Anda di halaman 1dari 3

Farah Ibnu Khan

201510330311112
Fakultas Kedokteran

BAHAYA PENGGUNAAN FORMALIN PADA MAKANAN

Mendengar kata formalin, kita langsung teringat pada zat pengawet mayat. Formalin
seyogyanya memang digunakan salah satunya sebagai pengawet mayat, namun akhir-akhir
ini terjadi penyalahgunaan formalin untuk bahan tambahan makanan. Formalin merupakan
bahan kimia yang biasa dipakai untuk membasmi bakteri atau berfungsi sebagai disinfektan.
Zat ini termasuk dalam golongan kelompok desinfektan kuat, dapat membasmi berbagai jenis
bakteri pembusuk, penyakit, cendawan atau kapang. Disamping itu, juga dapat mengeraskan
jaringan tubuh.

Sesungguhnya, setiap hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Dalam
skala kecil, formaldehida –sebutan lain untuk formalin- secara alami ada di alam. Contohnya
gas penyebab bau kentut atau telur busuk. Di udara ia terbentuk dari pembakaran gas metana
dan oksigen yang ada di atmosfer, dengan bantuan sinar matahari. Formalin mudah larut
dalam air sampai kadar 55 %, sangat reaktif dalam suasana alkalis, serta bersifat sebagai zat
pereduksi yang kuat, mudah menguap karena titik didihnya rendah yaitu -210 C.

Meskipun Peraturan Menteri Kesehatan sudah menyatakan bahwa formalin


merupakan bahan tambahan makanan terlarang, ternyata pada kenyataannya masih banyak
para pedagang/produsen makanan yang “nakal” tetap menggunakan zat berbahaya ini.
Formalin digunakan sebagai pengawet makanan, selain itu zat ini juga bisa meningkatkan
tekstur kekenyalan produk pangan sehingga tampilannya lebih menarik (walaupun kadang
bau khas makanan itu sendiri menjadi berubah karena formalin). Makanan yang rawan
dicampur bahan berbahaya ini biasanya seperti bahan makanan basah seperti ikan, mie, tahu
hingga jajanan anak di sekolah (Afrianto, 2008).

Hasil Pengujian Laboratorium Bioteknologi dan Pemanfaatan Limbah Pertanian pada


beberapa sampel mie menunjukkan masih terdapat sampel yang mengandung formalin.
Masih ditemukan kandungan formalin pada mie mentah untuk mie ayam. Hal ini dibuktikan
dengan pengujian kualitatif kandungan formalin dengan menggunakan larutan Fehling A dan
Fehling B. Mie yang bebas formalin tidak akan mengalami perubahan warna ketika ditambah
kedua larutan Fehling A-B yaitu tetap berwarna biru,namun mie yang berformalin akan
mengalami perubahan warna larutan dari berwarna biru menjadi berwarna merah. Perubahan
warna disebabkan oleh reaksi Fehling A dan B dengan formalin atau formaldehid yang akan
Farah Ibnu Khan
201510330311112
Fakultas Kedokteran
membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah. Secara fisik panca indera kita memang
sulit mendeteksi makanan mana yang tercemar formalin atau bebas formalin. Sebagai
konsumen, kita juga harus benar-benar mencermati ciri-ciri fisik mie (terutama mie basah)
yang memakai bahan berbahaya.

Berikut ini ciri-ciri mie segar atau mie basah yang formalin :

1. Saat dipegang mie terasa sangat kenyal atau liat.

2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma seperti obat meskipun sudah berulang
kali dibilas air bahkan direbus.

3. Mie sangat liat saat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip karet karena
yang alami kenyalnya berasal dari gluten tepung terigu.

4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 hari.

Sedangkan mie yang tidak mengandung formalin memiliki ciri-ciri:

1. Saat dipegang mie terasa lembut teksturnya.

2. Beraroma tepung terigu dan sedikit bau anyir telur.

3. Mi mudah sekali putus atau patah karena tidak terlalu liat. Tekstur liatnya dari
gluten tepung dan telur ayam.

4. Saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung terigu dan telur yang ikut terlarut
di dalamnya.

5. Mie tidak tahan disimpan lama, mudah sekali berjamur terutama jika memakai
telur.

6. Rasanya gurih, empuk dan lembut karena memakai telur.

Pemakaian formalin pada mie atau jenis makanan lain dapat menyebabkan keracunan
tubuh manusia dengan gejala sebagai berikut : sukar menelan, mual, sakit perut yang akut
disertai dengan muntah-muntah , timbulnya depresi susunan syaraf atau gangguan peredaran
darah. Menurut beberapa sumber baik melalui penelitian ataupun kajian yang layak
Farah Ibnu Khan
201510330311112
Fakultas Kedokteran
dipercaya, penggunaan formalin pada produk makanan yang beredar di pasaran (baik di pasar
modern maupun pasar tradisional), sudah berada di ambang batas mengkawatirkan.

Akankah kita berpangku tangan dengan kondisi produk makanan yang mengganggu
kesehatan?. Sebagai konsumen “cerdas” pilihlah dan konsumsilah makanan yang bebas dari
racun demi kesehatan kita dan anak cucu kita.

Anda mungkin juga menyukai