Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan ..................................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan ................................................................................2
1.5 Urgensi Kegiatan ................................................................................2
1.6 Luaran Kegiatan ..................................................................................2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA .........................................2
2.1 Kondisi Lingkungan dan Potensi Sumber Daya .................................2
2.2 Peluang Pasar dan Strategi Pasar ........................................................4
2.3 Analisis SWOT ...................................................................................4
2.4 Analisis Biaya .....................................................................................5
2.5 Analisis BEP .......................................................................................5
2.6 Analisis Kelayakan Usaha ..................................................................6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..................................................................7
3.1 Rencana Pelaksanaan ..........................................................................7
3.2 Proses Produksi dan Pembuatan .........................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....................................................9
4.1 Anggaran Biaya ..................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10
LAMPIRAN .........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping ....................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..........................................................22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ..............24
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ..................................................25

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang dikenal dengan kekayaan alamnya
termasuk dengan tumbuhnya berbagai tumbuhan yang berkhasiat untuk kesehatan,
salah satunya yaitu tumbuhan pegagan (Centella asiatica L.) atau masyarakat
Lombok biasa menyebutnya bebele. Tumbuhan bebele merupakan tumbuhan liar
yang biasanya banyak tumbuh di pekarangan, ladang, hingga tepi jalan. Penelitian
yang dilakukan oleh Sutardi pada 2016 menunjukkan bahwa tumbuhan bebele
mengandung berbagai bahan aktif seperti alkaloid, saponin, tanin, flavonoid,
steroid, dan triterfenoid yang bermanfaat sebagai antipikun, antistres, obat lemah
syaraf, demam, bronkhitis, kencing manis, wasir, dan tekanan darah tinggi, serta
bermanfaat untuk menambah nafsu makan dan vitalitas. Tumbuhan bebele juga
disebut sebagai sumber alternatif antioksidan sintesis dengan aktivitas antioksidan
yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan obat lainnya seperti jahe merah dan
temulawak, dimana aktivitas antioksidan dalam tanaman ini berfungsi untuk
menangkal radikal bebas sehingga mampu memperkuat fungsi otak,
meningkatkan daya kognitif termasuk daya ingat, dan menghambat kematian sel
saraf otak (Saputri, 2014).
Di lombok sendiri, tumbuhan bebele biasa dikonsumsi dengan cara menyeduh
daunnya menggunakan air hangat atau sebagian lagi mengonsumsinya dalam
bentuk kapsul. Namun, pada umumnya hanya kalangan tertentu yang
mengonsumsi tumbuhan ini seperti kalangan dewasa dan lanjut usia (lansia).
Dengan berbagai manfaat yang dimiliki oleh tumbuhan bebele khususnya dalam
meningkatkan daya kognitif membuat tumbuhan ini sangat penting untuk
dimanfaatkan secara inovatif sehingga kalangan yang mengonsumsinya tidak
hanya kalangan dewasa dan lansia, namun mampu diperluas hingga kepada anak-
anak, pelajar, dan mahasiswa. Salah satu inovasi untuk memanfaatkan tumbuhan
bebele adalah dengan mengolahnya menjadi produk pangan yang digemari hampir
seluruh kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga kalangan dewasa yaitu
berupa mie instan. Inovasi olahan tumbuhan bebele berupa produk mie instan ini
diberi nama “Minstanbel”.
Mie instan bebele (Minstanbel) merupakan inovasi terbaru dari olahan yang
telah ada saat ini sehingga selain mampu menciptakan peluang bisnis baru, produk
Minstanbel juga mampu menjawab salah satu kekhawatiran masyarakat yaitu
terkait konsumsi mie instan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar
masyarakat mulai dari anak-anak hingga kalangan dewasa menyukai mie instan
karena selain mengenyangkan, makanan ini juga dapat disajikan dengan praktis
dan memiliki beragam varian rasa. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
pada 2020 menunjukkan bahwa 92% masyarakat Indonesia mulai dari anak-anak
hingga lansia merupakan konsumen mie instan (Luthfi, 2021). Dengan adanya
produk Minstanbel, konsumen juga tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi mie
instan dikarenakan dalam proses pembuatannya tidak ada tambahan bahan kimia.
2

Selain itu, Minstanbel dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat


terutama anak-anak, pelajar, dan mahasiswa sebagai makanan praktis yang
berkhasiat untuk kesehatan tubuh khususnya dalam meningkatkan daya kognitif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka program ini akan membahas mengenai :
1. Bagaimana metode pembuatan produk mie instan bebele (Minstanbel)?
2. Bagaimana strategi pemasaran dari mie instan bebele (Minstanbel)?
3. Bagaimana prospek dan daya saing produk mie instan bebele (Minstanbel)
dibandingkan produk olahan mie instan lainnya?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari program ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui metode pembuatan mie instan bebele (Minstanbel).
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran dari mie instan bebele (Minstanbel).
3. Untuk mengetahui prospek dan daya saing mie instan bebele (Minstanbel)
dibanding produk olahan mie instan lainnya.

1.4 Manfaat Kegiatan


Manfaat atau kegunaan yang dapat diambil melalui program ini diantaranya :
1. Dapat memanfaatkan daun bebele menjadi produk pangan yang inovatif.
2. Dapat memaksimalkan sumber daya alam khususnya di Lombok sekaligus
memperkenalkan budaya Lombok melalui produk mie instan bebele.
3. Dengan adanya praktek kewirausahaan ini, dapat menciptakan lapangan
pekerjaan baru atau sampingan bagi masyarakat sekitar.

1.5 Urgensi Kegiatan


Urgensi atau pentingnya dilakukan program ini adalah sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan daun bebele menjadi produk mie instan
bebele (Minstanbel) dengan kemasan yang kental akan budaya Lombok.
2. Menjadikan produk olahan mie instan bebele ini sebagai makanan
berkhasiat sekaligus salah satu produk khas Lombok.
3. Menciptakan suatu peluang usaha baru.

1.6 Luaran Kegiatan


Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah sebagai berikut:
1. Laporan Kemajuan.
2. Laporan Akhir.
3. Produk Mie Instan Bebele (Minstanbel).

BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Kondisi Lingkungan dan Potensi Sumber Daya
3

Bebele merupakan tumbuhan yang dapat ditemukan di berbagai daerah,


terutama di daerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Tanaman herbal ini
tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun yang biasanya ditemukan di
tempat-tempat terbuka seperti padang rumput, persawahan, dan bahkan di
pekarangan rumah. Tumbuhan bebele terdiri dari dua jenis yaitu bebele hijau dan
bebele merah. Pada produk Minstanbel ini digunakan bebele hijau yang banyak
ditemukan tumbuh liar di sawah maupun pekarangan rumah. Tumbuhan bebele
memiliki kandungan herbal sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan
tradisional baik dalam bentuk jamu, teh, atau pun dimasak langsung untuk
dikonsumsi. Namun tumbuhan ini sering dianggap gulma atau tidak bermanfaat
karena tumbuh liar dan merambat. Oleh karena itu dalam produk kewirausahaan
ini dilakukan inovasi berupa penambahan bubuk daun bebele pada pembuatan mie
instan dengan tambahan bahan-bahan berkualitas dan tanpa pengawet dengan
brand “Minstanbel”.

Gambar 1. Tumbuhan Bebele (Pegagan)


Dalam pengembangan bahan alami menjadi produk pangan, diperlukan uji
toksisitas untuk mengetahui keamanan senyawa dalam pemberian konsentrasi
tertentu dan perlu mempertimbangkan formulasi bahan alami yang digunakan
berdasarkan pada penelitian. Praptiwi (2010) melakukan uji toksisitas terhadap
ekstrak pegagan (bebele) pada mencit dan didapatkan hasil nilai median dosis
lethal (LD50) sebesar 13,6 g/kg BB, yang menunjukan bahwa ekstrak bebele
memiliki toksisitas yang rendah. Penelitian pengaruh penambahan pegagan pada
pembuatan flakes sebagai bahan pangan fungsional sarapan anak sekolah dasar
untuk meningkatkan daya ingat yang dilakukan oleh Sianturi (2014) diperoleh
formulasi yang tepat yakni 2,5% bubuk pegagan (bebele) dari bahan utama.
Sehingga formulasi yang akan digunakan dalam mengembangkan mie instan dari
bebele yang telah terbukti memiliki toksisitas rendah ini adalah 2,5% bebele.
Minstanbel memiliki berbagai varian rasa yakni rasa soto ayam, kari ayam,
dan ayam bawang. Pengemasan produk Minstanbel menggunakan paper bowl,
bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam menyajikan Minstanbel yakni
tidak perlu menggunakan wadah tambahan dan konsumen bisa langsung
menyiapkan Minstanbel dengan cara menyeduh menggunakan air panas. Pada
desain kemasan tersebut diberikan penjelasan mengenai tanaman bebele beserta
4

khasiatnya supaya konsumen mengetahui secara pasti kandungan dan khasiat


tanaman bebele. Selain itu, pada kemasan juga ditampilkan budaya-budaya
Lombok dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya yang hampir
dilupakan oleh generasi millennial.

2.2 Peluang Pasar dan Strategi Pasar


Mie instan saat ini telah menjadi makanan pengganti makanan pokok bagi
sebagian penduduk dunia, termasuk di Indonesia dan tidak terkecuali di Lombok.
Kemudahan dalam penyajian dan rasa yang beragam serta harga yang murah
menjadi salah satu alasan konsumen di tanah air memilih mie instan. Indonesia
merupakan negara pengonsumsi mie instan terbesar kedua dunia setelah
Tiongkok. Dalam website katadata.ac.id dilansir bahwa jumlah konsumsi mie
instan di Indonesia sebanyak 12,6 miliar porsi pada tahun 2020 meningkat 120
juta porsi atau 0,96% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Permintaan
konsumen yang tinggi terhadap mie instan merupakan peluang besar dalam
pemasaran produk Minstanbel. Adapun strategi pemasaran produk Minstanbel ini
dilakukan secara online dan offline dengan beberapa cara yaitu :
 Secara online melalui media sosial (facebook, whatsApp, instagram) dan e-
commerce (shopee, tokopedia).
 Melakukan promosi secara berbayar.
 Bergabung dengan komunitas bisnis dan wirausaha.
 Mengikuti pameran dan bazar.
 Membangun kerjasama bisnis dengan aktif sebagai pemberi sponsorship.
 Menjalin kemitraan dengan reseller toko penyedia bahan makanan.

2.3 Analisis SWOT


1. Kekuatan (Strength)
a) Bahan inovasi yakni daun bebele mudah didapatkan di Lombok.
b) Pengemasan produk Minstanbel praktis, sesuai dengan cara
pengolahan pangan yang baik (CPPB) dan dengan desain yang
menarik yakni berupa desain pengenalan budaya Lombok.
c) Harga produk Minstanbel terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.
d) Produk Minstanbel merupakan produk inovatif dari bahan alami.
2. Kelemahan (Weakness)
a) Jumlah tenaga produksi terbatas, bisa diantisipasi dengan membuka
lowongan pekerjaan.
b) Produk baru yang belum banyak diketahui oleh konsumen
3. Peluang (Opportunity)
a) Lokasi pemasaran cukup luas.
b) Target pasar yang tinggi yakni semua kalangan masyarakat.
c) Inovasi produk yang berdaya saing, karena belum ada usaha mie instan
berbahan daun bebele.
5

d) Mie instan selalu menjadi solusi makanan siap saji.


4. Ancaman (Threat)
a) Persaingan pasar dengan produk yang sudah dikenal masyarakat.
b) Munculnya produk serupa.
c) Pergantian selera konsumen, namun ini bisa diantisipasi dengan
menyediakan varian rasa baru.

2.4 Analisis Biaya


Produksi Minstanbel akan dilakukan enam kali produksi selama tiga bulan,
dalam satu kali produksi sebanyak 230 kemasan/75gr mie kering dengan
kemasan paper bowl untuk harga jual per kemasan paper cup yakni Rp 9.000.
Sehingga dalam tiga bulan diperoleh 1380 kemasan paper bowl, dengan demikian
diperoleh pendapatan dan keuntungan yaitu:
Total biaya satu kali produksi 1.416.667
Total produk yang dihasilkan dalam satu kali produksi 230
Harga jual per kemasan paper bowl (75gr) 9.000
Total penjualan 2.070.000
Total keuntungan 653.333
Keuntungan satu kali produksi sebesar Rp 653.333, dengan demikian dalam
tiga bulan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 3.919.998 atau dibulatkan
menjadi Rp 3.920.000.

2.5 Analisis BEP (Break Event Point)


a) BEP volume produksi
BEP =

= 157,4
= 158 kemasan
Dengan demikian, diketahui bahwa modal awal akan kembali setelah
produksi sebanyak 158 kemasan. Jadi apabila dalam satu kali produksi dihasilkan
230 kemasan, maka akan diperoleh keuntungan sebanyak 72 kemasan.
b) BEP harga produksi
BEP =
=
= 6.159,42
= 6.160 / kemasan
Dengan demikian harga satu kemasan paper bowl Minstanbel sebesar Rp
6.160, dimana harga tersebut merupakan harga biaya produksi atau modal bisa
kembali. Sehingga untuk mendapatkan keuntungan, harga jual per kemasan harus
6

diatas Rp 6.160. Ketika harga jual per kemasan paper bowl Rp 9.000, maka
diperoleh keuntungan sebesar Rp 2.840 per kemasan.

2.6 Analisis kelayakan usaha


B/C Ratio =

=
= 1,46
Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan usaha di atas dapat dilihat bahwa
nilai B/C ratio lebih besar dari 1, hal ini membuktikan bahwa kegiatan wirausaha
produk Minstanbel merupakan produk yang layak dijalankan.

Tabel 2.1 Perhitungan Cash Flow selama 2 tahun


Bulan ke-
Uraian
1 , 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12
Kas Awal 3.920.000 7.840.000 11.760.000
Jumlah Produksi 1380 1380 1380 1380
Harga jual per unit 9.000 9.000 9.000 9.000
Penjualan 12.420.000 12.420.000 12.420.000 12.420.000
Biaya pembelian bahan 5.248.000 5.248.000 5.248.000 5.248.000
Biaya penyewaan barang 1.312.000 1.312.000 1.312.000 1.312.000
Biaya perjalanan 923.000 923.000 923.000 923.000
Biaya lainnya 1.017.000 1.017.000 1.017.000 1.017.000
Sub total biaya 8.500.000 8.500.000 8.500.000 8.500.000
Laba 3.920.000 3.920.000 3.920.000 3.920.000
Kas akhir 3.920.000 7.840.000 11.760.000 15.680.000

Bulan ke-
Uraian
13, 14, 15 16, 17, 18 19, 20, 21 22, 23, 24
Kas Awal 15.680.000 19.600.000 23.520.000 27.440.000
Jumlah Produksi 1380 1380 1380 1380
Harga jual per unit 9.000 9.000 9.000 9.000
Penjualan 12.420.000 12.420.000 12.420.000 12.420.000
Biaya pembelian bahan 5.248.000 5.248.000 5.248.000 5.248.000
Biaya penyewaan barang 1.312.000 1.312.000 1.312.000 1.312.000
Biaya perjalanan 923.000 923.000 923.000 923.000
Biaya lainnya 1.017.000 1.017.000 1.017.000 1.017.000
Sub total biaya 8.500.000 8.500.000 8.500.000 8.500.000
Laba 3.920.000 3.920.000 3.920.000 3.920.000
Kas akhir 19.600.000 23.520.000 27.440.000 31.360.000
7

BAB III. METODE PELAKSANAAN


Dalam mengembangkan industri Minstanbel menjadi produk yang layak
jual, terdapat beberapa tahapan produksi dan rencana pelaksanaan dalam
mencapai tujuan produksi. Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dari
beberapa sumber dibuat rencana pelaksanaan dan proses produksi untuk mencapai
ide yang telah didiskusikan sebelumnya.

3.1 Rencana Pelaksanaan


3.1.1 Product (Produk)
Produk yang ditawarkan pada konsumen yaitu mie instan dari daun bebele
yang akan di inovasi kan dengan berbagai varian rasa khas Indonesia yaitu rasa
soto, kari, dan ayam bawang, dimana untuk kemasannya dilengkapi dengan desain
unik dan menarik yang mengangkat budaya Lombok. Target pasar dari produk
Minstanbel adalah anak-anak, pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
3.1.2 Place (Tempat Distribusi)
Tempat pemasaran produk yang dipilih adalah sekolah, kampus, dan lokasi-
lokasi strategis di wilayah Mataram yang tidak hanya ramai dari kalangan pelajar
dan mahasiswa namun juga dari kalangan masyarakat di wilayah pemukiman,
misalnya dengan membuka stand saat car free day. Selain itu, melalui media
online akan dimanfaatkan berbagai e-commerce seperti shopee, lazada, tokopedia,
dan lain-lain serta diupayakan untuk memperluas jangkauan pemasaran melalui
kerja sama dengan supermarket, minimarket, dan toko-toko di Lombok.
3.1.3 Price (Harga)
Adapun harga yang ditawarkan untuk mie instan bebele ini sebesar Rp
9.000/kemasan untuk semua jenis rasa. Harga ini merupakan hasil dari survei
pasar, sehingga sangat terjangkau di kalangan pelajar hingga masyarakat.
3.1.4 Promotion (Promosi)
Untuk memperkenalkan dan mengembangkan produk Minstanbel, akan
dilakukan promosi secara berkala dengan berbagai alternatif promosi yang dapat
menghemat biaya yaitu melalui media sosial seperti instagram, facebook, line,
twitter, dan whatsapp, serta promosi berbayar seperti instagram ads. Selain itu
akan dimaksimalkan media promosi secara online dengan beragam info grafis dan
akan diadakan diskon pada perayaan hari tertentu untuk menarik minat
masyarakat. Kegiatan promosi juga akan dilakukan secara langsung dengan
metode mouth to mouth, bazar, hingga seminar kewirausahaan dan workshop.

3.2 Proses Produksi


3.2.1 Bahan-bahan yang diperlukan
Pembuatan produk Minstanbel untuk 1x produksi ini diperlukan bahan-bahan
berikut :
 431,25 gram bubuk daun bebele  Air mineral
8

 17,25 kg tepung terigu protein  52 butir telur ayam


sedang
 3,5 kg tepung tapioca  Minyak sayur dan garam secukupnya
 Tepung maizena secukupnya  33 gram Baking powder
Kemudian pembuatan bumbu Minstanbel diperlukan bahan-bahan berikut :
 Bawang putih  Kecap manis  Kaldu bubuk rasa ayam
 Bawang merah  Minyak sayur  Saus sambal
 Gula pasir  Penyedap rasa soto  Bubuk cabai
 Garam  Penyedap rasa ayam bawang  Kecap manis
 Merica  Penyedap rasa kari

3.2.2 Peralatan Produksi


Pembuatan produk Minstanbel ini diperlukan peralatan penunjang berikut:
 Wadah plastic  Kompor gas  Sendok makan  Garpu
 Baskom  Tabung gas  Sutil  Sendok sayur
 Ulenan  Regulator  Oven Listrik  Pisau
 Talenan  Timbangan  Paper bowl  Gunting
 Alat penggiling mie  Panci Besar  Hand sealer  Blender

3.2.3 Tahapan Produksi


Penepungan daun bebele. Pembuatan mie kering daun bebele

Pengemasan Pembuatan bumbu mie

Adapun tahapan dalam memproduksi Minstanbel ini sebagai berikut:


a) Proses Penepungan Daun Bebele
• Cuci tangan, gunakan masker, dan jaga jarak sebelum menyiapkan bahan
dan peralatan dalam proses penepungan daun bebele.
• Siapkan daun bebele kemudian cuci hingga bersih.
• Taruh di nampan dan ratakan.
• Jemur di bawah terik sinar matahari langsung selama 1-2 jam.
• Haluskan menggunakan blender hingga benar-benar halus.
• Pisahkan daun yang telah diblender dengan menggunakan saringan.
• Simpan di wadah yang tertutup (kedap udara) agar bertahan lama.
b. Proses Pembuatan Mie Kering Daun Bebele
• Kocok telur dengan air hingga tercampur merata.
• Tambahkan bubuk daun bebele dan aduk kembali.
• Tuang bubuk daun bebele ke dalam tepung terigu dan tepung tapioca
sambil diuleni.
9

• Masukkan minyak goreng sedikit demi sedikit sambil terus diuleni hingga
tercampur rata. Lakukan hingga adonan kalis.
• Giling mie menggunakan alat penggilingan agar lembaran adonan mie yang
dihasilkan ketebalannya sama.
• Beri taburan tepung maizena pada adonan mie yang sudah dipotong untuk
membuatnya tidak lengket satu sama lain.
• Rebus mie hingga terapung. Angkat lalu beri sedikit minyak goreng.
• Aduk merata lalu dinginkan.
• Kemudian oven mie selama 5 menit agar kadar airnya berkurang dan
simpan pada wadah yang bersih.
c. Proses Pembuatan Bumbu Mie
• Siapkan bawang putih dan bawang merah yang sudah digoreng, gula pasir,
garam, merica, dan kaldu bubuk rasa ayam.
• Blender semua bahan tersebut hingga halus dan tercampur merata.
• Masukkan ke dalam kemasan plastik kecil. Kemas pula kecap manis, saus
sambal, minyak sayur, penyedap rasa soto, rasa ayam bawang, rasa kari,
dan bubuk cabai dalam kemasan plastik kecil.
d. Proses Pengemasan

Gambar 2. Logo Produk dan Contoh Desain Kemasan Produk Minstanbel.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang diajukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
Bahan habis pakai Belmawa 4.198.000
1 Perguruan Tinggi 1.050.000
2 Sewa dan jasa Belmawa 1.050.000
Perguruan Tinggi 262.000
3 Transportasi lokal Belmawa 657.000
10

Perguruan Tinggi 266.000


4 Lain-lain Belmawa 845.000
Perguruan Tinggi 172.000
Jumlah 8.500.000

Belmawa 6.750.000
Perguruan Tinggi 1.750.000
Rekap Sumber Dana Jumlah 8.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan Penanggung Jawab


1 2 3 4
1 Survey bahan baku Farida Rukmi Dewi
2 Persiapan alat dan bahan Agung Anggara Pati
3 Produksi promosi dan pemasaran Ena Setiawana
4 Penilaian dan Pelaporan Kemajuan Izza Mufida
Pelaksanaan PKM (PKP 2)
5 Penyusunan laporan akhir Mukminah

DAFTAR PUSTAKA
Luthfi, W. 2021. Doyan Mi, Indonesia Jadi Salah Satu Negara dengan
Konsumsi Mi Instan Terbanyak di Dunia. URL:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/08/10/doyan-mi-
indonesia-jadi-salah-satu-negara-dengan-konsumsi-mi-instan-
terbanyak-di-dunia. Diakses tanggal 30 Januari 2022.
Praptiwi. Wulansari, D. dan Chairul. 2010. Efek toksisitas ekstrak pegagan
(Centella asiatica Linn.) pada organ dan jaringan mencit (Mus
musculus). Majalah Farmasi Indonesia. 21(1): 40-47.
Rizati, M.A. 2021. Indonesia Konsumsi 12,6 Miliar Porsi Mi Instan pada
2020. URL:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/18/indonesia-
konsumsi-126-miliar-porsi-mi-instan-pada-2020. Diakses tanggal 28
Maret 2022.
Saputri, I. 2014. Pengaruh Penambahan Pegagan (Centella Asiatica) Dengan
Berbagai Konsentrasi Terhadap Sifat Fisiko Kimia Cookies Sagu
Antioksidan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Sianturi, D.P. dan Marliyati, S.A. 2014. Formulasi Flakes Tepung Komposit
Pati Garut dan Tepung Singkong dengan Penambahan Pegagan
sebagai Pangan Fungsional Sarapan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi
dan Pangan. 9(1): 15-22.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping


22

Lampiran 2. Justifikasi anggaran biaya

Harga Satuan
No Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
(Rp)
1 Belanja Bahan
Baking powder 4 bungkus 4.570 18.280
Bawang merah 8 kg 20.000 160.000
Bawang putih 6 kg 30.000 180.000
Bubuk cabai 9 kg 75.000 675.000
Gula pasir 7 kg 13.000 91.000
Garpu plastic 1380 buah 200 276.000
Kaldu bubuk rasa ayam 8 bungkus 5.000 40.000
Kecap manis 14 botol 12.900 180.600
Maizena 5 kg 15.000 75.000
Merica Bubuk 6 bungkus 28.000 168.000
Minyak sayur 10 liter 16.000 160.000
Paper bowl 1380 buah 724 999.120
Penyedap rasa ayam bawang 12 bungkus 5.000 60.000
Penyedap rasa kari 12 bungkus 5.000 60.000
Penyedap rasa soto 12 bungkus 5.000 60.000
Saus sambal tomat 14 bungkus 30.000 420.000
Telur 315 butir 1.600 504.000
Tepung tapioca 21 kg 9.000 189.000
Terigu 104 kg 8.000 832.000
Plastik kemasan bumbu 20 bungkus 5.000 100.000
SUB TOTAL 5.248.000
2 Belanja Sewa
Alat penggiling Mie 1 unit 60.000 60.000
Blender 1 unit 45.000 45.000
Hand sealer 1 unit 45.000 45.000
Instagram ads 2 kali 50.000 100.000
Kompor gas 1 unit 60.000 60.000
Oven Listrik 1 unit 200.000 200.000
Panci Besar 1 unit 22.000 22.000
Tabung gas + isi 1 unit 60.000 60.000
Timbangan 1 unit 30.000 30.000
Jasa desain 1380 buah 500 690.000
SUB TOTAL 1.312.000
23

3 Perjalanan Lokal

Bensin untuk pembelian bahan


30 liter 10.000 300.000
(mobil)
Bensin untuk pengambilan
30 liter 10.000 300.000
alat/perlengkapan (mobil)
Bensin untuk pengambilan
2 liter 10.000 20.000
banner (motor)
Bensin untuk pemasaran
25 liter 10.000 250.000
(motor)
Parkir motor 9 kali 2.000 18.000
Parkir mobil 7 kali 5.000 35.000
SUB TOTAL 923.000
4 Lain-lain
Kantong kresek bening 15 cm
8 bungkus 9.000 72.000
isi 50
Sarung tangan plastik 1 bungkus 8.000 8.000
Cetak banner 1 kali 47.000 47.000
Biaya air dan listrik 4 bulan 85.000 340.000
1 botol
Hand Sanitizer 90.000 90.000
besar
Masker 2 kotak 30.000 60.000
Kuota Internet 4 bulan 100.000 400.000
SUB TOTAL 1.017.000
GRAND TOTAL 8.500.000
Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
24

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


25

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai