Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN V

praktkum kali ini adalah pembuatan tetes mata. menurut (tungadi,2017) Tetes mata merupakan
sediaan mata berupa larutan atau suspensi atau larutan berminyak yang ditujukan untuk
penggunaan mata dengan cara meneteskan obat ke dalam selaput lendir mata di sekitar kelopak
mata dan bola mata yang diformulasi dengan sedemikian rupa. praktikum pembuatan tetes mata
ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuat sediaan obat tetes mata steril dan melakukan
pengujian kualitas sediaan yang dihasilkan.

dalam pembuatan sediaan kali ini zat aktif yang terkandung dalam tetes mata adalah
kloramfenikol. Kloramfenikol merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat
pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) yang memiliki mekanisme kerja menghambat enzim
peptidil transferase yang berperan dalam pembentukan ikatan-ikatan peptida dalam proses
sintesis protein bakteri. kloramfenikol efektif baik pada bakteri gram positif ataupun bakteri
gram negatif serta memiliki stabilitas yang sangat baik pada suhu kamar dan kisaran ph 2 sampai
7, stabilitas maksimumnya dicapai pada suhu 6. (Depkes RI, 2020) menyatakan Tetes mata
kloramfenikol adalah larutan steril yang mengandung kloramfenikol tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 130% dari jumlah yang tertera pada etiket.

dalam proses pembuatannya zat aktif kloramfenikol diformulasikan dengan beberapa ekspien
seperti zat pengawet dan pendapar. langkah pertama pembuatan adalah perhitungan tonisitas,
dalam hal ini didapatkan hasil bahwa formula kloramfenikol yang akan dibuat dalam keadaan
isotonis sehingga tidak perlu penambahan zat pengisotonis. selanjutnya dilakukan penimbangan,
kloramfenikol ditimbang sebangak 0,25, asam borat 0,75, na tetra borat 0,15 dan nipagin 0,0005
mg serta disiapkan aquadest, API yang digunakan untuk pembuatan tetes mata 50 ml adalah 61,2
ml, volume yang berlebih tersebut bertujuan untuk mengantisipasi cairan agar tidak kurang dari
volume yang akan dibuat.

tahap selanjutnya asam borat dan na tetra borat dilarutkan didalam aquadest, akan tetapi dalam
hal ini na tetra borat tidak digunakan dikarenakan keterbatasan bahan didalam laboratorium.
asam borat berfungsi sebagai pendapar sediaan tetes mata. Pendaparan larutan obat mata adalah
untuk bahan untuk mencegah kenaikan pH sediaan karena dapat mengganggu kelarutan dan
stabilitas obat. setelah ditambahkan larutan di kocog hingga larut. tahap berikutnya ditambahkan
nipagin. Dalam hal ini nipagin berfungsi sebagai bahan pengawet, mencegah adanya
kontaminasi, perusakan serta pembusukan oleh bakteri dan fungi di dalam formulasi. larutan di
aduk kembali hingga seluruh bahan terlarut, selanjutnya larutan tersebut ditambahkan dengan
kloramfenikol yang ber peran sebagai zat aktif yang dapat bekerja sebagai antibiotik untuk
pegobatan pada mata, larutan diaduk dan kemudian dilakukan penyaringan.

proses Penyaringan larutan bertujuan untuk memisahkan zat aktif yang tidak larut serta pengotor
dengan sediaan sehingga diperoleh larutan yang jernih. Penyaringan dilakukan hingga larutan
bebas dari partikel yang ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi bening. hasilnya
didapatkan cairan yang lebih jernih dari sebelumnya. larutan yang telah di saring dimasukan
kedalam vial 10 ml kemudian disterilkan. pensterilan dilakukan menggunakan panas basah yaitu
dengan autoklaf dengan suhu 121C dalam waktu 15 menit. Mekanisme dari pembunuhan
mikroorganisme dengan autoklaf adalah dengan cara denaturasi protein yang digunakan untuk
pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme selain itu dengan cara membran sel dillelehkan.
setelah proses sterilisasi sediaan yang dihasilkan dievaluasi kualitas nya.

Evaluasi yang dilakukan pada pembuatan sediaan mata antara lain kejernihan larutan, uji bebas
partikel, dan penetapan pH. adapun pembahasan mengenai evaluasi uji sediaan mata adalah
sebagai berikut

1. uji kejernihan
Uji kejernihan dilakukan untuk memastikan bahwa dalam larutan steril yang telah dibuat
bebas dari partikel-partikel yang menyebabkan kontaminasi. Pemeriksaan uji kejernihan
dilakukan secara visual di bawah penerangan cahaya yang baik dengan berlatar putih.
hasilnya didapatkan bahwa sediaan mata yang dibuat jernih akan tetapi terdapat 1 partikel
yang terlihat melayang didalam larutan. menuurt (Depkes RI, 2014). Persyaratan sediaan
mata yaitu bening, jernih, tidak berbau dan bebas dari partikel asing, dari pernyataan
tersebut maka sediaan yang dibuat tidak memenuhi persyaratan.
2. uji bebas partikel
uji partikel digunakan untuk meihat pengotor yang berupa partikel kecul dalam sediaan.
hasilnya didapatkan bahwa terdapat 1 partikel berwarna hitam kecil yang melayang
didalam larutan, ada nya partikel tersebut dapat disebabkan oleh wadah yang kurang
bersih.
3. penetapan ph
penetapan ph digunakan untuk Mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan. Persyaratan nilai pH sediaan tetes mata kloramfenikol menurut (Depkes
RI, 2020) yaitu antara pH 7,0 dan 7,5. hasil ph dari sedian mata yang dibuat oleh
kelompok 7 adalah 5 (asam) dilihat dari literatur maka sediaan yang dibuat bukan
merupakan sediaan yang ideal, akan tetapi masih dapat ditoleransi untuk penggunaan
mata, hal ini sesuai dengan DIPKES RI 1995 yang menyatakan bahwa rentang ph yang
masih dapat ditoleransi oleh mata adalah 3,5 – 8,5 .
KESIMPULAN
1. Tetes mata merupakan sediaan mata berupa larutan atau suspensi yang ditujukan
untuk penggunaan mata dengan cara meneteskan obat ke dalam selaput lendir mata di
sekitar kelopak mata dan bola mata yang diformulasi dengan sedemikian rupa
2. Kloramfenikol merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat pertumbuhan
bakteri (bakteriostatik) SERTA efektif baik pada bakteri gram positif ataupun bakteri
3. Tetes mata kloramfenikol adalah larutan steril yang mengandung kloramfenikol tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130% dari jumlah yang tertera pada etiket.
(Depkes RI, 2020)
4. Dalam pembuatan sediaan tetes mata kloramfenikol di formulasikan dengan beberapa
ekspien atau zat tambahan seperti zat pendapar serta pengawet yang bertujuan untuk
menstabilkan sediaan
5. hasil dari evaluasi sediaan jadi adalah : larutan berwarna bening akan tetapi terdapat
partike pengotor berwarna hitam yang melayang didalam larutan serta memiliki ph 5,
dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seidaan tets mata yang dinuat tidak
memenuhi persyaratan dan tidak layak untuk digunakan.

Anda mungkin juga menyukai