Anda di halaman 1dari 6

INTISARI

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA LONTONG YANG DIJUAL


DIKELURAHAN SELAT TENGAH KOTA KUALA KAPUAS
Muliana1, Siska Musiam1, Amaliyah Wahyuni1

Lontong merupakan makanan yang diproduksi oleh industri rumah tangga yang
menjadi salah satu menu favorit untuk sarapan.Penjual berusahamenampilkan lontong
agar kelihatan menarik bagi konsumen. Hal ini yangmembuat beberapa
penjualmenggunakan boraks sebagai bahan pengawet dan pengenyal agar lontong
yang dihasilkan lebih kenyal dan tahan lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kandungan boraks pada lontong yang beredar di Kelurahan Selat Tengah
Kuala Kapuas.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik pengambilan
sampel yaitu teknik sampling jenuh.Sampel lontong dalam penelitian ini diambil dari
15 warung makanan. Metode ekstraksi boraks dari sampel lontong dengan
caradisentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit kemudian diambil
bagian supernatannya. Identifikasi boraks dilakukan secara kualitatif dengan
pengamatan organoleptik selama 4 hari, uji AgNO3, uji BaCl2, uji nyala api dan uji
kertas kunyit. Analisis kualitatif sampel dilakukan di laboratorium Kimia Farmasi
AKFAR ISFI Banjarmasin.
Berdasarkan hasil pengujian secara organoleptik lontong dinyatakan negatif
mengandung boraks karena lontong tidak kenyal, basi dalam waktu satu hari, warna
putih kehijauan, dan berlendir dalam satu hari. Secara kualitatif pengujian 15 sampel
lontong dengan pengujian AgNO3, uji BaCl2,uji nyala api, danuji kertas
kunyitmenunjukkan semua sampel tidakmengandung boraks.

Kata Kunci :Lontong, Boraks,Warung makanan

¹ Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


ABSTRACT
IDENTIFICATION OF BORAX IN LONTONG SOLD IN KELURAHAN
SELAT TENGAH OF THE KUALA KAPUAS CITY

Muliana1, Siska Musiam1, Amaliyah Wahyuni1

Lontong is a food produced by home industry that became one of the favorites
for breakfast. The seller tries to display lontong to look attractive to the consumer.
This makes some sellers likely to use borax as a preservative and chewyagent so that
the lontong should be more supple and durable. The objective of this research is to
know the content of borax in lontong sold in Kelurahan Selat Tengah of the Kuala
Kapuas city.
The type of this researchis descriptive withsampling technique.Samples of
lontong were taken from 15 food stalls.The method of extractionborax from lontong
samples curried by centrifuging at 3000 rpm for 2 minutes and then the supernatan
part. The identification of borax in the supernatant was carried out qualitatively by
organoleptic observation for 4 days, AgNO3test,BaCl2test, flame test and turmeric
paper test. Qualitative analysis of samples was carried out at theChemical laboratory
AKFAR ISFI Banjarmasin.
Based on the results of the organoleptictestlontong declared negatively
containing borax because lontong not chewy, stale in one day, greenish white color,
and slimy in one day. Qualitatively, 15 lontong samples tested by AgNO3, BaCl2 test,
flame test, and turmeric test showed all samples did not contain borax.

Keywords :Lontong, Borax, Food Stalls

¹ Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lontong merupakan makanan yang diproduksi oleh industri rumah tangga yang

menjadi salah satu menu favorit untuk sarapan. Lontong banyak dikonsumsi oleh

masyarakat mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Lontong mempunyai

tekstur yang lembut dan kenyal. Biasanya masyarakat mengkonsumsi lontong sebagai

sarapan. Penjual berusaha menampilkan lontong agar kelihatan menarik bagi

konsumen baik dari segi fisik, warna maupun rasa. Hal ini yang membuat beberapa

penjual kemungkinan menggunakan boraks sebagai bahan pengawet dan pengenyal

agar lontong yang dihasilkan lebih kenyal, tahan lama serta biaya produksinya rendah

(Tumbel, 2010).

Boraks adalah zat pengawet yang banyak digunakan dalam industri pembuatan

taksidermi, insektarium dan herbarium. Akan tetapi dewasa ini orang cenderung

menggunakannya dalam industri rumah tangga sebagai bahan pengawet makanan

seperti pada pembuatan mie, bakso, tahu, kerupuk, dan lontong. Penggunaan boraks

dapat mengganggu daya kerja sel dalam tubuh manusia sehingga menurunkan

aktivitas organ.Oleh karena itu penggunaan bahan pengawet ini sangat dilarang oleh

pemerintah diperkuat adanya Permenkes RI No. 033 Tahun 2012 menyatakan bahwa

salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah

boraks, karena dampak negatif yang ditimbulkan sangat besar. Boraks apabila

terdapat dalam makanan, maka dalam waktu lama walau hanya sedikit akan terjadi

akumulasi (penumpukan) pada otak, hati, lemak dan ginjal(Suhendra, 2013).


Secara fisik lontong yang mengandung boraks dapat diketahui dengan melihat

bentuk lontong yang padat dan kenyal, warnanya bersih serta tahan disimpan lebih

dari 5 hari. Nasution (2009) menemukan sebanyak 62,5% lontong yang positif

mengandung boraksdi Kelurahan Padang Kota Medandari 24 sampel yang diuji.

Rumanta(2016) juga menemukan lontong yang mengandung boraksdi Kecamatan

Pamulang sebanyak 75% dari total sampel yang diuji. Penelitian serupa dilakukan

oleh Rahmayani (2015) menemukan 8% lontong yang mengandung boraks di

kampung ketupat Sungai Baru Kecamatan Banjarmasin Tengah.Hal ini bisa terjadi

terutama minimnya pengetahuan, lemahnya pengawasan dari lembaga dan alasan

ekonomi masyarakat itu sendiri. Berdasarkan alasan tersebut penulis melakukan

penelitian tentang kandungan boraks dalam lontong di warung makanan pinggir jalan

yang beredar di Kelurahan Selat Tengah Kota Kuala Kapuas.

Kelurahan Selat Tengah merupakan lokasi yang terdapat 15 warung penjual

lontong yang menjajakan makanannya.Tempatnya yang strategis terletak di pinggiran

jalan yang memungkinkan banyak orang yang lewat dan langsung membeli makan

pagi untuk sarapan lontong sayur.Namun yang masih diragukan adalah apakah

lontong yang dijual di Kelurahan Selat Tengah Kota Kuala Kapuas tersebut tidak

mengandung bahan berbahaya seperti boraks.Tentunya hasil penelitian ini diharapkan

akan memberikan informasi yang bermanfaat mengingat pentingnya ketersediaan

produk pangan yang aman dan berkualitas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

mengenai ada tidaknya pengawet boraks pada lontong yang dijual di warung

makanan pinggir jalan di Kelurahan Selat Tengah Kota Kuala Kapuas.Selain itu juga

karena belum adanya penelitian yang terpublikasi mengenai analisis kandungan

boraks pada lontong yang dijual di warung makanan pinggir jalan Kelurahan Selat

Tengah Kota Kuala Kapuas.


REFERNSI

Amelia, R., 2014,‘Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks dalamLontong


yang Dijual di Pasar Raya Padang’, Skripsi,Universitas Andalas,
Padang.

Azas, Q., 2013, ‘Analisis Kadar Kurma yang Beredar di Pasar Tanah
Abangdengan Menggunakan Spektroforometeer UV-VIS’, Skripsi,
Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2002, Informasi


Penanganan Bahan Berbahaya: Boraks (Boraks),
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya,
Jakarta: BPOM.

Badriyah, L., 2013, Ekstrak Kunyit sebagaiPendeteksi Boraks


Pada Makanan, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ),
Vol. 1No.1: 1-3.

Cahyadi, W., 2008, Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
PT.Bumi Aksara, Jakarta, Indonesia.

Efrilia, 2016,Identifikasi Boraks dalam Bakso di Kelurahan Bahagia Bekasi


Utara Jawa Barat dengan Metode Analisa Kualitatif, Jurnal Ilmiah Ibnu
Sina, Vol.1 No.1: 113-120.

Fuad, N.R., 2014, ‘Identifikasi Kandungan Boraks Pada Tahu Pasar Tradisional
diDaerah Ciputat’, Skripsi, Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan.

Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2012, Analisis Obat secara Spektroskopi dan
Kromatografi, 315-317,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kementrian Kesehatan, 2012, Peraturan Pemerintah RI. Nomor 28 Tahun


2012tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kumalasari, E.,2018, Identifikasi Kandungan Boraks Pada Mie Basah yang Di


Jual Di Empat Kelurahan Wilayah Banjarmasin Timur, Jurnal Insan
Farmasi Indonesia Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin.
Vol. 1 No.1: 57-63

Nasution, A., 2009, ‘Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong di Kelurahan


Padang Bulan Kota Medan Tahun 2009’,Skripsi,Universitas
Sumatera Utara, Sumatera Utara.

42
Paratmanitya, Y., 2016, Kandungan Bahan Tambahan Pangan Berbahaya Pada
Makanan Jajanan anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal Giji
dan Dietetik Indonesia.Vol.4 No.1: 49-55.

Putra, AK, 2009, Formalin dan Boraks Pada Makanan, Bandung.

Putri, 2012,Uji Organoleptik Formulasi Cookies Kaya Gizi Sebagai Makanan


Tambahan Dalam Upaya Penanggulangan Anemia Pada Ibu Hamil,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta.

Rahayu, WP., dkk., 2011, Keamanan Pangan Peduli Kita Bersama, IPB
Press, Bogor.

Rahmadani, 2013, Identifikasi Boraks Pada Siomay di Kecamatan Jekan


Raya Kota Palangka Raya, Program Studi D-III Farmasi Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya,
Palangka Raya.

Rahmayani, N., 2015, Analisis Kualitatif Boraks Pada Lontong Dan Ketupat
YangDijual Di Kampung Ketupat Sungai Baru Kecamatan Banjarmasin
Tengah, Program Studi D-III Farmasi, Akademi Farmasi ISFI
Banjarmasin,Banjarmasin.

Rumanta, M., 2016, Analisis Kandungan Boraks Pada Makanan: Studi


Kasus Di Wilayah Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan,
Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, Vol.17 No.1: 40-49.

Setiyawan, 2016,Mikrobiologi Industri, Bandung: Alfabeta.

Setyadi, D., 2013, ‘Pengaruh Pencelupan Tahu dalam Pengawet Asam Organik
terhadap Mutu Sensori dan Umur Simpan Tahu’,Skripsi Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

Suhendra, MS., 2013, Analisis Boraks Dalam Bakso Daging A dan B di


Daerah Tenggilis Mejoyo Surabaya MenggunakanSpektrofotometri, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol 2. No.02: 2-4.

Tumbel, M., 2010, Analisis Kandungan Boraks dalam Mie Basah yang
Beredar diKota Makassar, Jurnal Chemica, Vol.11 No.1: 57-64.

Vogel, 1985, Analisis Anorganik Kualitatif, Jakarta: Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai