Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Oleh
karena itu pangan yang tersedia di masyarakat harus layak dikonsumsi (fit toconsumption)
dan aman untuk dikonsumsi (safe to consumption) (Hasrianti, 2016). Menurut FAO (Food
and Agriculture Organization) Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah senyawa yang sengaja
ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses
pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan (Tahir, 2019).
Akhir-akhir ini banyak sekali bahan kimia yang bersifat toksik yang dicampur kedalam
makanan dan digunakan sebagai pengawet makanan, salah satunya adalah formalin. (Sri,
2011). Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet yang berbahaya selain bertujuan untuk
mengawetkan makanan juga bertujuan agar makanan menjadi lebih kompak (kenyal)
teksturnya dan memperbaiki penampakan. Dengan jumlah sedikit saja telah dapat
memberikan pengaruh kekenyalan pada makanan sehingga menjadi lebih kenyal, dan tahan
lama (Pandie, 2019).
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan
untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan bahan
kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah dan bakso. Formalin sudah
sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari hari. Apabila digunakan secara benar,
formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh
kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan
pakaian, pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya.
Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas, pengawet
kayu, pengontrol kecoak dan industry keramik. Di masyarakat luas boraks sering
disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah,
lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akiibat mengkonsumsi boraks dalam makanan
lama-kelamaan akan terakumulasi(tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. (Anggara, 2011)
B. Tujuan
1. Untuk menganalisis kandungan formalin dan boraks pada bahan makanan yang diuji.
2. Untuk menguasai cara menguji kandungan formalin dan boraks pada bahan Makanan
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Pelaksanaan
Tanggal : Selasa, 6 April 2021
Waktu : 08.00-12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia (Gedung Lama)
B. Alat dan Bahan
1. Pemeriksaan Boraks
 1 botol reagen 1
 1 botol reagen 2
 1 plastik tertutup kertas Kurkumin
 1 jarum suntik plastik
 1 botol sampel
 Pentol
2. Pemeriksaan Formalin
 1 botol reagen 1
 1 botol reagen 2
 1 jarum suntik plastik
 1 botol sampel
 Tahu
3. Pemeriksaan Metanil Yellow
 1 botol reagen
 1 jarum suntik plastik
 1 botol sampel
 Minuman kemasan Floridina
4. Pemeriksaan Rhodamin B
 1 botol reagen 1
 1 botol reagen 2
 1 botol reagen 3
 1 jarum suntik plastik
 1 botol sampel
 Saos tomat
C. Metode Pemeriksaan
Identifikasi adanya formalin dan boraks dilakukan secara kualitatif dengan metode
kolorimeter. Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan adanya
senyawa – senyawa tertentu yakni boraks dan formalin pada sampel bahan.
D. Cara Kerja
1. Pemeriksaan Boraks
 Bilas botol sampel/tabung reaksi dengan menggunakan aquades.
 Ambil 5 ml sampel dan masukkan ke dalam botol sampel/tabung
reaksi.
 Tambahkan 2-3 tetes reagen 1 setetes demi setetes, segera Tutup,
kocok dengan hati-.
 Masukkan 1 lembar kertas tes kurkumin ke sampel hingga setengah
kertas basah.
 Kertas tes Kurkumin diangin-anginkan dan keringkan dibawah sinar
matahari selama 10 menit hingga kering.
 Jika Kertas tes Kurkumin berwarna merah marun tua (Merah Coklat)
berarti sampel mengindikasikan positif Borax.
 Untuk Tes Penegasan positif Borax, tambahkan 1 tetes reagen 2 ke
kertas kurkumin (berwarna merah coklat), positif Borax ditandai
dengan berubahnya warna kertas tes Kurkumin dari merah Coklat ke
Biru.
 Untuk membaca hasil dari sampel, bandingkan warna kertas tes
kurkumin yang terbentuk dengan warna petunjuk yang telah
ditentukan.
2. Pemeriksaan Formalin
 Bilas botol sampel/tabung reaksi dengan menggunakan aquades.
 Ambil 5 ml sampel dan masukkan ke dalam botol sampel/tabung
reaksi.
 Tambahkan 5 tetes reagen 1, tutup dengan rapat,kocok dengan kuat
hingga terlarut sempurna.
 Tambahkan 1 sendok reagen 2, kocok selama 1 menit hingga terlarut.
 Diamkan selama 5 menit, jangan dibaca hasil pengamatan setelah 5
menit.
 Untuk membaca hasil dari sampel, bandingkan warna larutan yang
terbentuk dengan warna pada petunjuk yang telah ditentukan.
3. Pemeriksaan Metanil Yellow
 Bilas botol sampel/tabung reaksi dengan menggunakan aquades.
 Ambil 5 ml sampel dan masukkan ke dalam botol sampel/tabung
reaksi.
 Tambahkan setetes demi setetes sebanyak 2-3 tetes reagen, tutup
kembali,kocok dengan hati-hati hingga terlarut sempurna.
 Amati perubahan warna yang terjadi.
 Jika warna larutan menjadi Merah Magenta menunjukkan adanya
methanil yellow.
 Untuk membaca hasil dari sampel, bandingkan warna yang terbentuk
pada larutan dengan warna pada petunjuk yang telah ditentukan.
4. Pemeriksaan Rhodamin B
 Bilas botol sampel/tabung reaksi dengan menggunakan aquades.
 Ambil 5 ml sampel dan masukkan ke dalam botol sampel/tabung
reaksi.
 Tambahkan 10 tetes reagen 1, kocok dengan hati-hati.
 Tambahkan 5 tetes reagen 2, kocok hingga terlarut.
 Tambahkan 10 tetes reagen 3, kocok kuat selama 1 menit hingga
terlarut.
 Amati perubahan warna larutan, Sampel mengandung Rodamin B jika
terdapat lapisan diatas larutan sampel yang berwarna Ungu/Violet.
 Untuk membaca hasil dari sampel, bandingkan warna lapisan diatas
larutan yang terbentuk dengan warna petunjuk yang telah ditentukan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No Sampel Boraks Formalin Metanil Yellow Rhodamin B
Makanan
1 Tahu Negatif - - -
2 Bakso - Negatif - -
3 Floridina - - Negatif -
4 Saos tomat - - - Negatif

B. Interpretasi Hasil
Pada praktikum yang telah dilakukan, digunakan beberapa sampel makanan yaitu
tahu, pentol, minuman kemasan Floridina dan saos tomat untuk pemeriksaan Boraks,
formalin, metanil Yellow dan Rhodamin B dinyatakan semua sampel Negatif. Hasil
yang didapatkan dari pemeriksaan yang telah dilakukan bersama menyatakan bahwa
semua sampel makanan tersebut tidak mengalami perubahan warna pada sampel.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari praktik pemeriksaan sampel makanan tahu, pentol,
minuman kemasan Floridina dan saos tomat dinyatakan Negatif, tidak mengandung
bahan bahan berbahaya seperti boraks, formalin, metanil Yellow dan Rhodamin B
pada kandungan sampelnya.
B. Saran
Dengan diperoleh hasil dari pemeriksaan bahwa semua sampel makanan yang telah
diuji dinyatakan Negatif. Tak bisa dipungkiri jika kita sebaiknya selalu berhati hati
saat mengkonsumsi makanan yang tak jelas bahan dan cara pembuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasrianti, et al 2016 PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH DAN ASAM ASETAT
SEBAGAI PENGAWET ALAMI BAKSO. Jurnal Dinamika Vol. 07. No. 1 ISSN 2087 – 7889
Tahir, Muliyati, et al 2019. IDENTIFIKASI PENGAWET DAN PEWARNA BERBAHAYA
PADA BUMBU GILING YANG DIPERJUALBELIKAN DI PASAR DAYA MAKASSAR.
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 1
SRI SURYA HERYANI, Luh Gde et al. Paparan Formalin Menghambat Proses
Spermatogenesis pada Mencit. Jurnal Veteriner, [S.l.], p. 214-219, nov. 2012. ISSN 2477-
5665
Pandie, T., Wuri, D., & Ndaong, N. (2019). Identifikasi Boraks, Formalin dan Kandungan
Gizi serta Nilai Tipe pada Bakso yang Dijual di Lingkungan Perguruan Tinggi di Kota
Kupang. JURNAL KAJIAN VETERINER, 2(2), 183-192.
Dina Fitri Rachmawati, LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II Uji Boraks  dan Formalin.
Universitas Sriwijaya. 2015.

Anda mungkin juga menyukai