Anda di halaman 1dari 3

B.

Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan pada sampel serbuk lamun laut (Enhaus eco-
roides) dengan metode maserasi bertingkat. Maserasi bertingkat adalah proses ek-
traksi bertahap dengan menggunakan pelarut yang berbeda-beda kepolarannya
(non-polar,semi polar, dan polar).Metode ekstraksi bertingkat dapat menghasilkan
ekstrak yang beragam, tergantung dari jenis-jenis pelarut yang digunakan (Yang et
al., 2010). Sedangkan Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses peren-
daman bahan dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil
dengan pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan.
Tujuan dari praktikum agar mahasiswa dapat memahami metode ekstraksi
masrasi dan dapat memahami metode ekstraksi total dan bertingkat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ekstraksi antara lain waktu, suhu, jenis pelarut, perbandingan
bahan dan pelarut, dan ukuran partikel (Suharto et al., 2016). Tujuan dari ekstraksi
ini yaitu untuk menarik senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada serbuk
lada.
Pertama yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digu-
nakan. Alat yang digunakan yaitu gelas kima, gelas ukur, kain saring(putih), ner-
aca mekanik, dan wadah stainless. Bahan yang digunakan yaitu aluminium foil,
alkohol 70%, pelarut N-heksan, etil asetat, methanol, sampel serbuk lamun laut
dan tisu. Lalu ditimbang sampel serbuk lamun laut (Enhaus ecoroides) sebanyak
500 gram, ditambahkan pelarut pertama yaitu n-heksan yang telah diukur se-
banyak 300 ml, setelah itu dimasukkan sampel serbuk lamun laut (Enhaus eco-
roides) kedalam toples dengan pelarut n-heksan yang sudah diukur, usahakan
pelarut yang digunakan lebih banyak dari sampel atau minimal sama dengan
tinggi sampel.
Kemudian sampel diaduk hingga terbasahi sempurna, lalu ditutup toples
dengan menggunakan aluminium foil. Menurut Ismail (2002), Penggunaan pelarut
akan menentukan tingkat aktivitas antioksidan yang diperoleh dalam suatu ek-
straksi karena aktivitas antioksidan akan ditunjukkan berbeda-beda dengan po-
laritas senyawa yang berbeda. Kemudian dikocok dengan cara digoyang-
goyangkan sampai sampel lebih kental dan dilanjutkan pengocokan selama 30

1
menit. Tujuannya untuk mencapai kondisi kesetimbangan antara konsentrasi
senyawa dalam bahan dengan konsentrasi senyawa pada pelarut (Yollaningtyas
dan Kusmartono, 2016).
Disaring sampel dengan menggunakan kain saring, ditimbang hasil residu
dan dikeringkan dan hasil filtratnya diukur kemudian disimpan ditempat yang se-
juk dan terlindungi dari cahaya matahari.
Dimasukkan hasil residu yang telah dikeringkan kedalam toples kaca dan
dituangkan pelarut yang kedua yaitu etil asetat sebanyak 1000 ml kedalam toples
kaca. Dikocok selama 30 menit, disaring hasil pengocokan dan dipisahkan antara
residu dan filtratnya. Diukur filtrat dan ditimbang residu yang didapatkan lalu dik-
eringkan.
Dilakukan perlakuan yang sama pada pelarut ketiga yaitu metanol hasil
residu yang telah dikeringkan dimasukkan kedalam toples kaca dan dituangkan
pelarut metanol sebanyak 1000 ml kedalam toples kaca. Dikocok selama 30
menit, disaring hasil pengocokan dan dipisahkan antara residu dan filtratnya.
Diukur filtrat dan ditimbang residu yang didapatkan lalu dikeringkan.
Kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi pada proses pelaksanaan prak-
tikum percobaan maserasi yaitu, kurang telitinya praktikan dalam pengukuran
pelarut dan sampel yang akan digunakan dan kurang stabil dalam melakukan pen-
gadukan.

2
3

Anda mungkin juga menyukai