Anda di halaman 1dari 6

II.

Tinjauan Pustaka :

Potensiometri merupakan suatu pengukuran potensial atau voltage dari


suatu sel elektrokimia yang terdiri dari elektroda dan larutan. Metode ini digunakan
untuk mengukur potensial, pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan
menentukan konsentrasi ion-ion tertentu dengan menggunakan elektroda selektif ion.
Menurut Rouessac 2007, dasar metode potensiometri adalah membuat sel elektrik
dari analat suatu larutan sehingga perbedaan potensial sel tersebut berkaitan dengan
konsentrasi larutan. Larutan tersebut berisi komponen utama yang mempunyai
kemampuan mengion.(Harvey 2000).
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda
indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang
diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang
ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik
itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak
ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal
larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk
penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai, 1995)
Elektroda pembanding adalah suatu elektroda yang mempunyai harga
potensial tetap dengan kata lain harga potensial setengah selnya diketahui
konstan dan tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Terdapat
dua jenis elektroda pembanding yaitu :
1. Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standar. Dimana
elektroda ini terbuat dari platina yang dilapisi platina hitam dengan maksud agar
absorpsi gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat berlangsung sempurna,
sehingga reaksinya :
+
H2 → 2 H + 2e

Dapat berlangsung cepat dan reversibel. Potensial setengah sel dari


elektroda pembanding primer adalah nol Volt. Notasi setengah sel dari elektroda
hidrogen adalah :
+ +
Pt/H2 (atm), H (M) atau H (M), H2 (atm) / Pt

2. Elektroda pembanding sekuder


Beberapa contoh elektroda pembanding yang sering digunakan untuk
pengukuran secara potensiometri adalah :
a. Elektroda kalomel (calomel electrode)
b. Elektroda perak-perak klorida
Elektroda indikator adalah elektroda yang potensialnya bergantung pada
konsentrasi zat yang sedang diselidiki. Elektroda ini terbagi menjadi dua macam
yaitu elektroda logam dan elektroda membran. Elektroda ini merupakan
pasangan dari elektroda pembanding dan terbagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Elektroda logam
Elektroda logam terbagi dalam empat kelompok diantaranya
elektroda jenis pertama, elektroda jenis kedua, elektroda jenis ketiga, dan
elektroda untuk jenis sistem redoks.
2. Elektroda membran
Elektroda membran digunakan untuk menunjukkan ion tertentu.
Elektroda ini biasanya disebut dengan elektroda selektif ion (ionic selective
electrode, ISE). Elektroda digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur
perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan
larutan yang dianalisis. Elektroda membran dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu :
a. Elektroda membran kaca
b. Elektroda cairan
c. Elektroda padatan
d. Elektroda penunjuk gas
Bila sepotong logam M dicelupkan kedalam suatu larutan yang
mengandung ion logam Mn+, maka terjadilah suatu potensial elektroda, yang
nilainya diberikan oleh persamaan Nerst sebagai berikut :
E = E0 + (RT/Rf) ln aMn+
Dengan E0 suatu potensial elektroda standar yang konstan dari logam itu.
E dapat diukur dengan menggabungkan elektroda itu dengan elektroda rujukan
(biasanya dalah elektroda kolomel jenuh), dan mengukur e.m.f. dari sel yang
terbentuk. Jadi dengan mengetahui Er elektroda rujukan dapatlah nilai potensial
elektroda dihitung, dan jika potensial elektroda standar E 0 dari logam itu
diketahui, dapatlah aktivitas ion logam aMn+
Dalam larutan itu dihitung, untuk larutan encer aktivitas ion diukur itu
akan dapat dikatakan sama dengan konsentrasi ion, dan untuk larutan lebih pekat,
yang koefisien aktivitasnya diketahui, dapatlah aktivitas ion terukur itu diubah
menjadi konsentrasi padanannya.
Metode Analisis Potensiometri
- Potensiometri Langsung
Teknik ini hanya memerlukan pengukuran potensial sebuah indikator
elektron ketika dicelupkan dalam larutan yang mengandung konsentrasi yang
tidak diketahui dan diketahui dari sebuah analit. Elektroda indikator selalu
dianggap sebagai katoda dan elektroda referensi sebagai anoda.
Untuk pengukuran potensiometri langsung, potensial sel dapat
diekspresikan sebagai perkembangan potensial oleh elektroda indikator, elektroda
referensi, dan potensial jungsi.
- Titrasi Potensiometri
Pada metoda ini dilakukan proses titrasi terhadap larutan asam oleh larutan
bersifat basa atau sebaliknya. Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan
pengukuran potensiometri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau
pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodenya. Potensial
diukur setelah penambahan sejumlah kecil volume titran secara kontinu dengan
perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan el konsentrasi.
Sehingga tujuan utama pada titrasi potensiometer adalah untuk
menentukan lokasi titik ekivalen.

Titrasi Asam-Basa Menggunakan pH meter


pH meter dapat digunakan untuk mengikuti titrasi asam basa (dapat dianggap
sebagai indikator). Pada dasarnya pH meter terdiri atas dua elektroda dan satu
voltmeter. Untuk mengukur benda potensial (antara potensial dalam elektroda dan
potensial elektroda lainnya disebut elektroda indikator, respon terhadap elektroda
indikator menyebabkan pergeseran pada voltmeter yang tertera pada skala pH.

Titrasi adalah analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk
bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Titrasi ini digunakan pada reaksi netralisasi
asam dengan basa pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai).

Cara titrasi yaitu dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa
kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam dan
penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan jumlah mol OH-. Pada
saat itulah, larutan bersifat netral dan disebut titik ekivalen.

Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan
sesudah titrasi. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan dalam erlenmeyer
dengan mengukur volumenya terlebih dahulu. Untuk mengamati titik ekivalen
digunakan indikator yang perubahan warnanya disekitar titik ekivalen. Saat terjadi
perubahan warna itu disebut titik akhir titrasi.

Sebelum titrasi dilakukan, larutan titrat bersifat asam yang mengandung


banyak ion hidrogen dalam larutan tersebut. Namun setelah titrasi dilakukan, jumlah
ion hidrogen perlahan-lahan berkurang karena telah bereaksi dengan ion hidronium
membentuk air, dan saat terjadi lonjakan pH secara drastis tersebut ion hidrogen (H +)
dari HCl telah habis bereaksi dengan ion hidronium (OH-) dari NaOH. Dengan
demikian, tidak terdapat lagi ion hidrogen dalam bentuk bebas dalam larutan titrat.
Penambahan larutan titrat setelah titik akhir titrasi terjadi menyebabkan jumlah ion
hidronium akan semakin meningkat dan menyebabkan naiknya pH larutan (pH
larutan basa). Tidak adanya ion hidrogen di dalam elektrode gelas secara tiba-tiba
akan membuat arus yang dihasilkan oleh elektrode gelas menjadi meningkat secara
tiba-tiba dan kemudian turun secara tiba-tiba pula.

Dalam menentukan titik ekivalen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa


cara yaitu dengan membuat grafik potensial atau pH versus volume titran atau
ΔΕ Δ pH
modifikasinya, yaitu turunan pertama ΔV atau ΔV versus volume titran (Vx),
kemudian dari grafik yang diperoleh dicari harga maksimum dan minimumnya. Cara
2 2
ΔΕ Δ pH
2 2
lain adalah dari turunan keduanya , yaitu ΔV atau ΔV versus volume titran
(Vy), Kemudian dari grafik diperoleh titik nolnya.
DAFTAR PUSTAKA
o Agung. 2012. Titrasi Potensiometri.
o Day, R.A dan Underwood A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga
o Meranti, Tantri.2012. Titrasi Asam Basa Cara Potensiometri.
o Taufikurohmah, Titik dan Sukarmin. 2009. Penuntun Praktikum Metode Elektroanalitik.
o Surabaya: Unipress UNESA.
o Pamungkas, Gawang dkk. 2009. Jurnal Titrasi Potensiometri. Unesa : Surabaya

Anda mungkin juga menyukai