Anda di halaman 1dari 7

A.

Tanggal Praktikum
: 8 Mei 2015
B. Tujuan Praktikum
:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan salep mata dan evaluasinya.
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis,
sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan obat salep mata.
C. Dasar teori

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep mata
adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok. Salep mata
adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian
khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas.
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau
dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam
mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang
lebih teliti maka harus dibuat seksama.
Vaselin merupakan dasar salep mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salep
yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam
air. Bahan dasar salep seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik, tetapi
tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata.
Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral)
dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seperti
lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air
bartahan selama sistem penyampaian.
Basis untuk salep mata biasanya petrolatum putih walapun dalam beberapa kasus basis larut
air juga digunakan. Obat jika tidak larut didispersikan kedalam basis yang disterilkan dengan
panas kering dan dicampur secara aseptis dengan obat dan bahan tambahan yang steril.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan obat salep mata:
1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi
tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi
syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi
persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan
dengan radiasi sinar .
2. Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji
dibawah LAF.

3. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja
bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi
atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik .
Atropin sulfat
Rumus molekul : (C17H23NO3)2.H2SO4.H2O)

Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau; mengembang di
udara kering; perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol, terlebih dalam etanol
mendidih; mudah larut dalam gliserin.

Dosis : untuk dilatasi (pelebaran) pupil pada pengobatan radang akut: 1-2 tetes 0,5%-1%
(3x1).
Cara penggunaan : secara parenteral
Volume isotonik : 1gr Atropin sulfat dalam 14,3 ml
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup
Stabilitas Waktu paruh atropin sulfat dalam larutan tetes mata adalah 1 jam pada pH 6,8.

D. Alat dan Bahan


a. Alat
Tube atau Pot salep
Spatel logam
Beaker glass
Gelas ukur 100 ml dan 50 ml
Corong dan kertas saring
Batang pengaduk
Kaca arloji
b. Bahan
Atropin sulfat
Paraffin Cair
Cetil Alkohol
Paraffin Padat
Vaselin Plavum
E. Penimbangan dan Perhitungan

Bahan
Atropin Sulfat
Paraffin Cair
Cetil Alkohol
Paraffin Padat
Vaselin Plavum

Satuan Dasar
15 gram
50 mg
250 mg
250 mg
250 mg
4,2 gram

Volume Produksi
50 gram
50 x 100 = 0,5
250 x 100 = 2,5
250 x 100 = 2,5
250 x 100 = 2,5
4,2 x 100 = 42

F. Prosedur
No
1
2
3
4
5
6
7

Pengolahan
Sterilkan tube dalam alkohol 70% selama 10-15 menit, lalu tiriskan
Lebur basis salep cetil alkohol, paraffin cair, paraffin padat, bersama vaselin plavum
Disterilkan basis salep dalam oven pada suhu 1500C selama 1 jam
Dinginkan dan simpan pada ruangan steril
Dilarutkan atropin sulfat dalam a.p.i 1 ml
Dicampurkan dengan basis salep secara aseptik
Dimasukan kedalam tube yang steril

G. Hasil pengamatan
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Evaluasi
Penampilan fisik wadah
Jumlah sediaan
Homogenitas sediaan
Keseragaman volume
Brosur
Kemasan
Etiket

Penilaian
Seragam
3 pot salep
Homogen
Seragam
Dilampirkan
Dilampirkan
Dilampirkan

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah pembuatan sediaan steril salep mata dengan
bahan aktif Atropin Sulfat. Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata dengan
menggunakan dasar salep yang cocok. Salep mata berbeda dengan salep dermatologi, salep mata
harus steril. Apakah dibuat dari bahan-bahan yang sudah steril dalam keadaan bebas hama
sepenuhnya atau disterilkan sesudah pembuatan. Salep mata harus memenuhi uji sterilitas
sebagaimana tertera pada kompedia resmi.
Sterilitas merupakan syarat yang paling penting. Larutan mata yang dibuat dapat membawa
banyak mikroorganisme, yang paling berbahaya adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata

dari organisme ini dapat menyebabkan kebutaan, ini khususnya berbahaya untuk penggunaan
produk-produk nonsteril pada mata saat kornea terkena. Bahan partikulat dapat mengiritasi mata
menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien. Salep mata memberikan arti lain dimana obat dapat
mempertahankan kontak dengan mata dan jaringan di sekelilingnya tanpa tercuci oleh cairan air
mata.
Salep mata memberikan keuntungan dimana waktu kontaknya lebih lama dan
bioavaibilitasnya dan letal obat lebih besar meski dengan onset yang lebih lambat dan waktu
untuk mencapai absorbsi lebih lama. Ssatu kekurangan dari penggunaan salep mata adalah salep
akan mengganggu pandangan kecuali digunakan selama waktu tidur.
Obat biasanya dipakai untuk mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian
permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan
dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi, cairan bukan air dan salep mata. Berbeda
dengan salep dermatologi, syarat salep mata yang baik yaitu :

Steril
Bebas hama/bakteri
Tidak mengiritasi mata
Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.
Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh

Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-benar aseptik dan
memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi. Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube
disempurnakan dengan menggunakan dosis yang sesuai dengan radiasi gamma.
Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk mencegah
pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya ketika wadah terbuka selama
penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa digunakan adalah klorbutanol, paraben atau merkuri
organik.
Salep akhir harus bebas dari partikel besar. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata,
membiarkan difusi obat melalui pencucian sekresi mata dan mempertahankan aktivitas obat pada
jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang sesuai. Vaselin merupakan dasar salep
mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar
yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang
larut dalam air. Bahan dasar salep seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih
baik tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata.

Sterilitas merupakan syarat yang paling penting, tidak layak membuat sediaan larutan mata
yang mengandung banyak mikroorganisme yang paling berbahaya adalah Pseudomonas
aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat menyebabkan kebutaan, bahaya yang paling
utama adalah memasukkan produk nonsteril ke mata saat kornea digosok.
Bahan partikulat yang dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien.
Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata menjelaskan dengan sendirinya bahwa
sediaan mata harus steril. Air mata tidak seperti darah tidak mengandung antibodi atau
mekanisme untuk memproduksinya. Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi mata
adalah aksi sederhana pencucian dengan air mata dan suatu enzim yang ditemukan dalam air
mata (lizosim) yang mempunyai kemampuan menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa
mikroorganisme, satu dari mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang
paling mampu menyebabkan kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa (Bacilllus
pyocyamis). Infeksi serius yang disebabkan mikroorganisme ini ditunjukka dengan suatu
pengujian literatur klinis yang penuh dengan istilah-istilah seperti enukleasi mata dan
transplantasi kornea. Penting untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun
juga ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal manusia dan dapat menjadi kontaminan yang
ada diudara.
Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah penambah
waktu hubungan anatara obat dengan obat dengan mata, dua sampai empat kali lebih besar
apabila dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu kekurangan bagi
pengggunaan salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep
meleleh dan menyebar melalui lensa kontak.
Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan
larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama
sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan,
kecuali jika digunakan saat akan tidur.
I. Kesimpulan
Salep mata Atropin Sulfat yang dibuat dengan volume produksi 15 gram ini mengandung
atropin sulfat sebagai bahan aktif dan bahan tambahan yaitu: cetil alkohol, paraffin cair, paraffin
padat, dan vaselin plavum. Salep mata adalah salep yang digunakan pada

mata.

Pada

pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang
sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji
J. Daftar Pustaka
Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat. 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anief, Muhamad.1993. Farmaseutika Dasar. Yogyakarta : UGM Press
Ansel, Howard C.2005.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.Jakarta: UI press
Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta : UI press
Panitia Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai