Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINGGUAN

BIOKIMIA UMUM
ACARA 2. LEMAK

Disusun Oleh :

Nama : Imam Al Hudri


NIM : 2022C1B018
Kelompok :
Kelas :

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan salah satu tugas telah menyelesaian mata kuliah
biokimia umum. Tahun Ajaran 2023/2024 Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Mataram.

Mataram ,05 Desember 2023


Mengetahui,
Dosen Pengampu Praktikan

1. Nama: Earlyna Sinthia Dewi,S.T.,M.Pd Imam al hudri


NIM: 2022C1B018
NIDN:
2. Nama: Dina Soes Putri,M.Si
NIDN:
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah
lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab
senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa
atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun
demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik
yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok
yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya
eter, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut dengan “pelarut lemak”;
(2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai
kemungkina digunakan oleh makhluk hidup. Kesepakatan ini telah disetujui
oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International
Congress Of Pure And Applied Chemistry). Jadi berdasarkan sifat fisika tadi,
lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi
menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Macam
senyawa-senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui ekstraksi itu
sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan. Jaringan
bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak disekitar ginjal mengandung
banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau
dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.
Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga
lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan
panas dari tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin baik fungsinya
mempertahankan pana dalam tubuh. Pada proses oksidasi 1 gram lemak
dihasilkan energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohidrat atau protein
hanya menghasilkan 4 kkal. Selain itu lemak mempunyai fungsi melindungi
organ organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan atau goncangan.
Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung vitamin
A, D, E dan K.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lemak


2. Mengetahui karakteristik bau pada senyawa lemak
3. Mengetahui reaksi yang terbentuk pada saat kolesterol diuji dengan metode
Liebermann-Burchad
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri
atas atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Lipid ini merupakan senyawa organik
yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton,
alkohol, kloroform, eter, dan benzena (Bintang 2014).
Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam.
Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu
kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedan
titik cair dari lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang
rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak
jenuh (Sartika, 2018),
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh
dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak
pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau
tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap.
Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh
(saturated fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap.
Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak
tidak jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty
Acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid
(PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap (Sartika, 2018).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk
lemak, lemak adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga
mencakup molekul seperti asam lemak dan turunannya (termasuk tri-,di-,
monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit lainnya yang mengandung sterol
seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia lainnya menggunakan berbagai
jalur biosintesis untuk memecah dan mensintesis lipid, beberapa lipid esensial
tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari makanan (wahyudiati,
2017).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak
dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2)
lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan
oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol. Disamping
itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi menjadi 2 golongan
yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni yang dapat dihidrolisis
dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya
steroid (Poedjiadi, 2015).

Seperti lemak lain pada umumnya, asam lemak terbentuk dari hanya 3
unsur kimia: karbon, hidrogen dan oksigen. Sifat-sifat fisik dan kimia lemak
sebagian besar tergantung dari asam lemak yang dikandungnya.

Ketiga asam lemak trigliserid barangkali jenisnya sama, mungkin suatu


gabungan dari hanya dua asam lemak yang berlainan atau tiga asam lemak yang
masing-masing berlainan. Asam lemak tersebut adalah asam lemak yang berantai
pendek dan tidak lebih dari 10 atom carbon dalam rantai. Asam lemak yang
berantai panjang terbentuk dari 12 hingga 18 atom karbon dan asam lemak yang
berantai sangat panjang terdiri dari 20 atau lebih atom karbon. Kebanyak lemak
dalam pangan adalah asam berantai panjang, tetapi ada perkecualian termasuk
asam lemak berantai pendek yang terdapat dalam pangan seperti mentega, kelapa
dan dalam berbagai jenis biji rempah-rempah (suhardjo, 2019).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari/tanggal : Selasa, 28 November 2023
Waktu : 10.00-Selesai
Tempat :Labolatorium Kimia, Fakultas Pertanian, Universitas

Muhammadiyah Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1. Alat:

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas beaker
5. Pemanas spritus
3.2.2.bahan:

1. Pelarut:
a. Aseton
b. Etanol
c. Kloroform
d. Eter
2. Sampel uji berupa minyak goreng dan margarine
3. Bahan Uji Kolesterol berupa lemak sapi dan lemak ayam
4. Air
5. KOH 0,1M
6. NaOH 0,1M
7. KHSO4
8. Klorofom
9. Larutan Asam asetat anhidrid
10. Larutan H2SO4 pekat
3.3. Cara Kerja

3.3.1. Uji penyabunan lemak

a. Siapkan 2 tabung reaksi, masukkan 4-5 tetes sampel yang akan

diuji

b. Tambahkan air sebanyak 3 ml.

c. Masukkan KOH 1 ml.

d. Panaskan campuran tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit

e. Kocok dan amati pembentukan busa

f. Ulangi tahapan a sampai e dengan mengganti larutan KOH menjadi

NaOH

3.3.2. Uji Gliserol

a. Siapkan 2 tabung reaksi, masukkan KHSO, setinggi 0,5 cm

kedalam dua tabung reaksi

b. Tambahkan 5 tetes sampel yang akan diuji pada tabung reaksi

(jika senyawa lemak berbentuk padat maka jumlahnya kira-kira

sama dengan KHSO4)

c. Tambahkan lagi KHSO, dan panaskan dengan hati-hati

d. Amati dan cium baunya.

3.3.3. Uji Kolesterol

a. Siapkan 2 tabung reaksi, Larutkan sedikit kolesterol (lemak sapi

dan lemak ayam) menggunakan kloroform hingga larut

b. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes H₂SO, pekat


c. Kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa menit

d. Amati perubahan warna yang terjadi.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Tabel .1. Uji Penyabunan


Sampel Pembentukan busa Pembentukan busa
dengan menambahkan dengan penambahan
KOH NaOH

Minyak Banyak Sedikit

Margarin Sedikit Banyak

4.1.2. Tabel . 2 Uji Gliserol


Sampel Tingkat bau

Margarin Bau margarin goreng

Minyak goreng Bau serangga

4.1.3. Tabel. 3 Uji Kolestrol


Sampel Warna dan tingkat intensitasnya

Lemak ayam Kuning

Lemak sapi Putih pucat


BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan praktikum ini dilakukan uji percobaan lipid dengan


menggunakan 3 kali percobaan, yaitu: uji Penyabunan, uji Gliserol dan uji
Kolesterol. Untuk setiap uji disiapkan masing-masing 2 tabung reaksi yang berisi
masing-masing 2 mL pelarut, yaitu: kloroform, aseton, etanol dan eter.

Pada uji penyabunan lemak di siapkan 2 tabung reaksi, dan masukan4-5


tetes sampel yang akan di uji yaitu Aquades kemudian di tambahkan air sebanyak
3ml, masukan KOH 1ml dan di panas kan selama 1-2 menit, setelah itu di kocok
dan amati pembentukan busanya yaitu minyak dari margarin. Kedua campuran
Aquades dan NaOH berbanding terbalik dengan campuran sebelumnya yaitu lebih
banyak busa margarin di bading minyak.
Pada Uji Gliserol siapkan 2 tabung reaksi, masukan KHSO 4 setinggi 0,5
cm kedalam tabung reaksikemudian tambahkan 5 tetes sampel margarin dan
minyak pada tabung reaksi jika senyawanya padat maka jumlahnya kira- sama
dengan KHSO4). Tambahkan lagi KHSO4 kemudian di panaskan dan aroma yang
di hasilkan yaitu, bau margaring yang sudah di goreng untuk margarin bau
serangga untuk minyak goreng.
Pada uji kolesterol di siapkan 2 tabung reaksi dan larutkan sedikit
kolestrol( lemak sapi dan lemak ayam) menggunakan klorofom hingga larut,
kemudian tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes H2SO4 pekat di
kocok berlahan hingga menghasilkan warna kuning untuk lemak kulit ayam dan
berwarna putih pucat sedikit padat untuk lemak sapi.
Berdasarkan yang dikatakan yazid dan lisda (2006). Pada umumnya,
lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larutan dalam alkohol dan
larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena,
atau pelarut non polar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak setabil karena bila
dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi 2 lapisan. Sebaliknya,
minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam
lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun.
Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes minyak tersebar
seluruhnya. Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam
cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang
stabil, diperlukan sutatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying
agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di
alam.Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik
pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak
berbentuk cair.
2. pada uji penyabunan lemak aquades yang di campur dengan KOH
membentuk busa dari minyak, ini berbanding terbalik dengan aqudes yang
di campur NaOH yang pembentukan busanya yaitu margarin di banding
minyak.
3.Di uji gliserol minyak goreng mempunyai aroma serangga dan margarin
tidak memiliki perubahan aroma.
4. Di uji kolestrol lemak sapi lebih padat di bandingkan lemak ayam.
6.2. Saran
1. Alat yang digunakan pada proses praktikum adalah alat-alat yang mudah
pecah, maka penggunaan alat-alat tersebut harus digunakan ekstra hati-
hati dan harus dicuci bersih, karena bahan yang digunakan juga adalah
bahan yang mengandung najis.
2. Supaya kebersihan laboratorium terjamin sampah-sampah yang
digunakan pada proses praktikum harus dibuang ditempat sampah,
karena kebersihan itu sebagian dari iman.
DAFTAR PUSTAKA

Bintang. 2014, senyawa organik yang tidak larut dalam air. Fakultas teknologi
dan pertanian, Denpasar: universitas udayana.
Poedjiadi, A. Dan titin. S. 2015. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: penerbit
universitas indonesia (UI-Press).
Sartika, Ratu ayu dewi. 2018. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuhdan asam
Lemak trans terhadap kesehatan.Jurnal kesehatan masyarakat nasional
vol.2, No. 4, Februari 2018.
Suhardjo Dkk. 2009. Pangan, Gizi Dan Pertanian. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Wahyudiati, Dwi. 2017. Biokimia. Mataram: LEPPIM Mataram.

Anda mungkin juga menyukai