Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH DASAR – DASAR PENANGKAPAN IKAN


“ALAT PENANGKAPAN IKAN”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Penangkapan Ikan Yang
Diberikan Oleh:

Lisna, S.Pi, M.P

Oleh :

Nama : Fery Ronaldi

Nim : E1E019047

Kelas : PSPB

Prodi : Perikanan

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Alat Penangkapan Ikan tepat waktu.
Makalah Alat Penangkapan Ikan ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu
Lisna, S.Pi, M.P

pada Mata Kuliah Dasar – Dasar Penangkapan Ikan . Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Alat Tangkap Ikan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Lisna, S.Pi, M.P selaku
Dosen pembimning mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

27 September 2020

Penulis

I | Alat Penangkapan Ikan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................................................II

BAB I.........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

D. Metoda Penulisan............................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

A. Alat Tangkap Ikan.............................................................................................................3

B. Alat Tangkap Ramah Lingkungan.....................................................................................4

C. Jenis Jenis Alat Tangkap Ramah Lingkungan................................................................7

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

II | Alat Penangkapan Ikan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh
manusia.Menurut sejarah dahulu kala manusia purba telah melakukan kegiatan penangkapan
dengan menggunakan tangan kemuadian profesi ini berkembang terus secara perlahan lahan
dengan mnggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional yang terbuat dari berbagai
jenis bahan seperti batu, kayu, dan tanduk.Seiring dengan perkembangan kebydayaan,
manusia mulai bisa membuat perahu yang sangat sederhana seperti sampan.
Indonesia sendiri sejatinya bisa menjadi negara penangkap ikan yang besar.Sekitar
60% kebutuhan protein hewani yangdikonsumsi oleh rakyat Indonesia berasal dari ikan dan
hasil perikanan lainnya. Saat ini sector perikanan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak
5,35 juta orang. Artinya sebanyak 16,05 juta orang atau sekitar 11% dari total angkatan kerja
Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor perikanan. Suatu kontribusi yang cukup
signifikan bagi pembangunan ekonomi nasional
Berdasarkan laporan FAO Year Book 2009, saat ini Indonesia telah menjadi negara
produsen perikanan dunia, di samping China, Peru, USA dan beberapa negara kelautan
lainnya. Produksi perikanan tangkap Indonesia sampai pada tahun 2007 berada pada
peringkat ke-3 dunia, dengan tingkat produksi perikanan tangkap pada periode 2003-2007
mengalami kenaikan rata-rata produksi sebesar 1,54%.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan, mengikuti permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah maupun
jenisnya. Meningkatnya upaya sumberdaya perikanan mendorong berkembangnya teknik dan
taktik penangkapan (fishing technique and fishing tactics) untuk dapat memproduksi secara
lebih efektif dan efisien
Keberadaan alat penangkapan ikan di indonesia ini sudah berkembang pesat, dengan
berbagai macam alat tangkap yang telah dimiliki sudah beredar diseluruh sektor perikanan
indonesia. Diantaranya adalah pancing, payang dan purse seine. Dari alat-alat tersebut
termasuk dalam golongan alat yang ramah lingkungan, sehingga alat tersebut
digunakan sebagai komoditas utama dan bernilai ekonomis tinggi.
Pemanfaatan sumberdaya hayati laut tidak lepas dari kegiatan operasi penangkapan ikan
yang melibatkan berbagai unit penangkapan ikan, unit penangkapan ikan yang berkembang

1 | Alat Penangkapan Ikan


saat ini cukup bervariasi mulai dari yang berukuran kecil seperti tombak, serok dan pancing
sampai alat tangkap yang berukuran besar seperti trawl, purse seine, rawai tuna serta payang.
Payang merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang umum dikenal dan dioperasikan
hampir di seluruh perairan indonesia

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan perikanan tangkap di Indonesia ?
2. Alat tangkap jenis apakah yang beroperasi di perairan Indonesia ?
3. Alat tangkap apa saja yang ramah di lingkungan?
 
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas mata kuliah
2. Mengetahui wilayah perikanan tangkap di Indonesia
3. Mempelajari Perkembangan perikanan tangkap di Indonesia secara umum
4. Mengetahui jenis alat tangkap yang beroperasi di Indonesia
 
D. Metoda Penulisan
Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dan informasi adalah dengan metode
studi pustaka, yaitu mencari sumber data dan informasi yang dibutuhkan melalui media
seperti buku dan internet. Data yang didapatkan kemudian diolah dan didiskusikan bersama.

2 | Alat Penangkapan Ikan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Alat Tangkap Ikan


Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang digunakan nelayan dan
pemancing untuk mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Alat menangkap ikan dapat
dikategorikan menjadi:
 Kait ikan, benang pancing, dan pemberat pancing umumnya terpasang pada benang
yang sama
 Joran
 Roda pancing, kumparan, gulungan, atau rol
 Umpan
o Umpan alami berupa invertebrata atau ikan kecil
o Umpan buatan yang terbuat dari plastik, berwarna cerah, dan berbentuk seperti
mangsa alami ikan
 Indikator gigitan, alat mekanik atau elektronik untuk memberi tahu pemancing bahwa
umpan telah tergigit biasanya menyatu atau memiliki fungsi sama dengan pengapung
sehingga bisa disebut juga pengapung
 Tombak digunakan untuk penombakan ikan (spearfishing)
 Jaring ikan
 Jebakan ikan
Istilah fishing tackle telah digunakan sejak tahun 1398 masehi yang diterjemahkan
menjadi apparatus for fishing, diambil dari istilah tackle yang berarti "mengerjai". Alat
penangkap ikan digunakan di usaha penangkapan ikan komersial maupun penangkapan ikan
rekreasi.
Di Indonesia, alat menangkap ikan yang agak dikenal masyarakat perkampungan
terutama Jawa, Sumatra, dan Kalimantan misalnya adalah kerakat, kupang lulung, jaring, dan
rawai. Alat-alat yang umum digunakan dalam menangkap ikan seperti belida (Notopterus
chilatus).

3 | Alat Penangkapan Ikan


B. Alat Tangkap Ramah Lingkungan
1. Alat tangkap harus memiliki selektivitas yang tinggi
Pengertian selektivitas yang tinggi adalah alat tangkap tersebut diupayakan hanya
dapat menangkap ikan/organisme lain yang menjadi sasaran penangkapan saja,
dimana ada dua macam selektivitas yang menjadi sub kriteria, yaitu selektivitas
ukuran dan selektivitas jenis. Pada sub kriteria ini terdiri dari (yang paling rendah
hingga yang paling tinggi):
a. Alat menangkap lebih dari tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh;
b. Alat menangkap paling banyak tiga spesies dengan ukuran berbeda jauh;
c. Alat menangkap kurang dari tiga spesies dengan ukuran yang kurang lebih sama;
dan
d. Alat menangkap satu spesies saja dengan ukuran yang kurang lebih sama.
2. Alat tangkap yang digunakan tidak merusak habitat, tempat tinggal dan
berkembang biak ikan dan organisme lainnya
Kriteria kedua yang diberikan oleh lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO)
PBB ini artinya bahwa alat tangkap ikan yang digunakan tidak merusak lingkungan
(destructive fishing) akan tetapi harus tergolong pada constructive fishing.
Dampak penangkapan ikan yang merusak lingkungan terdiri dari kerusakan
sumberdaya ikan, habitat ikan, dan dasar perairannya. Pembobotan yang digunakan
dalam kriteria ini yang ditetapkan berdasarkan luas dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan alat penangkapan.
Adapun skoring dan pembobotan pada kriteria tersebut adalah sebagai berikut (dari
rendah hingga yang tinggi):
a. Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang luas.
b. Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang sempit.
c. Menyebabkan sebagian habiat pada wilayah yang sempit.
d. Aman bagi habitat (tidak merusak habitat).
3. Tidak membahayakan nelayan (penangkap ikan)
Keselamatan manusia menjadi syarat penangkapan ikan, hal ini karena
bagaimanapun manusia merupakan bagian yang penting bagi keberlangsungan
perikanan yang produktif.
Pembobotan resiko diterapkan berdasarkan pada tingkat bahaya dan dampak yang
mungkin dialami oleh nelayan (dari rendah – tinggi).
a. Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat kematian pada nelayan.

4 | Alat Penangkapan Ikan


b. Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat cacat menetap (permanen)
pada nelayan.
c. Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat gangguan kesehatan yang
sifatnya sementara.
d. Alat tangkap aman bagi nelayan.
4. Menghasilkan ikan yang bermutu baik
Jumlah ikan yang banyak tidak banyak berarti bila ikan-ikan tersebut dalam
kondisi buruk. Dalam menentukan tingkat kualitas ikan digunakan kondisi hasil
tangkapan secara morfologis (bentuknya).
Pembobotan (dari rendah hingga tinggi) adalah sebagai berikut:
a. Ikan mati dan busuk.
b. Ikan mati, segar, dan cacat fisik.
c. Ikan mati dan segar.
d. Ikan hidup.
5. Produk tidak membahayakan kesehatan konsumen
Ikan yang ditangkap dengan peledakan bom pupuk kimia atau racun sianida
kemungkinan tercemar oleh racun. Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan
tingkat bahaya yang mungkin dialami konsumen yang harus menjadi pertimbangan
adalah (dari rendah hingga tinggi).
a. Berpeluang besar menyebabkan kematian konsumen.
b. Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan konsumen.
c. Berpeluang sangat kecil bagi gangguan kesehatan konsumen.
d. Aman bagi konsumen.
6. Hasil tangkapan yang terbuang minimum
Alat tangkap yang tidak selektif dapat menangkap ikan/organisme yang bukan
sasaran penangkapan (non-target). Dengan alat yang tidak selektif, hasil tangkapan
yang terbuang akan meningkat, karena banyaknya jenis non-target yang turut
tertangkap. Hasil tangkapan nontarget, ada yang bisa dimanfaatkan dan ada yang
tidak.
Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan pada hal berikut (dari rendah
hingga tinggi)
a. Hasil tangkapan sampingan (by-catch) terdiri dari beberapa jenis (spesies) yang
tidak laku dijual di pasar.

5 | Alat Penangkapan Ikan


b. Hasil tangkapan sampingan (by-catch) terdiri dari beberapa jenis dan ada yang
laku dijual di pasar.
c. Hasil tangkapan sampingan (by-catch) kurang dari tiga jenis dan laku dijual di
pasar.
d. Hasil tangkapan sampingan (by-catch) kurang dari tiga jenis dan berharga tinggi
di pasar.
7. Alat tangkap yang digunakan harus memberikan dampak minimum terhadap
keanekaan sumberdaya hayati (biodiversity)
Persyaratan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan adalah meminimalisasi
dampak terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati periaran sebagai akibat
penangkapannya.
Adapun pembobotan kriteria ini ditetapkan dari rendah hingga tinggi :
a. Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian semua mahluk hidup dan
merusak habitat.
b. Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian beberapa spesies dan
merusak habitat.
c. Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian beberapa spesies tetapi tidak
merusak habitat.
d. Aman bagi keanekaan sumberdaya hayati.
8. Tidak menangkap jenis yang dilindungi undang-undang atau terancam punah
Tingkat bahaya alat tangkap terhadap spesies yang dilindungi undang-undang
ditetapkan berdasarkan kenyataan bahwa:
a. Ikan yang dilindungi sering tertangkap alat.
b. Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap alat.
c. Ikan yang dilindungi .pernah. tertangkap.
d. Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap.
9. Diterima secara sosial
Penerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap, akan sangat tergantung pada
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di suatu tempat. Suatu alat diterima secara sosial
oleh masyarakat bila:
a. biaya investasi murah,
b. menguntungkan secara ekonomi,
c. tidak bertentangan dengan budaya setempat,
d. tidak bertentangan dengan peraturan yang ada.

6 | Alat Penangkapan Ikan


C. Jenis Jenis Alat Tangkap Ramah Lingkungan
1. Mini Trawl
Trawl didefinisikan sebagai jaring yang berbentuk kantong yang ditarik satu atau dua
buah kapal bermotor dan menggunakan alat pembuka mulut jaring yang disebut gawang
(beam) atau sepasang alat pembuka (otter board) atau karena ditarik oleh dua buah kapal
motor. Disini jaring bergerak bersama kapal motor untuk jangka waktu tertentu.
Mini trawl merupakan jenis otter trawl yaitu trawl yang terbukanya mulut jaring
disebabkan oleh dua buah papan/alat pembuka mulut jaring (otter board) yang dipasang pada
ujung sayapnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan tali
selambar yang panjangnya tergantung kedalaman perairan di daerah penangkapan ikan dan
situasi penangkapan.

2. Payang
Payang termasuk grup pukat kantong yaitu jaring yang memiliki kantong dan dua buah
sayap. Metode penangkapan ikan dilakukan dengan cara menarik pukat kantong tersebut ke
arah kapal yang berhenti atau ke arah daratan melalui kedua sayapnya. Dilihat dari alat
konstruksi alat, alat ini sama dengan trawl, tetapi mempunyai sayap lebih panjang dan
berbeda dalam operasi penangkapan, dimana trawl bergerak bersama-sama kapal, sedangkan
pukat kantong hanya jaring yang bergerak.
Payang (termasuk lamparan permukaan) merupakan pukat kantong yang digunakan
untuk menangkap ikan pelagis.

7 | Alat Penangkapan Ikan


3. Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Nets)
Jaring insang adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata
jaring yang sama ukurannya pada seluruh bidang jaring, lebar jaring lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya, dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan
pelampung pada tali ris atasnya. Dalam operasi penangkapan, jaring dipasang tegak lurus di
dalam air dan menghadang arah gerak ikan.Ikan-ikan tertangkap karena tutup insang
tersangkut pada mata jaring atau terpuntal oleh jaring tersebut.
Jaring Insang Hanyut merupakan jaring insang yang dalam metode penangkapannya
dibiarkan hanyut terbawah arus dan salah satu ujungnya dikaitkan pada kapal/perahu.

4. Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Nets)


Jaring Insang Lingkar merupakan jaring insang yang cara pengoperasiannya dengan
melingkari gerombolan ikan pelagis. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari dengan
sempurna sehingga dapat tertangkap dengan jumlah yang optimal, dalam operasinya bentuk
jaring dapat berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, berbentuk huruf V atau U atau
bengkok-bengkok seperti gelombang. Tinggi jaring disesuaikan dengan kedalaman perairan
ikan yang telah dikurung, dikejutkan sehingga menubruk jaring dan tersangkut pada mata
jaring.

5. Jaring Insang Tetap (Set Gill Nets)


Jaring Insang Tetap adalah jaring insang yang dalam metode penangkapan ikannya
dipasang menetap untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan jangkar atau pemberat
di daerah penangkapan ikan.Posisi pemasangan jaring dalam operasi penangkapan dapat
bervariasi tergantung kepada ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI jaring ini dikenal dengan jaring
kakap, jaring belanak dan jaring kepiting/rajungan.

8 | Alat Penangkapan Ikan


6. Jaring Udang (Trammel Net)
Trammel net atau di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI dikenal dengan
nama jaring udang atau jaring pulut merupakan jaring insang yang dibuat dengan tiga lapis
jaring dimana jaring lapisan tengah dengan ukuran mata jaring kecil dan jaring lapisan luar
dengan ukuran yang besar. Ikan tertangkap karena terpuntal “terpulut" oleh badan jaring
dengan mata kecil dan masuk ke dalam mata jaring besar sehingga menjadi kantong.Alat
penangkap ini dapat ditujukan untuk semua jenis ikan.

7. Serok dan Sondong (Scoop Nets)


Serok dan Sodong atau Sungkur termasuk grup jaring angkat.Jaring angkat adalah yang
berbentuk empat persegi panjang atau kerucut atau kantong, dalam operasinya jaring
dibentangkan dalam air sedemikian dengan menggunakan kerangka bambu atau kayu.
Serok dan Sondong merupakan jaring angkat yang berbentuk kerucut atau kantong,
mulut jaring terbuka dengan memakai bingkai yang terbuat dari bambu atau rotan atau metal
dan operasi penangkapan dapat dilakukan tanpa perahu. Bila menggunakan perahu atau
perahu/kapal motor alat ini didorong dengan menggerakkan perahu atau perahu/kapal motor.
Metode penangkapan dengan cara disorong dengan perahu atau perahu/kapal motor disebut
sondong.

9 | Alat Penangkapan Ikan


Di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI, sondong termasuk alat penangkapan
ikan yang dominan dengan tujuan penangkapan udang.

Serok

Sondong

8. Rawe (Drift Longline Other Tuna Long Lines)


Rawe atau parawe merupakan nama alat penangkapan ikan di Pantai Timur Sumatera
wilayah Kabupaten OKI, di dalam Bahasa Indonesia disebut Rawai yang termasuk grup
pancing. Rawe merupakan alat penangkapan ikan yang terdiri dari sederetan tali-tali utama
dan pada tali utama pada jaring tertentu terdapat beberapa tali cabang yang lebih pendek dan
lebih kecil diameternya.Pada ujung tali cabang dikaitkan pancing yang berumpan.Ada 3 jenis
rawe yaitu Rawai Tuna, Rawai Hanyut dan Rawai Tetap.

Rawai Tuna

10 | Alat Penangkapan Ikan


Rawai Hanyut

Rawai Tetap

9. Pancing (Hook and Lines)


Pancing adalah semua alat penangkap ikan yang terutama terdiri dari tali dan mata
pancing.Jenis alat penangkap ikan yang termasuk grup pancing selain rawe adalah Pancing
Tonda (Troll Line), Huhate (Pole and Live) dan Pancing Lain selain Huhate. Adapun yang
kita maksud dengan pancing disini adalah pancing lain selain huhate.

Pancing Tonda

Pancing Lain

Huhate

11 | Alat Penangkapan Ikan


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas, dapat kita lihat bahwa penggunaan penangkap ikan ramah
lingkungan memiliki banyak sekali manfaat, mulai dari perekonomian maupun lingkungan,
secara kimia, penangkapan ikan dengan bahan peledak atau racun sangat merugikan bagi
perairan dan lingkungan sekitar, serta dapat merusak ekosistem perikanan di daerah tersebut.
E. Saran
Jagalah lingkungan perairan sekitar dengan melestarikan penangkapan ikan yang
tidak merusak alam karena manusia akan sadar setelah mereka menangkap ikan terakhir dan
menebang pohon terakhir.

12 | Alat Penangkapan Ikan


DAFTAR PUSTAKA

Adawyah , R. 2007. Alat tangkap Ikan. Bumi Aksara : Jakarta.Afrianto

Burhan. 2006. Memilih dan Menangani Produk Perikanan. PT Gramedia Pustaka:


JakartaDevies. 2009. Traditional Improved Fish ProcessingTechnologies in Bayaeka
State Negeria. European Journal of Scientific ResearchDjunarti

Severnn; Alon, A. Neitsen, Gudmundur R. Johnsson, Sigurjen Arason. 2006. Seafood


Research From fish to Fish. Netherland: Univ. Wageningen.Muchtadi. 2002. Ilmu
Pengetahuan Bahan. IPB: Bogor

Murniyati , A . S dan Sunarman. 2000.Pendinginan, Pebekuan dan Pengawetan


Ikan. Kanisius: Yogyakarta

Nurjanah, Setyaningsih, Sukarno dan M. Muldani. 2004. Alat tangkap Ikan Laut
(Oreochromis sp) Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang

Buletin THP. Volume VII no I.Pramitasari; Sulistyani Dyah. 2005

Modul untuk Pengembangan Mata Kuliah Manajemen Pelabuhan Perikanan. UNDIP:


Semaran

Jerry A. 2007.Primary Aquaried Melanosis of the Conjunctiva Trans an OptimalSoe vol


105.Sinter. 2006

 Belly bursting in Pelagic Fish. North Sea Center Hume Tank, HirtshalsSubagio

A , Windrati , W.S., Fauzi., M., dan Y. Witono. 2004. Karakterisasi Protei Miofibril dan
Ikan Kuniran (Upeneus Moluccensis) dan Ikan Mata Besar.

Widiastuti, Indah. 2010. Analisis Mutu Ikan Tuna Selama Lepas Tangkap pada
perbedaan Preparasi dan Waktu Penyimpanan IPB: Bogor

 Zainul, Choliq dan Baheramsyah Alam. 2004.Simulasi Unjuk Kerja Sistem Refrigrasi
Absorpsi Pada Kpal Perikanan FTK-ITS: SurabayaZakaria. 2008. Kemunduran Mutu
Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) Pasca Panen pada Penyimpanan suhu
chillingFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan : IPB

13 | Alat Penangkapan Ikan

Anda mungkin juga menyukai