Dosen:
Lestyo Wulandari, S.Si., M.Farm., Apt.
Oleh:
I Wayan Seniarta 192211101113
Mohammad Thahir 192211101156
2. Matriks
a) Microcrystalline Cellulosa
Pemerian : Mikrokristalin selulosa murni, yaitu kristal putih
yang sebagian didepolimerisasi; tidak berbau, tidak
berasa, serbuk berupa partikel berpori (Rowe dkk.,
2009)
Struktur Kimia :
c) Crospovidone
Pemerian : Crospovidone berwarna putih hingga putih krem,
halus, mengalir bebas, praktis tidak berasa, tidak
berbau atau hampir tidak berbau, bubuk
higroskopis. (Rowe dkk., 2009)
Struktur Kimia :
D. PREPARASI SAMPEL
1. Pembuatan Sampel Adisi 30%
a. Diperoleh kadar sampel sebesar 90% sesuai hasil uji presisi.
1 am e x 0 x 0,
b. Standar ibuprofen yang ditambahkan = = 0,27 g.
100
2. Uji Validasi
a. Uji Spesifitas
1. Preparasi Standar
Larutan standar ibuprofen dalam pelarut dibuat sesuai hasil optimasi
konsentrasi uji.
2. Preparasi Sampel
a. Ditimbang sebanyak 20 tablet ibuprofen, dihitung rata-rata tablet,
kemudian digerus hingga halus dan homogen.
b. Larutan sampel ibuprofen dalam pelarut dibuat sesuai hasil optimasi
konsentrasi uji.
3. Preparasi eluen sesuai hasil optimasi konsentrasi uji.
4. Sebanyak 20 μ kemudian diinjek ikan ke da am i tem KCKT ada
panjang gelombang maksimum.
5. Analisis dilakukan dengan membandingkan spektrum sampel dan
standar.
(Sumber: Oktavia, 2006)
b. Uji Linieritas
1. Larutan standar ibuprofen dalam pelarut pada konsentrasi antara 10%
sampai 200% dibuat sesuai optimasi konsentrasi uji sebanyak 10 titik
konsentrasi, yaitu 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, 600, dan 650
ppm.
2. Preparasi eluen sesuai hasil optimasi konsentrasi uji
3. Sebanyak 20 μ kemudian diinjek ikan ke da am i tem KCKT ada
panjang gelombang maksimum.
4. Kurva kalibrasi diperoleh dengan memplot konsentrasi terhadap respon
dari setiap konsentrasi.
5. Persamaan garis yang diperoleh selanjutnya ditentukan linearitasnya
melalui penentuan koefisien korelasi (r) dan koefisien regresi (Y = ax +
b), Xvo, dan ANOVA.
(Sumber: Romsiah dan Yolanda, 2017)
c. Uji Presisi
1. Larutan standar
Larutan standar ibuprofen dalam pelarut pada konsentrasi antara 80%
sampai 180% dibuat sesuai optimasi konsentrasi uji sebanyak 5 titik
konsentrasi, yaitu 400, 450, 500, 550, dan 600 ppm.
2. Larutan sampel
a. Ditimbang sebanyak 20 tablet ibuprofen, dihitung rata-rata tablet,
kemudian digerus hingga halus dan homogen.
b. Larutan sampel ibuprofen dalam pelarut dibuat sesuai hasil optimasi
konsentrasi uji.
3. Preparasi eluen sesuai hasil optimasi konsentrasi uji.
4. Sebanyak 20 μ kemudian diinjek ikan ke da am i tem KCKT ada
panjang gelombang maksimum pada tiap replikasi.
Data yang diperoleh berupa nilai serapan kemudian dihitung Standar
Deviasi dan Relatif Standar Deviasi. Uji presisi dinyatakan memenuhi
validasi metode jika % RSD < 5% (Sumber: Romsiah dan Yolanda,
2017)
e. Uji Akurasi
1. Preparasi Standar
Dibuat larutan standar ibuprofen dalam pelarut pada konsentrasi antara
80% sampai 180% dibuat sesuai optimasi konsentrasi uji sebanyak 5
titik konsentrasi, yaitu 400, 450, 500, 550, dan 600 ppm.
2. Preparasi Sampel
Sampel adisi dalam pelarut dibuat sesuai hasil optimasi konsentrasi uji.
Masing-masing sampel adisi dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
3. Preparasi eluen sesuai hasil optimasi konsentrasi uji.
4. Sebanyak 20 μ kemudian diinjek ikan ke da am i tem KCKT ada
panjang gelombang maksimum.
5. Perlakuan dianalisa sebanyak 3 kali pada penetapan kadar larutan
sampel.
6. Nilai parameter akurasi dari hasil uji dihitung dan dicocokkan dengan
pesyaratan % akurasi tablet ibuprofen.
(Sumber: Romsiah dan Yolanda, 2017)
f. Uji Ketegaran
1. Larutan standar ibuprofen dibuat pada konsentrasi 400 ppm sesuai hasil
optimasi konsentrasi uji
2. Preparasi eluen sesuai hasil optimasi konsentrasi uji
Analisis dilakukan pada sisem KCKT dengan panjang gelombang
maksimum pada waktu 0, 60, 120, dan 180 menit masing-masing tiga
kali.
(Sumber: Oktavia, 2006)
F. APLIKASI
a. Uji Spesifitas
1. Preparasi Standar
a. Ditimbang sejumlah 20 mg standar ibuprofen, kemudian dimasukkan
dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda
batas, sehingga diperoleh larutan standar konsentrasi 400 ppm.
b. Labu ukur ditandai dengan label untuk menunjukkan larutan standar
konsentrasi 400 ppm.
c. Larutan standar kemudian digojog hingga homogen.
d. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
2. Preparasi Sampel
a. Ditimbang sebanyak 20 tablet ibuprofen, dihitung rata-rata tablet,
kemudian digerus hingga halus dan homogen.
b. Ditimbang sejumlah 20 mg serbuk tablet ibuprofen, kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan metanol p.a
sampai tanda batas, sehingga diperoleh larutan sampel konsentrasi
400 ppm.
c. Labu ukur ditandai dengan label untuk menunjukkan larutan standar
konsentrasi 400 ppm.
d. Larutan sampel kemudian digojog hingga homogen.
e. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
3. Preparasi eluen
a. Dibuat eluen menggunakan metanol p.a dan akuabides dengan
perbandingan 60 : 40.
b. Metanol p.a dan akuabides kemudian dicampur dalam erlenmeyer.
c. Eluen disaring dengan penyaring solven KCKT dengan kertas
arin Whatman 0,42 μm.
4. Analisis dengan HPLC
a. Detektor UV (dilengkapi komputer dan printer) dan kolom KCKT
dinyalakan.
b. Kolom dicuci dengan eluen hingga tekanannya konstan.
c. Diatur kondisi analisis, meliputi panjang gelombang, laju air,
metode perhitungan, dan batch proses yang terdapat pada komputer.
f. Disuntikkan sebanyak 20 μ larutan standar dan larutan sampel
konsentrasi 400 ppm ke dalam sistem KCKT.
g. Analisis dilakukan dengan membandingkan spektrum sampel dan
standar, serta menghitung harga resolusi (Rs) antara puncak analit
terhadapat puncak pengganggu dalam sampel. Senyawa dikatakan
murni jika menghasilkan nilai Rs 1,5.
b. Uji Linieritas
1. Preparasi Standar
a. Ditimbang sejumlah 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; 5; 5,5; 6; dan 6,5 mg
standar ibuprofen, kemudian masing-masing dimasukkan dalam labu
ukur 10 mL, dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas,
sehingga diperoleh larutan standar konsentrasi 200, 250, 300, 350,
400, 450, 500, 550, 600 dan 650 ppm.
b. Labu ukur ditandai dengan label untuk membedakan konsentrasi
larutan standar yang telah dibuat.
c. Larutan standar kemudian digojog hingga homogen.
d. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
2. Preparasi eluen
a. Dibuat eluen menggunakan metanol p.a dan akuabides dengan
perbandingan 60 : 40.
b. Metanol p.a dan akuabides kemudian dicampur dalam erlenmeyer.
c. Eluen disaring dengan penyaring solven KCKT dengan kertas saring
Whatman 0,42 μm.
3. Analisis dengan HPLC
a. Detektor UV (dilengkapi komputer dan printer) dan kolom KCKT
dinyalakan.
b. Kolom dicuci dengan eluen hingga tekanannya konstan.
c. Diatur kondisi analisis, meliputi panjang gelombang, laju air, metode
perhitungan dan batch proses yang terdapat pada komputer.
d. Disuntikkan masing-ma in ebanyak 20 μ arutan tandar
konsentrasi 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, 600 dan 650
ppm ke dalam sistem KCKT.
e. Nilai parameter linieritas dari data hasil scanning dicocokkan dengan
persyaratan linieritas, dengan nilai korelasi (r) mendekati 1 (0,999),
nilai Vxo < 5%, dan nilai ANOVA < 0,005).
c. Uji Presisi
1. Preparasi Standar
a. Ditimbang sejumlah 4; 4,5; 5; 5,5; dan 6 mg standar ibuprofen,
kemudian masing-masing dimasukkan dalam labu ukur 10 mL,
dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas, sehingga
diperoleh larutan standar konsentrasi 400, 450, 500, 550, dan 600
ppm.
b. Labu ukur ditandai dengan label untuk membedakan konsentrasi
larutan standar yang telah dibuat.
c. Larutan standar kemudian digojog hingga homogen.
d. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
2. Preparasi Sampel
a. Ditimbang sebanyak 20 tablet ibuprofen secara seksama, dihitung
rata-rata tablet, kemudian digerus hingga halus dan homogen.
b. Ditimbang sejumlah 20 mg serbuk ibuprofen tablet dimasukkan
dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda
batas, sehingga diperoleh larutan standar konsentrasi 400 ppm dan
direplikasi sebanyak 6 kali.
c. Labu ukur ditandai dengan label untuk menunjukkan konsentrasi
larutan sampel pada tiap replikasi.
d. Larutan sampel kemudian digojog hingga homogen.
e. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
3. Preparasi eluen
a. Dibuat eluen menggunakan metanol p.a dan akuabides dengan
perbandingan 60 : 40.
b. Metanol p.a dan akuabides kemudian dicampur dalam erlenmeyer.
c. Eluen disaring dengan penyaring solven KCKT dengan kertas saring
Whatman 0,42 μm.
4. Analisis dengan HPLC
a. Detektor UV (dilengkapi komputer dan printer) dan kolom KCKT
dinyalakan.
b. Kolom dicuci dengan eluen hingga tekanannya konstan.
c. Diatur kondisi analisis, meliputi panjang gelombang, laju air, metode
perhitungan (nilai serapan) dan batch proses yang terdapat pada
komputer.
d. Disuntikkan masing-ma in ebanyak 20 μ larutan standar
konsentrasi 400, 450, 500, 550, dan 600 ppm ke dalam sistem
KCKT.
e. Disuntikkan masing-ma in ebanyak 20 μ ada tia re ika i
larutan sampel konsentrasi 400 ppm ke dalam sistem KCKT.
f. Data yang diperoleh berupa nilai serapan kemudian dihitung Standar
Deviasi dan Relatif Standar Deviasi. Uji presisi dinyatakan
memenuhi metode validasi jika % RSD < 2%.
e. Uji Akurasi
1. Preparasi Standar
a. Ditimbang sejumlah 4; 4,5; 5; 5,5; dan 6 mg standar ibuprofen,
kemudian masing-masing dimasukkan dalam labu ukur 10 mL,
dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas, sehingga
diperoleh larutan standar konsentrasi 400, 450, 500, 550, dan 600
ppm.
b. Labu ukur ditandai dengan label untuk membedakan konsentrasi
larutan standar yang telah dibuat.
c. Larutan standar kemudian digojog hingga homogen.
d. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
2. Preparasi Sampel
a. Ditimbang sampel adisi 30, 45, dan 60%, masing-masing sejumlah
20 mg dimasukkan dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan
metanol p.a sampai tanda batas, sehingga diperoleh masing-masing
larutan sampel dengan konsentrasi 400 ppm. Masing-masing
perlakuan dari sampel adisi direplikasi sebanyak 3 kali.
b. Labu ukur ditandai dengan label untuk membedakan antara larutan
standar dan sampel.
c. Botol kaca ditandai dengan label untuk membedakan antara larutan
standar dan sampel.
d. Larutan standar kemudian digojog hingga homogen.
e. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
3. Preparasi eluen
a. Dibuat eluen menggunakan metanol p.a dan akuabides dengan
perbandingan 60 : 40.
b. Metanol p.a dan akuabides kemudian dicampur dalam erlenmeyer.
c. Eluen disaring dengan penyaring solven KCKT dengan kertas saring
Whatman 0,42 μm.
4. Analisis dengan HPLC
a. Detektor UV (dilengkapi komputer dan printer) dan kolom KCKT
dinyalakan.
b. Kolom dicuci dengan eluen hingga tekanannya konstan.
c. Diatur kondisi analisis, meliputi panjang gelombang, laju air, metode
perhitungan (nilai serapan) dan batch proses yang terdapat pada
komputer.
d. Disuntikkan masing-ma in ebanyak 20 μ ada ketiga replikasi
larutan campuran konsentrasi 400 mg/L ke dalam sistem KCKT.
e. Nilai parameter akurasi dari hasil uji dihitung dan dicocokkan
dengan pesyaratan % akurasi tablet ibuprofen, yaitu tidak kurang
dari 90% dan tidak lebih dari 110%.
f. Uji Ketegaran
1. Preparasi Standar
a. Ditimbang sejumlah 20 mg standar ibuprofen, kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 50 mL, dilarutkan dengan metanol p.a
sampai tanda batas, sehingga diperoleh larutan standar konsentrasi
400 ppm.
b. Labu ukur ditandai dengan label untuk menunjukkan larutan standar
konsentrasi 400 ppm.
c. Larutan standar kemudian digojog hingga homogen.
d. Larutan dipindahkan dalam botol kaca dan ditandai kembali dengan
label.
2. Preparasi eluen
a. Dibuat eluen menggunakan metanol p.a dan akuabides dengan
perbandingan 60 : 40.
d. Metanol p.a dan akuabides kemudian dicampur dalam erlenmeyer.
e. Eluen disaring dengan penyaring solven KCKT dengan kertas
arin Whatman 0,42 μm.
b. Analisis dengan HPLC
a. Detektor UV (dilengkapi komputer dan printer) dan kolom KCKT
dinyalakan.
b. Kolom dicuci dengan eluen hingga tekanannya konstan.
c. Diatur kondisi analisis, meliputi panjang gelombang, laju air,
metode perhitungan, dan batch proses yang terdapat pada komputer.
d. Di untikkan ebanyak 20 μ arutan tandar dan arutan am e
konsentrasi 400 ppm ke dalam sistem KCKT.
e. Analisis dilakukan pada sisem KCKT dengan panjang gelombang
maksimum pada waktu 0, 60, 120, dan 180 menit masing-masing
tiga kali.
f. Data yang diperoleh berupa nilai serapan kemudian dihitung
Standar Deviasi dan Relatif Standar Deviasi. Uji ketegaran
dinyatakan memenuhi metode validasi jika % RSD < 2%.
DAFTAR PUSTAKA
Gaikwad, Devhadrao, Dama, Bansode, Sale, dan Jadhav. 2016. Review on -high-
performance liquid chromatography (HPLC). European Journal of
Biomedical and Pharmaceutical Sciences. 6(12):129–133.
Romsiah dan E. Yolanda. 2017. Validasi metode dan penetapan kadar ibuprofen
tablet generik dan nama dagang secara kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT). Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi. 2(2):55–60.
Sabrina dan Annina. 2013. Perbandingan metode spektrofotometri uv-vis dan kckt
(kromatografi cair kinerja tinggi) pada analisis kadar asam benzoat dan
kafein dalam teh kemasan. SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM.
0(0)
Sarker, S. D., Z. Latif, dan A. I. Gray. 2008. Natural Product Isolation. Edisi II.
New Jersey, USA: Humana Press.
Šimek, M., V. Grünwa dová, dan B. Kratochví . 2014. Hot-stage microscopy for
determination of api particles in a formulated tablet. BioMed Research
International. 2014