Anda di halaman 1dari 7

Laporan Analisis Obat Dan Tanaman

IDENTIFIKASI SEDIAAN JAMU SERBUK DAN EKSTRAK


PACAR KUKU SECARA KROMATOGRAFI KERTAS (KKt)
DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

ROSNILA

ADEN SAPUTRA LAHIATA

KELOMPOK 2 DAN KELAS C1

ABSTRAK: Kromatografi merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam
teknik pemisahaan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fase gerak yang bisa
berupa gas ataupun cair dan fase diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Jamu
adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tanaman obat yang digunakan untuk
pengobatan penyakit dan telah diwariskan secara turun temurun. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk memperoleh profil kromatogram dari sediaan jamu, untuk menentukan nilai Rf masing-masing
noda kromatogram, dan untuk membandingkan profil kromatogram sediaan jamu dengan
pembanding. Adapun metode yang digunakan yaitu pemeriksaan secara Kromatografi kertas (Kkt)
dan pemeriksaan secara kromatografi lapis tipis (Klt). Pada praktikum ini digunakan jamu pegal linu
yang memiliki fungsi untuk mengobati penyakit sendi akibat asam urat. Hasil yang didapatkan pada
plat KKt yaitu terlihat adanya perbedaan pengamatan dibawah sinar UV 254 nm dan sinar UV 366
nm. Dari gambar tersebut sampel dan baku pembanding menunjuka bercak berwarna cokelat dan
kuning pada sinar UV 254 nm, dan tidak berwarna pada sinar UV 366 nm. Sedangkan hasil yang
didapat pada kromatografi lapis tipis (KLT), dengan sampel jamu bubuk pada eluen kloroform :
methanol didapatkan warna noda, cokelat, merah, biru. Sedangkan pada ekstrak pembanding nya
daun pacar kuku mendapatkan warna noda pada plat KLT cokelat, abu-abu, merah dan hijau.
Adapun nilai Rf nya adalah 0,9,0,14 dan 0.41. Pada ekstrak pembanding didapatkan niali Rf adalah
0,6, 0,19, 0,95, dan 0,98.

Kata kunci: Jamu, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis.

PENDAHULUAN memenuhi dan menikmati waktu luang serta


Latar Belakang memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-
Popularitas dan perkembangan obat waktu diperlukan. Dengan demikian seseorang
tradisional telah, meningkat seiring dengan slogan yang memiliki tingkat system imun yang baik
back to nature, hal ini dibuktikan oleh semakin akan dapat melakukan kegiatan dengan baik
banyaknya industri jamu dan farmasi yang tampa merasa terlalu lelah, ini juga berarti
meproduksi jamu tradisional. Industri tersebut bahwa kegiatan itu dapat dilakukan secara
berlomba-lomba memproduksi obat tersebut terus-menurus tampa sakit atau rasa malas.
secara modern menggunakan mesin modern. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
(Suharmiati, dkk, 2006) Obat tradisional menurut Dasar (Riskesdas) tahun 2010 secara nasional
undang-undang No.23 tahun 1992 adalah bahan sebanyak
atau ramuan atau bahan berupa bahan 59,12 % penduduk Indonesia pernah mengonsu
tumbuhan, bahan hewan, bahan nineral,sediaan msi jamu,yang merupakan gabungan dari data k
sarian atau galenik, atau campuran dari bahan- ebiasaan mengonsumsi jamu setiap hari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah (4,36%), kadang-kadang (45,03%) dan tidak
digunakan untuk pengobatan berdasarkan mengonsumsi jamu tetapi sebelumnya pernah
pengalaman (Menkes RI, 2012). (9,73%).
Kebugaran jasmani atau system imun Obat tradisional kemasan secara
ditinjau dari segi faal (fisiologi) ialah kesanggupan modern juga sering menimbulkan masalah bagi
seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari yang konsumen, seperti penambahan bahan
mengalami kelelahan yang berarti guna berbahaya atau bahan kimia obat. Walaupun
bukan berarti obat tradisional yang diproses oleh 1) Bagaimana cara mengidentifikasi sediaan  ja
industry rumah tangga bebas dari permasalahan mu      secara kromatografi lapis tipis (KKt)?
ini, tetapi memang kasus pemalsuan obat 2) Bagaimana cara mengidentifikasi sediaan
tradisional, juga penambahan bahan kimia obat jamu secara kromatografi lapis tipis (KLT)?
lebih banyak terjadi pada obat tradisional yang Tujuan :
dikemas secara modern. Oleh karena itu, Tujuan dari percobaan ini adalah :
konsumen harus berhati-hati dalam memilih obat 1) Untuk memperoleh profil kromatogram dari
tradisional , termasuk herbal, baik yang dibuat sediaan jamu.
oleh industrI rumah tangga atau dikemas secara 2) Untuk menentukan nilai Rf masing-masing
modern (Yuliarti, 2010). noda kromatogram.
Obat tradisional adalah salah satu warisan 3) Untuk membandingkan profil kromatogram
budaya bangsa Indonesia yang telah digunakan sediaan jamu dengan pembanding.
selama berabad-abad, untuk pemeliharan dan Kajian Teori
peningkatan kesehatan serta pencegahan dan Jamu merupakan bagian dari obat
pengobatan penyakit. Produksi dan penggunaan tradisional yang digunakan secara turun-
obat tradisional di Indonesia memperlihatkan temurun dan baru memiliki klaim penggunaan
kecenderungan terus meningkat, baik jenis sesuai dengan jenis pembuktian tradisional.
maupun volumenya (Riyanti et al., 2013). Menurut penelitian masa kini, penggunaan
Salah satu contoh jenis sediaan obat obat tradisional semakin marak digunakan
tardisional yang umum dikonsumsi masyarakat dimasyarakat. Obat tradisonal menjadi pilihan
adalah jamu. Jamu adalah bahan atau ramuan alternatif solusi ksehatan masyarakat, oleh
bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena itu harga obat lebih murah, maka obat
hewan, mineral, sediaan galenik, atau campuran jenis ini sering menjadi pilihan pertama solusi
dari bahan-bahan tersebut yang digunakan kesehatan masyarakat kelas menengah dan
secara turun temurun (Saranani, 2022). bawah. Obat tradisional telah diterima secara
Jamu pegal linu adalah jamu yang sering luas di negara-negara yang tergolong
digunakan oleh masyarakat yang berguna untuk berpenghasilan rendah sampai sedang
mengurangi pegal, linu, dan nyeri pada (Supardi.,2010).
otot-otot/tulang, serta memperlancar peredaran Jamu adalah sebutan orang jawa
darah, membantu system pencernaan, maupun terhadap obat hasil ramuan tumbuhan asli dari
menjaga daya tahan tubuh, dan meningkatkan alam yang tidak menggunakan bahan kimia
kebugaran dan kesehatan. Pegal linu sering sebagai adiktif, tidak ada yang memastikan
menyerang bagian pundak, leher, dan lengan. sejak kapan tradisi meracik dan meminum
Saat serangan datang penderita merasakan nyeri jamu muncul. Tetapi diyakini tradisi ini telah
yang disertai gelombang rasa sakit.Rasa ini dapat berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Jamu
berlangsung beberapa jam bahkan beberapa hari. dipercaya secara turun temurun dipergunakan
Pegal linu secara tidak langsung dapat dalam upaya pengobatan berdasarkan
memengaruhi aktivitas. Oleh karena itu sebaiknya pengalaman. Bentuk sediaan berbentuk
dilakukan pencegahan, anatara lain : sebagai serbuk atau bubuk atau bentuk
a)  Membiasakan duduk dengan posisi yang rajangan (Soeparto, 1999).
benar dan tidak tegang. Jika duduk dalam             Untuk meningkatkan mutu suatu obat
waktu lama sebaiknya sesekali menggerakan tradisional, maka pembuatan obat tradisional
badan untuk mengendurkan otot. haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya
b)  Lakukan aktifitas seseuai kemampuan, tidak mengikuti pengawasan menyeluruh yang
melebihi kemampuan. betujuang untuk menyediakan obat tradisional
c)  Jangan biarkan mata terlalu lelah yang senantiasa memenuhi persyaratan yang
d)  Olahraga secara teratur (Wijayakusuma,1999) berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional
Dalam pembuatan jamu, higenis dan sanitasi tergantung dari bahan baku, bangunan
hendaknya harus diterapkan, karena jika tidak, prosedur, dan pelaksanaan pembuatan,
maka akan dihasilkan ramuan yang tidak bermutu peralatan yang digunakan, pengemasan
dan terjadi kontaminasi mikroorganisme maupun termasuk bahan serta personalia yang terlibat
berbagai jenis fungi penghasil mitotoksin dalam pembuatan obat tradisional (Dirjen
(Dewi, 2016). POM, 1994).
Untuk mendapatkan jamu yang aman, Kromatografi kertas (Kkt) pada
berkhasiat dan bermutu diperlukan suatu studi hakekatnya merupakan kromatografi pada
klinik. Berdasarkan Pemenkes No.003/MENKES/ lapisan tipis selulosa atau kertas. Dalam KKt,
PER/I/2010 Tahun 2010 tentang Saintifikasi komponen-komponen yang terdistribusi dalam
jamu disebutkan bahwa saintifikasi jamu adalah  fase gerak berupa pelarut atau campuran pelrut
pembuktian ilmiah khasiat dan keamanan jamu. yang sesuai, dalam fase diam berupa kertas.
Rumusan Masalah Kertas yang digunakan memiliki susunan
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini serabut dan tebal yang sesuai. Susunan serat
yaitu: kertas membentuk medium berpori yang
bertindak sebagai tempat mengalirnya fase gerak dimensi pengembangan bertingkat, dapat
(Saranani,2022). Pada KKt dapat digunakan dilakukan pada KLT.
teknik menaik maupun menurun. Pada teknik c) Proses kromatografi dapat diikuti dengan
menaik pelarut bergerak keatas, sedangkan pada muda dan dapat dihentikan kapan saja.
pada teknik menurun pelarut bergerak kebawah. d) Semua komponen dalam sampel dapat
Keuntungan dari metode KKt adalah dideteksi (Rohman,2009).
proses pemisahan yang mudah dan sederhana, Kerugiannya yaitu harga Rf yang diperoleh
yaitu hanya pada lembaran kertas saring yang pada KLT tidak tetap (Saranani, 2022).
kaku sebagai medium pemisah. Sedangkan Harga Rf didefinisikan sebagai berikut:
kerugian metode ini adalah karena sifatnya yang
tidak tahan terhadap pemanasan serta hasil Jarak titik pusat bercak darititik awal
identifikasinya tidak selektif, seperti pada metode Rf =
Jarak garis depan darititik awal
KLT, karena porinya lebih besar sehingga
pemisahan komponen Harga Rf dapat dijadikan bukti dalam
tidak sempurna (Saranani, 2022). mengidentifikasi senyawa. Bila identifikasi
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan harga Rf memiliki nilai yang sama maka
jenis kromatografi cair dimana fase geraknya senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki
berupa cairan dan fase diamnya berupa lapisan karakteristik yang sama atau mirip.
tipis plat datar. KLT digunakan untuk memisahkan Sedangkan, bila harga Rf-nya berbeda,
senyawa secara cepat dari suatu komponen senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan
berdasarkan perbedaan resistensinya. (Saranani, senyawa yang berbeda (Riza,2016).
2022). Spektrofotometri UV-Vis merupakan
berdasarkan perbedaan retensinya. metode yang digunakan untuk menguji
Prinsip pemisahan komponen senyawa dalam sejumlah cahaya yang diabsorbsi pada setiap
KLT didasarkan pada prinsip adsorbs dan partisi. panjang gelombang didaerah UV dan tampak.
Adsorbsi adalah proses terserapnya suatu Dalam instrument ini suatu sinar cahaya
senyawa pada bagian permukaan zat penyerap terpecah sebagian cahaya diarahkan melalui
(zat padat), sedangkan partisi merupakan perpind sel transparan yang mengandung suatu
ahan suatu senyawa berdasarkan kepolaran larutan senyawa tetapi mengandung pelarut.
dengan bantuan eluen sebagai fase gerak Ketika radiasi elektromagnetik dalam daerah
(Saranani, 2022). UV-Vis melewati suatu senyawa yang
Salah satu metode analisis yang dapat mengandung ikatan rangkap, sebagian dari
digunakan untuk menganalisa jamu bubuk radiasi biasanya diabsorbsi oleh senyawa.
adalah menggunakan teknik kromatografi lapis Hanya beberapa radiasi yang diabsorbsi
tipis (KLT). KLT sangat bermanfaat untuk meng tergantung padapanjang gelombang dalam
analisis obat dan bahan lain dalam laboratorium radiasi dalam struktur senyawa (Mulja, 1995).
karena hanya memerlukan peralatan sederhana Prinsip pengggunaan dari alat berupa 
,waktu cukup singkat (15-60 menit), dan jumlah Spektrofotomete UV-Vis adalah melewati
zat yang diperiksa cukup kecil (kira-kira 0,01 g radiasi melalui suatu larutan senyawa.
senyawa murni atau 0,1 simplisia) selain itu, Elektron-elektron pada ikatan didalam molekul
KLT tidak memerlukan ruang yang besar dan tereksitasi sehingga melewati kuantumyang
teknik pengerjaannya juga sederhana (Harmita, lebih tinggi dan pada prosesenya menyerap
2015). sejumlah energy yang melewati larutan
Pada umumnya KLT lebih banyak tersebut. Semakin longgar electron tersebut
digunakan untuk tujuan identifikasi karena cara ditahan didalam ikatan molekul, semakin
ini sederhana dan mudah, serta memberikan panjang gelombang (energi lebih rendah)
pilihan fase gerak yang lebih seragam. radiasi yang diserap (Watson, 2010).
Lempeng kaca atau aluminium digunakan METODE
sebagai penunjang fase diam. Fase gerak akan Percobaan ini dilakukan pada tanggal
menyerap sepanjang fase diam dan 1 juli tahun 2022, di Laboratorium Analisis
terbentuklah kromatogram. Ini dikenal juga obat dan tanaman Universitas Mandala
sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini Waluya Kendari, dengan menggunakan
sederhana, cepat dalam pemisahan, dan metode kromatografi kertas (KKt) dan
sensitive (Hanani, 2017). kromatografi lapis tipis (KLT).
Dibandingkan dengan kromatografi cair Alat dan Bahan
kinerja tinggi (KCKT) dan kromatografi gas Alat dan bahan yang digunakan dalam
(KG). KLT mempunyai beberapa keuntungan , praktikum identifikasi sediaan jamu secara
yaitu : kromatografi kertas (KKt) adalah kertas
a) KLT memberikan fleksibilitas yang lebih whatman o.1,pipa kapiler, pensil,penggaris,gu
besar, dalam hal memilih fase gerak. nting, pinset, chamber, benang,sediaan jamu 
b) Berbagai macam teknik untuk optimasi bubuk, ekstrak pembanding, aquades,
pemisahan seperti pengembangan 2 kloroform
n-Heksan, etil asetat, dan methanol. telah jenuh dengan eluen), diamati
Sedangkan alat dan bahan yang pergerakan eluen hingga mencapai
digunakan untuk praktikum identifikasi sediaan batas jarak tempuh pada lempeng
jamu secara kromatografi lapis tipis (KLT) KLT.
adalah lempeng KLT,pipa kapiler,pensil,penggar g) Diangkat dan dikeringkan lempeng
is, pinset, alat semprot, chamber,sediaan jamu KLT.
bubuk,ekstrak pembanding,aquades,n-Heksan, h) Diamati pada pendeteksi UV 245 dan
etil asetat, kloroform, methanol, dan etanol. 366, serta pereaksi semprot.
i) Dibandingkan penampakan noda pada
Cara Penelitian ekstrak jamu dan ekstrak pembanding.
1) Identifikasi sediaan jamu secara
kromatografi kertas
a) Ditimbang jamu bubuk dan ekstrak
pembanding masing-masing 2 g. HASIL DAN PEMBAHASAN
b) Dilarutkan jamu bubuk dan ekstrak
pembanding dengan methanol (bisa Tabel Hasil pengamatan :
juga menggunakan n-heksan, etil a) Tabel nilai Rf
asetat, dan Jamu Pembanding
etanol sebagai pelarut pembanding) Rf 1 0,09 0,127
masing-masing sebanyak 3 ml. Rf 2 0,0545 0,6
c) Dikocok selama kurang lebih 30 menit,
kemudian saring masing-masing b) Foto Hasil Pengamatan
campuran tersebut.
d) Digunting kertas whatmandengan
ukuran 3 x 10 cm, dibuat garis
penotolan dan batas eluen dengan
pensil. Pada bagian atas kertas dibuat
lubang dan diberi benang.
e) Ditotolkan ekstrak jamu dan ekstrak
pembanding pada garis penotolan
kertas.
f) Dimasukkan kertas kedalam chamber
yang telah berisi methanol (kertas tidak
menyentuh dasar chamber), diamati Gambar 1. UV 254 Gambar 2. UV 366
pergerakan methanol hingga mencapai
batas jarak tempuh pada kertas.
g) Diangkat dan dikeringkan.
h) Diamati pada pendeteksi UV 245 dan
366, serta pereaksi semprot.
i) Dibandingkan penampakan noda pada
ekstrak jamu dan ekstrak pembanding.
j) Dihitung nilai Rf-nya.

2) Identifikasi sediaan jamu secara KLT


a) Ditimbang jamu bubuk dan ekstrak
pembanding masing-masing 2 gram
b) Dilarutkan jamu bubuk dan ekstrak
pembanding dengan methanol (bisa juga
menggunakan n-heksan, etil asetat, dan
etanol sebagai pelarut pembanding )
masing-masing sebanyak 3 ml.
c) Dikocok selama kurang lebih 30 menit,
kemudian saring masing-masing Tabel Nilai Rf pada KLT
campuran tersebut.
d) Disiapkan lempeng KLT dengan ukuran
3 x 10 cm, buat garis penotolan dan
batas eluen dengan pensil.
e) Ditotolkan ekstrak jamu dan ekstrak
pembanding pada garis penotolan
lempeng KLT.
f) Dimasukkan lempeng kedalam chamber
yang berisi eluen (keadaan chamber Gambar plat pada lempeng KLT UV 366
menggunakan pipa kapiler. Pada saat
penotolan diusahakan sekecil mungkin agar
tidak terlalu pekat karena akan menimbulkan
bercak yang berekor. Penotolan dilakukan
secara bertahap, karena jika bersamaan
bercak yang didapat akan melebar dan
memengaruhi angka Rf.
Plat silica yang telah selesai ditotolkan
dimasukan kedalam chamber yang sudah
Gambar. Jamu bubuk dan Ekstrak pembanding. dijenuhkan untuk dilakukan pengembangan.
Setelah selesai plat silica gel dikeluarkan dari
chamber lalu ditunggu sampei kering agar
bekas elusi tidak tanpak, sehingga bercak
Pembahasan bisa muncul dengan baik kemudian diamati
Pada praktikum ini ditetapkan sampel dibawah sinar UV 254 dab 366. Hasil yang
berupa jamu bubuk dan ektrak pembanding diamati berupa bercak warna ungu pada plat
daun pacar kuku. Dari analisis identifikasi pada dan berupa bulatan yang tidak melebar.
jamu bubuk pegal linu yang dilakukan di Pelaksanaan analisis dengan KLT
laboratorium analisis obat dan tanaman dapat diawali dengan menotolkan larutan sampel
dianalisa menggunakan cara kromatografi dengan jumlah kecil dalam fase diam
kertas dan kromatografi lapis tipis. (lempeng KLT), untuk membentuk zona awal
Metode pemisahaan pada kromatografi kemudian sampel dikeringkan. Bagian fase
merupakan aspek penting dalam bidang analisis diam yang terdapat zona awal dicelupkan
karena sampel yang akan dianalisis memiliki kedalam fase gerak (pelarut tunggal ataupun
campuran dari berbagai senyawa. Kromatografi campuran dua sampai empat pelarut murni)
merupakan teknik pemisahan campuran didalam chamber. Komponen-komponen
didasarkan atas perbedaan distribusi dari sampel bermigrasi dengan kecepatan yang
komponen-komponen campuran tersebut berbeda sesuai dengan fase gerak dan fase
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau diam yang dipilih.Hal ini disebut dengan
cair), dan fase gerak (cair atau gas) yang pengembangan kromatogram. Ketika fase
menyebabkan terjadinya perbedaan migrasi dari gerak telah bergerak sampai jarak yang
masing-masing komponen (Wulandari, 2011). diinginkan fase diam diambil, fase gerak yang
Salah satu metode yang dapat digunakan terjebak dalam lempeng dikeringkan dan zona
untuk mengidentifikasi bahan kimia obat adalah yang dihasilkan dideteksi secara langsung
metode kromatografi kertas dan kromatografi (visual) atau dibawah sinar ultraviolet (UV)
lapis tipis. Metode ini dilakukan dengan baik dengan atau tampa (Wulandari,2011).
pemisahan senyawa ekstrak pembanding dari Plat KLT, identifikasi awal suatu
senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam senyawa didasarkan pada perbandingan nilai
jamu pegal linu yg dilakukan dengan cara Kkt Rf standar, nilai Rf umumnya tidak sama dari
maupun klt menggunakan dua fase, yaitu fase laboratorim ke laboratorium bahkan pada
gerak dan fase diam. Fase diam berfungsi waktu analisis yang berbeda dalam
menarik salah satu senyawa untuk dipisahkan laboratorium yang sama, sehingga perlu
dari campurannya, fase diam yang digunakan dipertimbangkan penggunaan Rf relative yaitu
dalam penelitian ini adalah plat silica gel dengan nilai Rf noda senyawa dibanding dengan noda
panjang gelombang 254 dan 366 nm. Fase yang lain dalam lempeng yang sama faktor-
gerak berfungsi sebagai pembawa atau pelarut, faktor yang menyebabkan nilai Rf bervariasi
fase gerak yang digunakan dalam praktikum ini meliputi dimensi dan jenis ruang, sifat dan
adalah etil asetat : metanol dan etanol ( 8:1:1) ukuran lempeng, arah aliran fase gerak,
yang dilarutkan pada jamu bubuk dan ekstrak volume dan komposisi fase gerak, kondisi
pembanding masing-masing 3 ml supaya dapat kesetimbangan, kelembapan dan metode
mengeluasi sampel dengan baik dan senyawa persiapan sampel KLT sebelumnya.
pada sampel dapat terpisahkan seluruhnya. Konfirmasi identifikasi dapat diperoleh
Bejana kromatografi harus dijenuhkan dengan mengerok noda dalam lempeng
terlebih dahulu dengan fase gerak. Penjenuhan kemudian analit dalam ruang dielusi dan
chamber menjadi salah satu hal yang harus dideteksi dengan spektroskopi inframerah
diperhatikan dalam proses KKt karena (IR), spektroskopi Nuclear Magnetic
penjenuhan bertujuan untuk kkt maupun klt Resonance (NMR), spektroskopi massa, atau
megoptimalkan proses pengembangan, metode spektrometri lain jika senyawa hasil
memperkecil penguapan pelarut dan elusi cukup tersedia (Wulandari, 2011).
menghasilkan bercak lebih bundar dan baik. Hasil penelitian pemeriksaan ekstrak
Selanjutnya larutan ditotolkan pada plat dengan jamu pegal linu secara KKt diperoleh
silica geldengan jarak 1 cm dari dasar plat hasil pada sinar UV 254 pada sampel tidak
terdapat noda atau bercak berwarna ungu, dan
pada sinar UV 366 plat KKt gelap dan tidak DAFTAR PUSTAKA
memunculkan bercak hal ini karena plat silica Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
yang digunakan adalah GF 254 sehingga 1980. Materia Medika Indonesia Jilid
bercak hanya akan terlihat pada sinar UV 254 IV.Jakarta;Direktorat Pengawasan
nm. Nilai Rf pada jamu pembanding dengan Obat dan Makanan. P77,185.
metode KKt adalah 0,09 pada Rf1 dan 0,0545 Departemen Kesehatan RI (1994). Keputusan
pada Rf2. Sedangkan ekstrak pembandingnya Menteri Kesehatan republik Indonesia
mendapat nilai Rf 0,127 pada Rf1 dan 0,6 pada Nomor 661/MENKES/VII/1994
nilai Rf2. tentang Persyaratan Obat Tradisional.
Sedangkan hasil yang didapat pada Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
kromatografi lapis tipis (KLT), dengan sampel Hanani, E, (2017). Analisis Fitokimia. Jakarta:
jamu bubuk pada eluen kloroform : methanol Buku Kedokteran EGC.
didapatkan warna noda, cokelat, merah, biru. Harmita., (2015), Analisis Fisikokimia
Sedangkan pada ekstrak pembanding nya daun Kromatografi. Volume 2. EGC.
pacar kuku mendapatkan warna noda pada plat Jakarta.
KLT cokelat, abu-abu, merah dan hijau. Adapun
nilai Rf nya adalah 0,9,0,14 dan 0.41. Pada
ekstrak pembanding didapatkan niali Rf adalah Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar,
0,6, 0,19, 0,95, dan 0,98. RISKESDAS. Jakarta Balitbang 
Berdasarkan penelitian (Gusty Ayu rai Kemenkes RI.
Saputri dkk, 2017). Apabila selisih antara bercak Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kese
sampel dengan bercak baku pembanding hatan Profil Kesehatan Indonesia.
kurang dari 0,05 maka sampel dinyatakan Mulja, M, dan Suharman, 1995. Analisis
mengandung bahan kimia obat (BKO), dan Instrumental, Cetakan I, 26-32,
apabila lebih dari 0,05 maka sampel dinyatakan Airlangga University Press, Surabaya.
negative mengandung bahan kimia obat (BKO). Riza., M., 2016. Dasar-dasar Fitokimia. Bukit
Dari hasil Rf yang dihasilkan maka diperoleh Tinggi: Trans Info Media.
hasil sebagai berikut: Rohman, Abdul. (2009) Kromatografi Untuk
Penampakan bercak yang ditunjukan Analisis Obat. Ed I, Graha Ilmu,
pada gambar 1 dan 2 yaitu terlihat adanya Yogyakarta.
perbedaan pengamatan dibawah sinar UV 254 Saranani, Selpirahmawati, 2022. Petunjuk
nm dan sinar UV 366 nm. Dari gambar tersebut praktikum Analisis Obat dan
sampel dan baku pembanding menunjuka Tanaman. Kendari: UMW.
bercak berwarna cokelat dan kuning pada sinar Soeparto Soedarmilah. 1999. Jamu Jawa Asli.
UV 254 nm, dan tidak berwarna pada sinar UV Bandung: PT Remaja Rosdakarya
366 nm. Offest.
Berdasarkan hasil pengamatan yang Suharmiati dan Handayani, L., 2006, Cara
dapat dilihat pada tabel bahwa tidak adanya Benar Meracik Obat Tradisional, 4-6,
bercak berwarna ungu yang terbentuk pada Agro pustaka Jakarta.
sampel yang diteliti sehingga dapat dilihat hasil Supardi, dkk, 2010. Penelitian Tindakan
perhitungan harga Rf pada tabel, sampel tidak Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
memiliki harga Rf yang sama. Ataupun Watson, DG. (2010). Analisis Farmasi: Buku
mendekati harga Rf pembanding. Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan
Praktik Kimia Farmasi, Edisi 2.
SIMPULAN DAN SARA Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Jakarta.
Metode pemisahaan pada kromatografi Wijayakusuma, H., 1999. 10 menit Menuju
merupakan aspek penting dalam bidang analisis Sehat dengan Terapi Tulang Kepala
karena sampel yang akan dianalisis memiliki Belakang. Jakarta: Gramedia Pustaka
campuran dari berbagai senyawa. Kromatografi Utama.
merupakan teknik pemisahan campuran Wulandari, Lstyo. 2011. Kromatografi Lapis
didasarkan atas perbedaan distribusi dari Tipis. Jember. PT Taman Kampus
komponen-komponen campuran tersebut Prsesindo
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau Yuliarti, Nurheti. 2010. Cantik, Sehat, Bugar
cair), dan fase gerak (cair atau gas) yang dengan Herbal dan Obat Tradisional.
menyebabkan terjadinya perbedaan migrasi dari Penerbit Andi, Yogyakarta.
masing-masing komponen
Saran dalam praktikum yaitu diharapkan
lebih  teliti lagi dalam melaksanakan praktikum
selanjutnya agar praktikum dapat berjalan
dengan baik dan optimal.

Anda mungkin juga menyukai