KAHARUDDIN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
OPTIMASI
PRODUKSI MINYAK CENGKEH
BERDASARKAN KERAPATAN BAHAN
DAN LAMA PENYULINGAN
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Teknik Agroindustri
KAHARUDDIN
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Tesis ini merupakan upaya kecil saya atas amanah sebagai hamba Allah
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Mursalim
dan Dr. Suhardi, STP., MP. sebagai tim penasehat atas waktu yang
kasih juga juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc.,
Dr. Ir. Machmud Achmad, M.P. dan Dr. Ir. Rindam Latief, M.S. sebagai tim
penguji atas arahan dan kritikan sehingga tesis ini tetap berada pada
koridor ilmiah selayaknya bagi suatu penelitian. Ucapan terima kasih juga
Kaharuddin
v
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ...................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 3
D. Kegunaan Penelitian .......................................................... 4
E. Defenisi dan Istilah ........................................................ 4
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5
A. Minyak Atsiri ..................................................................... 5
B. Gagang Cengkeh .............................................................. 7
C. Destilasi Uap Langsung ........................................................ 9
D. Kerapatan Bahan .............................................................. 11
E. Lama Penyulingan ............................................................ 14
F. Optimasi Produksi Minyak Cengkeh ................................. 17
G. Kerangka Pikir ................................................................ 21
H. Hipotesis ......................................................................... 21
III. METODE PENELITIAN .......................................................... 22
A. Rancangan Penelitian ...................................................... 22
B. Lokasi dan Waktu .............................................................. 24
C. Alat dan Bahan ................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 26
E. Analisa Data ....................................................................... 27
F. Diagram Alir Penelitian ...................................................... 28
viii
G. Prosedur Kerja ................................................................... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 42
A. Penelitian Pendahuluan .................................................... 42
B. Penelitian Utama .............................................................. 42
C. Hasil Analisis Ragam (ANOVA) ....................................... 48
D. Hasil Optimasi ………………………………………….. ........ 51
E. Model Pendugaan Kondisi Optimum Respon terhadap
Rendemen Minyak Cengkeh ................................................... 53
F. Hasil Validasi ................................................................... 53
G. Analisa Pendapatan dan Biaya ......................................... 54
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 56
A. Kesimpulan ....................................................................... 56
B. Saran ................................................................................. 56
LAMPIRAN ................................................................................... 61
ix
DAFTAR TABEL
1 2 3
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Grush et al., 2004), dan aditif bahan bakar minyak (Kadarohman et al.,
beban operasi dari ketel tidak akan meningkatkan rendemen, tetapi hanya
bahan ini menjadi bahan yang tidak berkontribusi dalam perolehan minyak
cengkeh.
yaitu sembilan jam sejak destilat pertama keluar dari kondensor. Lama
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
penyulingan.
Defenisi dan istilah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
kondensor.
yang optimal.
5
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minyak Atsiri
Minyak atsiri biasa juga disebut minyak terbang (volatile oil) atau
dekomposisi,
dan benzene),
struktur ruang senyawa penyusun minyak atsiri, ada yang dalam bentuk
alkaloid, dan yang paling banyak adalah terpen dan asam sikimat (Baser
1. Asal tanaman
2. Varietas
3. Mutu bahan
4. Metode penyulingan
B. Gagang Cengkeh
minyak gagang (clove stalk oil) relatif lebih besar dari pada minyak daun
(clove leaf oil) (Anonima, 2016). Selain itu, keadaan penanganan gagang
sebagaimana Tabel 1.
50-60 kg dengan metode uap langsung dengan alat terbuat dari stainless
uap langsung yang alatnya terbuat dari stainlees steel selama 16 jam,
rak-rak atau saringan berlobang dan bahan kering berada pada jarak
tertentu di atas permukaan air. Ketel suling diisi air sampai permukaan air
berada tidak jauh dari saringan. Ciri khas metode ini adalah uap selalu
dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas, serta bahan yang
disuling hanya berhubungan dengan uap, dan tidak dengan air panas
(Anonimb, 2016).
Metode ini pada prinsipnya adalah bahan olahan diletakkan di atas rak-rak
atau saringan berlubang. Ketel diisi air hingga tidak berada jauh di bawah
10
saringan. Pemanasan bahan dilakukan oleh uap jenuh yang basah dan
bertekanan rendah. Keuntungan alat ini adalah uap selalu dalam keadan
panas jenuh dan tidak terlalu panas, serta bahan tidak berhubungan
langsung dengan air panas, sehingga menempatkan alat ini lebih unggul
dibandingkan alat dengan metode destilasi uap tidak langsung. Alat jenis
ini juga menggunakan bahan bakar yang lebih sedikit. Kelemahan metode
keadaan, tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak atsiri yang
air dan dididihkan. Dengan pemanasan oleh air dan uap, minyak atsiri
penyuling, akan berisi dua macam cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri
yang tidak saling melarutkan atau hanya sebagian kecil saja melarut
campuran uap terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap tersebut
tabung pemisah (receiver), dan dalam tabung tersebut minyak atsiri akan
terpisah dari air (Rusli dan Ketaren, 2011). Skema destilasi uap langsung
sebagaimana Gambar 1.
11
D. Kerapatan Bahan
karena volume daun lebih banyak yang memenuhi tangki. Volume daun
tangki sehingga uap dapat dengan mudah keluar (Perdana et al., 2015).
bahan ini, dapat menjadi perbandingan yang rasional antara bahan daun
12
1.400 kg. Dimensi ketel dengan diameter 180 cm dan tinggi 160 cm,
akan sulit ditembus oleh uap air dan juga menyebabkan jarak ruang antar
bahan lebih besar sehinggga sebagian uap air akan melalui jalur tesebut.
kecil (Novalny, 2006). Dengan demikian bahwa ukuran bahan yang juga
telah digiling halus -10+20 mesh pada berbagai kerapatan yaitu: 34,41;
yang dihasilkan berturut-turut yaitu: 0,46; 0,18; dan 0,13% (Inggrid dan
lebih padat dari pada bahan kulit kayu manis dengan memperhatikan
potongan kulit kayu manis. Potongan gagang cengkeh yang lebih kecil
dapat masuk semakin kecil uap. Hal ini disebakan jarak ditempuh yang
dubutuhkan oleh uap semakin besar. Selain itu tumpukan bahan yang
padat menyebakan hambatan yang dialami oleh uap juga semakin besar.
Keadaan ini dapat memunculkan adanya jalur uap (rat holes) yang dapat
E. Lama Penyulingan
tinggi yaitu antara 0,84-3,631% adalah 6-8 jam (Syauqiah et al., 2008).
Dengan melihat bahwa material daun nilam lebih tipis dibanding gagang
dan tekanan penyulingan 1,5 bar (Harunsyah, 2012). Keadaan ini menjadi
Lama penyulingan daun cengkeh sekitar 5-7 jam pada tekanan 0,5
sampai kira-kira 2/3 minyak telah tersuling (Habibi et al., 2013). Dengan
daun cengkeh pada UKM Jalan Laut yang berada di Jalan Laut Desa Sido
al., 2016). Dengan demikian, bahan baku gagang cengkeh yang lebih
keras struktur selnya akan dibutuhkan waktu yang lebih lama pada proses
penyulingannya.
terbatasnya sumber daya seperti misalnya bahan baku, tenaga kerja, dan
Sutanto, 2011):
terhadap rendemen yang optimal, dan massa jenis yang sesuai dengan
mutu perdagangannya yaitu massa jenis > 1,0300 g/ml pada suhu 25 oC.
dipengaruhi oleh dua variabel, maka model matematika orde satu yang
Dengan β0, β1, β2 adalah konstanta yang akan ditentukan dan X1 dan X2
𝑛 𝑛
𝑌 = 𝛽0 + 𝑖=1 𝛽𝑖𝑋𝑖 + 𝑖=1
𝛽𝑖𝑖𝑋𝑖 2 + 𝑖 𝑗 𝛽𝑖𝑗𝑋𝑖𝑋𝑗 + 𝜀 ………….... (2)
19
Dengan demikian titik optimum diperoleh tidak harus berupa satu titik,
data penelitian yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah
faktorial, kedua berupa aksial, dan ketiga berupa nilai tengah (Myers, et
al., 2016). Pengulangan pada nilai tengah merupakan ciri-ciri dari CCD.
20
CCD melakukan tiga jenis pengujian yaitu uji faktorial, uji aksial, dan
Setiap variabel penelitian harus ditunjukkan pada lima level, sesuai kode:
bagian faktorial , bagian axial, dan nilai tengah. Bagian faktorial digunakan
desain kubus dimana tingkat faktornya berada dalam nilai kode -1 sampai
+1. (Khuri, 2005). Dengan demikian penataan variabel pada penelitian ini
G. Kerangka Pikir
H. Hipotesis
dibangun adalah:
jenis.
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
CCD pada dua variabel yaitu kerapatan bahan dan lama penyulingan.
Sesuai dengan CCD dua variabel maka pengulangan dilakukan pada titik
(Kode X1 = -1)
(Kode X1 = 1)
Xi - Xi
Xi = …………………………………………… (3)
ΔXi
Dimana :
Xi = nilai kode variabel bebas
Xi = nilai nyata variabel bebas
Xi = nilai tengah nilai nyata variabel bebas
ΔXi = interval nilai nyata variabel bebas
i = 1, 2
dapat dinyatakan:
X1−350
X1= ; X1=50 X1+350 ….................................. (4)
50
yaitu 6 jam (X2= -1), 8 jam (X2 = 0), dan 10 jam (X2=1), jarak
berikut:
X2−8
X2= ; X2=2X2 + 8 ..................................... (5)
2
(3) dan (4). Dari persamaan (3) diketahui bahwa : untuk X1=-
300; 350; 400; dan 421 g/l yang disuling selama 8 jam.
5,17; 6,00; 8,00; 10,00; dan 10,82 jam yang disuling pada
a. Alat
1. Alat Destilasi
2. Stop Watch
3. Termometer WIPRO
4. Tabung ukur 15 ml
6. Pipet volume
1. Kapasitas Ketel : 2 - 3 kg
4. Ketebalan Plat : 1 mm
b. Bahan
1. Gagang cengkeh.
2. Air.
telah tersimpan selama delapan bulan. Kadar air pada masa akhir
E. Analisis Data
1. Penelitian pendahuluan
proses optimasi.
2. Penelitian Utama
percobaan.
28
A) Penelitian Pendahuluan
B) Penelitian Utama
G. Prosedur Kerja
A) Penelitian Pendahuluan
Persamaan 7.
π x r2 x t
V= ……………………………………… (7)
1000
Dimana:
V = volume ruang bahan ketel (l),
π = 3,14,
r = panjang jari-jari lingkaran ketel (cm),
t = tinggi ruang bahan ketel (cm)
prosedur:
dalam ketel.
kondensor.
destilasi.
keluarnya destilat.
Persamaan 8.
piknometer.
15 ml.
Persamaan 8.
piknometer.
15 ml.
B) Penelitian Utama
level variabel bebas jika nilai tengah variabel tersebut tidak sesuai,
sebagaimana Tabel 3.
4. Sortasi Bahan
sampel penelitian.
38
5. Penimbangan Bahan
ruang bahan pada ketel sebesar 7,2 liter, maka dipersiapkan bahan
1 300 2.160
2 400 2.880
3 300 2.160
4 400 2.880
5 279 2.008
6 421 3.031
7 350 2.520
8 350 2.520
9 350 2.520
10 350 2.520
11 350 2.520
12 350 2.520
13 350 2.520
6. Penyulingan
1 2.160 6
2 2.880 6
3 2.160 10
4 2.880 10
5 2.008 8
6 3.031 8
7 2.520 5,17
8 2.520 10,82
9 2.520 8
10 2.520 8
11 2.520 8
12 2.520 8
13 2.520 8
dibawah ini:
ketel.
destilasi.
keluarnya destilat.
Persamaan 7.
piknometer.
ml.
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian Pendahuluan
variabel kerapatan bahan yaitu 279, 300, 350, 400, dan 421 g/l
menjadi sangat penting, karena nilai tengah yang baik adalah nilai
variabel lama penyulingan yaitu 5,17; 6; 8; 10; dan 10,82 jam dengan
sangat penting, karena nilai tengah yang baik adalah nilai tengah yang
B. Penelitian Utama
(350 g/l), sampai yang tertinggi (421 g/l) adalah: 3,49; 3,92; dan 3,46%.
pada titik jenuh. Keadaan ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya
2010; Sumarni et al., 2008). Hal ini disebabkan bahan baku yang terlalu
terbentuknya jalur ini, uap hanya berlalu dengan tidak mengikat minyak
dari kantung-kantung minyak pada bahan (Fathoni et al., 2015). Selain itu,
basah pada bagian bawah ketel, tetapi pengaruh bahan basah tersebut
Saat kejadian ini, uap yang keluar adalah uap yang tidak membawa
jam) adalah: 2,85; 4,16; dan 3,80%. Pengaruh lama penyulingan terhadap
rendemen berbanding lurus sampai pada titik jenuh. Keadaan ini tidak
al., 2015; Syauqiah et al., 2008). Hal ini disebakan pada lama
bahan terendah (279 g/l), menengah (350 g/l), dan tertinggi (421 g/l)
lurus dengan massa jenis minyak. Hal ini disebabkan kerapatan bahan
dengan berat molekul yang besar, yang dapat dilarutkan dari dalam bahan
berbanding terbalik dengan massa jenis minyak yang dihasilkan. Hal ini
disebabkan lama penyulingan memiliki titik jenuh, dan jika telah melewati
titik jenuh, maka pengaruhnya sudah tidak berarti lagi. Pada awal
dengan berat molekul rendah akan larut, selanjutnya setelah dua jam
diikuti oleh kelarutan komponen dengan berat molekul yang lebih tinggi
molekul yang tinggi sudah larut, maka profil massa jenis menjadi
dengan lama penyulingan selama 10,82 jam. Hal ini menunjukkan bahwa
eugenol yang merupakan fraksi berat dalam minyak cengkeh telah keluar
dari bahan bersama uap, maka profil massa jenis minyak cengkeh akan
bahwa model yang disarankan adalah model kuadratik. Analisa lack of fit
dimana lebih besar dari 0,05. Simpangan yang tidak nyata menunjukkan
lebih kecil dari 0,05 yang berarti variabel bebas mewakili model. Hal ini
titik optimal respon terhadap rendemen, dan ditolaknya hipotesis H0: tidak
nilai R-Squared = 0,7702 yang berarti perubahan yang terjadi pada respon
Hal ini disebabkan semakin lama waktu penyulingan, maka semakin lama
49
pula waktu kontak antara uap dan bahan sehingga semakin banyak
memperlihatkan bahwa model yang sesuai adalah model linear 2FI (Two
dengan nilai p-value = 0,7956 dimana lebih besar dari 0,05. Simpangan
yang tidak nyata menunjukkan bahwa model regresi linear 2FI merupakan
model regresi yang telah sesuai dengan pola penyebaran data. Hasil
model = 0,3460 dimana lebih besar dari 0,05, yang berarti variabel bebas
tidak mewakili model. Hal ini menunjukkan bahwa kerapatan bahan dan
massa jenis, dan ditolaknya hipotesis H1: terdapat titik optimal respon
0,2953 yang berarti perbedaan yang terjadi pada respon terhadap massa
menunjukkan adanya model regresi linear 2FI yang sesuai, model yang
memperlihatkan tidak ada titik optimum, dan derajat korelasi yang cukup
berarti. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan kerapatan bahan dan lama
bahan baku (Anonim, 2010) Keadaan dimana Kerapatan bahan dan lama
menjadi tidak penting untuk melihat grafik optimasi dan model pendugaan
sampel telah memenuhi persyaratan massa jenis yaitu lebih besar sama
D. Hasil Optimasi
penyulingan diatur pada posisi dalam kisaran (in range) Pengaturan ini
dari kerapatan bahan 345,18 g/l dan lama penyulingan 8,58 jam. Nilai
Design-Expert® Software
Factor Coding: Actual
Rendemen (%)
Design points above predicted value
Design points below predicted value
4,35 4,18749
2,85 4,5
X1 = A: Kerapatan Bahan
X2 = B: Lama Penyulingan
4
Rendemen (%)
3,5
2,5
10,82 421,00
9,41 392,60
364,20
8,00
335,80
6,58
LP (jam) 307,40 KB (g/l)
5,17 279,00
Design-Expert® Software
Factor Coding: Actual Rendemen (%)
Rendemen (%) 10,82
Design Points
3,5
4,35
3,5
2,85
9,41
X1 = A: Kerapatan Bahan
Lama Penyulingan (jam)
X2 = B: Lama Penyulingan
Prediction 4,18749
8,00 5
6,58
3,5
3 3
5,17
279,00 307,40 335,80 364,20 392,60 421,00
F. Hasil Validasi
nyata masih pada rentang angka prediksi. Hasil validasi respon terhadap
a) Rincian Biaya
1. Biaya bahan bakar gas 3 kg dipakai selama 18 jam,
sehingga biaya perjam adalah Rp. 1.111.
2. Biaya bahan baku dengan kerapatan bahan optimum
345,18 g/l dan volume ruang bahan ketel 7,2 l, sehingga
jumlah bahan 2.485 g. Harga bahan baku Rp. 3.500/kg atau
Rp. 3,5/g.
3. Biaya tenaga kerja Rp.5/g.
4. Biaya penyusutan, Rp. 41/jam.
Rekapitulasi Biaya :
Rekapitulasi biaya dihitung berdasarkan lama penyulingan
terendah, menengah, dan tertinggi. Perhitungan yang digunakan
adalah ((Biaya gas/jam x lama penyulingan)+(Biaya Bahan
baku)+(Biaya Tenaga Kerja) + (Biaya Penyusutan)).
Lama Penyulingan 5,17 jam : (Rp.1.111/jam x 5,17
jam)+Rp.8.697+Rp.354+Rp.211 = Rp.15.055
Lama Penyulingan 8 jam : (Rp.1.111/jam x 8
jam)+Rp.8.697+Rp.516+Rp.328) = Rp.18.429
Lama Penyulingan 10,82 jam : (Rp.1.111/jam x 10,82
jam)+Rp.8.697+Rp.472+Rp.443) = Rp.21.190
b) Pendapatan
Perhitungan yang digunakan adalah :(Jumlah bahan x rendemen
minyak cengkeh x Harga minyak cengkeh).
55
optimal.
25,000
Pendapatan dan Biaya (Rp)
20,000
15,000
10,000
Pendapatan
Biaya
5,000
-
5.17 8 10.82
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
sebesar 4,20%.
terhadap rendemen.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Grush, J., Noakes, D.L.G. and Moccia, R.D., 2004. The Efficacy of Clove
Oil As An Anesthetic for The Zebrafish, Danio Reiro (Hamilton).
Zebrafish Journal, 1(1):46-47.
Habibi, W., Haq, A. Z., Prihartini P. dan Mahfud, 2013. Perbandingan
Metode Steam Destillation dengan Microwave terhadap Jumlah
Rendemen serta Mutu Minyak Minyak Daun Cengkeh (Syzygium
aromaticum). Jurnal Teknik Pomits,.2(2):236-238.
Hambali, E., Said, E.G., Sunarti dan Suparno, O., 2011. Bahan
Pengajaran Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri.
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Harunsyah, 2012. Peningkatan Rendemen dan Mutu Minyak Nilam Aceh
dalam Rangka Merebut Peluang Internasional. Penelitian Strategis
Nasional Tahun Anggaran 2012. Politeknik Negeri Lhokseumawe,
Aceh:5-6.
Inggrid, H. M. dan Djojosubroto, H., 2008. Destilasi Uap Minyak Atsiri dari
Kulit dan Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmanii).
Journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/download:7-9.
Irawan, T.A.B., 2010. Tesis Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan
Ekstraksi dan Destilasi pada berbagai Komposisi Pelarut.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Iqbal, K., 2013. Fundamental Engineering Optimization Methods.
Bookboon.com:168..
Jirovets, L., Buchbauer, G., Stoilova, I., Stoyanova, A., Krastanov, A. and
Schmidt, E., 2006. Chemical Composition and Antioxidant Properties
of Clove Leaf Essential Oil. Jornal Agriculture Food Chemistri,
54(17): 1-2.
Kadarohman, A., 2008. Eksplorasi Minyak Atsiri sebagai Bioaditif Bahan
Bakar Solar. Program Studi Kimia FPMIPA UPI Bandung.
Kadarohman, A., Hernani, Rohman, I., Kusrini, R. and Astuti, R., M., 2012.
Combustion Characteristics of Diesel Fuel on One Cylinder Diesel
Engine Using Clove Oil, Eugenol, and Eugenyl Acetate as Fuel Bio-
Additives. Journal homepage:www.elsevier.com/locate/fuel, ISSN
0016-2361, 98:74-70.
Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka,
Jakarta.
Khuri, A., I., 2005. Response Surface Methodology and Related Topics.
Word Scientific Punlishing Co. Pte. Ltd. 5 Toh Tuck Link, Singapura,
p. 472.
Marwan, 2010. Optimasi dengan Metode Dakian Tercuram. Jurnal Mat
Stat, 10(1):.35-36.
59
Montgomery, D., C., 2001. Design and Analysis Experiments, 5th edition.
John Wiley & Sons, Inc: Hoboken, NJ, USA; p.286.
Muchtaridi, 2005. Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri sebagai
Aromaterapi dan petensinya sebagai Produk Sediaan Farmasi. J.
Tek. Ind. Pert, 17(3): 80-81.
Myers, R.R., Montgomery, D.C. and Cook, C.,M.,A., 2016. Response
Surface Methodology:Process and Product Optimmization Using
Designed Expriments -4th ed. Wiley Series in probability and
statistics. p. 855.
Novalny, D., 2006. Pengaruh Ukuran Rajangan Daun dan Lama
Penyulingan terhadap Rendemen dan Karakteristik Minyak Sirih.
Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Nurhasanah, S., Murdawati, E., dan Herudiyanto, M., 2002. Pemisahan
Eugenol dari Minyak Cengkeh dengan Cara Distilasi Fraksinasi.
Jurusan Teknologi Industri Pangan, Unpad, 11-12.
Nurhayati dan Salimy, D., H., 2008. Metode Permukaan Respon dan
Aplikasinya pada Optimasi Eksperimen Kimia. Risalah Lokakarya
Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir:373-374.
Nurjannah, N., 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Jurnal
Perspektif, 3 (2): 61-62.
Nuryoto, Jayanuddin, dan Hartono, R., 2011. Karakterisasi Minyak Atsiri
dari Limbah Daun Cengkeh. Prosiding Seminar Nasional Teknik
Kimia “Kejuangan”, Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia:2-3.
Perdana, L.,R., Luthfi, M. dan Hendrawan, Y., 2015. Uji Performansi Unit
Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan
Pretreatment Pencacahan Daun. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, 3(3):297-300.
Rahmawaty, F., Sutanto, H.T., 2011. Penerapan Metode Permukaan
Respon untuk Optimalisasi Proses Sealing pada Pengemasan
Produk Makanan Jelly. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Rao, S. S., 2009. Engineering Optimization: Theory and Practice,fourth
edition. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey:813.
Razafimamonjison, G., Jahiel, M., Duclos, T., Ramanoelina, P., Fawbus,
F. and Danthu, P., 2014. Bud, Leaf and Stem Essential Oil
Composition of Clove (Syzigium aromaticum L.) from Indonesia,
Madagascar and Zanzibar. Int. J. Basic Appl. Sci, 3(3):2-3.
60
LAMPIRAN