Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PRAKTIKUM ZAT KIMIA BERBAHAYA PADA


A. Pendahuluan
Boraks berasal dari bahasa arab yaitu bouraq, merupakan bahan antiseptik yang
digunakan sebagai bahan pembersih, pengawet kayu dan. Dalam air, boraks
merupakan campuran natrium metaborat dan asam borat. Penggunaan boraks pada
makanan produk olahan membuat adonan dapat lebih lias dan elastis sehingga tidak
cepat mollor atau sagging. Meskipun jumlah tambahan tidak terlalu banyak, namun
boraks mempunyai efek akumulasi yang berbahaya. Gejala keracunan boraks akut
meliputi mual, muntah-muntah, diare, kejang perut, bercak pada kulit, suhu tubuh
menurun dan lemah, juga dapat terjadi kematian akibat kolaps pernapasan. Pada
keracunan kronik dapat menyebabkan demam, anoreksia, kerusakan ginjal, depresi
dan bingung.
Formalin merupakan zat toksik dan sangat iritatif untuk kulit dan mata. Formalin
bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan
kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif.
Uap dari formalin sangat berbahaya jika terhirup dan tertelan oleh manusia. Dampak
buruk bagi kesehatan pada seorang yang terpapar dengan formalin dapat terjadi
akibat paparan akut atau paparan yang berlangsung kronik (bertahun-tahun), antara
lain sakit kepala, radang hidung, radang kronis, mualmual, gangguan pernapasan baik
berupa batuk kronis atau sesak napas kronis. Formalin dapat juga merusak syaraf
tubuh manusia. Gangguan pada syaraf berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, dan
sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan
infertilitas. Penggunaan formalin jangka panjang pada manusia dapat menyebabkan
kanker mulut dan tenggorokan.

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menganalisis kandungan zat-zat kimia berbahaya pada makanan

C. Alat dan Bahan


A. ALAT
1. Mortar dan alu
2. Cawan petri
3. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Neraca analitik
6. Rak tabung reaksi
BAHAN
1. Kunyit
2. Aquades
3. KMnO4
4. Bahan uji
D.Prosedur kerja
a. UJI BORAKS.
1. Sediakan sampel yang akan diuji yaitu bakso, tahu, mie dan sosis
2. Sediakan ekstrak kunyit dengan konsentrasi 100% dengan cara menimbang
bubuk kunyit sebanyak 50 gr dan dilarutkan kedalam aquades 50 ml kemudian
disaring.
3. Bakso diiris dan dan dihaluskan dengan menggunakan mortar kemudian
simpan dicawan petri yang berbeda.
4. Masukkan sebanyak 1 gr sampel yang telah dihaluskan kedalam plat tetes yang
telah diberi label
5. Teteskan masing-masing sampel dengan ekstrak kunyit dan amati perubahan
warna yang terjadi.
6. Jika sampel berubah menjadi merah kecoklatan, maka sampel mengandung
boraks sedangkan jika tetap berwarna kuning (warna kunyit), maka sampel
negatif.
b. UJI FORMALIN
1. Sediakan sampel yang akan diuji yaitu bakso, tahu, mie dan sosis
2. Bakso dihaluskan kemudian ditimbang masing-masing sebanyak 5g r
selanjutnya disimpan dicawan petri yang berbeda
3. Sampel dilarutkan dengan 10 ml aquades selanjutnya disaring.
4. Masing-masing filtrat dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah diberi
label kemudian ditetesi dengan KMnO4 0,1 N
5. Amati dan tunggu sampai bereaksi selama 1 jam.
6. Jika warna ungu violet segera memudar/hilang berarti sampel mangandung
formalin yang bersifat mereduksi KMnO4.

E. Hasil Pengamatan

No Bahan uji Uji formalin Uji boraks


1 Tahu
2 Bakso
3 Mie
4 Sosis

Ket: diisi dengan tanda (+) jika positif mengandung formalin / boraks dan
diisi dengan tanda (-) jika tidak mengandung formalin / boraks.
Pembahasan Hasil / Interpretasi Data :
BAB IV
UJI PH PADA MAKANAN
A. Pendahuluan
Parameter penentu kualitas makanan telah dicantumkan pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) dengan jenis makanan terkait dan setiap ujinya telah dicantumkan pada
SNI Nomor 01-2891 tahun 1992, termasuk cara pengujian untuk parameter pH. pH
merupakan derajat keasaman yang dapat menentukan kualitas makanan. pH merupakan
tolak ukur penghambat munculnya kontaminan biologis seperti bakteri, jamur dan
mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan rusaknya tekstur, rasa maupun gizi
yang terkandung dalam produk. Pada produk olahan susu (dairy products) yang
beberapa diantaranya adalah produk hasil fermentasi bakteri maupun ragi, pH menjadi
tolak ukur untuk menurunkan tingkat kemungkinan infeksi yang dapat disebabkan dari
munculnya bakteri patogen. Pada buah dan sayuran kemasan, pH memiliki pengaruh
penting sehingga harus dilakukan monitoring dari saat proses pemotongan, pencucian
dan proses lainnya. Hal ini karena kontaminasi pada buah dan sayuran tidak hanya
disebabkan oleh mikroogranisme, tetapi juga disebabkan oleh reaksi enzim yang
terkandung di dalamnya.
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang
berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah.
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter
yang berkerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan. Pengukuran
pH dilakukan dengan mengacu pada metode SNI 06-6989.11-2004 yaitu sampel diukur
menggunakan pH meter yang dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan larutan
penyangga pH 4, 7 dan 10. Elektroda pH meter kemudian dikeringkan menggunakan
kertas tisu dan dibilas dengan akuades. Setelah itu pH sampel diukur dengan cara
elektroda pH meter dimasukkan kedalam botol yang berisi sampel hingga skala atau
angka di pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap, kemudian hasilnya dicatat.

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui tingkat keasaman sampel makanan sehingga dapat
menentukan tingkat kualitas dan keamanan yoghurt yang akan dikonsumsi.

C. Alat dan Bahan


A. ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Ph Meter
5. Penyangga buret (statif)
6. Erlenmeyer
7. Gelas ukur
8. Corong
BAHAN:
1. Kertas indikator universal
2. Susu cair segar atau susu cair basi
3. Minyak goreng baru atau minyak goreng bekas
4. Yogurt baru atau yogurt basi
5. Santan baru atau santan basi
6. Larutan deterjen
7. Kertas label

D. Prosedur Kerja
Pengukuran pH larutan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi.
3. Celupkan sepotong kertas indikator universal ke dalam larutan.
4. Perhatikan perubahan warna kertas dan sesuaikan dengan indikator
warna pada wadah kertas, kemudian catat pHnya.
5. Gunakan pH meter, perhatikan angka setelah alat di masukan ke dalam
sampel

E. Hasil Pengamatan
No Bahan uji Kertas indikator pH meter
universal
1 Susu cair segar
2 susu cair basi
3 Minyak goreng
baru
4 minyak goreng
bekas
5 Yogurt Segar
6 Yogurt Basi

Anda mungkin juga menyukai