OLEH :
IRMA HAZIRA AWALINDA/XIFIA/16/K2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa tujuan pada latar belakang yang akan du
kupas. Yaitu agar siswa sebagai praktikan mampu melakukan pembuatan sediaan
suspensi sebagai sediaan oral, dan bisa melakukan uji evaluasi uspensi pada praktikum
ini, selain itu, siswa sebagai kelompok praktikam mampu menyusun dan mengkaji
preformulasi bahan aktif yang akan digunakan dalam sediaan suspensi yang akan
digunakan ke dalam bentuk oral.
1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa tujuan yang telah di jadikan target sebagai
bahan dasar keberhasilan dalam praktikum ini yaitu : siswa dapat melakukan pembuatan
sediaan suspensi dengan metode yang telah di tentukan dan selain itu agar siswa dapat
melakukan uji pada suspensi yang telah dibuat dan sekelompok praktikan mampu
menyusun dan mengkaji preformulasi bahan yang akan di buat, dan si praktikan bisa
melakukan penggunaan alat dengan baik dalak praktikum sediaan semi solid ini.
1.3 Manfaat
Pada praktikum kali ini terdapata beberapa tujuan yang akan dikupas yakni : untuk
siswa bisa melakukan uji evaluasi pada suspensi, dan selain itu siswa sebagai praktikan
bisa melakukan pembuatan suspense dengan metode yang telah ditetapkan dan
sekelompok praktikan dapat melakukan penggunaan alat dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Menurut Farmakope edisi IV.
(anonym. Departemen kesehatan RI .1979. Farmakope Indonesia edisi III)
Na-CMC merupakan serbuk yang bersifat higroskopis, berwarna putih sedikit
kekuningan, tidak berbau, dan tidak berasa. Na-CMC merupakan serbuk yang mudah
larut dalam air dingin maupun air panas.
(Wimna , SK .2004. Handbook Of Pharmaceutical Manufactoring Formulation Solid.
CRC Press)
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan
digunakan untuk meredakan sakit kepala dan nyeri ringan, serta demam. Obat digunakan
sebagian besar sebagai obat resep untuk analgesik dan flu. Obat memiliki keamanan
bagus pada dosis standar, tetapi mudah terjadi overdosis karena obat muncul pada banyak
sediaan obat. Hal ini mendorong terjadinya overdosis baik sengaja ataupun tidak sengaja.
(Anonym. 2011. Id. m . Wikipedia. Orng. Wiki/Paracetamol)
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang
menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak
enak, sirup efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak
biasanya menghilangkan keengganan pada anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar
tinggi (sirup simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa
dalam sirup adalah 64- 66%, kecuali dinyatakan lain (Depkes RI, 1979)
(anonym. Departemen kesehatan RI .1979. Farmakope Indonesia edisi III)
Amoxicillin adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Obat
antibiotik ini tersedia dalam bentuk tablet maupun sirup. Amoksisilin atau amoxicillin akan
menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi di organ paru-paru, saluran
kemih, kulit, serta di bagian telinga, hidung, dan tenggorokan. Amoxicilin tidak digunakan
untuk mengatasi infeksi virus.
(Ansel. H. c 2008. Teori dan praktik Farmasi Indutri edisi IV. Jakarta Ui press)
Batuk berdahak. OBH IKA merupakan Obat Batuk Hitam dengan kandungan succus
liquiritiae, ammonium chloride, dan sasa. Obat ini digunakan untuk mengobati batuk
berdahak dengan cara memudahkan pengeluaran dahak. Per 15 mL Succus liquiritiae 500
mg, ammon Cl 300 mg, SASA 300 mg. Obat batuk hitam (OBH) telah diproduksi oleh
lndustri Farmasi dalam bentuk sediaan cair yang memiliki sifat kurang stabil dan mudah
ditumbuhi bakteri karena mengandung komponen baban alam. Untuk mengatasi
permasalahan di atas, OBH diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap yang memiliki
rasa yang enak sehingga meningkatkan efektivitas pengobatan. Tablet hisap OBH
diformulasi dengan dosis yang setara dengan 5 mL sediaan cair dengan proses granulasi
basah. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan efektivitas PVP K-30 dan gom arab
sebagai bahan pengikat dengan konsentrasi masing-masing 4%. Evaluasi mutu fisik tablet
hisap yang dihasilkan meliputi kekerasan, waktu hancur dan kerapuhan tablet Hasil penelitiaa
dengan analisis statistik uji T (p<0,05) menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada uji
waktu hancur dan tidak ada perbedaan yang bermakna pada uji kekerasan dan kerapuhan
tablet hisap.
(Pater, D., 1980, Medicated Lozenges, In: Phamnceutical Dosage Form: Tablet
Volume l, Lieberman, H.A., Lachman, L. & Schwartz, J.B. (Eds) ,427463, Marcell Dekker,
lnc., New York.)
(Formularium Nasional, 1978, F/,isi II, 23, 252, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta)
Kerapatan (densitas) uap relatif : Tidak tersedia sifat tersebut Kerapatan (den-sitas) relatif :
Tidak tersedia sifat tersebut Densitas : Tidak tersedia sifat tersebut Kelarutan Kelarutan dalam
air : agak larut Koefisien partisi (noktanol/air) : Tidak berlaku Suhu dapat membakar sendiri
(auto-ignition temperature) : Tidak tersedia sifat tersebut Suhu penguraian : Tidak tersedia sifat
tersebut Kekentalan (viskositas) Viskositas, kinematis : Tidak tersedia sifat tersebut Sifat
peledak : Tidak mudah meledak Sifat oksidator : Bahan atau campuran ini tidak diklasifikasikan
sebagai pengoksidasi. Berat Molekul : Tidak tersedia sifat tersebut Ukuran partikel : Tidak
berlaku sifat tersebut.
(Formularium Nasional, 1978, F/,isi II, 23, 252, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta)
OBH Mempunyai Nama resmi Glycyrrhizae Succus Nama lain dengan nama resmi
Ekstrak akar manis RM/B :C2H7NOH/151,16 Rumus struktur Dengan Pemerian :batang
berbentuk silinder atau bongkah, besar, licin, agak mengkilap, hitam coklat tua,
atau serbuk berwarna coklat, bau lemah khas, rasa manis. Kelarutan: zat larut dalam
etanol tidak kurang dari 75% Penyimpanan:dalam wadah tertutup baik. Khasiat:zat
tambahan. Kegunaan :sebagai pereaksiuntuk dilihat interaksi obat dengan Glycerylis
Guaiacolas
(Fierse, E.F , Hug"r,, T.A., 1996, Preformulatioru In: The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy, Lachman, L., Liebermaq H.A. & IGnig, J.L. @ds.), 3' edition, l7l-
196, Lea Febiger, Philadelphia.)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Pada praktikum ini kami menggunakan alat yang cukup spesifik yaitu
3.2 Bahan
Pada praktikum ini kami menggunakan Baha yang sangat berperan penting untuk
praktikum kali ini yaitu :
R/
- PGA 6,6 gr
- CMC Na 1,452 gr
- PCT Tabs 0,25
- Sirup Simplex 1,1 Ml
- Amox tabs 0,825 gr
- OBH 0,33 gr
- Aquadest 49,443 Ml
3.3 Formula
R/
- PGA 5%
- CMC Na 1,0 %
- PCT Tabs 250 mg
- Sirup simplex 10%
- Amox tabs 750 mg
-OBH 0,25 %
- Aquadest 49,443 Ml
3.4 Perhitungan
a. Suspending Agent 5%
5/100 x 60 x 2 + 10 % = 6,6 gr
b. CMC Na 1,0 %
1,0/100 x 60 x 2 + 10 % = 1, 452 gr
c. PCT Tabs 250 mg
250 mg = 0,25 gr
d. Sirup Simplek 10-20%
10/100 x 60 x 2 + 10 = 1,1 Ml
e. Amoxicilin tabs 750 mg
750 + 10 % = 8, 25 mg = 0, 825 gr
f. OBH 0,25 %
0,25/100 x 60 x 2 + 10 % = 0,33 Ml
g. Aquadest (ad.)
60 Ml – 10,557 = 49, 443
3.5 Cara kerja
Dibuat basis dari Tragakan (Pengganti PGA ) Dengan Mortar dan stamper dengan air dingin
sampai mencair
Dicampurkan PCT dan Amoxcicilin ke dalam basis, sampai tercampur dengan baik
Dituangkan OBH ke dalam basis yang telah dibuat dan diaduk sampai homogen
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan praktikum kali ini terdapat beberapa pembahasan yang akan dibahas
yaitu Pada langkah pertama sebenarnya kelompok kami membuat basis dengan bahan dasar PGA
dengan air hangat, dan diaduk sampai merata. Namun, dikarenakan ketersediaan PGA kurang,
maka kami membuat basis dengan Tragacant, dan hasil nya saat kami membuat basis tidak
terlalu mengental dan bahan menggumpal keras dan lengket seperti Gel dikarenakan bahan PGA
yang baru sangat sulit untuk dibuat basis, maka dari itu kami bantu dengan Tragacant dan CMC
Na, dan di tetesi air dingin. Kenapa dengan air dingin?, karena jika dengan air panas maka basis
akan menggumpal dengan hebat. Maka terjadi reaksi saat pembuatan basis. Maka dari itu kami
menggunakan air dingin saja saat membuat basis dari Tragacant, dikarenakan bahan ini sedikit
tidak cocok dengan air hangat ataupun panas. Bahkan bahan ini akan memilih menggumpal jika
dengan air panas, maka praktikan mendapati reaksi sebagai berikut :
Rx : Tragakan + Aquadest (aq) Homogen
Tragakan + H2O Homogen
Pada prosedur yang kedua yaitu di di campurkan paracetamol dengan basis yang telah
dibuat dengan tragakan, larut dan tercampur dalam basis. Dan setelah itu ditambahkan
Amoxicilin dengan cara kerja seperti itu kelompok kami menghasilkan hasil yang kurang
sempurna, dikarenakan Tragakan menggumpal, dan tidak bisa sempurna menjadi basis suspense
yang baik. Dan setelah itu, dalam mencampurkan Amoxicilin pada mortar dan penggumpalan
hebat masih terjadi , Pengadukan cepat yang dilakukan bisa meminimalisir penggumpalan yang
terjadi, mengapa harus cepat? Karena agar basis yang menggumpal menjadi tidak menggumpal
lagi, dan bisa menyebar partikel nya. Alhasil partikel pun lumayan bisa tersebar dengan baik, dan
penggumpalan sedikit.
Rx : Paracetamol + Amoxcicilin Tercampur rata (Homogen)
C8H9NO2 + C16H19N3O5S 2C8H9N3. 2 1/5O2 + S + C16H19N3O5S
+ Homogen
Dituangkan OBH ke dalam mortar dan kelompo kami mengaduk nya dengan cepat, dan
terjadi reaksi bahwa adonan bahan sudah agak bisa melebur menjadi satu, dan campuran bahan
di mortar menjadi agak cair kekentalan. Dan siap dimasukan ke dalam botol sirup.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini terdapat beberapa kesimpulan yang tercantum, yaitu :
1. Reaksi penyampuran bahan di mortar tidak terjadi sempurna
2. Basis menggumpal dikarenakan kesalahan bahan saat mengambil bahan baru
3. Keterbatasan bahan PGA membuat praktikan menggunakan Tragacant
4. Bahan terjadi penggumpalan sempurna
5. Suspensi terdapat partikel besar yang sulit melebur.
5.2Saran
Saran yang terdapat pada praktikum ini yaitu sebaiknya bahan di sediakan di
tempat Lab secara secukupnya saja agar si praktikan tidak berkali-kali bolak-balik kesana
kemari untuk mencari bahan. Selain menguras tenaga, hal itu juga bisa meburas waktu. Dan
untuk timbangan juga yang kurang akurat. Sebaiknya diperbaiki untuk timbangan analitik nya.
DAFTAR PUSTAKA
anonym. Departemen kesehatan RI .1979. Farmakope Indonesia edisi III
Wimna , SK .2004. Handbook Of Pharmaceutical Manufactoring Formulation Solid.
CRC Press
Anonym. 2011. Id. m . Wikipedia. Orng. Wiki/Paracetamol
anonym. Departemen kesehatan RI .1979. Farmakope Indonesia edisi III
Ansel. H. c 2008. Teori dan praktik Farmasi Indutri edisi IV. Jakarta Ui press
Pater, D., 1980, Medicated Lozenges, In: Phamnceutical Dosage Form: Tablet Volume l,
Lieberman, H.A., Lachman, L. & Schwartz, J.B. (Eds) ,427463, Marcell Dekker, lnc., New
York.
Kloe jurna. 2010. Pengujian sifat baha pada sediaan
Anonym. 2011. Id. m . Wikipedia. Orng. Wiki/Paracetamol
Anaonim . jurna. Formularium Nasional, 1978, F/,isi II, 23, 252, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Fierse, E.F , Hug"r,, T.A., 1996, Preformulatioru In: The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy, Lachman, L., Liebermaq H.A. & IGnig, J.L. @ds.), 3' edition, l7l-
196, Lea Febiger, Philadelphia.