Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FARMAKOGNOSI
“JAMU GALIAN PUTRI”

OLEH :

NAMA : ROSNILA
NIM : F201901018
KELAS : C1

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI SI FARMASI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Tuhan semesta alam yang
melimpahkan rahmat, ma’unah dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk ciptaanNya,
itulah pertanda bahwa Allah Maha pengasih lagi Maha penyayang. Sholawat bertabur
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiyah,
dialah pembawa kebenaran, penunjuk ke jalan yang benar, sehingga kita dapat merasakan
manisnya agama islam. Atas terselesainya penulisan ini penulis banyak mengucapkan
terima kasih atas segala bantuan dukungan dalam penyelesaian penulisan makalah
Farmakognosi yang berjudul “Jamu Galian Putri”, baik berupa moral, spiritual maupun
material. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada: bapak La Ode Muhammad anwar, S.farm.,M.Sc., Apt. selaku dosen pengampu
yang telah meluangkan waktu dan tenaganya demi mensukseskan penyelesaian makalah
ini. Akhir penulis berharap, mudah-mudahan penulisan makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca, pada umumnya bagi penulis sendiri khususnya. Amin

Kendari ,15 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 4
Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
Definisi dan Deskripsi Umum Jamu Galian Putri................................................................5
Komposisi Jamu Galian Putri...............................................................................................6
Kasiat 6
Cara Membuat 6
Bahan Aktif dari Komposisi Jamu Galian Putri...................................................................6
Kunyit (Curcuma domestica Val).......................................................................................7
Kemukus (Piper cubeba L. f) 9
Cengkih(Syzygium aromaticum L).......................................................................................11
Majakan atau jengnitri 13
Cabai jawa( piper retrorractum Vahl).................................................................................15
Adas (Foeniculum vulgare Mill)..........................................................................................18
Kayu Manis (Cinnamomum burmani).................................................................................21
Delima Putih (Punica granatum L)......................................................................................23
Kencur (Kaempferia galanga L)..........................................................................................25
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)..........................................................................26
BAB III PENUTUP.........................................................................................31
3.1 Kesimpulan........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas
oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum
memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan
alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Obat tradisional adalah obat asli dari Indonesia yang digunakan secara turun
temurun oleh nenek moyang. Obat tradisional merupakan campuran bahan alami yang
berupa simplisia, hewan, mineral, sarian atau galenik (BPOM RI, 2005). Menurut
Banureah (2009) kecenderungan masyarakat pada jaman modernisasi untuk kembali ke
alam (back to nature) serta krisis yang melanda Indonesia mengakibatkan turunnya daya
beli masyarakat terhadap obat sintetik, sehingga meningkatkan penggunaan bahan alam,
baik sebagai obat maupun tujuan lain. Sedangkan Bodeker dan Kronenberg (2002)
berpendapat bahwa penggunaan obat komplementer dan alternatif dikabarkan meningkat
tajam. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah ke
bawah dikarenakan harga yang sangat terjangkau. Alasan lainnya masyarakat
menggunakan obat tradisional yaitu penggunaan tanaman obat atau obat tradisional
relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis (Banureah, 2009).
Pabrik jamu tradisional terkadang menambahkan bahan kimia obat dikarenakan
permintaan konsumen dalam pemakaian jamu yang semakin meningkat. Mencampurkan
bahan kimia obat ke dalam jamu sangatlah berbahaya dikarenakan bahan kimia obat
yang ditambahkan tergolong dalam obat keras dan dalam pemakaian harus memakai
resep dokter. Biasanya bahan kimia obat yang ditambahkan tidak ditakar terlebih dahulu
dan dikonsumsi secara rutin dengan jangka waktu yang lama (Banureah, 2009).
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia senantiasa melakukan
pengawasan obat tradisional secara komprehensif, termasuk terhadap kemungkinan
dicampurnya dengan bahan kimia obat (OT-BKO). Analisis terhadap hasil temuan OT-
BKO oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia dalam kurun
waktu 10 tahun menunjukkan kecenderungan bahwa pada awalnya (2001-2007) temuan
OT-BKO sebanyak 35 produk jamu tradisional menunjukkan trend arah obat rematik dan
penghilang rasa sakit misalnya mengandung fenilbutason dan metampiron, namun tahun
2007 temuan OT-BKO sebanyak 22 produk jamu tradisional menunjukkan perubahan
trend ke arah obat pelangsing dan stamina, antara lain mengandung sibutramin, sildenafil
dan tadalafil. Sebagian besar hasil temuan pengawasan tersebut merupakan produk ilegal
atau tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, tetapi
mencantumkan nomor pendaftaran fiktif pada labelnya (BPOM RI, 2010).
Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun
temurun semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada
beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang
penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional.
Oleh karena itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu yang
beredar dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis
kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang
mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat. Hal inilah yang melatarbelakangi
penulis untuk meneliti jamu galian putri. Adapun khasiat dari jamu galian putri ini adalah
untuk menjaga kesehatan tubuh dan kecantikan kaum wanita, wajah menjadi berseri dan
bercahaya, terutama setelah datang bulan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana deskripsi umum dari jamu galian putri?
2. Bagaimana komposisi jamu galian putrid?
3. Bagaimana khasiat dari jamu galian putri?
4. Bagaimana cara pembuatan jamu galian putri?
5. Bagaimana kandungan bahan kimia dari komposisi masing–masing bahan jamu galian
putri?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengentahui tentang deskripsi umum dari jamu galian putri
2. Untuk mengetahui tentang komposisi jamu galian putri
3. Untuk mengetahui tentang khasiat dari jamu galian putri
4. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan jamu galian putri
5. Untuk Mengetahui tentang kandungan bahan kimia dari komposisi masing–masing
bahan jamu galian putri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Deskripsi Umum Jamu Galian Putri


Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari indonesia. Belakangan populer
dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari
tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga
menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu
biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih
dapat ditoleransi peminumnya.
Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali
jamu dikenal dalam lingkungan istana atau keraton yaitu kesultanan di Djogjakarta dan
Kasunanan di Surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan
tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman,
orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan
meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat
ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri.
Sejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur
dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas. Tanah yang subur dengan
kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia karena mereka
bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.
Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan
makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan
kecantikan.
2.2 Komposisi Jamu Galian Putri
1) ½ buah kulit delima putih (Punica granatum, L)
2) 1 butir majakan / jenitri (Quercus lusitanica, Lamk)
3) 10 butir cengkih (Eugenia armatica/syzygium aromaticum L)
4) 10 butir kemukus (Piper Cubeba L)
5) 1 buah cabai jawa (Piper retrofractum Vahl)
6) Seujung sendok teh adas (Foeniculum vulgare Mill)
7) 2 ruas kayu manis janghan (Cinnamomum burmani Bl)
8) 2 ruas rimpang kunyit (Curcuma domestica Val)
9) 2 ruas rimpang kencur (Kaempferia galanga L)
10) 1 ruas rimpang temulawak (Curcuma zanthorizza Roxb)
2.3 Khasiat
Cengkih, adas, cabai jawa, kemukus dan kencur sifanya menghangatkan yang
bermanfaat melancarkan peredaran darah. Kulit delima putih dan majakan memang sering
digunakan dalam ramuan untuk wanita-wanita muda.
2.4 Cara Pembuatan
Mencuci bersih semua bahan. Lalu kunyit, kencur, dan temulawak ditumbuk, tapi
tidak perlu sampai halus. Setelah itu, bahan-bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
hingga airnya tinggal setengah. Disaring, diberi sedikit gula aren atau madu dan sedikit air
perasaan jeruk nipis. Ramuan-ramuan ini diminum 1 kali sehari. Sebaiknya ramuan ini tidak
diminum setiap hari, cukup 2 hari sekali.
2.5 Bahan Aktif dari Komposisi Jamu Galian Putri
1) Kunyit (Curcuma domestica Val)

Kandungan Kimia

Zat warna kurkuminoid suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% terdiri dari


kurkumin, dihidrokurkumin, desmetoksi kurkumin dan Bisdesmetoksi-kurkumin.
Minyak atsiri 2-5% terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropan yang meliputi
turmeron, ar-turmeron, α- dan β- turmeron, kurlon, kurkumo, atlanton, turmerol, β-
bisabolen, β- Sesquifellandren, Zingiberen, ar-kurkumen, humulen, arabinosa,
fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar, serta mineral yaitu Mg, Mn, Fe, Cu, Ca,
Na, K, Pb, Zn, Co, Al dan Bi.
2) Kemukus (Piper cubeba L. f)

Kandungan Kimia

Minyak atsiri 10-20% terdiri atas kadinen, sineol, karen, sabinen, pinen,
kamfor, azulen, teerpineol. Asam Kubebat lebih kurang 1%, damar 2,5-3,5%, zat
pahit (kubebin 0,3-3%), piperin 0,1-0,4%, gom, pati dan minyak lemak) Buah
Piper kubeba (kemukus) mengandung senyawa lignan yang terdiri dari kubebin,
hinokinin, klusin, dihidrokubebin, dihidro-klusin, kubebinin yatein, kubebino-
lida, kordigerin, isoyatein (2R,3R)-2-(3",4"-metilen-dioksi-benzil)-3-(3',4'-
dimetoksi-benzil) butirolakton. Minyak atsiri 10-15% dan oleoresin 3% yang
terdiri dari kubebin 2% asam kebebat 1%.
Kubebin C2(H2O)O6 adalah senyawa tak berbau, berbentuk kristal jarum
kecil, melebur pada 132oC, memiliki rasa pahit dalam larutan alkohol. Dia larut
dalam alkohol, kloroform dan eter. Pada proses oksidasi, akan terurai menjadi
kubebinolida, yang identik dengan hinokinin, yaitu suatu senyawa
resin fenolik alami. Asam Kubebat adalah senyawa amorf berwarna putih.
Dia memiliki nilai terapi 1-3% dari seluruh biji kemukus, tergantung dari
kadarnya.

3) Cengkih (Syzygium aromaticum L)

Kandungan Kimia
Cengkeh mengandung minyak asiri 16-20%, eugenol 80-82%, asetil
eugenol, kariofilen, furfural, metal-amilketon, vanillin, kariofilen, tannin, gom,
serat, air, asam galatanat, kalsium oksalat.
4) Majakan atau jengnitri

Kandun gan Kimia


Kandungan Kimia yang terdapat dalam buah Manjakani yaitu
Tannins ,Gllic Acids,Antioxidants ,Vitamin A dan C, Mineral, Calcium, Iron ,
Fiber, Protein dan Karbohidrat.
Manjakani kaya akan tannin (yang berfungsi untuk mengencangkan dan
merapatkan otot Vagina),Vitamin A dan C, Kalsium, protein serta
Elemen-elmen ''Astrigent'' yang membunuh bakteri penyebab keputihan. Pada
Zaman dahulu, nenek moyang kita menggunakan manjakani dengan cara
menghaluskan terlebih sebelum dioleskan di organ kewanitaan dan ada pula
yang meminumkan jamu manjakani untuk meningkatkan elastisitas otot
area''V''.
5) Cabai jawa ( piper retrorractum Vahl)

Suku : Piperaceae
Sinonim : Chavica labilardierei Miq.
Chavica maritima Miq.
Piper officinarum (Miq.) DC.

Kandungan kimia
Buahnya mengandung minyak atsiri 0,6-0,7%. Di samping itu, terdapat
pula alkaloid (piperin) dan suatu senyawa amida yang mirip dengan senyawa
yang terkandung dalam Piper longumin yaitu piplartin, piplasterin dan
sesamin. Pada bagian batang dapat ditemukan pula harsa, piperin, piplartin,
triakontan dan 22,23-dihidro-stigmasterin. Rimpang mengandung piperin, 0,2-
0,25% piperlongumin dan lebih kurang 0,002% piperlonguminin.

Tanaman ini mengandung alkaloid yang mempunyai inti piperidin


dengan ikatan rangkap pada posisi 3,4 (Piperlongumin). Akar tanaman ini
mengandung 6 macam alkaloid yaitu, Sefaradion B, Sefaradion A,
Sefaranon B, Aristolactam A II, Norsefaradione B, 2-hidroksi-1-metoksi-
4H-dibenzoquinolin-4,5(6H)-dione,10-amino-4-hidroksi-3-metoksi
fenantrene-1-karboksilik asam laktam (piperolaktam A); 10-amino-4-
hidroksi-2,3-dimetoksifenantrene-1-car-boksilik asam laktam (piperolaktan
B) dan 2-hidroksi-1-metoksi-6-metil-4H-dibenzo-quinoline-4,5 (6H)-dione
(piperadion). Disamping itu ditemukan pula suatu senyawa amida
retofraktamida A, B, C, D.5)

Senyawa yang memberikan rasa pedas adalah Piperin, 5-(3,4-


dioksimetlene fenil)-2-trans, 4-trans; dan bentuk asam pentadienoik yakni
Piperidida. Senyawa-senyawa homolognya, seperti Piperittin (trienoik),
Piperanin (monoenoid) dan Piroperine (analog dengan pirolidin) dilaporkan
hanya memberikan rasa pedas yang amat lemah atau bahkan tidak memberi
rasa pedas. Resapan Ultra Violet pada panjang gelombang 342 nm adalah
karakteristik untuk sistem konjugasi diene yang tersambung pada cincin
aromatik yang dipakai untuk memperkirakan adanya Piperine dan senyawa
lain yang segolongan.
6) Adas (Foeniculum vulgare Mill)

Kandungan kimia
Buah : 2-6% minyak atsiri yang terdiri dari 50-70% trans-anetol dan
lebih kurang 20% (+)-cis-anetol, 15-24% fenkon (berasa pahit dan
mempunyai aroma seperti kamfer), 22,3% estragol, 4-7% metilkavikol,
anisaldehida (suatu senyawa hasil oksidasi anetol), fenilalkohol, limonen,
terpineol, beberapa senyawa terpenoid hidrokarbon antara lain pinen,
felandren, limonen. Di samping minyak atsiri ditemukan pula
glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV 17), stigmasterin, flavonoid,
minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pektin, trigonelin,
kolin, yodin.
Daun : daun segar mengandung kuersetin-3-gluku-ronida, kaemferol-3-
glukuronida, 0,008% funikularin-(kuersetin-3-arabinosida), 0,1%
nelumbosida (kuersetin-3-glukoglukuronida).
7) Kayu Manis (Cinnamomum burmani)

Kayu Manis yang dalam bahasa latin disebut Cinnamomum burmani


ini juga memiliki efek farmakologis yang dibutuhkan dalam obat-obatan
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Kandungan kimia kayu manis antara lain adalah minyak atsiri,
eugenol, safrole, sinamaldehide, tanin, kalsium oksalat, damar, dan zat
penyamak. Sifat kimia dari kayu manis antara lain pedas, sedikit manis,
hangat, dan wangi.

Manfaat dari kulit, batang, daun, dan akar kayu manis ini bisa
digunakan sebagai obat-obatan berkhasiat, diantaranya: meringankan rasa
sakit saat said, peluruh kentut (carminative), peluruh keringat (diaphoretic),
antirematik, meningkatkan napsu makan (istomachica), menghilangkan
sakit (analgesik), penambah vitalitas, hingga penurun kolesterol.
8) Delima Putih (Punica granatum L)
Kandungan kimia: Alkaloid tropan; Tanin; Gula; Triterpenoid;
Glukosida; Estron; Lendir
Kandungan Buah delima putih memang sudah teruji dari beberapa
penelitian yang dilakukan buah delima putih mempunyai kandungan yang
sangat bermanfaat tak hanya dari buahnya saja.
Delima putih (Punica granatum Linn) adalah salah satu tanaman yang
dimanfaatkan sebagai obat tradisional, tanaman yang unik karena semua
bagian tumbuhan dari delima putih tersebut memiliki kandungan kimia
yang berguna untuk kesehatan, karena dari situlah buah delima digunakan
sebagai obat herbal yang dapat diandalkan untuk membunuh penyakit.
Pada kulit delima putih memiliki kandungan alkaloid dan flavonoid
yang mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans.
Tanaman Obat Delima putih (Punica granatum) atau biasa dikenal dengan
nama Pomegranate termasuk dalam family Punicaceae. Bagian buah dan

kulit kayu dari delima putih digunakan untuk infeksi cacing pita, yang
dapat menyebabkan cacing tersebut melepaskan ikatannya dari dinding
usus. Dengan konsumsi hasil rebusan kulit buah delima putih disertai
laksatif/ pencahar, tubuh dapat terhindar dari cacingan. Tak hanya itu
bagian lain tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit akar (
dikeringkan terlebih dahulu), daun , biji , dan bunga.
Khasiat delima yakni sebagai Antelmintik; Astingen. Bagian yang
digunakan adalah kulit kayu, kulit buah dan akar.
9) Kencur (Kaempferia galanga L)
Suku : Zingiberaceae
Kandungan kimia
Rimpang mengandung minyak atsiri yang tersusun dari
monoterpenoid, sesqui-terpenoid (komponen utama adalah asam
etilestersinnamat dan asam etilester p-metoksinamat) borneol, kamfene, p-
metoksistiren,n-pentadekan, p-metoksi-stirene. Di samping itu terdapat
pula golongan senyawa flavonoid.2,3,6), Kamfene (C10H16) juga menjadi
bahan penyusun minyak atsiri jahe, dan minyak sereh, dan juga ditemui
dalam familia Lauraceae.
Borneol (C10H18O) banyak tersebar di alam sebagai komponen
minyak atsiri. Di bidang industri borneol murni bersama juga isoborneol
digunakan sebagai bahan baku penyusun parfum dan bahan pengester.
10) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Suku : Zingiberaceae
Kandungan kimia
Zat warna kuning 1-2% (kurkumin dan monodesmetoksi-kurkumin).
Minyak atsiri 5% (dengan komponen utama 1-Siklo-isoprenemirsen 85%)
kurkuminoid, yang terdiri dari 1,2-2% kurkumin dan mono-
desmetoksikurkumin). Komponen minyak atsiri lainnya: b-kurkumen ar-
kurkumene, xantorrhizol, germakron. Kurkumin, atau bis-(4-hidroksi-3-
metoksi-sinamoil)-metan, C21H20O6 (yang juga dikenal sebagai
diferuloil-metan) adalah kristal berwarna kuning gelap, tidak larut dalam
air atau eter, larut dalam alkohol. Dalam larutan basa kurkumin
menghasilkan larutan yang berwarna merah kecoklatan yang apabila
ditambahkan larutan asam akan berubah warna menjadi kuning.
Kurkumin, mono dan bisdesmetoksi-kurkumin memiliki sifat sebagai
anti-oksidan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari indonesia. Belakangan
populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan
alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-
daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh
hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.
2. Komposisi Jamu Galian Putri adalah sebagai berikut:
a. ½ buah kulit delima putih (Punica granatum, L)
b. 1 butir majakan / jengnitri (Quercus lusitanica, Lamk)
c. 10 butir cengkih (Eugenia armatica/syzygium aromaticum L)
d. 10 butir kemukus (Piper Cubeba L)
e. 1 buah cabai jawa (Piper retrofractum Vahl)
f. Seujung sendok teh adas (Foeniculum vulgare Mill)
g. 2 ruas kayu manis janghan (Cinnamomum burmani Bl)
h. 2 ruas rimpang kunyit (Curcuma domestica Val)
i. 2 ruas rimpang kencur (Kaempferia galanga L)
j. 1 ruas rimpang temulawak (Curcuma zanthorizza Roxb)
3. Khasiat:
Cengkih, adas, cabai jawa, kemukus dan kencur sifanya menghangatkan
yang bermanfaat melancarkan peredaran darah. Kulit delima putih dan
majakan memang sering digunakan dalam ramuan untuk wanita-wanita muda.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1985, Materia Medika Indo-nesia., Jilid I., Departemen Kesehatan RI.,
Jakarta.
Anonim,1985,Tanaman Obat Indonesia., Jilid I, Departemen Kesehatan R.I.
Anonim., 1993. Standard of Asean Herbal Medi-cine, Vol. I, Asean Countries,
Jakarta, Indonesia.
Anonim., 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Anonim., 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Anonim., 1985. Medicinal Herbs Index in Indo-nesia, Jilid I, PT. Eisai
Indonesia, Jakarta, 237 Astuti, P., Dzulkarnaen, B., Widowati, L.,
1988. Pengaruh Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap
Perpanjangan Masa Tidur (Sleeping Time) Pada Mencit Putih, Simposium
Penelitian Obat Tradisional VI, Farmasi Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Depok, Universitas Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1916, The Pharmacopoeia of the United States of America., 9th Ed., P.
Blakiston's Son & Co., Philadelphia.
Backer, C.A., & Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flor of Java, Vol II & III, P.Noordhoff,
Groningen.
Backer G.A., and RCB. Bakhuizen, 1965, Flora of Java., Vol 2., P. Noordhoff,
Groningen., The Netherland.
Backer, C.A. and Bakhuizen v.d. Brink, R.C., 1965. Flora of Java, Volume II,
N.V.P., Noordhoff, Groningen.
Bisset, N.G., (Ed) 1994. Herbal Drugs and Phytopharmaceutical, Medpharm
scientific publishers, London.
Blumea balsamifera (L) Dc. dan buah Foeniculum vulgare Mill, Jurnal Ilmiah.
Djakamihardja S., P. Setyadiredja dan Sudjono, 1985, Budidaya Temulawak
(Curcuma xanthorrihiza Roxb.) dan Prospek Pengembangannya di
Indonesia., dalam Proceedings Simposium Nasional Temulawak. UNPAD.
Bandung.
Duke, J.A., 1985, CRC-Handbook of Medicinal Herbs., CRC-Press Inc., Boca
Raton P.
Duke, J. A., 1987. CRC Handbook of Medicinal Herb, CRC Press. Inc, Florida.
Hegnauer, R, 1986, Chemotaxonomie der Pflanzen., Band 7, Birkhauser Verlag,
Stuttgart.
Kiso Y. Y. Suzuki, N. Watanabe, Y. Oshima, and H. Hikino,
1985,"Antihepatotoxic principles of Curcuma longa Rhizomes"., dalam
Proceeding Nasional Temulawak., UNPAD. Bandung.
Mardisiswojo, S., & Rajakmangunsu-darso, H., 1987, Cabe Puyang Warisan
Nenek Moyang, Balai Pustaka, Jakarta.
Mukri, Z., Baehaki, A. dan Soedigdo, P., 1985, Kultur Jaringan temu lawak
(Curcuma xanthorizaTMRoxb.) Proceeding Simposium Nasional
Temulawak, UNPAD , Bandung.
Musyarofah, T., 1989. Pengaruh Isolat Buah Adas Foeniculum vulgare Mill.,
terhadap Kontraksi Trakhea Marmot Terisolasi Setelah Pemberian Histamin,
Skripsi, Fak. Farmasi UGM, Yogyakarta.
Pandji C; Grimm C; Wray V; Witte L; Proksch P; 1993. Insecticidal constituents
from four species of the Zingiberaceae, Phytochemistry.
Paris, R.R; Moyse M.H; 1981 Matiere Medicale Tome II, Masson, Paris.
Piccaglia, R., Marotti, M., Giovanelli, E.D., S.G., Eaglesham, E., 1993.
Antibacterial and Antioxidant Properties of Mediteranean Aromatic Plants,
J. Ind. Crops. Prod.
Prana,MS.,1985 Beberapa Aspek Biologi Temulawak (Curcuma xanthorriza
Roxb.)., dalam Procceeding Simposium Nasional Temulawak., UNPAD.,
Bandung.

1|Makalah Jamu Galian Putri


2|Makalah Jamu Galian Putri

Anda mungkin juga menyukai