Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil Perhitungan dan Penimbangan Bahan
Sediaan dibuat untuk 50 gram
N0 Bahan Konsentrasi (%) Jumlah
Tepung buah 5
1 2,5 g
pare
2 Setil alkohol 0,2 0,1 g
3 Propilen glikol 5 2,5 g
4 TEA 1,2 0,6 g
5 Asam stearat 15 7,5 g
6 Gliserin 5 2,5 g
7 Kacang kedelai 2,5 1,25 g
8 Parfum qs 5-10 tetes
9 Aquades ad 100 33,05 ml

1) Tepung Buah Pare

5
x 50 g = 2,5 g
100

2) Setil Alkohol

0,2
x 50 g = 0,1 g
100

3) Propilen Glikol
5
x 50 g = 2,5 g
100

4) TEA
1,2
x 50 g = 0,6 g
100

5) Asam Stearat
15
x 50 g = 7,5 g
100
6) Gliserin
5
x 50 g = 2,5 g
100

7) Kacang Kedelai

2,5
x 50 g = 1,25 g
100

8) Parfum
qs = 5-10 tetes
9) Aquades ad 100 ml
= 50 ml – ( 2,5 g + 0,1 g + 2,5 g + 0,6 g + 7,5 g + 2,5 g + 1,25 g)
= 50 ml – 16,95
= 33, 05 ml

2. Hasil
Hasil Gambar
Sediaan Body Scrub Cream Ekstrak
Tepung Pare dalam kemasan dan
wadahnya.

3. Hasil Evaluasi Sediaan


No. Uji Evaluasi Hasil Gambar
1. Uji - Warna:
Organoleptis Abu
hitam
keunguan
- Bau:
Ketan
Hitam
- Tekstur:
Krim
Kasar

2. Uji - Sediaan
Homogenitas Homogen
dan
terdapat
butiran
yang
tersebar

3. Uji pH - pH
Ekstrak:
6
- pH
Sediaan:
7

4. Uji Hedonik - Kelompok 3A:


Bau menyenangkan, tekstur kasar tapi tidak sakit,
halus setelah dibilas.
- Kelompok 5A
Bau harum, scrub tidak terlalu kasar.
B. Pembahasan
Kosmetik tersedia dalam berbagai sediaan salah satunya dalam sediaan krim body
scrub. Krim body scrub merupakan produk kosmetik perawatan kulit yang mengandung
bahan agak kasar atau biasa disebut kosmetik obrasiver (Alam M, 2009). Pada praktikum
kali ini kami membuat sediaan Body Scrub Cream dengan Ekstrak Tepung Pare.
Scrub berfungsi mengangkat sel kulit mati di permukaan kulit tubuh yang kasar dan
kusam, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit tubuh
yang baru, bersih dan sehat. Bahan-bahan dasar scrub cream sama dengan krim pembersih
kulit pada umumnya yang mengandung lemak penyegar, scrub cream mengandung
butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai pengampelas (obrasiver) agar bisa mengangkat
sel-sel yang sudah mati dari epidermis. Sediaan krim body scrub dari komposisi beberapa
jenis bahan salah satunya adalah emulgator (Tranggono, 2007).
Sediaan ini kami buat dengan menggunakan metode pencampuran dua fase, yaitu
fase minyak dan fase air. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan meleburkan fase
minyak yang sudah ditimbang masing-masing bahan sesuai perhitungan, pada cawan
porselin di atas penangas air hingga suhu 70°C. Pada formula ini yang termasuk ke dalam
fase minyak yaitu asam stearat dan setil alkohol. Asam stearat, dan setil alkohol memiliki
rantai hidrokarbon yang yang panjang, yang mana semakin panjang rantai hidrokarbon
maka semakin nonpolar sifatnya, artinya semakin nonpolar maka bahan ini akan semakin
sukar larut dalam air, sehingga sifatnya lipofilik atau masuk ke dalam fase minyak. Suatu
senyawa organik dikatakan larut dalam air hanya jika ia memiliki satu gugus fungsional
yang bersifat polar yang mampu membentuk ikatan hidrogen permaksimal 5 atom C yang
dikandungnya (Janice, G.S., 2005). Dapat disimpulkan bahwa dilihat dari strukturnya asam
stearat dan setil alkohol tidak dapat dikategorikan larut dalam air sehingga dileburkan
dalam fase minyak. Berikut adalah struktur dari asam stearat, dan setil alkohol:
Asam Stearat Setil Alkohol
(Rowe Raymond C., 2009) (Rowe Raymond C., 2009)

Asam setarat berfungsi sebagai emulsifying agent atau emulgator. Asam stearat
akan membentuk emulsi M/A yang stabil dan homogeny jika digabungkan dengan TEA
(Hamzah, 2014). Fungsi setil alkohol ada formula ini sebagai emulsifying agent dan
stiffening agent atau untuk meingkatkan viskositas dan konsistensi sediaan yang dibuat
(Rowe Raymond C., 2009). Untuk meleburkan fase minyak ini dilakukan pada suhu 70°C
karena pada suhu ini merupakan titik dimana menjadi titik leleh tertinggi untuk melelehkan
atau meleburkan bahan pada fase minyak yang berbentuk padat yaitu asam stearat dengan
titik leleh 69-700C dan setil alkohol dengan titik lelehnya 45-520C (Rowe Raymond C.,
2009). Kemudiaan diaduk agar bahan-bahan tersebut tercampur homogen dan tidak
memadat.

Pada saat yang bersamaan fase air yang sudah ditimbang masing-masing bahan
sesuai perhitungan, dipanaskan di atas penangas air hingga suhu 70°C. Pada formula ini
yang termasuk ke dalam fase air yaitu TEA, propilen glikol, gliserin, dan air. Bahan-bahan
ini masuk ke dalam fasa air karena memiliki rantai hidrokarbon yang lebih pendek
dibanding dengan senyawa lipofilik. Selain itu bahan-bahan ini dikatakan hidrofilik juga
dapat dilihat dari gugus OH yang dimiliki lebih banyak dari senyawa-senyawa dalam fasa
minyak, karena nantinya air akan berinteraksi dengan gugus OH. Berikut adalah struktur
dari TEA, propilen glikol, gliserin, dan air:

TEA Propilen Glikol


(Rowe Raymond C., 2009) (Rowe Raymond C., 2009)
H2O

Air
Gliserin
(Rowe Raymond C., 2009)
(Rowe Raymond C., 2009)

Fungsi TEA pada formula ini sebagai alkalizing agent (agen pembasa) sehingga pH
sediaan akhir sesuai dengan yang diinginkan dan TEA juga dapat berfungsi sebagai dapar
agar pH tetap stabil selama penyimpanan, emulsifying agent, emulgator (Rowe Raymond
C., 2009). Penggunaan TEA yang dikombinasikan dengan asam stearat akan membentuk
emulgator golongan surfaktan anionk yaitu triethanolamin stearat yang dibuat secara in situ
dari penambahan asam stearat dan juga TEA. Dengan kombinasi ini (asam lemak yang
lebih tinggi), triethanolamina akan membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki
karakteristik sabun. Sebenarnya TEA maupun asam stearat dapat digunakan sebagai
emulgator tanpa kombinasi dari keduanya. Namun apabila emulgator yang digunakan
hanya salah satu bahan dari kombinasi ini, maka emulgator yang terbentuk tidak sebaik
dari kombinasi kedua bahan ini. Triethanolamin stearat baik untuk produk dermatologic
(Aulton, 2013). Penambahan Propilen glikol dan Gliserin disini berfungsi sebagai
humektan dan humektan, emolien (Rowe Raymond C., 2009). Mereka berfungsi untuk
meminimalkan hilangnya air dari sediaan dan mencegah kekeringan (kehilangan air)
sehingga menjaga kelembaban juga meningkatkan kualitas usapan dan konsistensi secara
umum. Sedangkan air disini berfungsi sebagai pelarut dan fasa air dalam pembuatan basis
(Rowe Raymond C., 2009).

Jika kedua fase sudah dalam suhu yang sama yaitu 70°C, dicampurkan fase minyak
dan fase air ke dalam mortar yang sebelumnya sudah dihangatkan bertujuan agar menutup
pori-pori yang ada pada mortar dan alu sehingga bahan tidak memasuki pori-pori tersebut.
Tujuan lainnya juga untuk menjaga dan mempertahankan suhu beberapa menit untuk
mencegah kristalisasi dari lemak selama proses pengadukan. Kemudiaan setelah fase
minyak dan fase air sudah bercampur dalam mortar diaduk hingga terbentuk massa putih
seperti susu. Setelah campuran tersebut dingin ditambahkan ekstrak tepung pare lalu
diaduk hingga homogen. Fungsi penambahan ekstrak tepung pare sebagai zat aktif untuk
sediaan body scrub cream ini.
Proses pembuatan ekstrak tepung buah pare yang bahannya berupa buah pare hijau
yang sudah dibuang bijinya dan dijemur dibawah sinar matahari sampai benar-benar
kering. Umumnya membutuhkan waktu 3 hari bila matahari sedang terik-teriknya,
potongan buah pare kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender agar hasilnya
lebih halus buah pare yang sudah di blender kemudian diayak setelah itu tepung pare di
simpang dalam wadah plastik yang tertutup rapat. Buah pare memiliki kandungan dan
manfaat untuk kesehatan kulit, Ahmad (2012:105) mengatakan bahwa pare memiliki
kandungan vitamin C, kalium, dan karoten. Vitamin C dalam pare bermanfaat untuk
menjaga kulit dari sinar ultra violet, dan mencegah kerutan di wajah. Manfaat pare sangat
baik sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, sehingga dapat difungsikan
untuk memperlambat penuaan dan menyegarkan kulit. Antioksidan dalam bahan kosmetik
dapat memberikan efek melembabkan dan mencerahkan kulit, dengan demikian kulit tidak
hanya terjaga kelembapannya namun terlihat lebih bercahaya (Fauzi & Nurmalina, 2012:
72).
Setelah tercampur homogen, ditambahkan silika. Silika yang kami gunakan berupa
silika alami yaitu beras ketan hitam. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM,
oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai medis yang dapat memulihkan kembali
rasa tenang dan damai. Menurut penelitian para ahli beras ketan hitam mempunyai khasiat
untuk memperlambat penuaan dan sebagai antioksidan. Beras ketan hitam ditumbuk
dengan lumpang alu, kemudian diayak dengan ayakan ukuran 40. Ukuran ayakan yang
biasa digunakan adalah ukuran nomor 20-100. Kami memilih ukuran nomor 40 karena jika
menggunakan ukuran ayakan yang lebih kecil akan menghasilkan ukuran butiran yang
terlalu kecil sehingga mengurangi efek pengangkatan sel-sel kulit mati dan akan
menyumbat pori-pori kulit. Sedangkan, jika menggunakan ukuran ayakan yang lebih besar
akan menghasilkan ukuran butiran yang terlalu besar sehingga bisa menyebabkan kulit
menjadi terluka. Fungsi penambahan butiran-butiran kasar ini sebagai pengampelas
(abrasiver) agar bisa mengangkat sel-sel yang sudah mati dari epidermis. Butiran scrub
pada lulur ketika digosokkan akan membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dan
digantikan pula dengan sel-sel kulit baru. Berikut beberapa manfaat body scrub untuk
tubuh (Baliaromaticspa, 2008):
a. Membuang sel kulit mati lebih maksimal
Setiap hari kulit mengalami regenerasi. Mandi adalah usaha membersihkan kulit dan
membuang sel kulit mati. Namun mandi saja tak cukup membersihkan semua sel kulit mati,
yang akhirnya menumpuk dan menyebabkan kulit kusam. Body scrub membantu
pengelupasan kulit dengan lebih sempurna.
b. Menyehatkan kulit
Dengan membersihkan lapisan sel kulit mati, berarti kulit menjadi lebih sehat. Kulit yang
bersih akan merangsang tumbuhnya sel kulit baru, yang akan menampilkan kulit yang lebih
halus dan bersih.
c. Menghaluskan kulit
Body scrub bekerja seperti mengampelas kulit, sehingga kulit kasar akan hilang. Sesudah
memakai body scrub, kulit tubuh akan terasa lebih licin dan halus. Manjakan kulit dengan
melakukan scrub minimal 2 minggu sekali, dan hal ini bisa dilakukan sendiri tanpa harus
memboroskan uang untuk datang ke salon.
Setelah tercampur homogen semua bahan, seharusnya ditambahkan parfum untuk
menghasilkan sediaan yang harum dan menarik. Tetapi, kelompok kami memutuskan
untuk tidak menambahkan pafum dikarenakan sediaan kami sudah memiliki aroma ketan
hitam dari silika alami yang ditambahkan. Kemudian langkah terakhir adalah memasukkan
sediaan body scrub cream ke dalam wadah kemasan dan melakukan uji evaluasi sediaan

BAB V
KESIMPULAN
Ahmad, Nabyluro’y R. 2012. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Kanker. Yogyakarta: Aulia
Publishing.

Alam , M. Cosmetic Dermatology for Skin of Color. The McGraw-Hill Companies Inc. United
states. 2009.

Aulton, M.E., dan Taylor K.M.G., 2013, Aulton’s Pharmaceutics: The Design and Manufacture of
Medicines, Fourth Edition, Churcihill Livingstone Elsevier.

Balsam, M.S, dkk.Cosmetic Science and Technology volume I. America: Willeyinterscience.


1972.
Fauzi, Aceng Ridwan, dan Nurmalina Rina. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Gramedia. 2012.

Hamzah, N., Ismail, I., dan Saudi, A.D.A., 2014, Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas
Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), Jurnal
Kesehatan, 7(2), 376-385.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th
ed, Pharmaceutical Press dan The American Pharmacists Association, USA.

Sinko, Patrick J. 2015. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Jakarta: EGC

Wasitaatmadja, 1997. Penuntun Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai