ABSTRACT
Soap could be produced by saponification and neutralization process. It was contained of fatty acid, KOH, glycerin,
and surfactan. The properties of surfactant determined physical properties of soap as the quality parameter of soap.
The study was conducted to examine some of the physical parameters of liquid bath soap (stability test: color, aroma,
viscosity, homogeneity, viscosity and pH) in accordance with applicable standards. The study was conducted using
soap which was contained of SLES surfactants (Sodium Laureth Ether Sulfate). The results were pH 8.61 and
viscosity 55254 cps on stability test include oven test, cycle test, room test, and sun test.
ABSTRAK
Sabun yang merupakan salah satu kosmetik pembersih dapat dibuat melalui dua proses, yaitu saponifikasi dan
netralisasi. Sabun tersusun dari berbagai bahan, seperti asam lemak, KOH, gliserin, dan surfaktan. Sifat surfaktan
dalam sabun menentukan sifat fisik dari sabun yang dihasilkan dan sebagai salah satu faktor penentu mutu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji beberapa parameter fisik sabun mandi cair (uji stabilitas: warna, aroma,
kekentalan, homogenitas, viskositas dan pH) sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap
pengujian berikutnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan surfaktan SLES (Sodium Laureth Ether Sulfate).
Beberapa parameter fisik terukur adalah pH 8,61 dan viskositas 55254 cps pada pengujian stabilitas meliputi oven
test, cycle test, room test, dan sun test.
Kata Kunci: sabun cair, Sodium Laureth Ether Sulfate, stabilitas sabun
dilakukan pengujian dengan beberapa di atas plat keramik berwarna dasar putih.
parameter, diantaranya warna, bau, Pengaduk panjang di letakkan di atas
homogenitas, viskositas, dan pH serta sampel lalu di tarik satu arah sehingga
kestabilannya melalui uji stabilitas. terbentuk lapisan tipis sampel.
Kemudian hasil uji produk tersebut Homogenitasnya diamati dengan
dibandingkan dengan standar atau acuannya. memastikan bahwa lapisan yang
Pengujian mutu terhadap sampel terbentuk rata dan tidak ada partikel-
sabun cair ini sangat penting dilakukan partikel yang terbentuk.
karena hasil semua pengujian tersebut akan d. pH
menentukan apakah produk tersebut dapat Masing-masing sampel ditempatkan
dibuat pada skala yang lebih besar. Jika hasil dalam wadah. Elektroda pH dicelupkan
pengujian tersebut telah memenuhi standar, kedalam sampel lalu dicatat nilai pH
maka produk tersebut dapat dibuat pada setelah muncul tanda ready pada layar.
skala produksi untuk dijual di pasaran. Elektroda dibersihkan dengan alkohol
Ketidak sesuaian mutu produk dengan 70% dan dibilas dengan aquadest terlebih
standar yang berlaku dapat berpotensi dahulu sebelum dilanjutkan ke
menimbulkan masalah dikemudian hari, oleh pengukuran sampel berikutnya.
karena itu pengujian sampel produk harus e. Viskositas
dilakukan sebaik mungkin. Masing-masing sampel ditempatkan
dalam piala gelas 200 mL. Kemudian
diukur viskositasnya dengan alat
BAHAN DAN METODE viskometer Brookfield menggunakan
Bahan spindle no.4 dan speed 3 rpm dicatat.
Bahan yang digunakan pada penelitian Nilai viskositas serta akurasinya atau %
ini terdiri dari sampel dimana formula F1, torsi (harus diatas 50%).
sabun mandi cair menggunakan asam lemak, 2. Uji Stabilitas
gliserin, KOH, dan SLES (Sodium Laureth a) Temperatur Ruang (Room Test)
Ether Sulfate) sebagai surfaktan. Sampel F1 Sampel disimpan pada temperatur
simplo. ruang (23oC -32o C), selama 3 bulan dan
Alat diamati perubahan fisiknya dan pH
Alat yang digunakan adalah diukur setiap bulan dengan kertas pH
Viskometer Brookfield, ultimixe mixer universal. Perubahan fisik yang diamati
homogenizer, pH meter, oven, lemari meliputi warna, bau, kekentalan, dan
pendingin dan termometer. homogenitas
b) Temperatur Oven (Oven Test)
Metode Sampel disimpan dalam oven pada
1. Evaluasi sampel meliputi: temperatur 45oC, selama 3 bulan dan
a. Penampilan fisik diamati perubahan fisiknya dan pH
Masing-masing sampel dan standar diukur setiap bulan dengan kertas pH
diambil sedikit dari wadahnya, kemudian universal. Perubahan fisik yang diamati
dituang diatas plat keramik berwarna meliputi warna, bau, kekentalan dan
dasar putih. Sampel diamati warnanya. homogenitas
Warna sampel harus sama dengan warna c) Paparan Sinar Matahari Langsung
standar. (Sun Test)
b. Aroma Sampel dipapar di bawah sinar
Pengujian aroma khas produk matahari, selama 2 minggu. Efektivitas
dilakukan secara organoleptik. Masing- sinar matahari dicatat dengan mengukur
masing sampel dicium aromanya. Aroma temperatur pagi, siang dan sore (pukul
sampel harus sama dengan aroma 09.00 , pukul 12.00 , dan pukul 16.00)
standar. dan diamati perubahan fisiknya. Nilai pH
c. Homogenitas diukur setiap bulan dengan kertas pH
Masing-masing sampel diambil universal. Perubahan fisik yang diamati
sedikit dari wadahnya, kemudian dituang meliputi warna, bau, kekentalan dan
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 6, No.1, Januari 2016, 10 – 15
12 | .....................................................Pengujian Parameter Fisik Sabun Mandi Cair Dari Surfaktan Sodium Laureth Sulfate (Sles)
Gambar 1. Sampel sabun mandi cair F1 (Sabun menggunakan surfaktan Sodium Laureth Ether
Sulfat (SLES))
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 6, No.1, Januari 2016, 10 – 15
Pengujian Parameter Fisik Sabun Mandi Cair Dari Surfaktan Sodium Laureth Sulfate (Sles)………………………………………. | 13
Tabel 1. Data Perbandingan Hasil Analisis Sabun Mandi Cair sampel F1 dengan Standar
Parameter Standar Sampel F1
Bentuk Cairan Kental Cairan Kental
Warna Putih Mengkilat Putih Mengkilat
Bau Khas Khas
Homogenitas Homogen Homogen
pH 8,0-10,0 8,61
Viskositas
10000-65000 cps 55254 cps
(Spidle 4 ; Speed 3,0 rpm)
Keterangan :
Sampel F1 : Sabun menggunakan surfaktan Sodium Laureth Sulfate Ether (SLES)
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 6, No.1, Januari 2016, 10 – 15
14 | .....................................................Pengujian Parameter Fisik Sabun Mandi Cair Dari Surfaktan Sodium Laureth Sulfate (Sles)
9.1
8.98
9 8.92
8.9 8.83 8.98
8.89 8.94
8.8 8.75 8.7 8.7
Nilai pH 8.81
8.7 8.61 8.76
8.6 8.7
8.5 8.61
8.4
kondisi Minggu Minggu Minggu Minggu Bulan Bulan
awal ke-I ke-2 ke-3 ke-4 ke-2 ke-3
Waktu Pengamatan
Gambar 3. Hasil Pengamatan pH Accelerated Test Sabun Mandi Cair Sampel F1( Room Test
, Oven Test)
47116
50000 55254 52788 43122
50678
40000 47590 45891
40524 38792
30000
20000
10000
0
Kondisi Minggu Minggu Minggu Minggu Bulan Bulan
awal ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 2 ke 3
Waktu Pengamatan
Gambar 2. Hasil Pengamatan Viskositas Accelerated Test Sabun Mandi Cair Sampel F1 (
Room Test , Oven Test)
Nilai pH pada kondisi Sun Test dan memiliki tiga gugus hidroksil yang
Cycle Test memiliki nilai pH yang stabil membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
Perubahan nilai pH pada sediaan tidak air. Ini adalah masalah yang umum terjadi
signifikan dan masih masuk ke dalam nilai pada sabun mandi cair yang menggunakan
pH sesuai standar, sehingga kedua sampel humektan sebagai bahan baku. Masalah ini
tersebut dapat dikatakan stabil. Nilai pH tidak terjadi pada sabun yang menggunakan
awal dari masing-masing sampel hingga bahan-bahan tersebut dengan konsentrasi
setelah pengujian baik dalam kondisi suhu kurang dari 5% (George dan Serdakowski,
ruang dan suhu tinggi yaitu 8,50-8,98. 1996). Pengaruh gliserin yang bersifat
higroskopis yaitu mampu menyerap uap air
b. Uji Viskositas dari luar sehingga kandungan air dalam
Penurunan viskositas pada suhu ruang sediaan semakin banyak (Rowe et a.l, 2009).
dan suhu tinggi ini dapat disebabkan karena Penambahan konsentrasi surfaktan ini dapat
terdapat gliserin dan sorbitol, dalam meningkatkan viskositas sabun cair yang
konsentrasi tinggi (>10%) dapat dihasilkan. Akan tetapi jika penambahannya
menyebabkan terbentuknya titik-titik air yang lebih dari 30% menyebabkan produk
(fenomena sweating) pada produk jika berbentuk gel atau pasta (Shipp,1996).
disimpan dalam lingkungan yang lembab Kandungan air yang banyak menyebabkan
karena gliserin memiliki sifat higroskopis sediaan sabun mandi cair menjadi semakin
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 6, No.1, Januari 2016, 10 – 15
Pengujian Parameter Fisik Sabun Mandi Cair Dari Surfaktan Sodium Laureth Sulfate (Sles)………………………………………. | 15
encer dan viskositasnya semakin kecil. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Penurunan viskositas ini dapat disebabkan Pengolahan Sumber Daya dan
oleh kenaikan ukuran diameter partikel yang Lingkungan Perairan. Kanisius.
menyebabkan luas permukaan semakin kecil Yogyakarta
dan mengakibatkan viskositas menurun.
Viskositas sabun mandi cair pada uji George, E. D. dan J. A. Serdakowski. 1996.
stabilitas kondisi suhu tinggi (oven test) “The Formulation of Bar Soap”.
mengalami penurunan tiap siklusnya pada Dalam Soaps and Detergents A
sampel. Hal ini disebabkan oleh pengaruh Theorittical and Pratical Review.
suhu yang diberikan yang membuat sediaan AOCS Press, Champaign, Illinois
semakin encer saat penyimpanan suhu tinggi
(40oC). Uap air dari suhu tinggi mampu Ketaren, K. 1996. Pengantar Teknologi
berinteraksi dengan sediaan yang membuat Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:
volume air sediaan bertambah yang UI Press
menyebabkan nilai viskositas sediaan
semakin kecil (Zulkarnain et al., 2013). Pangajuanto, T. 2009. Kimia 3 : Untuk
Suhu merupakan faktor yang mempengaruhi SMA/ MA Kelas XII. Pusat
viskositas, kekentalan suatu zat berkurang Perbukuan, Departemen Pendidikan
bila dipanaskan. Kenaikkan suhu akan Nasional, Jakarta.
memperbesar jarak antarmolekul sehingga
kekuatan gesekan antarmolekul berkurang Rowe, R.C. et Al. 2009. Handbook Of
dan kekentalan cairan akan berkurang. Pharmaceutical Excipients, 6th Ed,
Semakin kecil gaya gesek antarmolekul The Pharmaceutical Press, London
maka viskositasnya kecil.
Shipp, J. J. 1996. “Hair-care Products”.
Dalam Chemistry and Technology of
KESIMPULAN The Cosmetics and Toiletries Industry
Second Edittion. Blackie Academic &
1. Sediaan sampel sabun mandi cair F1 Professional, London
menggunakan Sodium Laureth Ether
Sulfate (SLES) dengan parameter warna, Spiess, E. 1996. “Raw Materials.” Dalam
aroma, kekentalan, homogenitas, uji Chemistry and Technology of The
stabilitas (oven test, room test, sun test dan Cosmetics and Toiletries Industry
cycle test), uji viskositas dan uji pH sesuai Second Edittion. Blackie Academic &
dengan standar. Professional, London.
2. Sediaan sampel sabun mandi cair F1 dari Sujianti, Desmia Tri. 2010. Aplikasi
parameter uji stabilitas sun test dan oven test Surfaktan Sodium Lauril Eter Sulfat
mengalami perubahan fisik dari kondisi (SLES) dan Alkil Poliglikosida (APG)
awal warna putih mengkilat menjadi warna Dalam Formulasi Sabun Cair. Skripsi.
putih kekuningan mengkilat tetapi hasil Tidak diterbitkan. Fakultas Teknologi
parameter uji stabilitas sun test dan oven test Pertanian . Institut Pertanian Bogor.
masih masuk standar. Bogor.
Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 6, No.1, Januari 2016, 10 – 15