Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TABLET KONVENSIONAL

LABORATORIUM FARMASETIK
JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN 1


PERCOBAAN
TABLET KONVENSIONAL
(ANTITYPOID)

FORMULA
HICLOR TABLET

di
S
U
S
U
N

OLEH:
NAMA : HIKMAWATI
NIM : 70100112057
KELAS : FARMASI B
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : EKA DEWI HASTUTI

SAMATA-GOWA
2013
FORMULA TEKNO I

I. Formula Asli
R/
Tablet Antitypoid

II. Rancangan Formula


Nama Produk : Hiclor Tablet
Jumlah produk : 30 tablet @ 500 mg
Tanggal Formulasi : 20 November 2013
Tanggal Pembuatan : 09 Desember 2018
No. Registrasi : DKL 12 120 907 33 A1
No. Batch : C012977
Komposisi :
Tiap Tablet Mengandung :
Kloramfenikol 500 mg
Pati Jagung 6%
Talcum 5%
PGA 10 %
Sacharum Lactis ad 650 mg

III. Master Formula


Diproduksi Tanggal Formula Tanggal Produksi Dibuat Oleh Disetujui
Oleh Oleh
Eka Dewi
Hikma 20 November 2013 09 Desember 2018 Hikmawati Hastut
Farma
i
Kode
Bah Nama Bahan Kegunaan Per Dosis Per Batch
an
Klor-01 Kloramfenikol Zat aktif 500 mg 150 g
Pg-02 Pati jagung Zat penghancur 39 mg 11,7 g
Tk-03 Talkum Zat pelicin 32,5 mg 9,75 g
PGA-04 Gummi arabici Zat Pengikat 65 mg 19,5 g
SR-05 SL Zat pengisi 13,5 mg 4,05 g
IV. Alasan Pembuatan Produk
Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi
bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan
jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam
pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif,
termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk
Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis,
Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis,
Brucella dan Shigella.
Obat ini merupakan obat yang paling unggul terhadap basil tifus. Keberatannya adalah ttidak
berkhasiat mematikan kuman, sehingg seing timbul pembawa basil, juga dapat
mengakibatkan anemia asplastis fatal. Resistensi sudah sering kali dilaporkan.
Tifus perut (Tyfhus abdomnalis, typhoid fever)disebsbkan oleh a.l. salmonella typhi, yang sering
kali ditularkan pada manusia oleh basil ternak (telur itik). Tifus sebetulnya termasuk
dalam golongan penyakit demam berhubung adanya beberapa gejaa, seperti demam
tinggi dan kepala sangat nyeri. Tetapi penyakit ini dibicarakan juga disini karena infeksi
pertama terjadi diusus. Kuman-kuman memperbanyak diri disitu, lalu menyebar melalui
limfe dan darah kesirkulasi besar dan hati. Melalui saluran empedu basil tiba lagi dalam
usus, dengan demikian infeksi dipertahankan. Diagnose dilakukan melalui persemaian
darah.
V. Alasan Penambahan Bahan
1. Zat aktif
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini menghambat enzim
peptidil transferase sehingga ikatan peptide tidak terbentuk pada proses sintesis kuman.
Kloramfenikol juga umumya bersifat bakteriostatik, pada konsentrasi tinggi
kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu (Ian
Tanu. 2012: 700)
Antibiotikum broadspectrum ini berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir sempit kuman gram
positif dan sejumlah kuman gram negative. Juga terhadap spirochaeta, chlamydin
trachomatis dan myoplasma. Bekerja bakterisid terhadap spirochaeta, str pneumonia,
neiss. Meningitides dan H. influenza. Mekanisme kerjanya berdasarkan peringatan
sintesa folipeptida kuman. Terhadap kabangkitan suku pseudomonas, proteas dan
enterobacter, kloramfenikol tidak aktif. Dewasa ini hanya dianjurkan pada beberapa
jenis infeksi bila tidak ada kemungkinan lain yaitu pada infeksi tifus (salmonella typhi)
dan meningitis (khusus akibat H. influenza), juga pada infeksi B. Fragilis. Untuk infeksi
tersebut sebetulnya juga tersedia antibiotic lain yang lebih aman dengan efektivitas sama
(Tan Hoan Tjay, 2007: 85).
2. Zat tambahan
a. Pati jagung (penghancur)
Pati merupakan penghancur tablet yang umum digunakan pada konsentrasi 3-15 %
(excipient. 2006: 725).
Pati kentang merupakan bahan penghancur tertua dari pati solani dengan konsentrasi 5-10%
cukup untuk membuat tablet dengan waktu hancur yang baik. (Rudolf Voight.1995:208)
Amilum digunakan 5% cocok untuk membantu penghancuran, sampai 15% dapat dipakai
untuk daya hancur yang lebih cepat. (Ansel. 2005:263)

b. Talkum (pelicin)
Talk dapat mengurangi gerakan tablet ( R. voigt. 1995: 204 )

Bahan yang digunakan sebagai pelicin atau pemacu aliran adalah jenis talk dengan
konsentrasi 5%. Tepung jagung konsentrasi 5%-10%. ( lachman. 2007: 702 )

Diantara plincir yang umumny digunakan adalah talk, Mg stearat dan kalsium stearat. Akan
tetapi banyak bahan lain yang digunakan sebagai pelincir, jumlah pelincir yang di pakai
dalam pembuatan tablet antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda mulai dari 0,1%
berat garnul sampai 5%. ( Ansel. 2008: 226)

c. Gummi arabici (pengikat)


Kelompok bahan pembantu ini dimaksudkan untukmemberikan kekmpakan dan daya tahan
tablet. oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk
dalam sebuah butir. Sebagai bahan pengikat yang khas antara lain : gula dan jenis pati,
gelatin tururunn selulosa, gom arab, tragakan (R. voight. 1994: 203)
Akasia dan tragakan adalh gom alam yang digunakan dalam bentuk larutan dengan
konsetrasi 10-25 % tunggal atau dikombinasi dimaksudkan agar tablet tidak pecah dan
dapat merekat (Lachman. 2008: 702)

d. Saccharum lactis (pengisi)


Zat pengisi yang umum digunakan adalah laktosa. Sifat tablet yang lebih baik dihasilkan
oleh laktosa yang dikering semburkan (Voight, 1995: 202).
Laktosa juga merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak bereaksi
dengan hampir semua bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk hidrat atau
anhidrat (Lachman, 2008: 699).
Laktosa secara luas digunakan sebagai pengisi dan diluents pada tablet dan kapsul, serta
lebih terbatas pada lyophilized produk dan formula bayi (Raymond, 2006: 364).

VI. Uraian Bahan


1. Kloramfenikol (Martindale, 2009 : 239)
Nama resmi : CHLORAMPHENICOL
Nama lain : Kloramfenikol
Berat molekul : 323,13
Rumus molekul : C11H12Cl2N2O5
Rumus molekul :

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang ; putih sampai
putih kelabu atau putih kekuningan; tidakberbau; rasa sangat pahit. Dalam larutan asam
lemah, mantap.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P
dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Stabilitas : Secara kimia stabil diudara dan larutan, meskipun untuk propilenglikol
dengan berat molekul kurang dari 2000 bersifat higroskopis, sebaiknya disimpan dalam
wadah kering.
Indikasi : Sebagai terapi pilihan utama untuk pengobatan tifus dan paratifus. Untuk
infeksi-infeksi berat.
Farmakologi : Kloramfenikol merupakan antimikroba berspektrum luas yang efektif
terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat sintesa protein sel mikroba.
Dosis : 1 3 tahun : 3 x sehari, tablet
3 10 tahun : 3 x sehari tablet
Dewasa : 3 x sehari 1 tablet
Inkompatibilitas : Inkompatiel dengan beberapa zat pewarna
Efek samping :
- Diskrasia darah terutama anemia aplastik yang dapat menjadi serius dan fatal.
- Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
- Reaksi hipersensitif, misalnya: anafilaktik dan urtikaria.
- Sindroma Grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.
Penyimpanan : Simpan ditempat sejuk terindung dari cahaya. Simpan pada suhu kamar (di
bawah 30 derajat Celsius).
Kegunaan : Antibiotik spectrum sempit

2. Amylum Maydis (Dirjen POM, 1979 : 109)


Nama Resmi : AMILUM MAYDIS
Nama lain : Pati Jagung
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Incompibilitas :-
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan pengikat
3. Pati jagung (Exepients, 2009 : 688-695)
Nama Resmi : AMYLUM MAYDIS
Nama Lain : Pati jagung, corn starch
Berat Molekul : -
Rumus Molekul : C6H10O5

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk halus; putih; tidakberbau; tidak berasa


Kelarutan : Praktistidaklarutdalam air dingin dan dala etanoldingin (96%P). Pati
membengkaks eketika dalam air 5-10% padasuhu 378 . Pati menjadi larut dalam air
panas pada suhu di atas suhu gelatinisasi. Pati parsial larut dalam dimetil Sulfoksida dan
dimetilformamida
Penyimpanan : Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk,
tempat kering.
Range : Dicukupkan 400 mg sebagai pengisi
Incompibility : Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna senyawa
inklusi terbentuk dengan yodium.
Kestabilan : Pati kering stabil jika di lindungi dari kelembaban tinggi. pati adalah
dianggap kimia dan mikrobiologis lembam pada kondisi penyimpanan normal. Solusi
pati atau pastas ecara fisik tidak stabil dan mudahdi metabolisme oleh mikroorganisme,
mereka karenanya harus baru disiapkan bila digunakan untuk granulasi basah.
Kegunaan : Zat penghancur
4. Talk (Exipients, 2009 : 404-405)
Nama Resmi : TALCUM
Nama Lain : Altalc; E553b; hydrous magnesium calcium silicate; hydrous magnesium
silicate;Imperial; Luzenac Pharma; magnesium hydrogen metasilicate; Magsil
Osmanthus; Magsil Star; powdered talc; purified French chalk; Purtalc; soapstone;
steatite; Superiore; talcum.
Nama Kimia : Talc [14807 96 -6]
Rumus Molekul :
Pemerian : Talk adalah sangat halus, putih keabu-abuan, tidak berbau, rasa manis,
bubuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam air, dan jernih
Range : 5 30 %
Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup rapat dan baik, dingin, dan tempat yang
kering.
Kegunaan : Zat pelicin obat

5. Laktosa (Exipients, 2009 : 364-366)


Nama Resmi : LACTOSUM
Nama Lain : CapsuLac, GranuLac, Lactochem, lactosum monohydricum, Monohydrate,
Pharmatose, PrismaLac, SacheLac, SorboLac, SpheroLac, Super Tab 30GR, Tablettose.
Nama Kimia : O--D-Galactopyranosyl-(14)--D-glucopyranosemonohydrate [5989-
81-1]
Rumus Molekul : C12H22O11.H2O

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 360,31


Pemerian : Dalam bentuk padat, laktosa terlihat memiliki variasi bentuk isomeric,
tergantung pada kristalisasi dan kondisi pengeringan. Laktosa berwarna putih atau tidak
berwarna dalam bentuk kristalnya maupun serbuk. Tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan eter. Larut dalam air dan
semakin meningkat kelarutannya dengan pemanasan
Range : 20 25 %
Stabilitas : Jamur tumbuh saat kelembapan tinggi. Laktosa berubah menjadi
kecoklatanpada penyimpana, adanya reaksi yang dipercepat dengan pemanasan, kondisi
basah. Kemurnian dari laktosa yang berbeda dapat berubah-ubah dan penting untuk
dilakukan evaluasi warna, terutama jika tablet sedang diformulasi. Stabilitas warna dari
berbagai jenis laktosa juga berbeda.
Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi (Maillard-type) seperti terjadi antara laktosa dan
senyawa amina primer menjadi produk yang berwarna coklat atau kuning. Interaksi
Maillard juga terjadi antara laktosa dan amina sekunder. Laktosa juga inkompatibel
dengan asam amino, amfetamin, dan lisinopril.
Kegunaan : Zat pengisi tablet.
Penyimpanan : Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin dan tempat yang kering.

6. PGA (Dirjen POM, 1979 : 279)


Nama Resmi : GUMMI ACACIAE
Nama Lain : Gummi akasia, gom arab
Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Kelarutan : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus
cahaya, praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat pengikat

VII. Perhitungan Bahan


1. Per Tablet
Kloramphenicol
= 500 mg
Pati Jagung 6%
= x 650 mg = 39 mg
Talkum 5%
= x 650 mg = 32,5 mg
PGA 10 %
= x 650 mg = 65 mg
SL = 650 mg ( 500mg + 39mg+ 32,5mg+ 65mg)
= 650 mg 636,5 mg = 13,5 mg

2. Perbatch
Kloramphenicol
= (500mg x 300) + (10% 150000)
= 150000 + 15000
= 165000 mg = 165 g
Pati jagung
=(39mg 300) + (10% 11700)
= 11700 + 1170
= 12870 mg = 12,87 g
Talkum
= (32,5mg 300) + (10% 9750)
= 9750 + 975
= 10725 mg = 10,725 g
PGA
= (65mg 300) + (10% 19500)
= 19500+ 1950
= 21450 mg = 21,450 g
SL
= (13,5mg 300) + (10% 4050)
= 4050+ 405
= 4455 mg = 4,455g

VIII. Cara Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan (Penimbangan bahan obat yang berkhasiat
dan bahan tambahan)
2. Lumpang dilapisi dengan bahan pengisi SL secukupnya
3. Dimasukkan KLoramphenicol kedalam lumpang lalu ditambahkan gummi akasia sebagai
pengikat, patti jagung sebagai panghancur, talcum sebagi pelican, dan SL sebaga
pengisi.
4. Kemudian digerus hingga semua bahan homogeny dan diayak
5. Tablet yang tidak jadi, kemudian diayak, dan dikempa lagi hingga diperoleh ukuran tablet
yang diinginkan
6. Tablet yang telah jadi dimasukkan ke wadah dan diberi etiket serta brosur
Daftar Pustaka

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
FK-UI.
Lachman, Leon dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI-Press: Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2010. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Rowe, Raymond C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.

Anda mungkin juga menyukai