Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Pengamatan

Suhu Ruang Suhu dingin

IV.2 Pembahasan
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal.
Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari
pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan
pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau
lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan
sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai
guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam
proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat,
natrium fosfat, parfum, dan pewarna (Gayatri, 2014).
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH/KOH dengan
minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah
minyak/lemak menjadi sabun, proses ini disebut Saponifikasi (Gayatri,
2014).
Dalam percobaan pembuatan sabun ini dilakukan pembuatan sabun
dengan mereaksikan alkali dan minyak, reaksi ini juga biasa disebut
sebagai reaksi saponifikasi. Pembuatan sabun dalam percobaan ini
bertujuan untuk menghasilkan sabun dari tiga bahan baku yang berbeda
yaitu minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun. Hasil dari
proses pembuatan sabun ini berguna untuk mengetahui perbandingan sabun
yang dihasilkan.
Langkah pertama yang dilakukan dengan membersihkan terlebih dahulu
alat yang digunakan dengan menggunakan alkohol 70%. Tujuannya untuk
membersihkan alat-alat praktikum agar bebas dari lemak, debu, dan sisa bahan
yang tertinggal, serta alkohol khasiatnya sebagai desinfektan (Dirjen POM,
1979). Ditimbang kopi sebanyak 50 g. Dimasukkan kopi kedalam blender
alasannya menggunakan sampel kopi, karena kopi merupakan sumber zat
antioksidan. Zat antioksidan ini berguna untuk melindungi kulit dari radikal
bebas. Selain itu, kopi juga dapat berperan sebagai exfoliator. Exfoliator
berarti agen di permukaan kulit yang berfungsi menghilangkan sel kulit mati.
Atau biasa juga disebut scrub. Kopi akan mengelupas sel kulit mati dan
membuat kulit menjadi lebih lembut (Satrawidana, 2015). Dimasukkan
aquadest sebanyak 200 mL Tujuan penambahan air yaitu sebagai pelarut yang
bersifat polar karena adanya gugus OH (Deni, 2006). Diblender kopi sampai
tercampur agar menghasilkan sari. Disaring kopi menggunakan kain saring
agar bisa diperoleh sarinya. Tujuan dari penyaringan untuk memisahkan
residu dan filtrat agar bisa diambil sarinya untuk dijadikan bahan utama sabun
(Cahyana, 2007). Diukur sari kopi sebanyak 28 mL. Ditimbang NaOH
sebanyak 10 g, NaOH disini berfungsi sebagai reagen utama yang dapat
menghidrolisis lemak / minyak dalam suasana basa (Achmad, 2004). Alasan
NaOH digunakan pada pembuatan sabun padat karena proses saponifikasi
antara minyak dengan NaOH lebih stabil pada pembuatan sabun padat, dan
KOH digunakan pada pembuatan sabun cair karena proses saponifikasi antara
minyak dan KOH dari 76,8% sabun cair (Wasitaatmadja, 1997).
Dimasukkan NaOH yang telah ditimbang ke dalam sari kopi. Alasannya
pencampuran NaOH hendaknya dilakukan dengan cara NaOH dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang sudah berisi air/sari, bukan sebaliknya. Hal ini
dilakukan karena NaOH memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingan
air/sari, sehingga dimaksudkan berat jenis NaOH mampu turun perlahan ke
dalam air yang mempunyai berat jenis lebih kecil. Jika hal ini dilakukan
dengan prosedur yang salah dikhawatirkan dapat memicu ledakan yang
membahayakan bagi jalannya percobaan (Wasitaatmadja, 1997). Diaduk
NaOH yang telah dimasukkan hingga larut.
Dimasukkan ke dalam blender minyak kelapa sebanyak 21 mL, minyak
sawit 14 mL, dan minyak zaitun 32 mL. Alasannya menurut Gayatri (2014)
pada minyak kelapa berfungsi sebagai penghasil busa dalam sabun dan
menghasilkan sabun yang keras, juga merupakan agen pembersih pada sabun,
karena bersifat membersihkan kadang memberikan rasa yang kering di kulit.
Pada minyak kelapa sawit berfungsi untuk menghasilkan sabun yang keras
dan dapat bertahan lama saat digunakan, minyak kelapa sawit dapat
menghambat busa yang dihasilkan oleh sabun jika digunakan terlalu banyak
(Gayatri, 2014). Pada minyak zaitun berfungsi mempenetrasi kulit secara
lebih baik dari minyak cair lainnya, tidak membuat pori-pori tersumbat dan
membuat kulit lebih kencang (Gayatri, 2014). Menurut Nasution (2013)
Minyak zaitun berfungsi untuk memberikan aroma yang harum pada sabun
yang dihasilkan, ditambahkan sari kopi yang telah dilarutkan dengan NaOH ke
dalam blender, diblender sampai membentuk trace yaitu kondisi dimana massa
sabun telah terbentuk yang ditandai dengan massa sabun mengental
(Sukawaty, 2016). Alasan ditutup kain saat proses pencampuran untuk
menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah (Achmad, 2004), jika
terkena cipratan dikhawatirkan akan membuat kulit terbakar atau bisa
mengenai mata karena senyawa kimia alkali merupakan bahan kimia
berbahaya yang bersifat korosif (Gayatri,2014). Dimasukkan pewarna dan
pengaroma ke dalam blender. Menurut Priyono (2009) agar warna yang
ditimbulkan menarik dan aroma yang harum, diblender hingga homogen.
Dimasukkan ke dalam cetakan yang sudah diolesi 3 minyak alasannya agar
tidak lengket dan saat dikeluarkan dari cetakan bentuk sabun tidak rusak atau
hancur (Wasitaatmadja, 1997). Cetakan 1 dimasukkan kedalam kulkas dan
cetakan 2 dimasukkan kedalam suhu kamar dan didiamkan selama 2x24 jam.
Alasannya untuk membandingkan kualitas sabun yang baik (Gayatri,2014)
Dari hasil pengamatan sampel selama 2 hari didapat bahwa sabun yang
disimpan pada suhu ruangan menjadi warna coklat, menurut Marvel (2010)
hal ini terjadi karena sampel mengalami perubahan kimia akibat panas diluar
ruangan, pigmen-pigmen yang terkandung dalam senyawa ini berubah
menjadi warna ungu karena kontak dengan udara panas. Sabun pada suhu
ruangan juga terbentuk cetakan sempurna dan keras. Hal ini menandakan
bahwa sabun yang disimpan pada suhu ruangan lebih bagus dari pada suhu
dingin. Menurut Smith (1987) sabun mengalamai reaksi eksotermis, maka
dengan kenaikan suhu akan memperkecil harga K (konstanta keseimbangan)
sehingga mempercepat reaksi pembentukan sabun hal ini menyebabkan
sabun pada suhu ruangan lebih cepat terbentuk dari pada di suhu dingin.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Cahyana, U. 2007. Kimia Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Piranti Darma
Kalokatama.

Deni, P. 2006. Kimia Jilid 3B Untuk Kelas SMA. Klaten : Intan Pariwara.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Gayatri. 2014. Saponifikasi : Pembuatan Sabun. Jawa Barat. Departemen Kimia

Nasution, Arfin. 2013. Catatan Penting Penuntun Praktikum Sintesis Kimia


Organik. Depok : Departemen Kimia FMIPA UI.

Priyono, Agus.2009.Makalah Pembuatan Sabun.Jurusan Teknik Kimia, Fakultas


Teknik, Universitas Riau.

Sastrawidana, Ketut dewa, dkk. 2015. Pelatihan Pembuatan Lotion bagi


Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar Desa Sepang. Ganesha. Pendidikan Kimia

Smith, J.M. and Van Ness, H.C., 1987, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 4th ed., McGraw-Hill Book Co., New York

Team Teaching. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Surabaya:


Universitas Negeri Surabaya

Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit


UI Press.

Yulia, Sukawaty, dkk. 2016. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak
Etanol Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.)

Anda mungkin juga menyukai