LIQUIDA SEMISOLIDA
Disusun Oleh :
1. Anzaina Sukmawati 170106005
2. Ghalda Fadhilah 170106020
3. Ghilfy Chandra 170106021
4. Hilman Yusup 170106023
5. Inarotun Ngilma 170106024
6. Ivon Resti Adidah 170106026
Kelompok : 4 (empat) A
Prodi : Farmasi 2017
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk sediaan larutan adalah eliksir. Eliksir adalah larutan
oral yang mengandung etanol 90 % yang berfungi sebagai kosolven (M.
Anief, 2007). Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis
dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk
menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa
tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya
(Ansel, 1989).
Salah satu obat yang di buat dalam bentuk sediaan eliksir adalah
Paracetamol. Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan
metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995).
Hal ini disebabkan Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat
peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan
peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol
berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia,
nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011).
Golongan
Analgesik Non Narkotik (Bebas) (ISO Vol 49, hal 34, 2014).
Mekanisme Kerja
Parasetamol menghambat produksi prostaglandin (senyawa
penyebab inflamasi), namun parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat
anti inflamasi. Telah dibuktikan bahwa parasetamol mampu mengurangi
bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga
menghambatnya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi.
Paracetamol juga bekerja pada pusat pengaturan suhu pada otak. Tetapi
mekanisme secara spesifik belum diketahui (Yermei, 2012).
Indikasi
Meringankan rasa sakit seperti pada keadaan sakit kepala dan
menurunkan demam (ISO Vol 49, hal 34, 2014).
Kontraindikasi
Penderita gangguan fungsi hati yang berat, penderita hipersensitif
terhadap obat ini (ISO Vol 49, hal 34, 2014).
Efek Samping
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati, reaksi hipersensitifitas (ISO Vol 49, hal 34, 2014).
Interaksi Obat
Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, paracetamol
bisa menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek samping atau
justru mengurangi efektivitas paracetamol itu sendiri. Untuk
menghindarinya, jangan mengonsumsi paracetamol dengan obat-obatan
di bawah ini:
- Warfarin (obat yang biasanya digunakan untuk mencegah pembekuan
darah).
- Carbamazepine (obat yang biasanya digunakan untuk mengobati
epilepsi).
- Phenobarbital, phenytoin, atau primidone (obat-obatan yang biasanya
digunakan untuk mengontrol kejang).
- Colestyramine (obat yang biasanya digunakan untuk mengurangi rasa
gatal pada gangguan ginjal).
- Metoclopramide (obat yang biasanya digunakan untuk meredakan
rasa mual dan muntah).
- Imatinib atau busulfan (obat-obatan yang biasanya digunakan untuk
mengobati kanker jenis tertentu.
- Lixisenatide (obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi diabetes
tipe 2).
- Ketoconazole (salah satu jenis obat antijamur) (dr. Marianti, 2017).
Dosis
- 0 - 1 tahun = Sehari 3-4 kali ½ sendok takar
- 1 - 2 tahun = Sehari 3-4 kali 1 sendok takar
- 6 - 9 tahun = Sehari 3-4 kali 2 - 3 sendok takar
- 9 - 12 tahun = Sehari 3-4 kali 3 - 4 sendok takar atau sesuai
petunjuk dokter (ISO Vol 49, hal 34, 2014).
Pemerian
Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
pKa
9,38
Kelarutan
Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam
13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
Inkompatibilitas
Fungsi
Analgetikum; Antipiretikum
Bentuk zat aktif yang digunakan
Serbuk
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Pemerian
Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari tebu (Saccharum
officinarum Linne´ (Fam. Gramineae), bit gula (Beta vulgaris Linne´
(Fam. Chenopodiaceae), dan sumber lainnya. Kristal tidak berwarna,
seperti kristal massa atau balok, atau sebagai bubuk kristal putih; tidak
berbau dan memiliki rasa yang manis.
pKa
12,62
Kelarutan
Inkompatibilitas
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam berat
yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat.
Sukroda dapat terkontaminasi dengan sulfit dari hasil penyulingan.
Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada
tablet yang bersalut gula. Selain itu, sukrosa dapat berinteraksi
dengan tutup aluminium.
Fungsi
Zat pemanis dan agen penambah viskositas.
Bentuk zat aktif yang digunakan
Kristal
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan kering.
C. Natrium Benzoat
Pemerian
Natrium benzoate merupakan butiran putih atau kristal, sedikit
bubuk, higroskopis. Tidak berbau, atau dengan aroma benzoin yang
samar dan memiliki rasa manis dan asin yang tidak menyenangkan
(HOPE 6th, hal 627-628).
pKa
4,21
Kelarutan
Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) p (FI
ed. III hal 395).
Inkompatibilitas
Tidak cocok dengan senyawa kuaterner, gelatin, garam besi, garam
kalsium, dan garam logam berat, termasuk perak, timbal, dan air
raksa. Aktivitas pengawet dapat dikurangi dengan interaksi dengan
kaolin atau surfaktan nonionik (HOPE 6th, hal 627-628).
Fungsi
Pengawet antimikroba (HOPE 6th, hal 627-628).
Bentuk zat aktif yang digunakan
Serbuk
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Wadah tertutup baik (FI ed III, hal 396).
Pemerian
Bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair, dengan
rasa manis, agak tajam menyerupai gliserin
pKa
Kelarutan
Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air; larut
pada 1 dalam 6 bagian eter; tidak larut dengan minyak mineral ringan
atau minyak tetap, tetapi akan larut dengan beberapa minyak esensial
yang diperlukan.
Inkompatibilitas
Dengan reaksi oksidasi seperti Kalium Permanganat
Fungsi
Pengawet antimikroba; desinfektan; humektan; plasticizer; pelarut;
zat penstabil; cosolvent larut air.
Bentuk zat aktif yang digunakan
Cairan
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan kering.
Pemerian
Cairan bening, tidak berwarna, mudah bergerak, dan mudah
menguap, bau khas dan rasa terbakar.
pKa
Kelarutan
Larut dengan kloroform, eter, gliserin, dan air (dengan kenaikan
suhu dan kontraksi volume).
Inkompatibilitas
Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi kuat dengan
bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat berwarna lebih
gelap karena reaksi dengan jumlah residu aldehida. Garam organik
atau akasida dapat mengendapkan dari larutan encer atau dispersi.
Larutan etanol juga tidak sesuai dengan kandungan aluminium dan
dapat berinteraksi dengan beberapa obat.
Fungsi
Pelarut; desinfektan, dan sebagai pengawet antimikroba
Bentuk zat aktif yang digunakan
Cairan
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Simpan dalam kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering.
Pemerian
Kristal tidak berwarna atau tembus cahaya, atau sebagai bubuk
kristal putih bercahaya. Tidak berbau dan memiliki rasa asam yang
kuat.
pKa
3,15
Kelarutan
Larut dalam 1,5 bagian etanol (95%) dan larut kurang dari 1 bagian
air; sedikit larut dalam eter.
Inkompatibilitas
Asam sitrat tidak kompatibel dengan kalium tartrat, alkali dan alkali
tanah karbonat dan bikarbonat, asetat, dan sulfide. Ketidakcocokan
juga termasuk agen pengoksidasi, basa, pengurangan agen, dan
nitrat. Ini berpotensi meledak dalam kombinasi dengan nitrat logam.
Pada penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal dari sirup adanya
asam sitrat.
Fungsi
Agen pengasaman; antioksidan; agen penyangga; agen kelat;
penambah rasa; pengawet.
Bentuk zat aktif yang digunakan
Serbuk
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.
Pemerian
Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai
rasa.
pKa
Kelarutan
Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.
Inkompatibilitas
Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan bahan tambahan lain
yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam adanya air atau
uap air) pada suhu yang tinggi. Air dapat juga bereaksi dengan logam
alkali seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Selain itu air juga
bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari
berbagai komposisi, dan dengan bahan organik tertentu dan kalsium
karbida.
Fungsi
Pelarut
Bentuk zat aktif yang digunakan
Cairan
Bentuk Sediaan
Eliksir
Wadah dan Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat. Jika disimpan dalam jumlah
besar, kondisi penyimpanan harus dirancang untuk mebatasi
pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kontaminasi kegunaan.
BAB III
METODOLOGI KERJA
1. Kemasan Sekunder
2. Etiket
TIMOL®
3. Brosur
PARACETAMOL
ELIKSIR
Komposisi:
Tiap 5 mL mengandung parasetamol 120 mg.
Indikasi:
Meringankan rasa sakit seperti pada keadaan sakit kepala dan
menurunkan demam.
Kontraindikasi:
Penderita gangguan fungsi hati yang berat, penderita hipersensitif
terhadap paracetamol.
Efek Samping:
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati dan reaksi hipersensitifitas.
Penyimpanan:
Simpan di tempat tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Perhatian:
Penderita gangguan ginjal, alkohol dapat meningkatkan resiko
kerusakan fungsi hati.
Dosis:
Diminum 3-4 kali sehari:
0-1tahun : ½ sendok takar (2,5 mL)
1-2 tahun : 1 sendok takar (5 mL)
2-6 tahun : 1-2 sendok takar (5 mL-10 mL)
6-9 tahun : 2-3 sendok takar (10 mL-15 mL)
9-12 tahun : 3-4 sendok takar (15 mL-20 mL)
Kemasan:
Botol isi 60 mL
Diproduksi oleh:
PT. CHEMA NUSA
Bandung- Indonesia