PEMERINTAH KABUPATEN TELUK WONDAMA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 01 WONDAMA T.A 2011/2012
Karya Ilmiah ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Praktek.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) saya, BAHAYA FORMALIN TERHADAP KESEHATAN. Dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Orang tua saya yang telah mendukung dalam pembuatan KTI ini hingga selesai, 2. Bapak Santos Mangiri,SP. selaku guru pembimbing, 3. Serta teman-teman yang selalu mendukung, khususnya kelas XII IPA 1. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa KTI ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi menyempurnakan KTI ini. Semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan.......... Kata pengantar.............. Daftar isi.......... Bab 1 : Pendahuluan......... 1.1 Latar Belakang................ 1.2 Perumusan Masalah............ 1.3 Hipotesis.......... 1.4 Tujuan.........
I II
III
1 1 1 1 1
Bab 2 Landasan Teori..... 2 2.1 Tinjauan pustaka. 2 2.2 Bahan...... 2 2.3 Metode Kerja........... 3 Bab 3 Hasil Dan Pembahasan... .. 4 Bab 4 Penutup... 5 4.1 Kesimpulan.. 5 4.2 Saran............ 5 Daftar Pustaka...... 6
Iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Hipotesis
Ya, formalin sangat berbahaya bagi kesehatan kita. 1.4 Tujuan Untuk mengetahui bahaya formalin bagi kesehatan
2.2 Bahan
1. 2 ekor Ayam potong yang masih segar 2. Formalin 500 ml
3. 2 buah ember
Pada percobaan tersebut didapatkan ayam potong yang telah direndam oleh formalin, kemudian dibiarkan hingga dua hari masih terlihat segar, berwarna putih bersih, tidak busuk atau awet. sedangkan, yang tidak memakai formalin tampak busuk, berulat dan tidak dapat dikonsumsi lagi.
3.2 Pembahasan
Formalin di udara berbau tajam menyesakkan, merangsang hidung, tenggorokan dan mata. Dampak buruk bagi kesehatan pada seseorang yang terpapar dengan formalin dapat terjadi akibat paparan akut atau paparan yang berlangsung kronik. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan, bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen ( menyebabkan kanker ), mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan iritatif. Orang yang mengonsumsinya (akut) akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Uap dari formalin sendiri sangat berbahaya jika terhirup oleh saluran pernapasan dan juga sangat berbahaya dan iritatif jika tertelan oleh manusia. Jika sampai tertelan, orang tersebut harus segera diminumkan air banyak-banyak dan diminta memuntahkan isi lambung. Gangguan pada persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas. Penggunaan formalin jangka panjang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Pada penelitian binatang menyebabkan kanker kulit dan kanker paru. Formalin disamping masuk melalui alat pencernaan dan pernafasan, juga dapat diserap oleh kulit. Formalin juga termasuk zat neurotoksik, karena bersifat racun dan dapat merusak syaraf tubuh manusia dalam dosis tertentu. Informasi menurut sistem keamanan pangan terpadu menyebutkan bahwa jika formalin terminum minimal 30 ml (sekitar 2 sendok makan) dapat menyebabkan kematian
Penggunaan formalin sebagai pengawet makanan sebagai cara untuk mengurangi biaya produksi. Formalin merupakan bahan pengawet illegal yang paling murah, efisien dan efektif karena dengan harga Rp.15.000,-/liter. Dari harga satu liter formalin dapat mengawetkan 10 ton ikan segar, tahu, mie basah, biji bakso dan ayam potong. Menurut lembaga internasional untuk penilitian kanker formalin digolongkan sebagai salah satu senyawa yang memicu tumbuhnya kanker. Namun, formalin ini sudah bayak beredar di tengah tengah masyarakat menengah. Akibat dari penggunaan formalin pada makanan dapat mengakibatkan gangguan system tubuh, kerusakan pada hati, ginjal, jantung, limfa dan pankreas serta terjadinya proses.
BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Penggunaan formalin sebagai pengawet pada makanan masih banyak ditemukan di pasaran walaupun bahan tersebut dilarang sebagai bahan tambahan pangan. 2. Penggunaan formalin dalam makanan menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan baik dalam jangka pendek (akut) maupun pada penggunaan jangka panjang (kronis) serta pada batas ambang aman. 3. Formalin mengandung zat-zat yang berbahaya yang dapat membuat kesehatan kita terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
4.1
SARAN
1. Kita sebagai konsumen yang baik harus selalu teliti dan hati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi, karena formalin adalah larutan yang sangat berbahaya bagi kesehatan kita. 2. Perlu sosialisasi penggunaan pengawet makanan yang aman secara terus menerus dan perlu pengawasan beredarnya makanan mengandung formalin oleh instansi terkait secara berkelanjutan. 3. Perlu pengaturan hukum yang tegas untuk mengurangi beredarnya makanan yang mengandung bahan berbahaya di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Kesehatan (Menkes). 1988. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan(Formalin). D.I Yogyakarta.