Anda di halaman 1dari 4

UJI FORMALIN PADA TAHU YANG BEREDAR DI

DAERAH DUWKUHRINGIN MENGGUNAKAN


KALIUM PERMANGANAT (KMnO4)

Afrizal Hidayaturrahman1, Yan El Rizal Unzilatulrrizqi Dewantoro2

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi Pangan, Universitas Muhadi
Setiabudi Brebes
e-mail: apurizaru@gmail.com

Abstrak
Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang populer di Indonesia, yang terbuat dari kedelai
yang difermentasi dan ekstrak darinya. Selain rasanya yang enak, dan harganya yang murah,
namun memiliki nilai gizi yang tinggi. Penyimpanan tahu dikatakan singkat yaitu hanya memiliki
selang waktu penyimpanan 1-2 hari, jika lebih dari dua hari tahu akan menjadi masam dan busuk.
Umur simpan tahu yang relatif singkat berarti beberapa produk tahu ditambahkan formalin
sebagai pengawet sehingga tahu dapat bertahan hingga tujuh hari. Formalin merupakan salah
satu zat berbahaya yang dilarang digunakan untuk makanan karena dapat menimbulkan
gangguan kesehatan terutama pada saluran pencernaan dan jika terakumulasi di dalam tubuh
dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal, hati dan paru-paru, serta bahkan
dapat menyebabkan kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya formalin
pada tahu yang dijual di kawasan Duwkuringin Kabupaten Brebes. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara sampling, dengan mengambil 6 sampel tahu yang berbeda. Penelitian ini
dilakukan dengan analisis kualitatif menggunakan larutan Kalium Permanganat (KMn04) pada 6
sampel tahu yang diperoleh di daerah Duwkuringin. Brebes masih belum aman untuk dikonsumsi.

Abstract
Tofu is one of the popular traditional foods in Indonesia, which is made from fermented
soybeans and extracts from it. Besides the taste is good, and the price is cheap, but it has a high
nutritional value. Tofu storage is said to be short, which only has a storage interval of 1-2 days,
if more than two days the tofu will become sour and rotten. The relatively short shelf life of tofu
means that some tofu products are added with formalin as a preservative so that the tofu can
last up to seven days. Formalin is one of the dangerous substances that is prohibited from being
used for food because it can cause health problems, especially in the digestive tract and if it
accumulates in the body it can cause damage to the digestive tract, kidneys, liver and lungs, and
can even cause cancer. The purpose of this study was to determine the presence of formalin in
tofu that was sold in the Duwkuhringin area, Brebes Regency. Sampling was done by sampling,
by taking 6 different samples of tofu. This study was carried out by qualitative analysis using a
solution of Potassium Permanganate (KMn04) on 6 samples of tofu obtained in the
Duwkuhringin area. Brebes is still not safe for consumption.

Keywords: Formalin, Tahu , KMnO₄

atau bentuk pangan atau produk makanan.


PENDAHULUAN Pangan memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia, oleh karena itu dibutuhkan
suatu jaminan bahwa pangan yang dikonsumsi
Bahan tambahan pangan merupakansalah satu sehari- hari oleh manusia memiliki tingkat
kebutuhan primer dari manusia. keamanan yang tinggi, sehingga manusia dapat
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 bebas dari serangan penyakit atau bahaya yang
tahun 2004, yang dimaksud bahan tambahan berasal dari makanan. Hal ini juga diperkuat
pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan oleh Undang- Undang Nomor 18 tahun 2012
ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat yang mengatur tentang pangan di Indonesia,
yaitu pangan dinyatakan bahwa pemerintah makanan, maka sangat perlu dilakukan uji
berkewajiban untuk menjamin terwujudnya terhadap kandungan zat berbahaya yang
penyelenggaraan keamanan pangan yang salah terkandung dalam suatu produk makanan. Hal ini
satunya dilaksanakan melalui pengaturan yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian
penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) mengenai Identifikasi Kandungan Formalin Pada
untuk menjaga pangan yang dikonsumsi Tahu di Daerah Dukuwhringin..
masyarakat tetap aman dan higienis.
Penggunaan formalin dalam makanan dapat
menyebabkan masalah kesehatan yakni METODE PENELITIAN
gangguan pernapasan, sakit kepala dan kanker
paru-paru. Tempat dan Waktu Penelitian
Formalin diketahui berbahaya untuk tubuh
manusia karena telah diketahui sebagai zat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Pangan
beracun, yang dapat menyebabkan perubahan sel
Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, yang
jaringan tubuh, korosif dan iritatif. Uap formalin dilaksanakan sebanyak tiga kali uji coba
sendiri sangat berbahaya jika terhirup oleh selama pada bulan September 2021.
saluran pernafasan dan iritatif jika tertelan.
Alat dan Bahan
Adapun dampak formalin yang menyebabkan
sakit kepala, radang hidung kronis (rhinitis), dan Alat yang digunakan adalah kertas saring,
mual-mual. Namun ironisnya, formalin ini lumpang dan alu, tabung reaksi, gelas beker,
sangat mudah ditemukan dengan harganya yang gelas ukur, pipet volume, pipet tetes, neraca
murah, sehingga sering digunakan oleh produsen analitik, batang pengaduk, dan labu ukur. Bahan
dan pedagang tahu untuk mengawetkan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
produknya. Hal ini menyebabkan keresahan dan tahu kuning, tahu putih, aquades, formalin,
larutan KMnO₄.
kecemasan di masyarakat mengingat efek
samping konsumsi formalin dapat
membahayakan. Jenis Penelitian
Contoh makanan yang sering ditambahkan Metode penelitian yang dilakukan adalah analisis
formalin yaitu tahu. Tahu adalah asalah satu laboratorium, dengan menggunakan metode uji
makanan tradisional yang popular di Indonesia, kualitatif yaitu uji warna dengan menggunakan,
yang di buat dari kacang kedelai yang di KMnO₄. Sampel yang digunakan adalah
fermentasikan dan di ambil sarinya, dan sampel tahu kuning dan sampel tahu putih.
memiliki Gizi yang tinggi. Masing-masing sampel di uji sebanyak 3 kali
pengulangan
Pada hasil-hasil studi menunjukan bawa tahu
memiliki protein yang tinggi, karbohidrat,
rendah kandungan lemak jenuh, bebas Pengambilaan dan Penyiapan Sampel
kholestrol, mengandung mineral, dan
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
mengandung vitamin. menggunakan Purvosive sampling. Purvosive
Penyimpanan tahu hanya memiliki selang waktu sampling adalah metode pengambilan sampel
secara sengaja atas dasar pertimbangan
penyimpanan singkat, yaitu hanya 2 hari saja, hal
penelitian saja. Sampel yang di ambil ialah
ini membuat beberapa produk tahu sampel tahu kuning dan sampel tahu putih yang
menambahkan bahan pengawet Formalin agar dijual di Daerah Duwkuhringin. Sampel diambil
tahu bisa bertahan lebih lama sampai satu di Daerah Duwkuhringin sebanyak lima sampel,
minggu. Tahu merupakan produk makanan yang yaitu sampel dari pedagang warung Sayur
rentan rusak maka tak jarang produk tahu ,sampel dari pedagang sayur keliling, dan sampel
ditambahkan pengawet seperti formalin agar dari swalayan di Daerah Duwkuhringin.
Selanjutnya sampel akan dianalisis di
lebih tahan lama. Di daerah Duwkuhringin
Laboratorium Kimia Program Studi Ilmu dan
terdapat beberapa pedagang sayur-sayuran dan Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi
bahan makanan pokok yang ramai dikunjungi , Universitas Muhadi Setiabudi
oleh Masyarakat sekitar baik pedagang warung
Uji Kandungan Formalin Menggunakan
dan pedagang keliling.. Dari survey awal yang
dilakukan pada pedangan sayur dan bahan Kalium Permanganat (KMnO4)
makanan pokok di Daerah Duwkuhringin
tersebut terdapat beberapa penjual tahu. Pengujian formalin dengan KMnO4 dengan
Mengingat pentingnya masalah keamanan tahapan sebagai berikut, yaitu Buat larutan
KMnO4 0, Ambil 10 gram sampel tahu, kemudian
haluskan menggunakan mortar, Tambahkan 20
Sampel yang menunjukkan hasil positif yaitu
mL aquades, aduk dan saring, Ambil 5 mL hasil
sampel C, D dan YM. Penambahan KMnO₄
penyaringan,masukkan kedalam tabung
berfungsi untuk mengoksidasi formaldehid
reaksi, Tambahkan 5 tetes larutan KMnO4, dalam formalin, yang ditandai dengan hilangnya
Goyang-goyangkan tabung reaksi , kemudian warna KMnO₄.
amati perubahan yang terjadi.
Hilangnya warna ungu pada sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN mengindikasikan sampel positif mengandung
Hasil pemeriksaan formalin pada 6 sampel formalin[5]. Perubahan warna yang terjadi yaitu
tahu di Daerah Duwkuhringin dengan hilangnya warna ungu dari KMnO₄
menggunakan Kalium Permanganat mengidentifikasikan terjadinya reaksi kimia antara
ditunjukkan pada Tabel 1 berikut: KMnO₄ dengan formaldehid. Perubahan warna
yang terjadi
disebabkan oleh gugus fungsi yang dimiliki
Tabel 1 Data Hasil Pemeriksaan
oleh aldehid dan keton adalah karbonil.
Formalin pada Sampel Tahu
dengan Menggunakan Kalium Kebeadaan gugus karbonil ini menyebabkan
Permanganat (KmnO4) kereaktifan aldehid lebih tinggi dibandingkan
keton. Gugus aldehid akan dengan mudah
dioksidasi menjadi gugus karboksilat dengan
oksidator seperti KMnO₄. Tetapi, jika tidak
terjadi perubahan warna pada sampel berarti
N Kode Pengamata makanan
Hasil tersebut tidak mengandung formalin.
O Sampel n Hal itu disebabkan tidak ada substrat yang dapat
Anali
dioksidasi
sis oleh KMnO₄.
1 A Hilangnya warna ungu dari -
KmnO4 menjadi
warna kecoklatan KESIMPULAN
2 B Hilangnya warna ungu dari -
KmnO4 menjadi Dari hasil Uji Fomalin tahu kuning dan tahu
warna kecoklatan putih yang dijual di Daerah Duwkuhringin
3 C Hilangnya warna ungu dari masih
+ kurang aman karena terdapat tiga sampel
KmnO4 menjadi yang positif dengan menggunakan pereaksi
tidak berwarna
KMnO₄ yaitu sampel C, D, dan YM.
4 D Hilangnya warna ungu dari +
KmnO4 menjadi DAFTAR PUSTAKA
tidak berwarna 1. Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek
5 YM Hilangnya warna ungu dari +
KmnO4 menjadi Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
tidak berwarna
6 Sampel Kontrol Hilangnya warna ungu dari Edisi
+ ke-2. Bumi Aksara. Jakarta.
Positif KmnO4 menjadi tidak
berwarna dan sedikitbkeruh 2. Alsuhendra dan Ridawati.2013 . Bahan
Toksik dalam Makanan. Rosda.Jakarta
Keterangan: - = Negatif mengandung formalin 3. Sari, R.W. 2008. Bahaya Makanan Cepat
+ = Positif mengandung formalin Saji. Yogyakarta
4. Shizgal BD. 2018. Kappa and other
nonequilibrium distributions from
theFokker Planckequation and the
relationship to Tsallis entropy.
5. Physical review. E 97 : 052144
6. Moffat, A.C., 1986. Clarke’s Isolation
and Identification of Drugs. Edisi 2.
London. The Pharmaceutical Press. hal.
420-933.
Gambar 1 Hasil Identifikasi Menggunakan Pereaksi KMnO₄
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
7. Aswatan, Made, 2009. Sehat Dengan
Hidangan Kacang & Biji-Bijian.
Jakarta :Penebar Swadaya
Journal of Technology and Food Processing (JTFP)
Vol.x, No.x, Agustus xxxx, pp. x~x  1

8. watan, Made, 2006. Mengenal Kalium Permanganat. e-Jurnal


Formalin Dan Bahayanya. Jakarta: Univ.Negeri Yogyakarta.2 (3)
Penebar Swadaya 18. Syamsul Bihar. 2013. Ancaman Bahaya
9. Cahanar, P, dkk. 2006. Makan Sehat Formalin terhadap Kesehatan Kita.
Hidup Sehat. Jakarta : Penerbit Buka www.analisadaily.com (akses 9
Kompas. 24 September 2013
10. Anwar, Faisal dan Ali Khomsan.
2009. Makanan Tepat Badan Sehat.
Jakarta: Hikmah.
11. Sitiopan, H.P. 2012. Studi Identifikasi
Kandungan Formalin Pada Ikan Pindang
Di Pasar Tradisional Dan Modern Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
12. Antara Sumbar. Berita Terkini
Kabupaten Tanah Datar. 10 Oktober
2012
13. Dhimas Fahri, 2010. Bahan Kimia
Berbahaya pada Makanan.
Wordpress.com (diakses 9 September
2013)
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
033 Tahun 2013 tentang Bahan
Tambahan Makanan
15. Purwanti, R. dan D.Widowati. 2003.
Deteksi Formalin dan Penentuan Total
Angka Kuman pada Tahu yang Dijual di
Pasar Kartasura. Pharmacon
Pharmaceutical Journal of Indonesia
4(2):96-99.
16. Restu Tjiptaningdyah. 2010. Studi
Keamanan Pangan pada Tahu putih yang
Beredar di Pasar Sidoarjo. Berk. Penel
Hayati 15 :159-164
17. Siti Marwati. 2013. Validasi Uji
Formalin dengan Pereaksi Schryver dan
Submitted: ..... 20xx, Accepted: .... 20xx, Published: Agustus 20xx
ISSN: xxxx-xxxx (online), Website: http://jurnal.umus.ac.id/index.php/jtfp

Anda mungkin juga menyukai