PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
4.3.1 Mengamati gambar dalam wacana mengenai komponen sel volta dalam kehidupan
sehari-hari
4.3.2 Mengidentifikasi komponen alat yang terdapat dalam gambar sel volta
4.3.3 Merumuskan masalah dari wacana mengenai komponen sel volta dalam kehidupan
sehari-hari
4.3.4 Menentukan variabel bebas, terikat, dan kontrol untuk percobaan mengenai sel volta
4.3.5 Melakukan percobaan mengenai sel volta
4.3.6 Mengidentifikasi percobaan menggunakan jembatan garam dan tidak meggunakan
jembatan garam
4.3.7 Mengidentifikasi pergerakan jarum voltmeter pada percobaan sel volta
4.3.8 Mengamati perubahan pada masing-masing katoda dan anoda nya
4.3.9 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada masing-masing katoda dan anoda nya
yang menggunakan jembatan garam dan tidak menggunakan jembatan garam
Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan raksi redoks dan
menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi
oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut
katoda (electrode positif). Anode dan Katode yang berupa logam dicelupkan kedalam larutan
elektrolit yang mengandung masing-masing ion logamnya. Kedua larutan dihubungkan
dengan jembatan garam, sedangkan kedua elektrode dihubungkan dengan kawat. Listrik yang
dihasilkan diukur dengan voltmeter yang dipasangkan pada kawat. Jembatan garam berisi
garam dalam gelatin yang berfungsi menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan sehingga
aliran listrik tidak terputus.
Contoh reaksi redoks spontan dalam Sel volta yang menghasilkan energi listrik adalah reaksi
anatara Zn dan ion Cu. Berikut reaksi yang terjadi pada kedua elektrode :
Reaksi oksidasi : Zn(s) → Zn2+ + 2e
Reaksi reduksi : Cu2+(aq) + 2 e →Cu (s)
Reaksi Keseluruhan : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+ + Cu (s)
a. Notasi Sel Volta
Sel volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (sel Zn/Cu2+)
Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda. Garis
lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika
fasanya sama maka digunakan tanda koma. Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis
dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan.
c. Deret Volta
Deret Volta adalah urutan logam-logam berdasarkan kenaikan potensial elektrode
standarnya. Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya
disebut deret elektrokimia atau deret volta. Deret volta dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta menandakan: Logam
semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron). Logam merupakan reduktor yang
semakin kuat. Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta
menandakan: Logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron).
Kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat. Jadi, logam yang terletak lebih
kiri lebih reaktif daripada logam-logam yang di kanannya. Oleh karena itu, logam yang
terletak lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan dari senyawanya.
Penyetaraan reaksi redoks
+7 +3 +2 +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + 2CO2(aq)
c. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan jumlah pertambahan
bilangan oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud dengan “jumlah
penurunan bilangan oksidasi” atau “jumlah pertambahan bilangan oksidasi” adalah
hasil kali antara jumlah atom yang terlibat dengan perubahan bilangan oksidasinya.
+7 +3 +2 +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + CO2(aq)
(turun 5) (naik 2)
Hasilnya:
e. Setarakan muatan denagan menambah ion H+ (dalam suasana asam) atau ion OH-
(dalam suasana basa)
Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah elektron yang dilepaskan pada
setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi
reduksi. Penyetaraan dalam suasana basa berbeda dengan larutan bersuasana asam.
Reduksi
Cr2O72-(aq) 2Cr3+(aq)
Cr2O72-(aq) 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Oksidasi
2Cl-(aq) Cl2(g)
2Cl-(aq) Cl2(g)
2Cl-(aq) Cl2(g)
2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e
Langkah 3 : samakan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi reduksi
dengan jumlah elektron yang dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi, kemudian
jumlahkan.
Pada persamaan di atas terdapat 2H+. Untuk menetralkannya tambahkan 2OH– pada
kedua ruas persamaan. Persamaan menjadi:
Penambahan OH– akan menetralkan H+ menjadi H2O. Oleh karena di ruas kanan ada
H2O maka terjadi penghilangan H2O pada salah satu ruas sehingga persamaan
menjadi:
2MnO4– + H2O + 3SO32– → 2MnO2 + 3SO42– + 2OH–
D. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery learning (DL)
3. Metode : Daring/Online
G. Langkah–Langkah Pembelajaran :
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Menyampaikan informasi mengenai Materi dan Tugas belajar yang akan dikerjakan
peserta sisik selama seminggu ke depan, beserta petunjuk dan metode
pelaporannya.
Menyampaikan Materi dan Tugas Peserta didik melalui diskusi online dengan
aplikasi WhatsApp Group Kelas
Kegiatan Inti
Peserta didik :
Memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
Melaporkan hasil kerja sesuai batas waktu yang ditentukan
Kegiatan Penutup
Guru:
Membuat media pembelaran melalui Microsoft Power Point
Memeriksa hasil kerja peserta didik
Memberikan hasil penilaian dan diarsipkan