabisulfit 0,125 gram/liter.
11. Awal fermentasi dihasilkan kadar alkohol hingga mendapatkan hasil kadar alkohol
optimum. Setelah kadar alkohol optimum tercapai lakukan fermentasi kembali sehingga
didapatkan kadar asam asetat optimum dalam pembuatan cuka apel, semakin lama
fermentasi maka semakin bagus pula kadar asam asetat yang terjadi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak sekali yang kita ketahui tentang manfaat buah apel bagi kesehatan,demikian
dengan cuka apel yang mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi kesehatan,karena cuka
apel mempunyai kandungan mineral dan vitamin yang sangat banyak, antara lain :
kalium,asam amino,vitamin dan betakaroten,magnesium,enzim,serat pectin yang dapat
menurunkan resiko terkena stroke, mengatasi diabetes, melansingkan tubuh dan melancarkan
pencernaan.
B. Kritik dan saran
Pada saat ini industri pembuatan bioteknologi di indonesia sangat berkembang pesat
karena manfaatnya yang sangat bagus untuk kesehatan, sudah banyak industri-industri
bioteknologi (konvensional dan modern) memasarkan produknya ke dalam dan luar negeri,
tidak demikian dengan fermentasi pembuatan cuka apel. Di indonesia pembuatan cuka apel
masih sangat jarang, untuk itu ini adalah peluang buat kita semua untuk mengembangan
pembuatan cuka apel karena manfaat dari cuka apel itu sendiri sangat bagus untuk kesehatan
dan industri fermentasi ini sangat menguntungkan.
Daftar Pustaka