Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PERCOBAAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

SENYAWA BIO-ORGANIK : LEMAK DAN PROTEIN

Disusun oleh:
Kelompok VI

Ros Paulina 24030118120002


Silvia Rivada Putrri 24030118120011
Octavia Nur Wulandari 24030118120012
Lidia Puspita Sari 24030118120024
Desy Ismawati 24030118120028
Annida Bibit Lestari 24030118120030

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2018
PERCOBAAN 8

SENYAWA BIO-ORGANIK : LEMAK DAN PROTEIN

I. TujuanPercobaan
1.1 Mampumenjelaskansifatumumdansifatkhususlemakdan protein
1.2 Mampumelakukananalisiskualitatifkarbohidratlemakdan protein

II. TinjaunPustaka
2.1 Lemak

Lemakadalah ester yang terbentuk dari gliserol dengan asam lemak,


dimana ketiga gugus hidroksilnya diencerkan. Lemak dapat didefinisikan
sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar (Fressenden, 1986i).

Struktur kimia dari lemak yang berasal dari hewan atau manusia,
tanaman maupun lemak sintetik, mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
R1, R2, R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon
mulai dari 3 sampai 23, namun yang paling umum adalah 15 atau 17
(Kuswati, 2004ii)

2.1.1 Sifat-sifatLemak
2.1.1.1 Sifat Fisika Lemak
a. Bau manis (fish flafor) yang
disebabkanolehterbentuknyatrimetilamindari lecithin.
b. Bobotjenisdarilemakbiasanyaditentukanpada temperature
kamar.
c. Indeks bias darilemakdipakaipadapengenalan unsur kimia
d. Minyaktidaklarutdalam air kecualiminyakjarak (coaster oil ),
sedikitlarutdalam alcohol
danlarutsempurnadalamdietileter, karbondisulfida,
danpelaruthomogen.
e. Titikdidihasamlemaksemakinmeningkatdenganbertambahn
yapanjangrantaikarbon.
f. Titikkekeruhanditetapkandengancara
mendinginkancampuranlemakdenganpelarutlemak.
g. Titik
lunakdarilemakditetapkanuntukmengidentifikasikanlemak
2.1.1.2 Sifat Kimia Lemak
a. Eesterifikasi
Proses esterifikasibertujuanuntukasam-
asamlemakbebasdaritrigliserida, menjadibentuk ester.
Reaksierterifikasidapatdilakukanmelaluireaksikimia yang
disebutinterifikasiataupenukaranester yang
didasarkanpadaprinsiptransesterifikasi.
b. Hidrolisa
Dalamreaksihidrolisis, lemakakandiubahmenjadiasam-
asamlemakbebasdangliserol.
Reaksihidrolisismengakibatkankerusakanlemak.
Initerjadikarenaterdapatsejumlah air dalamlemak.

c. Penyabunan
Reaksiinidilakukandenganpenambahansejumlahlarutanbasa
kepadatrigliserida.
d. Hidrogenasi
Proses
hidrogenisasibertujuanuntukmenjernihkanikatandanrantaik
arbonasamlemakpadalemak.
Setelahproseshidrogenisasiselesai,
lemakdidinginkandankatalisatordipisahkandengandisaring.
e. Pembentukankarbondihasilkanmelaluipenguraiandengancar
ahidrolisiseter.
f. Oksidasi
Oksidasidapatberlangsungbilaterjadikontaksuarasejumlahok
sigendenganlemakatauminyak
g. Beratjenislemaklebihrendahdaripada air.
h. Semakinbanyakmengandungasamlemakrantaipendekdanika
tantidakjenuh,
makakonsentrasilemakakansemakinencer.(Sukmawati,
2009iii)
2.1.2 FungsiLemak
2.1.2.1 Sebagaipenyaring energy keduasetelahkarbohidrat.
Oksidasilemakakanberlangsungjikaketersediaankarbohidrattela
hmenipisakibatasupankarbohidrat yang rendah.
2.1.2.2 Pemberikaloritiap gram
Dalamperistiwaoksidasiakanmemberikankalorisebanyak 9
kalorisebagaisumberkalori.
2.1.2.3 Memberiasamlemakessensial.
2.1.2.4 Merupakankarbonmakanancadangan
2.1.2.5 Dapatmelarutklan vitamin A, D, C, dan K.
2.1.2.6 Sebagaipelindungtubuhdarisuhurendah agar tidakkedinginan.(
Ir.Ms, 2008iv)
2.1.2.7 Komponenstrukturmembaran.
2.1.2.8 Bahanbakar.
2.1.2.9 Penyimpan energy dan transport.
2.1.2.10 Kulitpelindung,komponendinding sel.
2.1.2.11 PenyampaikimiaPage, 1981v)
2.1.3 JenisLemak
a. Berdasarkan terbentuknya pada suhu tertentu, lemak dibedakan:
 Lemak padat, yaitu lemak yang ada pada temperature udara
biasanya berwujud padat. Contohnya :gajih
 Lemak cair, yaitu lemak yang pada suhu udara biasa berbentuk
cair. Contohnya :etanol, minyak kelapa.
b. Berdasarkan asal darimana lemak didapat, lemak dibedakan menjadi:
 Lemak hewani, yaitu lemak yang didapat dari hewan merupakan
bagian penting dalam makanan karena mengandung vitamin A
dan vitamin B terdapat dalam daging ikan, susu, keju,dll. Lemak
hewani merupakan asam lemak jenuh dan mengandung
kolesterol jahat( LDL ) yang tidak baik jika dikonsumsi
berlebihan.
 Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
seperti kacang- kacangan, tempe, tahu, santan kelapa, alpukat
dan sebagainya. Lemak nabati mengandung kolesterol baik( HDL
) yang dalam jumlah yang banyak sehingga sangat baik untuk
tubuh. Lemak nabati dapat berupa asam lemak jenuh maupun
tak jenuh.
c. Berdasarkan ikatan rangkap yang terdapat distruktur molekul, lemak
dibedakan :
 Lemak tak jenuh merupakan jenis lemak yang mengandung
asam lemak tak jenuh yang merupakan sumber nutrisi yang baik
bagi tubuh misalnya lemak yang berasal dari alpukat, kacang-
kacangan, dll.
 Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang memiliki efek buruk
bagi kesehatan dan umumnya berasal dari sumber lemak hewani
seperti mentega, daging,dll.
d. Berdasarkan lemak penyusunnya, lemak dibedakan menjadi
 Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida yaitu terdiri dari satu
gliserol dan tiga asam lemak. Contoh senyawa lemak sederhana
adalah lilin( wax ) malam atau plastisin ( lemak sederhana yang
padat pada suhu kamar) dan minyak ( lemak sederhana yang cair
pada suhu kamar).
 Deriwat lemak (Lemak Asli) merupakan senyawa yang
dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, misalnya kolesterol dan
asam lemak.
 Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan
senyawa bukan lemak.Contoh lemak campuran adalah
lipoprotein(gabungan antara lipid dan dengan
protein),Fosfolipid(gabungan antara lipid dan fosfat),serta
fosfatidilkolin(yang merupakan gabungan antara lipid,fosfat dan
kolin).
(Hart, 1983vi)

2.1.4 Komponen Penyusun Lemak


2.1.4.1 Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai
hidrokarbon lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus
karboksil (COOH) dan pada ujung lain gugus metil (CH3). Asam
lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang dikandungnya
yaitu asam lemak rantai pendek, rantai sedang, rantai panjang,
dan sangat panjang. (Anna poedjiadi:2005)
Berikut adalah klasifikasi asam lemak:
a. Klasifikasi asam lemak berdasarkan ikatannya
 Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap
dalam strukturnya. Beberapa contoh penting antara
lain : asam butirat, asam kaproat, asam kaprilat,
asam laurat, asam miristat, asam stearate, asam
arachidat (Sumardjo, 1986).
 Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai sebuah atau lebih rangkap 2 dalam
struktur molekulnya. Beberapa contoh asam lemak
tak jenuh : asam lemak palmitoleate, asam oleat,
asam linoleate (Sumardjo. 1986).
b. Klasifikasi asam lemak berdasarkan dapat atau tidaknya
disentesis oleh tubuh
 Asam lemak esensial
Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh,
tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya.
Asam lemak ini diperoleh dari luar, yaitu dari lemak
makanan. Asam ini mempunyai 2 buah atau lebih
ikatan rangkap, 2 didalam strukturnya. Contoh:
asam linoleate, asam arachidat ( Sumardjo, 2008).
 Asam lemak non esensial
Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan
tubuh sendiri dapat mensintesisnya
( Sumardjo,2008).

Sifat fisik dan sifat kimia asam lemak

a. Sifat fisik
Asam lemak larut dalam eter atau alcohol panas.
b. Sifat kimia
c. Asam lemak adalah asam lemah.

( poedjiadi, 1994)

2.1.4.2 Gliserol
Komponen penyusun lemak yang kedua adalah gliserol yang juga
disebut gliserin atau propanetriol-1,2,3. Dalam keadaan murni
bila didinginkan dapat membentuk kristal yang melebur kembali
pada temperature 17OC, gliserol bila dipanaskan dengan
KHSO4padat pada temperatur diatas 200oC membentuk aldehida
tak jenuh yang disebut Propanol atau Akroleina., yang
mempunyai bau tajam dan menusuk. Jika gliserol ditambahkan
pada campuran Cupri sulfat dan sodium hidroksida maka tidak
terbentuk presipitasi Cuprihidroksida melainkan terbentuk
larutan kompleks yang berwarna biru ysng mempunyai susunan
(C3H5SO3CuNa)2.3H2O ( Soemardjo, 2009)

2.1.5 Penyabunan atau Saponifikasi

Sabun merupakan garam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-


asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18 namun
dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih
rendah. Reaksi penyabunan :

H 2C O C R1 H 2C OH R1 CHOOH
O

HC O C R2 + H2O HC OH + R2 COOH
O

H 2C O C R3 H 2C OH R3 CHOOH

trigliserida gliserol asam lemak


Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran
berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini
disebabkan 2 sifat sabun. Pertama rantai hidrokarbon sebuah molekul
sabun larut dalam zat-zat nonpolar. Kedua ujung anion molekul sabun
yang tertarik pada air,ditolak ujung anion molekul sabun yang
menyembul dari tetesan minyak lain (Fessenden,1982vii).

2.2 Protein

Kata protein berasal dari kata yunani ‘protos atau proteos’ yang berarti pertama
atau utama.Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel
hewan atau manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,maka
protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam
pembentukkan dan pertumbuhan tubuh ( Poedjiadi,1994viii).

2.2.1 Struktur Protein

Struktur protein dapatdilihatsebagaihierarki, yaituberupastruktur primer


(tingkatsatu), sekunder (tingkatdua), tersier (tingkattiga), dankuartener
(tingkatempat):

a. Struktur primer protein


Merupakanurutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick
Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode
penentuan deret asam amino pada protein dengan penggunaan
beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino
tertentu, menjad ifragmen peptida yang lebih pendek untuk
dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan
asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon
Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah
fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.

b. Struktur sekunder protein

Adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam


amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai
bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

 Alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai


asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
 beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-
lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino
yang saling terikat melalui ikatan hydrogen atau ikatan tiol (S-H);
 beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
 gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
c. Strukturtersier

Merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur


sekunder.Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.Beberapa
molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer,
ataukuartomer) dan membentuk struktur kuartener.

d. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan

insulin (Paustian,2001ix).

2.2.2 Struktur Molekul Protein


Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai
macam struktur yang khas pada masing-masing protein. Karena protein
disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu
protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang
dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami
pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam.
Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder,
struktur tersier, dan struktur kuartener

2.2.2.1 Protein Primer

Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan


urutan-urutan asam amino yang tersusun secara linear yang
mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak
terjadi percabangan rantai. Susunan tersebut merupakan suatu
rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar
dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk
struktur sekunder dan tersier (Berg et al., 2006x).

Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan


temuan metode penentuan deret asam amino pada protein,
dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris
ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida
yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan
bantuan kertas kromatografik. Struktur primer terbentuk
melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus α–
karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau
ikatan amida. Struktur ini dapat menentukan urutan suatu
asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).

Berikut struktur dari protein primer :


2.2.2.2 Protein Sekunder

Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur


primer yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen antara
gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida.
Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-
pleated. Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam
polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang.
(Campbell et al., 2008xi).
Struktur sekunder α-heliks (Murray et al, 2009).

Struktur sekunder β-pleated (Campbell et al., 2008).


Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom
oksigen karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen
yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat
residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et
al, 2009).

Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan


hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida. β-pleated
ditemukan dua macam bentuk, yakni antipararel dan pararel.
Keduanya berbeda dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada
bentuk konformasi antipararel memiliki konformasi ikatan
sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk pararel lebih
pendek yaitu 6,5 Å. Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk
antara dua rantai polipeptida yang terpisah atau antara dua
daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat sendiri yang
melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan
istilah β turn yang ditunjukkan dalam (Murray et al, 2009).

2.2.2.3 Protein Tersier

Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur


sekunder yang berbeda. Jika digabungkan, secara keseluruhan
membentuk struktur tersier protein. Bagian bentuk-bentuk
sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hidrogen, ikatan
garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan
disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam
mempertahankan struktur tersier protein. Ikatan hidrofobik
terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul,
sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting peranannya
terhadap struktur tersier molekul. Ikatan garam mempunyai
kecenderungan bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul.
Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.

(Murray et al, 2009)

2.2.2.4 Protein Kuarterner

Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit


atau promoter protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua
atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang
akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan
yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen,
yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein
dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit
disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat
sub-unit disebut dengan protein tetramerik (Murray et al,
2009xii).
2.2.3 Sifat Protein

 Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut
dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti
bau bulu atau bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein
yang monomernya banyak mengandung asam amino sistein. Jika
keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak. Protein alam yang murni
juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein, yaitu proteosa,
pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit (Sumardjo, 2008xiii).
 Pada umumnya, protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya
sedikit sekali yang terdapat dalam bentuk Kristal (Sumardjo, 2008).
 Viskositas larutan protein dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi
protein. Pada konsentrasi yang sama, larutan protein fibrosa
mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein
globular. Jadi, juga pada konsentrasi yang sama, larutan protein
bermolekul besar mempunyai viskositas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan larutan protein bermolekul kecil. Viskositas
protein paling rendah yaitu pada titik isoelektriknya (Sumardjo,
2008).
 Kelarutan protein dalam berbagai pelarut (air, alcohol, dan garam
encer) berlainan. Protein yang kaya akan radikal-radikal nonpolar
bebas lebih mudah larut dalam campuran alcohol-air dari pada dalam
air. Protein yang miskin akan radikal-radikal polar bebas cenderung
untuk mengendap dengan penambahan sedikit alcohol atau aseton.
Protein tidak larut dalam air, tetapi kaya akan radikal-radikal yang
bermuatan, dan mudah larut dalam garam-garam netral (Sumardjo,
2008).
 Tinggi rendahnya suhu dapat memengaruhi kelarutan protein dalam
larutan garam. Dalam larutan garamfosfat misalnya karboksi
hemoglobin kuda pada suhu 0oC mempunyai kelarutan sepuluh kali
lebih besar dari pada suhu 25oC (Sumardjo, 2008).
 Protein bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa)
hal ini terjadi karena protein memiliki dua gugus asam dan basa
sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai kemampuan seperti
itu (Linggih,1988xiv)
 Protein juga dapat mengalami denaturasi (kerusakan) karena
pemanasan. Pada denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai
dari struktur tersier sampa primernya (Fessenden,1989).

2.2.4 Asam Amino Beserta Jenisnya

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki


gugusfungsionalkarboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat
basa. Ikatan peptida merupakan jenis ikatan kovalen amida ini , berupa
ikatan kovalen antara karboksil a suatu asam amino dari gugus asam
amino a dari asam amino yang lain. Pada asam amino, gugus karbon
yang terletak berdekatan dengan gugus karboksil disebut gugus karbon a
atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil
dalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama
(Fessenden,1989xv).

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga
gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan
asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")
sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C
yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus
amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam
α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia
rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat
membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika
polar, dan hidrofobik jika nonpolar (Anonim, 2008xvi).

Asam amino dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a) Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dibuat oleh tubuh
sehingga kebutuhannya dipasok dari makanan. terdapat 9 jenis asam
amino esensial yaitu: histidin, isoleusin, leusin, lisin, methionin,
phenilalanin, treonin, triptophan, and valin.
b) Asam amino non esensial yaitu asam amino yang diproduksi tubuh dan
mencukupi kebutuhan walaupun tidak diperoleh dari makanan. jenis
asam amino non esensial adalah alanin, asparagin, asam aspartat, and
asam glutamat
c) Asam amino kondisional adalah asama amino yang biasanya tidak
esensial kecuali saat sakit dan stress. Jenis asam amino ini adalah:
arginin, sistein, glutamin, tyrosine, glisin, ornithin, prolin, and
serin.(Anonim, 2008)

2.2.5. Jenis-Jenis Asam Amino


Berdasarkan pembentukannya, asam amino dibagi menjadi 2 golongan:

a. Asam amino essensial, asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri
atau disitesis oleh tubuh sehingga harus didapat dari konsumsi
makanan
b. Asam amino non essensial, asam amino yang dapat dibuat sendiri
oleh tubuh sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
ibandingkan dengan asam amino essensial
c. Asam amino essensial bersyarat, kelompok asam amino non essensial
namun pada saat tertentu seperti setelah latihan beban yang
keras,produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang
diperlukan sehingga harus didaoat dari makanan maupun suplemen
protein.

Berdasarkan struktur rantai samping yang terikat pada bagian inti


molekulnya asam amino dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu asam amino
dengan rantai samping yang:

a. Merupakan rantai karbon alifatik


b. Mengandung gugus hidroksil
c. Mengandung atom belerang
d. Mengandung gugus asam atau amidanya
e. Mengandung gugus basa
f. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino

Jenis-jenis asam amino essensial:


1. Leucine (Leu,L)
BCAA(Branched-Chain Amino Acids= Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu pemulihan pada kulit dan tulang
2. Isoleucine (Ile, I)
BCAA(Branched-Chain Amino Acids= Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu dalam pembentukan sel darah merah

3. Vaselin (Val, V)
BCAA(Branched-Chain Amino Acids= Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Tidak diproses , di organ hati,dan lebih langsung
diserap oleh otot
- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain
(trytophan,phenylalanine,tyrosine) ke otak

4. Lycine (Lys, K)
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan
protein pada otot dan jaringan penghubung lainnya
- Bersama dengan vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun
jaringan penghubung tubu lainnya (cartilage dan
persendian)

5. Tryptophan (Trp, W)
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi0
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan

6. Methionine (Met, M)
- Prekusor dari cysteine dan creatine
- Menurunkan kadar kolesterol darah
- Membantu membuang zat racun pada organ hati
- Membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan
ginjal

7. Threonine (Thr, T)
- Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi
- Membantu pencegahan penumpukkan lemak pada
organ hati
- Komponen penting dari kolagen
- Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian

8. Phenylalanine (Phe, F)
- Prekusor untuk tyrosine
- Meningkatkan daya ingat,mood,fokus,mental
- Digunakan dalam terapi depresi
- Meningkatkan nafsu makan

Jenis-jenis asam amino non essensial:


1. Aspartic Acid (Asp, D)
- Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy
- Meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah
latihan

2. Glyicine (Gly, G)
- Membantu tubuh membentuk sam amino lain
- Merupakan bagian dari sel darah merah dan cytochrome
(enzim yang terlibat dalam produksi energi)
- Memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen
- Berpotensi menghambat keinginan akan gula

3. Alanine (Ala, A)
- Membantu tubuh mengembangkan daya tahan
- Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine
yang memungkinkan otot dan jaringan lain untuk
mendapatkan energi dari asam amino
4. Serine (Ser, S)
- Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel
- Membantu dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf

Jenis-jenis asam amino bersyarat:

1. Arginine (Arg, R)
Asam amino essensial untuk anak-anak
- Diyakini merangsang produksi hormon pertumbuhan
- Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide ( suatu senyawa
yang melegakan pembuluh darah untuk aliran darah dan
pengantaran nutrisi yang lebih baik) dan GABA
- Bersama glycine dan methionine membentuk creatine

2. Histidine (His, H)
Asam amino essensial pada beberapa individu
- Salah satu zat yang menyerang ultraviolet dalam tubuh
- Diperlukan untuk pembentukkan sel darah merah dan
sel darah putih
- Banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi

3. Cystine (Cys, C)
- Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan asap rokok
- Merangsang aktivitas seldarah putih dalam peranannya
meningkatkan daya tahan tubuh
- Bersama L-Aspartic Acid dan L-Citruline menetralkan
radikal bebas
- Salah satu komponen yang membentuk otot jantung dan
jaringan penyambung (persendian,ligamen dan lain-lain)
- Siap diubah menjadi energi
- Salah satu elemen besar dari kolagen

4. Glutamic Acid (Glu, E)


- Pemicu dasar untuk
glutamine,proline,ornithine,arginine,glutathine dan
GABA
- Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme asam
amino lain

5. Tyrosine (Tyr, Y)
- Pemicu hormon dopamine, epinephrine,
norepinephrine, melanin(pigmen kulit), hormon thyroid
- Meningkatkan mood dan fokus mental

6. Glutamine (Gln, Q)
- Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam otot
manusia
- Dosis 2 gram cukup untik memicu produksi hormon
pertumbuhan
- Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh
- Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat
kekurangan kalori
- Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan
pencernaan
- Meningkatkan volume sel otot

7. Taurine
- Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak
- Membantu dalam meningkatkan volume sel otot

8. Ortnithine
- Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormn
pertumbuhan
- Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
- Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati

2.2.6 Ikatan peptida

Suatu ikatan kovalen yang menggabungkan asam-asam amino secara


bersama-sama dalam protein. Strukturnya planar karena elektron-
elektron terdelokalisasi dalam pertalian amida,yang memberikan ikatan
C-N.(Arsyad,2001xvii)
2.2.7 Uji protein

2.2.7.1 Uji Biuret

Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan


Biuret terdiri atas NaCl dan PbSO4 . Larutan protein jika

ditambah pereaksi Biuret maka akan terbentuk warna merah


muda sampai violet. Reaksi yang terjadi. (Sumardjo,1998)

2.2.7.2 Uji Ninhidrin

Merupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan HNO3

pekat jika ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih


dan dapat berubah kuning bila di panaskan. Reaksi yang terjadi
adalah nitrasi pada inti Benzena yang terdapat pada molekul
protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung
tiroksin, fenilalanin, dan triptofan.

2.2.7.3 Uji Hopkin-Cole

Larutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi


membentuk senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat
dari asam oksalat dengan

Serbuk
COOH CHO
Mg

COOH COOH

(Asam oksalat) (Asam glioksilat)

(Poedjiadi, 1994)
2.2.7.4 Uji Molisch

Uji ini dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radikal prostetik


karbohidrat pada protein majemuk seperti glikoprotein. Larutan
ini bila ditambah  naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat
akan terbentuk warna ungu.(Poedjiadi, 1994)

Larutan KH yang sudah dibubuhi sedikit alfa naftol, ditambah


H2SO4p, akan terbentuk warna diantara 2 lapisan. Protein yang
mengandung gugs KH hewani memberi tes malisch.(Arsyad,
2001)

2.2.7.5 Uji presipitasi (pengendapan)

Protein larutan protein encer dapat diendapan dengan


penambahan untuk mengendapkan larutan protein diantaranya
adalah larutan garam-garam logam berat dan alkohol reagensia,
zat putih telur (protein) jika dalam larutan berupa
koloid.(Poedjiadi, 1994)

2.2.7.6 Uji Sulfida

Jika protein yang mengandung gugus amino unsur S


ditambahkan NaOH dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat
diuraikan dan dalam larutan alkalis membentuk Na2S. Jika
ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk PbS yang mengendap
sebagai koloid.

Jika hasil positif maka larutan mula-mula berwarna kuning,


kemudian coklat dan akhirnya hitam serta mengendap
(Poedjiadi, 1994)
2.2.8 Analisa Bahan

2.2.8.1 Kolestrol

Memiliki rumus molekul C27H46O. Sifat kimianya adalah


larut dalam aseton, benzene, kloform, etanol, eter, heksana,
isopropyl miristat, dan methanol. Sifat fisikanya adalah
mempunyai bentuk Kristal, massa molekul 386,65 g/mol, titik
didih 360◦C dan titik lebur 148◦C. (Ensiklopedia,1999)

2.2.8.2 Lesitin

Suatu fosfolipid yang menjadi komponen utama fraksi


fosfatida pada ekstrak kuning telur atau kacang kedelai yang
diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi dengan
menggunakan heksana.(Ensikolpedia,1999xviii)

2.2.8.3 Minyak Kelapa

Minyak kelapa yang diperoleh dari tumbuhan kelapa, berguna


untuk minyak makanan.( Basri, 1996)

2.2.8.4 Lemak (gajeh)


Sifat kimianya adalah titik lebur lemak bisa dipengaruhi oleh banyaknya
ikatan rangkap dari asam lemak penyusunya. Lemak netral
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak.Sifat
fisiknya adalah lemak murni tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa.Titik leburnya rendah.Titik leburnya terlalu rendah
dari pada temperature dimana ia menjadi padat
kembali.(Mulyono, 2001)
2.2.8.5 Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak
jenuh, seperti asam linoleat dan linolenat yang dapat
menurunkan kolestrol darah. Minyak jagung juga kaya akan
tokoferol ( Vitamin E) yang bersifat antioksidan, vitamin –
vitamin yang terlarut yang bermanfaat bagi kesehatan. (
Dwiputra dkk., 2015)

2.2.8.6 Minyak Bijih Kapas

Minyak biji kapuk mengandung asam lemak tidak jenuh sekitar


71,95%, lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa. Hal
ini menyebabkan minyak biji kapuk mudah tengik. Sehingga
kurang baik untuk dikembangkan sebagai minyak makanan.
Namun minyak kapuk berpotensi untuk dijadikan subsitusi
methil ester. (Kusdiana dalam Hidayat, 2010).

2.2.8.7 Asam Stearat

Sifat Kimianya adalah merupakan asam monoklinik, larut


dalam alkohol dan eter. Sifat Fisiknya adalah berwujud padat/
berupa lemak dan lunak, tidak berwarna, rapat massa 0,847,
titik didih 690C, tidak larut dalam air dan mudah
terbakar.(Basri,1996xix)
2.2.8.8 Asam Oleat
Asam lemak ini pada suhu ruang berupa cairan kental dengan
warna kuning pucat atau kuning kecokelatan. Asam ini
memiliki aroma yang khas. Ia tidak larut dalam air, titik
leburnya 15.3 °C dan titik didihnya 360 °C.(Ensiklopedia,1999)
2.2.8.9 Metilen Klorida
Berbentuk endapan berwarna putih, sediki larut dalam
air, di alam sebagai air raksa. Senyawa dengan formula CHCL3,
brbentuk cair, tidak berwarna, larut dalam kloroform dan
alcohol, digunakan sebagai obat bius, racun
tanaman.(Mulyono,2001)

2.2.8.10 Aquadest

Air yang diperoleh pada pengembunan uap melalui proses


penguapan α-eter atau pendi pendidihan air. Tidak berwarna ,
tidak berasa, titik leleh 0oC, titik didih air 100oC, bersifat polar,
pelarut organik yang baik.(Mulyono,2001)

2.2.8.11 Eter

Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan


sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter
memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan
dengan alkohol.Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-
O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat
meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada
alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester,
ataupun amida.(Ensiklopedia,1999)

2.2.8.12 KHSO4

Titik didih 300 °C (572 °F; 573), dan memiliki warna bermacam
macam, larut dalm aseton dan etanol,larut dalam air: 36.6
g/100 mL (0 °C); 49 g/100 mL (20 °C); 121.6 g/100 mL (100
°C).(Ensiklopedia,1999)

2.2.8.13 Gliserol

Alkohol terdehidrasi dengan rumus kimia C3H5(OH)3 cairan


seperti sirup tak berwarna, titik didih 2900 C dan titik leleh
180C.(Mulyono, 2001xx)

2.2.8.14 Minyak Zaitun

Berbentuk cair dan berwarna kuning pucat, mengandung olein


dan palmitin sebagai bahan makanan, untuk pembuatan
sabun.( Basri, 1996)

2.2.8.15 NaOH

Senyawa basa, endapan putih, higrokopis, mudah menyerap


CO2 membentuk Na2CO3. Digunakan dalam pembuatan rayon,
kertas, detergen, titik leleh 318°c dan titik didih 139°c, larut
dalam alcohol, gliserol, air. ( Mulyono, 2001)

2.2.8.16 Etanol

Cairan encer tak berwarna , dapat bercampur dengan eter,


benzena, gliserol, air yang bersifat hodrofob dan hidrofil.(
Fessenden, 1997)

2.2.8.17 Aquabromata

Aquabromata bersifat oksidator terhadap sulfit, arsenit dan laim-


lain. Aquabromata bersifat kekal. (Ensiklopedia,1999)

2.2.8.18 KMNO4

Mempunyai bentuk jarum abu-perunggu-keunguan dan magenta–rose


dalam larutan, tidak berbau. Dan memiliki titik lebur 240, larut
dalam alcohol dan pelarut organic.(Ensiklopedia,1999)

2.2.8.19 Putih Telur

Pada putih telur,zat yang terkandung paling banyak adalah protein


albumin dan yang paling sedikit adalah lemak.(Basri,1996)

2.2.8.20 Larutan Gelatin

Gelatin atau gelatine adalah zat kimia padat, tembus cahaya, tak
berwarna, rapuh (jika kering), dan tak berasa, yang didapatkan
dari kolagen yang berasal dari berbagai produk sampingan
hewan.(Ensiklopedia,1999)

2.2.8.21 CuSO4

Larut dalam air, berwarna putih/kuning, digunakan sebagai cairan


dendehidrasi, bereaksi dengan Zn.(Mulyono, 2001)
2.2.8.22 Boillon

Mengandung kalori 437, jumlah lemak yang terkandung 14 g yang


terdiri dari 4,5 lemak tak jenuh ganda, lemak jenuh 3,5 dan lemak
tak jenuh tunggal 5 gr. Megandung natrim sebanyak 1.067mg dan
kalium sebanyak 309 mg dan kolestrol 13mg.(Ensikolpedia,1999)
2.2.8.23 Susu

Hasil alami kelenjar putih, berupa emulsi putih mengandung air,


protein, lemak, gula, garam.( Basri, 1996)

2.2.8.24 Ninhidrin

Merupakan reagen pendeteksi asam amino serta untuk menetapkan


konsentrasi dalam larutan. Merupakan senyawa hidrat dari
triketon siklik dan apabila bereaksi dengan asam amino
menghasilkan zat berwarna ungu. (Ensiklopedia, 1999)

2.2.8.25 Asam Pikrat

Bersifat mudah meledak (eksplosif), berwarna kuning pecat dan tidak


berbau, berwujud kristal dan larut dalam udara. Dalam reaksi, air
ditambahkan sebagai desensitizer karena sam pikrat yang dibasahi
tidak terlalu reaktif.(Ensiklopedia,1999)

2.2.8.26 Asam Tricoloasetat

Adalah analog dari asam asetat dengan ketiga atom hidrogen dari
gugus metal digantikan oleh atom X hionin. Senyawa ini
merupakan asam yang cukup kuat/peka = 0,77, lebih kuat dari
disosiasi kedua asam sulfat. Senyawa ini banyak digunakan dalam
bidang biokimia untuk pengendapapan
makromolekul.(Basri,1996)

2.2.8.27 Asam Fosfo Molibdat

Sebagai pereaksi alkaloid dibuat dengan ,melarutkan ammonium


melibatkan dalam asam nitrat pekat di tambahkan asam fosfat.(
Basri, 1996)
2.2.8.28 Asam fosfo wolframat

Asam ini memiliki penampilan kristal berwarna keabu-abuan atau


kuning-hijau, kecil dengan titik leleh 89 C, tidak berbau dan larut
dalam air. Tidak beracun tetapi iritasi asam
ringan.(Ensiklopedia,1999)

2.2.8.29 Ferri Klorida

Warna dari kristal besi (III) klorida bergantung pada sudut


pandangnya dari cahaya pantulannya berwarna hijautapi dari
cahaya pancarannya berwarna ungu-merah dan berbuih di udara
lembab. Bersifat korosif apabila mengalami hidrolisis.(Basri,1996)

2.2.8.30 Larutan Merkuri Klorida

Berbentuk endapan berwarna putih, sedikit larut dalam air di alam


sebagai air raksa.( Mulyono, 2001)

2.2.8.31 Larutan Plumbo Asetat

Senyawa garam dengan rumus kimia (CH3COO)Pb.2H2O, padatan


Kristal berwarna putih, bersifat racun, larut dalam air, digunakan
dalam kedokteran, tekstil dan digunakan sebagai reagen analitik,
titik leleh 280°c, titik didih 315°c-338°c, massa jenis 1,8 g/ml.(
Mulyono, 2001)

2.2.8.32 HNO3 Pekat

Merupakan asam anorganik, zat cair tak berwarna, bersifat korosit


dan oksidator kuat.( Basri, 1996)

2.2.8.33 Molish ( -naftol dalam alkohol)

Merupakan uji karbohidrat , jika ditambah H2SO4 membentuk cincin


ungu.( Mulyono, 2001)

2.2.8.34 Ammonia
Senyawa gas, tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air
dan menghasilkan larutan alkali yang mengandung amonium
hidroksida. Amonia disintesanitrogen dan hidrogen dengan
menggunakan proses hober. Digunakan sebagai larutan
pendingin. Gas NH3 digunakan sebagaipemula dalam pembuatan
asam nitrat dan senyawa nitrat.(Basri, 1995)

2.2.8.35 Asam Glioksilat

Senyawa ini memiliki gugus aldehid dan asam karboksilat. Alkil ester
asam glioksilat disebut asam glioksilat. Senyawa ini dibentuk
dibentuk dengan oksidasi organik asam glioksilat. (Mulyono,2001)

2.2.8.36 H2SO4 Pekat

Zat cair kental tak berwarna, menyerupai minyak, higrokopis dalam


larutan cair, bersifat asam kuat, dalam keadaan pekat bersifat
oksidator dan zat pendehidrasi, titik leleh 10°c, titik didih315-
338°c, massa jenis 1,8 g/ml.( Mulyono, 2001)

III. METODE PERCOBAAN

1. Alat dan bahan


3.1.1 Alat

a. Kertas saring

b. Gelas ukur

c. Tabung reaksi

d. Pemanas spiritus

e. Pipet tetes

f. Penjepit

g. Gelas beker

h. Kaki tiga

i. Rak tabung

j. Pengaduk
k. Serbet bersih

3.1.2 Bahan

a. Minyak kelapa

b. Minyak zaitun

c. Susu

d. Telur

e. Aquades

f. Asam pikrat

g. NaOH 40%

h. CuSO4 0.5%

i. Laerutan Ninhidrin 0.2%

j. C2H5OH

k. HNO3 pekat

l. H2SO4 pekat

m. Larutan α-naftol

n. NaOH kristal

o. KMnO4

p. Aquabromata

q. Asam glioksilat

r. Asam trikloroasetat

s. Asam phospatmolibdat

t. Asam phospatwolfam
u. Metilen klorida

v. Ferri klorida

w. Merkuri klorida

x. Pb asetat

y. Eter

2. Gambar alat

Kertas saring Gelas ukur Tabung reaksi

Pipit tetes pejepit Gelas beker

Kaki tiga Rak tabung reaksi pengaduk

3. Skema kerja
3.3.1 Kekentalan dan Bau
Minyak kelapa Minyak zaitun

Tabung reaksi Tabung reaksi

Pengamatan kekentalan dan Pengamatan kekentalan dan


bau lemak bau lemak

hasil hasil

3.3.2 Kelarutan

1ml aquades 1ml metilenklorida

Tabung reaksi Tabung reaksi

- Penambahan 1ml - Penambahan 1ml


minyak zaitun minyak zaitun
- penojogan
Pengamatan - pengamatan

hasil hasil

1ml aquades 1ml metilenklorida

Tabung reaksi Tabung reaksi

-- Penambahan 1ml – penambahan 1mlminyak kelapa


Penambahan 1ml
minyak
minyak kelapa zaitun - Pengamatan
- penojogan
Pengamatan

hasil hasil
3.3.3 Noda Lemak

1 ml Minyak
kelapa Zitun

Tabung reaksi

- Penambahan 2 tetes
gliserol

- Penetesan pada kertas


saring
- pengamatan

pengamatan
hasil

1 ml aquadest

Tabung reaksi

- Penambahan 2 tetes
gliserol
- Penetesan pada kertas
saring
- pengamatan

hasil pengamatan
3.3.4 Saponifikasi Lemak atau Penyabunan

1ml minyak zaitun + 1gr NaOH + 20 ml etanol

Tabung Erlenmeyer

- Pemanasan selama 20 menit


pendinginan
- Pelarutan hasil pendinginan
Penggojogan
- pengamatan

hasil

1ml minyak zaitun + 1gr NaOH + 20 ml etanol

Tabung Erlenmeyer

- Pemanasan selama 20 menit


pendinginan
- Pelarutan hasil pendinginan
Penggojogan
- pengamatan

hasil
3.3.5 Uji Ikatan rangkap

a. Melunturkan warna aquabromata

1ml minyak zaitun 1ml minyak kelapa

Tabung reaksi Tabun reaksi

- Penambahan 2 tetes - Penambahan 2 tetes


aquabromata aquabromata
- Penggojoan kuat-kuat - Penggojoan kuat-kuat

hasil hasil

b. Melunturkan warna KMnO3

1ml minyak zaitun 1ml minyak kelapa

Tabung reaksi Tabung reaksi

- Penambahan 2 tetes - Penambahan 2 tetes


KMnO4 KMnO4
- Penggojogan kuat-kuat - Penggojogan kuat-kuat

hasil hasil
3.3.6 Larutan Asam Amino dan Protein

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

Penambahan 300ml
aquades
Pengadukan

Penyaringan
hasil

3.3.7 Uji Biuret

1ml putih telur encer+ 2ml NaOH 10%

Tabung reaksi

- Penambahan 2 tetes
CuSO4 0,5 %
- pengadukan

hasil

1ml susu encer+ 2ml NaOH 10%

Tabung reaksi

- Penambahan 2 tetes
CuSO4 0,5 %

- pengadukan

hasil
3.3.8 Uji Ninhidrin

1ml putih telur encer 1ml susu encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

- Penambahan 1ml - Penambahan 1ml


larutan Ninhidrin larutan Ninhidrin
- Pengggojogan - Pengggojogan
- Pemanasan - Pemanasan

hasil hasil
3.3.9 Reaksi Presipitasi

a. Presiptasi dengan alkaloid reagensia

1ml putih telur 1ml putih telur


encer encer
Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan asam Penambahan asam


pikrat 2 tetes trikloroasetat 2 tetes
pengamatan pengamatan
hasil hasil

1ml putih telur 1ml putih telur


encer encer
Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan asam Penambahan asam


fosfo wolframat 2 fosfo molibdat 2
tetes tetes
hasilpengamatan hasil
pengamatan

1ml susu encer 1ml susu encer


Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan asam Penambahan asam


pikrat 2 tetes trikloroasetat 2 tetes
pengamatan pengamatan
hasil hasil
1ml susu encer 1ml susu encer
Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan Penambahan
asamfosofo asafosfo molibddat 2
wolframata 2 tetes tets
hasilpengamatan hasilpengamatan

1ml susu encer 1ml susu encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan asam fosfo Penambahan asam fosfo


wolframat molibdat

Penggojogan Penggojogan
Pengamatan
hasil Pengamatan hasil

b. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam pelarut


1ml putih telur encer 1ml putih telur encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan feri klorida Penambahan cupri sulfat

pengamatan pengamatan

hasil hasil

1ml putih telur encer 1ml putih telur encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan mercuri Penambahan plumbo


klorida asetat
pengamatan pengamatan

hasil hasil

1ml susu encer 1ml susu encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan feri klorida Penambahan cupri sulfat

pengamatan pengamatan

hasil hasil

1ml susu encer 1ml susu encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan mercuri Penambahan plumbo


klorida asetat

pengamatan pengamatan

hasil hasil
3.3.10 Uji Xantoprotein

1ml putih telur encer 1ml susu encer


encer
Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan asam nitrat pekat Penambahan asam nitrat


pekat
Pemanasan
Penambahan amonia Pemanasan

Pengamatan warna Penambahan amonia


Pengamatan warna
hasil Penambahan amonia hasil
Penambahan amonia
3.3.11 Uji Molish

1ml putih telur encer 1ml susu encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan  naftol Penambahan  naftol


dalam alkohol dalam alkohol

Penggocokan Penggocokan

hasil Pengamatan hasil Pengamatan

3.3.12 Uji Hopkin’s Cole

1ml putih telur encer 1ml susu encer

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan asam glioksilat Penambahan asam glioksilat

Penambahan H 2 SO4 pekat Penambahan H 2 SO4 pekat

Pengamatan Pengamatan

hasil hasil
3.3.13 Uji Sulfida

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

Penambahan NaOH 40 % 1 ml
Pemanasan
Penambahan plumbo asetat 2
hasil tetes
Pengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

Penambahan NaOH 40 % 1 ml

Pemanasan

Penambahan plumbo asetat 2


hasil tetes
Pengamatan
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, November 2018

Praktikan,

Silvia RivadaPutri Ros Paulina


NIM. 24030118120011 NIM. 24030118120002

Lidia Puspita Sari Octavia NurWulandari


NIM. 24030118120024 NIM. 24030118120012

DesiIsmawati AnindaBibit Lestari


NIM. 24030118120030 NIM. 24030118120028

Mengetahui,
Asisten,

Monica NurNafisahSaryadi
NIM. 24030116120018
DAFTAR PUSTAKA

i
Fressenden.1986. Kimia Oeganik Jilid2.Jakarta : Erlangga

ii
Kuswati.2004. Sains Kimia. Jakarta: BumiAksara

iii
Sukmawati. 2009. Kimia 3: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta

iv
Prof.Dr.Ir.Ms,DeddiMuhtadi. 2008. PengantarIlmuGizi: Alfabeta

v
Page.1981. Prinsi[p-prinsipBiokimia. Jakarta :Erlangga

vi
Hart.1983. Organic Chemistry A Short Course, edisi ke-5. Bostin : Houghton Miffin
Company

vii
Fessenden.1982. Organic Chemistry, edisike 2.USA :Williard Grant Press Publisher.

viiiPoedjiadi. 1994. Dasar-DasarBiokimia.Jakarta :Universitas Indonesia.

ix
Paustian T. 2001. Protein Structure.Madison : University of Wisconsin.

x
Berg et al. 2006. Biochemistry 5th. New York : W.H. Freeman and Company
xi
Campbell, et al.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

xii
Murray et al.2009. Biokimia harper. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

xiii
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.

xiv
Linggih.1988. Ringkasan Kimia. Ganeca. Exact. Bandung : ITB.

xv
Fessenden.1989. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

xvi
Anonim. 2008. Iso farmakoterapi, 288-294. Jakarta PT.ISFI Penerbitan.

xvii
Arsyad.2001.Kamus Kimia Arti dan PenjelasanIstilah.Jakarta:Gramedia.

xviii
Ensiklopedia.1999

xix
Basri.1996. Kamus Kimia. Jakarta:Rineka Cipta.

xx Mulyono.2001. Kamus Kimia.Gaesindo.

Anda mungkin juga menyukai