Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI NON STERIL

OLEH

I Putu Merta Arika (201021030)


Kelas : A5A

Nama Dosen : apt I Gede Adi Purwa Hita., S.Farm., M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022
Formulasi Bahan

R/ Minyak ikan 20 ml
Air 10 ml
PGA 5 ml
Sirup simplex 20 %
Aqua Ad 200 ml

Alasan memilih formulasi ini


Alasan saya memilih formulasi sediaan emulsi ini adalah solusi untuk anak yang tidak
bisa minum tablet pada umur di bawah 10 tahun dan formulasi sediaan emulsi ini digunakan
untuk membantu meningkatkan nafsu makan, mendukung fungsi kekebalan tubuh dan
penglihatan normal, dan menjaga kesehatan tulang dan gigi serta bermanfaat untuk
pembentukan tulang dan gigi pada anak .
Cara Kerja

Disiapkanalat dan bahan yang akandigunakan.

Setarakan timbangan.

Ditimbang dan ukurbahan yang akandigunakan.

Buat mucilago dengan cara memasukan PGA kedalam mixer (+)


air untuk PGA mixer kuat sampai terbentuk mucilago.

Tambahakan minyak ikan sedikit demi sedikit lalu mixer kuat


sampai terbentuk corpus emulsi.

Tambahkansisa air mixer sampai homogen.

Tambahkan sirup simplek mixer sampai homogen.

Tambahkan air ad 92,5 ml

Bandingkanemulsi yang dibuatdengan yang ada dipasaran.


Uji Kualitas
1. Uji Organoleptik
Sifat organoleptik dapat dievaluasi dari keseragaman bau, warna,
kontaminasi oleh benda asing (seperti rambut, tetesan minyak, dan
kotoran) serta penampilan dievaluasi secara visual.
2. Uji Viskositas
Dilakukan menggunakan Viskometer brookfield Sediaan disimpan
dalam wadah lalu spindel diturunkan kedalam sediaan hingga batas yang
ditentukan, kemudian kecepatan diatur. Nilai viskositasnya digunakan
untuk menghitung tekanan geser (dyne/cm2). Tekanan geser dan
kecepatan geser (rpm).
3. Uji pH
Dapat menggunakan pH meter pada suhu ruang. Pertama-tama
elektroda dikalibrasi dengan dafar standar pH 4 dan pH 7. Kemudian
elekroda di celupkan kedalam kesediaaan hingga nilia pHnya muncul
(Depkes RI, 1995).
HASIL PENGAMATAN
 Emulsi Minyak Ikan Scott’s (Emulsi Pasaran)
a) UjiViskositas
Spindle 63
Rpm Cp %
20 1122,0 18,7%
30 832,2 20,9%
50 516,04 21,0%
60 538,04 26,9%
100 355,24 25,66%

b) Uji pH
 Menggunakan Kertas Lakmus :-
 Menggunakan pH meter : 3,40
c) UjiOrganoleptis
 Warna : Orane kemerahan
 Rasa : Manis
 Bau : Strawbery
 Pengotor : Tidak Ada

 Emulsi Yang Dibuat


a) UjiViskositas
Spindle 63
Rpm Cp %
20 48,00 0,8%
30 36,00 0,4%
50 31,20 1,3%
60 20,00 1,0%
100 52,40 2,7%
b) Uji pH
 MenggunakanKertasLakmus :-
 Menggunakan pH meter : 6,73

c) Uji Organoleptis
 Warna : Putih Kekuningan
 Rasa : Manis
 Bau : Amis( bau minyak ikan)
 Pengotor : Tidak Ada

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah pembuatan sediaan emulsi,dimana pengertian emulsi
merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Emulsi sebaiknya mengandung pengawet yang cocok. Penyimpanan kecuali dinyatakan
lain, simpan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk. Pada etiket harus juga tertera
“KOCOK DAHULU”. (Depkes RI, 1979).
Sebelum membuat sediaan emulsi hal pertama yang harus dipastikan adalah
praktikan sudah menggunakan APD (alat perlindungan diri) seperti jas
lab,masker,handscoon,dan sepatu. Setelah itu praktikan menyiapkan alat dan bahan.
Dimana khusus untuk alat yang digunakan harus terlebih dahulu diperiksa apakah alat
yang akan digunakan terdapat kecacatan atau hal lain yang dapat mempengaruhi jalannya
proses pembuatan sediaan. Setelah alat dan bahan sudah disiapkan praktikan dapat
melakukan proses pembuatan sediaan sesuai dengan formulasi dan cara kerja yang
terdapat di jurnal dan praktikan akan diarahkan oleh asisten dosen supaya tidak terdapat
kekeliruan selama jalannya praktikum.
Proses pembuatan sediaan emulsi diawali dengan pembuatan sirup simplex. Dimana
membuat larutan gula menggunakan kompor listrik yang diatasnya terdapat beaker glass
yang sudah dimasukkan air dan gula pasir selanjutnya diaduk hingga tercampur. Setelah
tercampur matikan kompor dan diamkan cairan tersebut hingga dingin. Seraya
menunggu sirup simplex dingin proses selanjutnya pembuatan mucilago,dimana PGA
dimasukkan kedalam beaker glass sebanyak 10 ml dan ditambahkan 20 ml air
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan emulsifying mixer.
Setelah terbentuk corpus mucilago ditambahkan minyak ikan sebanyak 40 ml dituang
sedikit demi sedikit. Setelah itu ditambahkan sirup simplex sebanyak 100 ml sedikit
demi sedikit kedalam campuran tersebut. Terakhir ditambahkan sisa air hingga batas 200
ml. Pada saat penambahan minyak ikan,sirup simplex dan sisa air hingga 200 ml beaker
glass ditambahkan sedikit demi sedikit dan tetap dalam proses pengadukan dengan
emulsifying mixer,hal ini dikarenakan supaya seluruh bahan yang dimasukkan dapat
tercampur secara merata dan emulsi tidak pecah.
Selanjutnya emulsi yang sudah dibuat dan emulsi yang terjual dipasaran (Scott’s
emulsion) dilakukan beberapa uji yakni uji organoleptik,uji pH meter,dan uji viskositas.
Pada saat uji organoleptis kedua sediaan emulsi dilihat dari segi bau,warna,dan rasa.
Pada uji pH meter dilakukan dengan menggunakan alat digital pH meter dan ph paper
dan dicatat berapa nilai pH yang muncul. Selanjutnya uji viskositas yakni uji kekentalan
sediaan emulsi menggunakan viskometer brookfield. Berikut merupakan perbandingan
antara sediaan emulsi scott’s emulsion dengan emulsi yang dibuat di laboratorium.
Pada uji viskositas emulsi sediaan pasaran, untuk mengukur viskositasnya
menggunakan kecepatan yaitu 20,30,50,60 dan 100 Rpm. Hasil yang kami dapat untuk
sediaan emulsi pasaran yaitu 20,1%; 23,0%; 27,0%; 29,8% dan 28,8 % dengan spindle
no 62.
Pada uji viskositas emulsi yang dibuat, untuk mengukur viskositasnya kami juga
menggunakan kecepatan 20,30,50,60 dan 100 Rpm. Hasil yang kami dapat untuk sediaan
emulsi buatan yaitu 2,9%; 4,1%; 6,8%; 7,6%; 11,8 dengan menggunakan spindle no 62.
Pada uji organoleptis didapatkan hasil sediaan emulsi yang dibuat berwarna putih
kekunngan, berbau amis (bau minyak ikan) sedangkan pembandingnya berwarna orange,
berbau  berbau jeruk dan kental karena telah diberikan diberikan zat tambahan tambahan
seperti seperti corrigens corrigens saporis saporis dan odoris.
Kemudian yang terakhir adalah uji pH, diukur dengan menggunakan pH meter. Nilai
pH sediaan sediaan emulsi yang dibuat menunjukkan menunjukkan nilai sebesar 7,5
yang bersifatbasadanpembandingnyamenunjukkannilai 6,5 yang bersifat asam.
Perbedaan pH mungkin mungkin terjadi karena sediaan emulsi yang dibuat lebih encer
dan tidak ditambahkan zat tambahan seperti corrigens saporis. Dari hasil semua
pengujian tersebut didapat hasil evaluasi sediaan emulsi yang cukup  baik karena dari
semua evaluasi, evaluasi, hampir semua uji pada sediaan sediaan emulsi ini stabil,
sehingga emulsi ini bisa digunakan dengan baik.
Daftar Pustaka

 Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 378, 535, 612. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indoneisa
 Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, 551, 713.
Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indoneisa

Anda mungkin juga menyukai