Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan sediaan obat kumur gargle
povidone iodin. Menurut Tungadi (2020), Adalah larutan yang mengandung air
digunakan untuk mencegah faring dan nasofaring dengan melawan udara dari
paru-paru selanjutnya gargle tertahan di tenggorokan.
Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu povidone iodin.
Mekanisme kerja obat kumur povidone iodine yakni oksidasi asam amino dan
asam nukleat mikroorganisme sehingga menyebabkan gangguan metabolism dan
destabilisasi membran sel (Nagatake, 2012).
Pada percobaan ini disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan serta
dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Menurut Hapsari (2015) kadar 70%
alcohol dianjurkan untuk digunakan sebagai cairan pembersihyang ampuh untuk
membunuh kuman dan bakteri. Saat alcohol dengan konsentrasi 70% mengenai
kuman, maka secara lambat akan menembus kedalam sel kuman atau bakteri dan
membuatnya mati. Ditimbang dan diukur bahan povidone iodin, gliserin, menthol,
metil paraben,dan propyl paraben sesuai perhitungan formula.
Digerus metil paraben dan propil paraben menggunakan lumpang dan alu
hingga halus dan homogen. Diteteskan air panas kedalam lupang dan alu yang
berisi propil paraben dan metil paraben. Menurut Liliana (2015), kelarutan metil
paraben pada 25 oC yakni 1:400 dalam air, 1:50 dalam air suhu 50 oC, 1:30.
Sehingga semakin naik suhu air semakin mudah metil paraben melarut.
Ditambahkan xylitol dan gliserin kedalam lumpang dan alu. Dikalibrasi botol
kemasan. Menurut Aby (2010) tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai
ketertelusuran pengukuran. Diberi tanda kalibrasi pada botol. Dimasukkan larutan
yang tercampur kedalam botol yang suah dikalibrasi. Dicukupkan aquadest
sejumlah tanda pada botol. Diberi etiket dan kemasan.
Dievaluasi sediaan yang dibuat yaitu dengan uji organoleptik, uji pH, dan
Uji viskositas. Menurut Sri Suci dkk (2020), Uji organoleptik yaitu uji untuk
menguji rasa, bau, warna dan penampilan pada sediaan. Didapat hasil uji
organoleptik sediaan yaitu dengan rasa agak manis, sensasi dingin dan berbau

18
menthol. Uji PH adalah uji untuk mengetahui PH dari sediaan dan agar
mengetahui PH sediaan masuk kedalam rentan PH mulut. pH rendah biasanya
tidak dapat ditumbuhi bakteri, tetapi dapat menjadi rusak karena pertumbuhan
khamir dan kapang. Selain itu, dengan pH yang terlalu rendah dikhawatirkan akan
mengiritasi lambung, sedangkan jika pH terlalu basa, biasanya rasanya cenderung
pahit, sihingga kurang disukai konsumen (Tanjung dkk,2019). Dari hasil uji pH
sediaan didapat sediaan dengan pH 6 dimana nilai pH sediaan obat kumur
memenuhi range nilai pH yaitu 5-7. Pada pH sediaan obat tidak boleh terlalu asam
dan tidak boleh juga terlalu basa, jika nilai pH suatu sediaan obat kumur terlalu
asam akan menyebabkan iritasi pada mulut sedangkan jika nilai pH suatu sediaan
obat kumur terlalu basa akan menyebabkan timbulnya sariawan (Kilian et, all
2016).
Sedangkan pada Uji viskositas Menurut M. kenli et., al (2021), semakin
tinggi besar konsentrasi makan akan tinggi nilai viskositasnya hal tersebut
dipengaruhi oleh banyaknya ekstrak yang ditambahkan. Penambahan gliserin pada
sediaan obat kumur dapat mempengaruhi nilai viskositas karena nilai viskositas
gliserin lebih tinggi dibandingkan dengan viskositas air. Hasil yang didapat maka
konsentrasi 30% yang lebih baik viskositasnya karena nilai viskositasnya lebih
kecil dan mendekati viskositas air.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi adalah kurangnya ketelitian
praktikan dalam penimbangan dan pengukuran.

19
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa sediaan
gargle adalah sediaan berupa larutan, umumnya pekat yang harus diencerkan
dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan
atau pengobatan infeksi tenggorokan.
2. Berdasarkan percobaan hasil yang diperoleh dari formulasi sediaan
kemudian di uji evaluasi yang bertujuan untuk mengevaluasi sediaan yang
dihasilkan memenuhi standar dan syarat SNI atau tidak, dimana pada formulasi
sediaan sirup ini dilakukan 3 uji evaluasi berupa uji organoleptis, uji pH, uji
viskositas.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Pihak jurusan sebaiknya lebih meningkatkan kualitas serta kenyamanan di
dalam laboratorium agar pada saat melakukan praktikum terciptanya kenyamanan.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium

20
Sebaiknya laboratorium dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang lebih
memadai agar terciptanya praktikum serta penelitian yang sesuai dengan yang
diinginkan.
5.2.3 Saran Untuk Asisten
Asisten hendaknya membimbing praktikan dengan baik dan menjadi
teladan yang baik untuk praktikan
5.2.4 Saran Untuk Praktikan
Praktikan sebaiknya datang tepat waktu saat praktikum. Praktikan
sebaiknya menaati tata tertib laboratorium..

21

Anda mungkin juga menyukai