ABSTRACT
Formalin is a colorless solution and has a foul odor and is dangerous to human health.
Formaldehyde contains approximately 37% formaldehyde in water, usually with 15%
methanol added as a preservative. Borax is a white crystalline compound that is odorless and
stable at room temperature. If its content in the body is high, it will react chemically with
almost all substances in the cells, suppress cell function, and cause cell death, thereby causing
poisoning in the body and triggering the cause of cancer. This observation aims to identify the
presence of formalin and borax content in food samples. The method used in this observation
uses 2 tests, namely the formalin test using KMnO4 solution and the borax test using turmeric
extract. This observation used foods that were thought to contain formaldehyde and borax,
such as tuna, yellow noodles, So Good sausages and meatballs.
Keywords: Formalin, Borax, Formalin Test, Borax Test.
ABSTRAK
Formalin merupakan larutan tidak memiliki warna dan memiliki bau yang sangat busuk dan
berbahaya bagi kesehatan manusia. Di dalam formalin mengandung sekitar 37% formaldehid
dalam air, biasanya ditambah methanol 15% sebagai pengawet. Boraks adalah senyawa
berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu ruangan. Jika kandungannya dalam
tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat didalam sel, menekan
fungsi sel, dan menyebabkan kematian sel, sehingga menimbulkan keracunan pada tubuh
serta memicu penyebab kanker. Di dalam pengamatan ini bertujuan untuk mengindentifikasi
adanya kandungan formalin dan boraks pada sampel makanan. Metode yang digunakan
dalam pengamatan ini menggunakan 2 kali uji yaitu uji formalin menggunakan larutan
KMnO4 dan uji boraks menggunakan ekstrak kunyit. Pengamatan ini menggunakan bahan
makanan yang di duga mengandung formalin dan boraks seperti ikan tongkol, mie kuning,
sosis so good dan bakso.
Kata kunci: Formalin, Boraks, Uji Formalin, Uji Boraks.
1
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
campuran bahan yang secara alami bukan diperhatikan karena dampak yang
merupakan bagian dari bahan baku pangan,
tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan,
antara lain bahan pewarna, pengawet,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan
pengental. Bahan Tambahan Pangan atau
aditif makanan juga diartikan sebagai bahan
yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
pengolahan makanan untuk meningkatkan
mutu. Pada umumnya bahan tambahan
pangan dapat dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu aditif sengaja dan aditif tidak
sengaja. Aditif sengaja adalah aditif yang
diberikan dengan sengaja dengan maksud dan
tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan
konsistensi, nilai gizi, cita rasa,
mengendalikan keasaman atau kebasaan,
memantapkan bentuk dan rupa, dan lainnya.
Sedangkan aditif yang tidak sengaja adalah
aditif yang terdapat dalam makanan dalam
jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses
pengolahan. Bila dilihat dari asalnya, aditif
dapat berasal dari sumber alamiah (misalnya
lesitin); dan dapat juga disintesis dari bahan
kimia yang mempunyai sifat serupa benar
dengan bahan alamiah yang sejenis, baik dari
susunan kimia maupun sifat metabolismenya
(misal asam askorbat).
Pangan merupakan sesuatu yang esensi
bagi siapa pun di dunia ini, termasuk
masyarakat Indonesia. Di tengah krisis yang
semakin memburuk, kondisi pangan bangsa
ini tidak kunjung membaik, bahkan dinilai
semakin memburuk seiring dengan
merebaknya kasuskasus kelaparan dan gizi
salah (malnutrition) yang banyak merebak di
daerah. Kondisi ini sangat memprihatinkan
mengingat bangsa ini kaya akan sumber daya
alam dan memiliki sejarah sebagai bangsa
agraris. Di Negara–Negara Berkembang
seperti Indonesia, yang masih berkutat dalam
menanggulangi masalah gizi, masalah
keamanan pangan menjadi penting untuk
2
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
ditimbulkannya dapat memperparah masalah
gizi yang sedang dihadapi. Pola hidup
masyarakat yang masih terbelakang,
membuat masyarakat kurang menyadari
pentingnya keamanan pangan. Kesulitan
ekonomi menyebabkan masyarakat tidak lagi
memperdulikan masalah pangan yang utuh,
berkualitas, aman, dan sehat. Kasus
merebaknya penggunaan formalin dan
boraks pada makanan yang kini terjadi
membuktikan rendahnya kesadaran
masyarakat untuk menciptakan iklim yang
baik bagi keamanan pangan.
Formalin adalah zat karsinogenik dan
telah diketahui menyebabkan efek negatif
pada kesehatan manusia. Paparan akut
menyebabkan iritasi di mata, hidung dan
tenggorokan. Paparan yang sering juga dapat
menyebabkan reaksi alergi yang parah pada
kulit, mata, dan saluran pernapasan. Paparan
kronis untuk formaldehida menghasilkan
gejala neurasthenia, yang termasuk sakit
kepala, pusing, gangguan tidur, dan
kehilangan memori. Sementara dosis boraks
200-640 mg asam borat/kg telah dilaporkan
mematikan, tetapi jumlahnya belum
sepenuhnya diverifikasi. Laporan lain
menyatakan bahwa dosis mematikan
terendah setelah menelan secara tidak
sengaja asam borat oleh manusia berkisar
dari sekitar 98 hingga 650 mg boron/kg berat
badan. Kematian telah dilaporkan ketika
boron diberikan secara intravena pada 0,5
mg boron/kg berat badan.
Ada berbagai penelitian dalam
identifikasi formalin yang telah dilakukan,
pengembangan metode fluorophotometric
untuk penentuan formaldehida di perairan
lingkungan, berdasarkan reaksi formaldehida
dengan acetoace-tanilide dan amonia.
Metode identifikasi formalin yang paling
banyak digunakan untuk sampel berair
adalah kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC). Metode lain yang dapat digunakan
adalah
3
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
kolorimetri, fluorimetri, polarografi, 2. Aquadest (I) Secukupnya
kromatografi gas (GC), deteksi inframerah, 3. KMnO4 (aq) 1N
analisis aliran injeksi dan tabung detektor
gas. HPLC atau GC dikombinasikan dengan
spektrometer massa (MS) adalah teknik yang PROSEDUR PERCOBAAN
paling sensitif, tetapi membutuhkan biaya Uji Kualitatif Boraks
yang sangat mahal. Ada beberapa metode 1. Dikupas dan dicuci kunyit sebanyak 500
yang telah digunakan untuk menguji gr.
keberadaan boraks. Ada tiga metode yang 2. Dihaluskan kunyit yang sudah bersih.
dikenal untuk menentukan asam borat rinci 3. Ditambah aquadest secukupnya.
dalam makanan, yaitu metode titrimetri
menggunakan manitol, dan dua prosedur 4. Dipisahkan estrak yang diperoleh.
kolorimetri menggunakan asam carminic atau 5. Dihaluskan sampel sebanyak 5 gr.
kurkumin. Prosedur kolorimetrik dengan 6. Ditambahkan aquadest secukupnya.
metode kurkumin ditemukan menjadi yang
7. Dihomogenkan.
paling dapat diandalkan dan oleh karena itu
akan menjadi metode pilihan untuk 8. Didekantasi filtrat sebanyak 2 ml ke
penentuan asam borat dalam makanan. dalam tabung reaksi.
9. Ditambahkan ekstrak kunyit kedalam
METODE PENELITIAN
tabung reaksi sebanyak 5 tetes.
Metode yang digunakan pada
praktikum ini ialah metode kuantitatif, yaitu 10. Diamati perubahan yang terjadi.
metode yang fokus pada pengamatan dan 11. Dicatat hasil yang diperoleh.
pengambilan data angka serta tidak jauh dari
ukur menukur. Dalam percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan Uji Kualitatif Formalin
formalin dan boraks pada bahan makanan, 1. Dihaluskan sampel dengan alu dan
yaitu bakso pajak, sosis So Good, mie kuning lumpang.
dan ikan tongkol.
2. Ditambahkan aquadest secukupnya.
ALAT DAN BAHAN 3. Dihomogenkan.
Alat: 4. Didekantasi filtrat sebanyak 2 ml ke
No. Nama Alat Jumlah dalam tabung reaksi.
1. Tabung reaksi 8 buah
5. Ditambahkan 1 tetes KMnO4 1 N.
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Pipet tetes 2 buah 6. Diamati perubahan yang terjadi hingga
4. Alu dan lumping 1 buah menghasilkan warna bening.
5. Beaker glass 2 buah 7. Dicatat hasil yang diperoleh.
6. Pisau cutter 1 buah
Bahan: PEMBAHASAN
4
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
yang digunakan. Sampel tersebut ialah bakso dengan pH 9,15-9,20. Sifat kimia
pajak, sosis So Good, mie kuning, dan ikan
tongkol.
5
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
kurkumin berwarna kuningUTARA
pada suasana
asam dan berwarna merah bata pada suasana
basa.
6
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
ialah mie kuning dengan perubahan dan distribusinya ke dalam sel tubuh.
warna kuning ke merah bata.
7
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
KESIMPULAN
8
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
9
LABORATORIUM BIOKIMIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
DATA PERCOBAAN