OLEH:
Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama
sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari luar. Kulit
merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan. Kulit yang sehat, bersih, segar dan terawat bisa menjadi milik semua orang
jika perawatan dilakukan dengan tepat dan teratur. Kulit juga memiliki kemampuan
untuk terus melakukan regenerasi, mengganti sel-sel kulit mati dengan sel-sel kulit baru
(Achroni, 2012).
Perawatan adalah tindakan yang dilakukan dalam mempertahankan atau mengembalikan
sesuatu pada kondisi kulit sehat dan segar. Perawatan kulit terdiri atas dua bagian :
Perawatan kulit dari dalam adalah merawat kulit dengan mengkonsumsi bahan makanan yang
dapat menyehatkan kulit,
sedangkan perawatan kulit dari luar adalah perawatan yang dilakukan secara langsung pada kulit
agar terlihat cantik, cerah dan sehat (Darwati, 2013). Perawatan kulit dari luar dapat
menggunakan sediaan kosmetika krim body scrub.
Body scrub
dalam beberapa produk ditulis dengan istilah lulur mandi merupakan lulur yang digunakan
saat tubuh dalam keadaan basah (mandi). Penggunaannya adalah dengan mengoleskan pada
seluruh bagian tubuh lalu menggosoknya perlahan. Lulur jenis ini relatif lebih cocok
digunakan untuk pemilik kulit sensitif karena butiran scrub yang lebih kecil dan lembut,
penggunaannya saat kulit dalam keadaan basah, dan terdapat bahan pembawa yang berfungsi
melicinkan kulit sehingga akan terhindar dari iritasi saat penggosokan (Novitasari, 2018).
Salah satu bentuk sediaan kosmetik body scrub yang beredar di pasaran adalah dalam bentuk
sediaan krim. Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Ditjen POM, 1995). Krim
mempunyai daya tarik estetika yang lebih besar karena sifatnya tidak berminyak dan
kemampuan menyerap dalam kulit pada saat pengolesan (Ansel, 1989).
KOPI
Indonesia merupakan negara penghasil kopi ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam.
Pada tahun 2012 Indonesia mampu memproduksi paling sedikit 748 ribu ton atau 6,6 %
dari produk kopi dunia. Kopi ini dihasilkan dari perkebunan kopi yang luasnya mencapai
1,3 juta hektar (Hartono, 2013).
Berdasarkan banyaknya jumlah kopi yang ada, maka berimbas terhadap ampas kopi yang
dibuang ke lingkungan. Ampas kopi merupakan residu padat atau endapan dari seduhan
biji kopi yang sudah diolah dan hanya sedikit memiliki sari. Ampas kopi dapat
dimanfaatkan untuk perawatan kulit, diantaranya untuk mengangkat sel-sel kulit mati di
permukaan kulit dan menghaluskan kulit. Butiran kasar yang dimiliki ampas kopi dapat
menggantikan fungsi silika atau garam dalam body scrub (Agustiningsih, 2017).
ALAT Dan BAHAN
Alat Bahan
skin analyzer dan moisture checker (Aramo SG) larutan dapar pH asam (4,01)
Pemeriksaan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada kaca objek atau bahan lain yang transparan yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan
homogen, tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979).
Penentuan tipe emulsi sediaan
Menurut Syamsuni (2006), penentuan tipe emulsi dapat ditentukan dengan pengenceran fase dan pewarnaan dengan metilen biru.
Pengenceran fase dilakukan dengan mengencerkan 0,5 gram sediaan dengan 25 ml air dalam beaker gelas. Jika sediaan terdispersi secara
homogen dalam air, maka sediaan termasuk emulsi tipe m/a sedangkan jika sediaan tidak terdispersi secara homogen dalam air, maka
sediaan termasuk emulsi tipe a/m (Ditjen POM, 1985). Pewarnaan dilakukan dengan menambahkan larutan metilen biru sebanyak 1 tetes
dengan 1 tetes sediaan,lalu diaduk merata. Bila metilen biru tersebar merata berarti sediaan tersebut emulsi tipe m/a, tetapi bila metilen biru
tersebar tidak merata berarti sediaan tersebut emulsi tipe a/m (Ditjen POM, 1985).
Uji stabilitas fisik
Masing-masing formula krim dimasukkan ke dalam pot plastik,
disimpan pada suhu kamar dan diukur parameter-parameter kestabilan seperti bau,
warna, dan terpisahnya emulsi selama penyimpanan 12 minggu dengan interval
pengamatan pada saat sediaan selesai dibuat, penyimpanan 0 (selesai dibuat), 2, 4, 6,
8, 10 dan 12 minggu (National Health Surveillance Agency, 2005).
LANJUTAN...
Analisis Ph
1. Cara: alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapat standar netral (pH 7,01) dan larutan
dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.
2. Kemudian elektroda dicucu dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu.
3. Sampel dibuat dalam masing-masing konsentrasi yaitu ditimbang 0,25 gram sediaan dan dilarutkan hingga 25 ml
air suling.
4. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan.
Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003).
Lanjutan...
Pengujian efektivitas dilakukan terhadap sukarelawan sebanyak 15 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
Semua sukarelawan diukur kondisi awal kulit pada area uji yang telah ditandai dengan menggunakan skin analyzer yang meliputi:
Kadar air (moisture), dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo.
Kehalusan (evenness), menggunakan lensa perbesaran 60x (normal lens) dengan sensor warna biru.
Pori (pore), menggunakan lensa perbesaran 60x (normal lens) dengan sensor warna biru.
Noda (spot), yang menggunakan lensa perbesaran 60x (polarizing lens) dengan sensor warna jingga.
Perawatan mulai dilakukan dengan mengaplikasikan krim body scrub hingga merata pada punggung tangan yang telah ditandai, krim body scrub diaplikasikan
berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas. Perubahan kondisi kulit diukur saat sebelum aplikasi krim body scrub dan setelah aplikasi krim body scrub setiap
minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alat skin analyzer.
DAFTAR PUSTAKA
Harefa, Reni Ester Pertiwi. 2018. Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Krim Body Scrub
yang Mengandung Ampas Kopi (Coffea arabica L.). [skripsi]. Universitas Sumatera Utara
THANK YOU