Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.2 Pembahasan
Fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang
mempelajari metode atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat
dalam tumbuhan atau hewan secara keseluruhan atau bagian-bagiannya,
termasuk cara isolasi atau pemisahannya (Moelyono,1996)
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar
kemampuan larut yang berbeda dalam komponen-komponen dalam
campuran (Bernaskoni, et.all, 1995)
IV.2.1 Soklet
Ekstraksi soxhletasi adalah ekstraksi yang melakukan penyaringan
secara berulang-ulang terhadap sampel oleh pelarut, sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan
sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu
pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik
yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan. Soxhletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu
komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan
berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua
komponen yang diinginkan akan terisolasi (Alam, 2007).
Semua sampel yang akan diekstraksi dengan soxhlet harus
dihaluskan terlebih dahulu ataupun diperkecil ukurannya, dari sampel
daun, biji, maupun rimpang. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar
pori-pori dan luas permukaan sel dari sampel sehingga pelarut akan
mudah untuk menembus dan mengekstraksi senyawa yang berada didalam
sel (Sudjadi, M. 1986). Jika dilihat dari hal ini maka bentuk sampel yang
masih utuh seperti daun, biji, batang, buah yang tidak dihaluskan akan
sangat sulit disoxhletasi, karena pelarut tidak mampu masuk kedalam sel
sampel dan menarik senyawa yang ada dalam sampel. Akan tetapi
sebelum dihaluskan, sampel yang akan di soxhlet harus diperhatikan sifat-
sifatnya. Seperti, sampel tidak bisa dilarutkan oleh pelarut, karena apabila
sampel dapat dilarutkan oleh pelarut maka senyawa yang ada disampel
akan sulit untuk diekstraksi. Sampel harus tahan panas dan memiliki pori-
pori yang besar, karena soxhletasi merupakan ekstraksi yang
menggunakan pemanasan sehingga apabila sampel tidak tahan panas,
maka ektrasi tidak akan berlangsung dengan baik.
Dalam praktikum kali ini dilakukan ektraksi metode soxhlet
menggunakan sampel rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) dan
pelarut metanol. yang dimasukan kedalam kertas saring dan diikat kedua
ujungnya menggunakan benang dan dimasukan kedalam kelonsong,
sedangkan cairan penyari dalam hal ini metanol adalah sebanyak 350 mL.
Pelarut metanol digunakan pada proses sokletasi, karena sifat dari pelarut
metanol yang semi polar, yakni yang dapat menarik senyawa polar
maupun nonpolar, sehingga dapat mengekstraksi senyawa yang belum
diketahui sifat kepolarannya. Penggunaan pelarut yang sedikit
menunjukkan bahwa dalam proses soxhletasi, sampel simplisia rimpang
lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) akan diekstraksi dengan tetesan-
tetesan uap dari pelarut yang menguap setelah dipanaskan dan akan
terkondensasi secara berulang-ulang kali sehingga larutan penyari akan
membasahi sampel rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) hingga
terjadi proses ekstraksi. Larutan penyari yang telah membasahi sampel
rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) akan kembali lagi ke
dalam labu alas bulat dan akan terjadi proses penguapan kembali hal ini
disebut reaksi kontinyu. Proses ini dibiarkan terjadi terus menerus hingga
sampel telah terekstraksi sempurna. Proses sokletasi dikatakan sempurna
apabila uap atau tetesan-tetesan pelarut telah menjadi bening, hal ini
memperlihatkan bahwa pelarut telah berhasil mengekstraksi atau menarik
senyawa dalam sampel secara keseluruhan hingga mendapatkan ekstrak
cair.

Anda mungkin juga menyukai