Anda di halaman 1dari 8

RENCANA 

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMA N 2 Muara Bungo


Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Materi : XII/Sel Volta
Tahun Pelajaran : 2020/2021

A.    Kompetensi Dasar


1.1    Menyadari adanya keteraturan dalam sifat koligatif larutan, reaksi redoks, keragaman
sifat unsur, senyawa makromolekul sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.3  Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.3  Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta
dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan.
4.3  Menciptakan ide/gagasan/ produk sel elektrokimia.

B.     Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1        Menjelaskan fungsi jembatan garam pada rangkaian sel volta.
3.3.2        Menjelaskan definisi katoda pada rangkaian sel volta.
3.3.3        Menjelaskan definisi anoda pada rangkaian sel volta.
3.3.4        Menjelaskan proses yang terjadi pada katoda sel volta
3.3.5        Menjelaskan proses yang terjadi pada anoda sel volta
3.3.6        Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada sel volta.
3.3.7        Menjelaskan arah aliran elektron yang terjadi pada sel volta.
3.3.8        Menjelaskan prinsip kerja sel volta.
3.3.9        Menuliskan notasi sel volta berdasarkan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda

4.3.1        Mengamati gambar dalam wacana mengenai komponen sel volta dalam kehidupan
sehari-hari
4.3.2        Mengidentifikasi komponen alat yang terdapat dalam gambar sel volta
4.3.3       Merumuskan masalah dari wacana mengenai komponen sel volta dalam kehidupan
sehari-hari
4.3.4        Menentukan variabel bebas, terikat, dan kontrol untuk percobaan mengenai sel volta
4.3.5        Melakukan percobaan mengenai sel volta
4.3.6      Mengidentifikasi percobaan menggunakan jembatan garam dan tidak meggunakan
jembatan garam
4.3.7       Mengidentifikasi pergerakan jarum voltmeter pada percobaan sel volta
4.3.8       Mengamati perubahan pada masing-masing katoda dan anoda nya
4.3.9    Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada masing-masing katoda dan anoda nya
yang menggunakan jembatan garam dan tidak menggunakan jembatan garam

C.    Materi Ajar


Sel volta

Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan raksi redoks dan
menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi
oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut
katoda (electrode positif). Anode dan Katode yang berupa logam dicelupkan kedalam larutan
elektrolit yang mengandung masing-masing ion logamnya. Kedua larutan dihubungkan
dengan jembatan garam, sedangkan kedua elektrode dihubungkan dengan kawat. Listrik yang
dihasilkan diukur dengan voltmeter yang dipasangkan pada kawat. Jembatan garam berisi
garam dalam gelatin yang berfungsi menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan sehingga
aliran listrik tidak terputus.

Contoh reaksi redoks spontan dalam Sel volta yang menghasilkan energi listrik adalah reaksi
anatara Zn dan ion Cu. Berikut reaksi yang terjadi pada kedua elektrode :
Reaksi oksidasi       : Zn(s) → Zn2+ + 2e
Reaksi reduksi         : Cu2+(aq) + 2 e →Cu (s)
Reaksi Keseluruhan : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+ + Cu (s)
a. Notasi Sel Volta
Sel volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (sel Zn/Cu2+)
Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda. Garis
lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika
fasanya sama maka digunakan tanda koma. Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis
dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan.

b. Potensial Elektroda Standar


Perbedaan kecenderungan teroksidasi menghasilkan perbedaan rapatan muatan antara
kedua elektroda.perbedaan rapatan muatan ini menyebabkan beda potensial listrik yang
disebut potensial sel dan diberi lambang Esel. Apabila potensial sel diukur pada 25oC
dengan konsentrasi ion-ion 1M dan tekanan gas 1 atm disebut potensial sel standar dan
diberi lambang Eosel.
Untuk membandingkan kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu
elektroda,telah ditetapkan suatu elektroda pembanding ,yaitu elektroda hidrogen
.potensial sel yang dihasilkan suatu elektrode (M) dengan elektroda hidrogen disebut
potensial elektrode.dan dinyatakan dengan lamabang E . apabila pengukuran dilakukan
pada kondisi standar maka disebut dengan potensial elektroda standar dan diberi
lambang Eo.
Beberapa nilai potensial elektrode standar dicantumkan dalam tabel dibawah ini. 
Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan atau dapat dihitung berdasakan
data potensial elektroda standar.
Esel = E° katoda – E°anoda

c. Deret Volta
Deret Volta adalah urutan logam-logam berdasarkan kenaikan potensial elektrode
standarnya. Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya
disebut deret elektrokimia atau deret volta. Deret volta dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta menandakan: Logam
semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron). Logam merupakan reduktor yang
semakin kuat. Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta
menandakan: Logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron).
Kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat. Jadi, logam yang terletak lebih
kiri lebih reaktif daripada logam-logam yang di kanannya. Oleh karena itu, logam yang
terletak lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan dari senyawanya.
Penyetaraan reaksi redoks

1. Metode bilangan oksidasi


Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah pertambahan bilangan oksidasi
dari reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator. Langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam penyetaraan reaksi adalah sebagai berikut:
a. Tulislah kerangka dasar reaksi, yaitu reuktor dan hasil oksidasinya serta oksidator dan
hasil   reduksinya. 
Contoh: 
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) + H+(aq) Mn2+(aq) + CO2(aq) +H2O(l)

+7                    +3                         +2                +4


MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + CO2(aq)

b. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberi


koefisien yang sesuai (biasanya adalah unsur selain hidrogen dan oksigen)

                      +7                 +3                            +2              +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + 2CO2(aq)

c. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan jumlah pertambahan
bilangan oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud dengan “jumlah
penurunan bilangan oksidasi” atau “jumlah pertambahan bilangan oksidasi” adalah
hasil kali antara jumlah atom yang terlibat dengan perubahan bilangan oksidasinya.

                      +7                 +3                              +2             +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + CO2(aq)
 (turun 5)                     (naik 2)

d. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberi koefisien


yang     sesuai
                      +7                   +6                           +2             +8
                   MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + 2CO2(aq)
 (turun 5)(x2)             (naik 2)(x5)

Hasilnya:

2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) 2Mn2+(aq) + 10CO2(aq)

e. Setarakan muatan denagan menambah ion H+ (dalam suasana asam) atau ion OH-
(dalam suasana basa)

2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) + 6H+(aq) 2Mn2+(aq) + 10CO2(aq)


(muatan setara)

f. Setarakan atom H dengan penambahkan H2O

2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) + 6H+(aq) 2Mn2+(aq) + 10CO2(aq) + 8H2O


(setara)

2. Metode setengah reaksi (ion-elektron)

Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah elektron yang dilepaskan pada
setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi
reduksi. Penyetaraan dalam suasana basa berbeda dengan larutan bersuasana asam.

a. Suasana larutan asam


Adapun lanhgkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Tulislah kerangka dasar setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi
Reduksi : Cr2O72-(aq) Cr3+(aq)
Oksidasi : Cl-(aq) Cl2(g)
Langkah 2 : masing-masing setengah reaksi disetarakan dengan urutan sebagai
berikut:
 Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (biasanya
ialah unsur oksigen dan hidrogen)
 Setarakan oksigen dengan menambahkan molekul air (H2O)
 Setarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion H+
 Setarakan muatan dengan menambahkan elektron

Reduksi
     Cr2O72-(aq) 2Cr3+(aq)
 Cr2O72-(aq) 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
 Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
 Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)

Oksidasi
      2Cl-(aq) Cl2(g)
      2Cl-(aq) Cl2(g)
      2Cl-(aq) Cl2(g)
      2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e

Langkah 3 : samakan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi reduksi
dengan jumlah elektron yang dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi, kemudian
jumlahkan.

Reduksi: Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)


              Oksidasi: 6Cl-(aq) 3Cl2(g) + 6e
Redoks: Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6Cl-(aq) 2Cr3+(aq) + 3Cl2(g) + 7H2O(l)

b. Suasana larutan basa


Penyetaraan setengah-reaksi dalam suasana basa atau netral dilakukan dengan
menambahkan basa (ion OH–), untuk menyetarakan atom O atau H. Tinjaulah reaksi
berikut yang dilakukan dalam suasana basa.
MnO4– + SO32–  → MnO2 + SO42–
Caranya sama seperti dalam suasana asam. Akan tetapi, setelah reaksi
digabungkan, untuk menyetarakan atom O dan H ditambahkan OH– pada kedua ruas
persamaan.
Tahap 1
MnO4– → MnO2 (reaksi reduksi)
SO32– → SO42–  (reaksi oksidasi)
Tahap 2
MnO4– + 4H+ → MnO2 + 2H2O
SO32– + H2O → SO42– + 2H+
Tahap 3
MnO4– + 4H+ + 3e– → MnO2 + 2H2O
SO32– + H2O → SO42– + 2H+ + 2e–
Tahap 4
MnO4– + 4H+ + 3e– → MnO2 + 2H2O (x2)
SO32– + H2O → SO42– + 2H+ + 2e– (x3)
2MnO4– + 2H+ + 3SO32– → 2MnO2 + H2O + 3SO42–

Pada persamaan di atas terdapat 2H+. Untuk menetralkannya tambahkan 2OH– pada
kedua ruas persamaan. Persamaan menjadi:

2MnO4– + (2H+ + 2OH–) + 3SO32– → 2MnO2 + H2O + 3SO42– + 2OH–

Penambahan OH– akan menetralkan H+ menjadi H2O. Oleh karena di ruas kanan ada
H2O maka terjadi penghilangan H2O pada salah satu ruas sehingga persamaan
menjadi:
2MnO4– + H2O + 3SO32– → 2MnO2 + 3SO42– + 2OH–

D. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery learning (DL)
3. Metode : Daring/Online

E. Media/Alat dan Bahan


1. Media : Power point bahan ajar,
2. Alat dan Bahan : Buku Penunjang , Laptop, Telp. Seluler, Aplikasi Whats
app,Alat/bahan lainnya sebagai pendukung
F. Sumber Belajar
 Buku Kimia Siswa Kelas XII, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku Belajar Kimia Merdeka Belajar “PR”
 Jaringan Internet

G. Langkah–Langkah Pembelajaran :
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
 Menyampaikan informasi mengenai Materi dan Tugas belajar yang akan dikerjakan
peserta sisik selama seminggu ke depan, beserta petunjuk dan metode
pelaporannya.
 Menyampaikan Materi dan Tugas Peserta didik melalui diskusi online dengan
aplikasi WhatsApp Group Kelas
Kegiatan Inti
Peserta didik :
 Memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru
 Mengerjakan tugas yang diberikan guru
 Melaporkan hasil kerja sesuai batas waktu yang ditentukan
Kegiatan Penutup
Guru:
 Membuat media pembelaran melalui Microsoft Power Point
 Memeriksa hasil kerja peserta didik
 Memberikan hasil penilaian dan diarsipkan

Anda mungkin juga menyukai